Share

Dipecat

Beberapa hari aku menjaga jarak dengan Mas Aziz. Sengaja memang, aku ingin meyakinkan diri. Apa aku pantas bersanding dengan lelaki seperti dia.

Dia terlalu sempurna untuk aku yang biasa saja.

Aku terdiam sesaat, mengatur dada yang kini terasa sesak. Bohong jika ucapan Sahkila tak sampai ke hati. Bohong jika aku tak kenapa-kenapa. Mana bisa aku bersikap biasa jika dalam hati berkecamuk lara?

Aku kembali menatap langit, bintang dan bulan datang menyapa. Mereka tersenyum meski di tengah gelapnya malam. Sayang, aku tak bisa seperti mereka. Tertawa di saat luka itu ada.

"Malam minggu kok ngelamun, Fat? Nak Aziz gak kemari?" tanya ibu seraya menjatuhkan bobot di sampingku.

"Lagi sibuk mungkin, Bu. Namanya juga atasan," jawabku sekenanya.

Sebenarnya dia ingin mengajakku keluar malam ini. Menikmati indahnya kota di malam hari. Namun aku menolaknya, pura-pura sibuk. Meski nyatanya hanya diam menatap langit bertabur bintang malam ini.

"Kok mungkin? Kalian tidak bertengkar, kan?" Ibu men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status