Share

Penolakan Sahkila

Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Menyesuaikan cahaya yang tertangkap retina. Sebuah ruangan dengan warna putih dan bau obat-obatan menyengat di hidung.

"Aku di mana?" lirihku.

"Kamu udah siuman, Ra?" tanya dua orang lelaki yang berdiri di hadapanku.

Aku pijit kepala yang terasa berdenyut. Gerakan tubuhku terhenti saat kepala semakin berputar-putar.

"Kamu kenapa bisa terkunci di kamar mandi, Ra?" tanya Rio.

Kembali kupaksakan kepala untuk berpikir. Ya, aku sempat terkunci di kamar mandi. Kemudian terpeleset karena tak hati-hati melangkah.

"Gak tahu, tau-tau pintunya gak bisa dibuka. Mungkin rusak."

"Atau mungkin ada orang yang iseng ngerjain kamu, Ra."

Aku mengernyitkan dahi, sedikit bingung dengan ucapannya. Siapa juga yang iseng denganku? Aku saja tidak memiliki musuh di sini.

Setelah diperiksa dan diberi vitamin, aku pun diantar pulang oleh Pak Aziz. Sementara Rio dan Hani pulang kembali ke kantor terlebih dahulu. Hening, sepanjang jalan tak ada kata yang keluar dari mulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status