Home / Romansa / Calon Ipar Kesayanganku / BAB 8 - Tolong lepaskan aku

Share

BAB 8 - Tolong lepaskan aku

Author: Tirsa Andrea
last update Last Updated: 2025-02-18 14:17:47

Kirana berpegang erat pada dashboard dan jok mobil sementara Chandra melajukan kendaraan itu dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Sudah setengah perjalanan mereka tempuh dalam diam. Kiranapun tak berani bersuara dan menghentikan kegilaan tunangannya. Untung saja saat ini jalanan ibu kota sudah lenggang karena telah memasuki waktu subuh.

"Brengsek! Brengsek!!" Chandra berteriak memecah keheningan kemudian semakin menginjak pedal gas hingga kandas pada kecepatan penuh.

"Kamu gila Chan!! STOPP!" Jerit Kirana. "Kita berdua bisa mati!!!"

"Aku mau mati berdua sama kamu malam ini" Chandra tersenyum menyeringai.

Kirana terbelalak dengan nafas yang memburu. Pria ini sudah sinting rupanya. Dalam hati dia berulang kali memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya malam ini.

"Please Chan, kamu jangan begini, aku minta maaf" Kirana menangis memohon.

Chandra tertawa puas melihat Kirana memohon-mohon. Sangat menyenangkan buatnya mempermainkan gadis ini.

"Chandra!!! AWASS!!!" Kirana menjerit kencang membuat Chandra kembali mengalihkan pandangannya kedepan, tampak sebuah mobil kontainer besar melaju sangat dekat dengan mobil mereka. Chandra tak menyadari kalau dia sudah keluar jalur, karena terlalu fokus menikmati ketakutan Kirana.

Refleks Chandra membanting setir dan berusaha menghindari kontainer itu, terdengar suara decitan ban mobil dan bau kampas rem yang begitu menyengat. Kirana sudah pasrah jika dia tidak bisa bertahan hidup malam itu.

Untung saja tabrakan bisa dihindari karena kontainer tersebut juga berusaha mengerem. Namun akibatnya, kepala Kirana terbentur dashboard mobil hingga berdarah. Chandra juga mengalami memar dan cedera serius pada lengannya.

Suasana malam itu kembali sunyi, hanya ada deru nafas keduanya yang terdengar didalam mobil. "Chan, aku mau putus sama kamu. Tolong lepasin aku" ujar Kirana sambil menangis sesak.

------------------------------------------------

Kaivan duduk di kursi kebesaran sambil memijit pelipisnya. Semalaman dia tak bisa tidur tenang karena pikirannya tertuju pada Kirana. Apa gadis itu baik-baik saja? Bagaimana mungkin chandra begitu kasar pada Kirana? Mengapa Kirana mau bertahan dengan pria arogan itu? Semua pertanyaan-pertanyaan ini berputar mengitari kepala Kaivan hingga membuatnya frustasi.

"Van lu kenapa hari ini?" Gama menyambar pintu ruangan Kaivan begitu saja. "Lu ada masalah apa, cerita bro"

Kaivan hanya melirikan matanya tanpa mengubah posisi. Suasana hatinya sedang tidak baik hingga membuat hawa diruangan kantor itu terasa mencekam. Bahkan beberapa karyawan yang masuk ke ruangan itu untuk mengantarkan laporan, turut menjadi sasaran pelampiasan emosi anak pertama Bos besar itu.

Gama mendengus. Bertahun-tahun menjadi sahabat Kaivan, namun dirinya masih saja kewalahan menghadapi perubahan suasana hati Bos-nya. "Itu karyawan didepan pada ketakutan mau masuk disini van, dikiranya kamu mau makan orang" Gama tertawa canggung.

"Kumpulin aja laporannya. Sebentar lagi gue baca" ujar Kaivan dingin. "Lagian rapat dengan dewan direksi masih minggu depan"

"Oke pak, siap laksanakan" Gama menirukan gerakan seorang tentara yang memberikan hormat kepada komandannya kemudian langsung berbalik menuju pintu keluar.

"Anyway... " Kalimat Kaivan menggantung.

Gama segera menoleh. Memandang Kaivan yang tampak mengerikan.

"Semalam Kirana tidur di aparteman gue" Kaivan menunduk lesu.

Gama sedikit menganga mendengar pengakuan jujur Kaivan. Sepertinya benar tebakkan Gama bahwa masih ada cinta dihati Kaivan dan Kirana. "WUAAA... cepat juga manuver lu bro" Gama tertawa. "Gimana ceritanya??!"

"Panjang ceritanya Gam, intinya gue ketemu Kirana lagi sakit dijalan, terus gue bawa pulang" Kaivan kembali memijit pelipisnya. "Jujur gue sempat terbawa suasana kemarin..."

"Bukannya lu senang berduaan sama Kirana?" Gama melirik Kaivan sambil tersenyum penuh arti. "Terus masalahnya dimana, Van?" ucap Gama dengan suara yang mendramatisir.

"Masalahnya Chandra" ucap Kaivan dengan emosi menggebu. "Dia jemput Kirana tengah malam. Dan kita berantem. Gue lihat dia kasar banget sama Kirana"

"Udahlah van, gue yakin Chandra gak bakal tega nyakitin tunangannya sendiri" ucap Gama berusaha menenangkan. "Mungkin itu hanya emosi sesaat"

Kaivan hanya diam mempertimbangkan ucapan sekretarisnya barusan. Bukannya wajar jika Chandra marah disaat kekasihnya ternyata menginap di apartemen pria lain? Mungkin Kaivan yang terlalu berlebihan menanggapi kejadian semalam.

"Kaivan" Pintu dibuka, diikuti Erick Bagaskara yang masuk ke ruangan kerja Kaivan.

Kaivan dan Gama segera berdiri dan menunduk hormat menyambut kehadiran CEO Perusahaan Tekstil terbesar di Negara itu.

"Papa mau bicara sama kamu" Ujar Erick tenang.

Gama yang menyadari bahwa kehadirannya tidak dibutuhkan sekarang segera pamit dan meninggalkan ayah dan anak itu.

"Duduk Pa"

Erick duduk sambil menghembuskan nafas panjang. "Kaivan, kamu tahu kan Papa ini sudah tua, sudah waktunya papa istirahat. Papa mau kamu segera menikah dan melanjutkan perusahaan ini bersama istri kamu nanti"

Kaivan mendengus. Lagi-lagi ayahnya datang untuk membahas topik pernikahan sialan ini. Kaivan diam membisu kali ini, sudah berkali-kali dia mencoba menolak namun percuma saja. Keputusan Erick sudah seteguh batu karang. Pernikahan ini adalah pernikahan bisnis bukan cinta. Tujuan utamanya ada untuk menyatukan dua perusahaan raksasa di negara ini. Dan sialnya Kaivan terjebak disana sebagai anak pertama dan pewaris kekayaan keluarga Bagaskara. Bagaimana dengan Chandra sebagai anak kedua? Chandra akan tetap menerima fasilitas dan beberapa aset keluarga namun tak bisa menjadi pewaris perusahaan karena Chandra bukanlah anak kandung Erick Bagaskara.

"Papa tahu kamu meninggalkan Bella di kafe semalam untuk Kirana"

Kaivan hanya memalingkan wajahnya. Mana mungkin kejadian semalam luput dari pengawasan Erick. Ayahnya ini memang punya banyak mata-mata

"Papa pikir dengan 6 tahun kamu papa kirim ke America, mampu menghapus gadis rendahan itu dari otak kamu" Erick menatap Kaivan dingin.

"Apa maksud ucapan papa barusan" Bentak Kaivan dengan ekspresi tidak suka. Untuk pertama kalinya Kaivan mendengar ayahnya mengucapkan kata-kata buruk itu tentang Kirana.

"Kamu jangan pernah lupa dengan pengkhianatan gadis itu Kaivan, dia tidur dengan pria lain didepan mata kamu. Sama seperti yang ibumu lalukan di masa lalu" Erick menatap Kaivan dengan sorot mata tajam. ""Setelah pernikahan Chandra dan Kirana secepatnya kita akan mengatur pernikahanmu dan Bella. Papa harap kamu cukup bijaksana dalam bertindak mulai sekarang"

Telapak tangan Kaivan mengepal erat saat memandang punggung Erick yang berjalan menjauh untuk keluar dari ruangan. Benar kata ayahnya, perlahan Kaivan mulai melupakan perbuatan jahat Kirana dimasa lalu.

"Aku gak akan lupa Kirana" ucap Kaivan dalam hatinya.

-------------------------------------------------

"Mbak Kirana KENAPAAA????" Teriak Naya begitu melihat Kirana memasuki toko Florist.

Kirana yang sudah tahu apa yang akan menyambutnya begitu dia memasuki toko, hanya bisa pasrah ketika dirinya dicecar berbagai pertanyaan oleh para karyawan.

"Jidat mbak Kirana kenapa tuh?" ujar seorang karyawan pria.

"Aku gak apa-apa kok, kecelakaan kecil aja. Aku gak hati-hati" Kirana berbohong. Dia tak ingin kecelakaannya semalam menjadi buah bibir orang-orang terlebih tunangannya adalah seorang publik figur. Kirana tahu kekuatan investigasi para netizen, pasti bukan hanya soal kecelakaan yang akan terbongkar tapi juga kejadian sebelum kecelakaan bisa jadi berita heboh dimana-mana.

Naya memandang Kirana lekat kemudian menarik tangan bosnya itu masuk ke ruang belakang. Firasat gadis muda itu tak pernah meleset jika menyangkut Kirana.

"Mbak jujur sama aku, mbak Kirana dijahatin lagi sama Chandra kan?" Dahi Naya berkerut

"Gak Nay, aku bener-bener kecelakaan kok" Ucap Kirana meyakinkan. "Kemarin aku kecelakaan mobil sama Chandra, untungnya kita berdua baik-baik aja, cuma luka kecil" Kirana berusaha menyembunyikan insiden semalam di apartemen Kaivan serapat mungkin. Bahkan Naya, orang kepercayaannya tak perlu tahu. Syukurlah Kirana dan Chandra selamat, dan Chandra segera mengantarkan Kirana pulang ke rumah tanpa bicara sedikitpun. Sepertinya dia cukup terguncang dengan kecelakaan itu

"Kok bisa kecelakaan sih mbak?" Naya memelas. Dia sungguh khawatir dengan keselamatan Kirana yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri.

Sebelum Kirana menjawab pertanyaan Naya, mereka berdua telah lebih dulu dikagetkan dengan suara ketukan pintu.

"Mbak Kirana, ada paket buat mbak di depan" ujar seorang karyawan.

"Paket apa yah? Perasaan aku gak lagi tunggu paket apapun" pikir Kirana sambil melangkah keluar ruangan.

Seorang kurir paket online tampak berdiri didepan, dan begitu melihat Kirana dia langsung menyerahkan paket berupa paper bag ukuran sedang. Bubur ayam dan sebotol jus wortel. Siapa yang mengirimkan sarapan untuknya pagi ini? Kirana merogoh kedalam tas tersebut kalau-kalau ada catatan dari pengirim. Dan benar saja, dia menemukan sebuah kartu kecil bertuliskan, "Selamat makan Kirana, semoga kamu tidak sakit lagi"

Kirana diam sejenak setelah membaca pesan dari pengirim sarapan misterius itu. Rasanya tidak mungkin Chandra mengirimkannya, sudah bertahun-tahun lalu semenjak Kirana melihat versi Chandra yang romantis dan perhatian padanya. Apakah Kaivan??

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 9 - Sejauh langit dan Bumi

    Kirana memulai hari ini dengan bersemangat. Tiga hari telah berlalu semenjak peristiwa kecelakaannya bersama Chandra, dan selama tiga hari inipun tunanganya itu hilang bagai ditelan bumi. Biasanya setiap jam Kirana harus membalas rentetan pesan Chandra yang menanyakan dimana posisinya, sedang bersama siapa, sampai semua detail aktivitas yang Kirana kerjakan. Jadi beginilah rasanya kebebasan. Apa mungkin Chandra ingin melepaskan Kirana setelah peristiwa kecelakaan itu? "Mbak Kirana, ada paket lagi" Teriak seorang karyawan dari pintu depan toko. "Pacar mbak sweet banget sih" karyawan tersebut cekikikan. Kirana hanya tersenyum simpul. "Kapan-kapan pacarnya diajak main di toko dong mbak" "Asik banget deh mbak punya pacar artis""Iya mbak, supaya kita bisa sekalian foto-foto kan. Siapa sih yang gak mau foto sama kak Chandra Aditya" ucap Desty, seorang karyawati toko dengan mata berbinar."Hush apaan sih kalian norak banget" potong Naya. "Lagian siapa juga yang artis, kak Chandra itukan

    Last Updated : 2025-02-20
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 6 - Persahabatan

    Kirana duduk sendirian disebuah kafe sambil menyeruput segelas es kopi. Dia termenung dan membiarkan pikirannya melalangbuana menemukan memori-memori indah dan juga pedih di masa lalu. Kirana tersenyum tipis. Rasanya dia harus memberikan penghargaan pada dirinya sendiri karena masih bertahan sampai detik ini. Ah.. hidup memang ibarat minum kopi, ada manis dan pahit, tapi tetap bisa dinikmati. "Kirana, maaf aku telat, kamu sudah lama disini yah?" Kirana menengada, memandang seorang gadis cantik dengan raut wajah gelisah dihadapannya. "It's okay dear, aku memang datang lebih awal kok" Kirana menyunggingkan senyum. "Duduk Bell" "Kamu mau pesan apa?" "Ouh...gak usah Ki" tolak Bella. "Aku gak bisa lama-lama soalnya" Perasaan canggung apa ini? bukankah gadis dihadapan Kirana ini adalah orang yang dia sebut sahabat selama 10 tahun? Namun entah kenapa pertemuan hari ini malah mengisyaratkan jurang yang sebentar lagi akan membentang diantara keduanya. "Ki, aku yakin kamu sudah t

    Last Updated : 2025-02-14
  • Calon Ipar Kesayanganku   Bab 7 - Mendengar Masa Lalu

    Kirana membuka mata dan mengedarkan padangannya perlahan. Dimana dia saat ini? Apakah dia berada di Rumah Sakit? Tapi melihat kondisi ruangan ini, sepertinya Kirana berada di kamar seseorang. Ah... Kepalanya masih terasa berat untuk duduk, untung saja perutnya sudah mendingan sekarang. Gadis itu sedikit mendorong tubuhnya, untuk meraih tas yang berada di nakas kemudian mengambil ponselnya. Kirana membulatkan mata melihat deretan panggilan tak terjawab dari Ibunya dan Chandra, juga puluhan pesan yang belum dibacanya. Pasti mereka sedang cemas mencari Kirana sekarang. Dengan sekuat tenaga Kirana duduk di tempat tidur. Gadis itu lantas meneguk segelas air yang berada di atas nakas layaknya orang yang berhari-hari telah berjalan di padang pasir. "Ahhh.... " Air itu kandas tak bersisa. Rasanya tubuh Kirana sudah segar kembali. "Aku harus pulang sekarang" gadis itu membatin.Kirana segera menyambar tasnya dan bergerak untuk keluar kamar. Apa mungkin tempat ini adalah apartemen Kaivan? K

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 9 - Sejauh langit dan Bumi

    Kirana memulai hari ini dengan bersemangat. Tiga hari telah berlalu semenjak peristiwa kecelakaannya bersama Chandra, dan selama tiga hari inipun tunanganya itu hilang bagai ditelan bumi. Biasanya setiap jam Kirana harus membalas rentetan pesan Chandra yang menanyakan dimana posisinya, sedang bersama siapa, sampai semua detail aktivitas yang Kirana kerjakan. Jadi beginilah rasanya kebebasan. Apa mungkin Chandra ingin melepaskan Kirana setelah peristiwa kecelakaan itu? "Mbak Kirana, ada paket lagi" Teriak seorang karyawan dari pintu depan toko. "Pacar mbak sweet banget sih" karyawan tersebut cekikikan. Kirana hanya tersenyum simpul. "Kapan-kapan pacarnya diajak main di toko dong mbak" "Asik banget deh mbak punya pacar artis""Iya mbak, supaya kita bisa sekalian foto-foto kan. Siapa sih yang gak mau foto sama kak Chandra Aditya" ucap Desty, seorang karyawati toko dengan mata berbinar."Hush apaan sih kalian norak banget" potong Naya. "Lagian siapa juga yang artis, kak Chandra itukan

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 8 - Tolong lepaskan aku

    Kirana berpegang erat pada dashboard dan jok mobil sementara Chandra melajukan kendaraan itu dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Sudah setengah perjalanan mereka tempuh dalam diam. Kiranapun tak berani bersuara dan menghentikan kegilaan tunangannya. Untung saja saat ini jalanan ibu kota sudah lenggang karena telah memasuki waktu subuh. "Brengsek! Brengsek!!" Chandra berteriak memecah keheningan kemudian semakin menginjak pedal gas hingga kandas pada kecepatan penuh. "Kamu gila Chan!! STOPP!" Jerit Kirana. "Kita berdua bisa mati!!!" "Aku mau mati berdua sama kamu malam ini" Chandra tersenyum menyeringai. Kirana terbelalak dengan nafas yang memburu. Pria ini sudah sinting rupanya. Dalam hati dia berulang kali memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya malam ini. "Please Chan, kamu jangan begini, aku minta maaf" Kirana menangis memohon. Chandra tertawa puas melihat Kirana memohon-mohon. Sangat menyenangkan buatnya mempermainkan gadis ini. "Chandra!!! AWASS!!

  • Calon Ipar Kesayanganku   Bab 7 - Mendengar Masa Lalu

    Kirana membuka mata dan mengedarkan padangannya perlahan. Dimana dia saat ini? Apakah dia berada di Rumah Sakit? Tapi melihat kondisi ruangan ini, sepertinya Kirana berada di kamar seseorang. Ah... Kepalanya masih terasa berat untuk duduk, untung saja perutnya sudah mendingan sekarang. Gadis itu sedikit mendorong tubuhnya, untuk meraih tas yang berada di nakas kemudian mengambil ponselnya. Kirana membulatkan mata melihat deretan panggilan tak terjawab dari Ibunya dan Chandra, juga puluhan pesan yang belum dibacanya. Pasti mereka sedang cemas mencari Kirana sekarang. Dengan sekuat tenaga Kirana duduk di tempat tidur. Gadis itu lantas meneguk segelas air yang berada di atas nakas layaknya orang yang berhari-hari telah berjalan di padang pasir. "Ahhh.... " Air itu kandas tak bersisa. Rasanya tubuh Kirana sudah segar kembali. "Aku harus pulang sekarang" gadis itu membatin.Kirana segera menyambar tasnya dan bergerak untuk keluar kamar. Apa mungkin tempat ini adalah apartemen Kaivan? K

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 6 - Persahabatan

    Kirana duduk sendirian disebuah kafe sambil menyeruput segelas es kopi. Dia termenung dan membiarkan pikirannya melalangbuana menemukan memori-memori indah dan juga pedih di masa lalu. Kirana tersenyum tipis. Rasanya dia harus memberikan penghargaan pada dirinya sendiri karena masih bertahan sampai detik ini. Ah.. hidup memang ibarat minum kopi, ada manis dan pahit, tapi tetap bisa dinikmati. "Kirana, maaf aku telat, kamu sudah lama disini yah?" Kirana menengada, memandang seorang gadis cantik dengan raut wajah gelisah dihadapannya. "It's okay dear, aku memang datang lebih awal kok" Kirana menyunggingkan senyum. "Duduk Bell" "Kamu mau pesan apa?" "Ouh...gak usah Ki" tolak Bella. "Aku gak bisa lama-lama soalnya" Perasaan canggung apa ini? bukankah gadis dihadapan Kirana ini adalah orang yang dia sebut sahabat selama 10 tahun? Namun entah kenapa pertemuan hari ini malah mengisyaratkan jurang yang sebentar lagi akan membentang diantara keduanya. "Ki, aku yakin kamu sudah t

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status