Home / Romansa / Calon Ipar Kesayanganku / BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

Share

BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

Author: Tirsa Andrea
last update Last Updated: 2025-01-30 16:50:28

"Kai... look at me"

"Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar.

"Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manja

Kaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop.

Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan.

"Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella.

Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.

Namun tepat sebelum Bella berhasil mendaratkan ciumannya ke bibir Kaivan, lelaki itu dengan cepat memalingkan wajahnya.

"Lu gak malu yah.. "

"Malu kenapa? kan disini cuma ada aku dan kamu, gak ada orang lain" Bella tersenyum menggoda sambil menyentuh bibir Kaivan dengan jari telunjuknya

Kaivan berdeham "Gue lagi video confrence" Kaivan mengangkat dagu ke arah layar laptop yang menampilkan beberapa orang yang duduk mengitari meja kerja sedang tersenyum canggung menatap mereka berdua. Sepertinya mereka staff anak perusahaan Kaivan di New York.

Bella sontak meloncat dari pangkuan kekasihnya itu. Wajahnya memerah. Malu.

*********************

"Mr. Kaivan sedang tidak bisa ditemui, mbak"

"Tolong tanya dulu ke pak Kaivan" bujuk gadis itu. "Katakan Kirana ingin bertemu"

Wanita dihadapan Kirana itu menghembuskan nafas panjang. Akhirnya dia menyerah dengan bujuk rayu Kirana. Hampir 15 menit Kirana berjuang meluluhkan hati asisten Kaivan tersebut.

"Selamat siang Mr.Kaivan, maaf didepan ada tamu untuk anda. Namanya Kirana", Dita - asisten Kaivan itu, terdiam sejenak sambil terus menempelkan gagang telepon ditelinganya.

" Silahkan masuk, mbak" Dita tersenyum. "Mr. Kaivan punya waktu sebentar sebelum makan siang"

"Terimakasih" Kirana akhirnya bernafas lega seraya bergegas melangkah menyusuri koridor mengekori Dita. Kedua wanita itu berjalan menuju satu-satunya pintu diujung lorong dengan tulisan Vice President di atasnya.

*********************

"Mr. Kaivan, ini mbak Kirana sudah.... " ucapan Dita terpotong ketika melihat pemandangan dihadapannya sekarang.

Kirana yang mengikuti dari belakang juga ikut terbelalak dan salah tingkah. Bagaimana tidak, di depan mereka tampak Kaivan sedang mencumbu seorang wanita yang duduk di pangkuannya dengan penuh gairah. Kirana kenal betul wanita itu, siapa lagi kalau bukan Bella, sahabatnya. Keduanya terus hanyut dalam aktivitas panas itu tanpa menyadari kehadiran Dita dan Kirana.

"Ka.. kalau begitu saya permisi.. " Dita langsung balik badan dan mengambil langkah seribu, meninggalkan Kirana.

"Kai... Kaivan.... " Ujar Kirana ragu. Hatinya sedikit ngilu melihat pemandangan ini.

Dengan wajah kesal dua sejoli itu akhirnya menghentikan kegiatan mereka.

"Kirana???" Bella tampak agak terkejut mendapati Kirana, berdiri tepat dihadapanya. "Kamu ngapain kesini? " katanya lagi sambil merapihkan lipstiknya yang berantakan akibat serangan tiba-tiba kekasihnya barusan.

"Aku.. cuma mau bicara sebentar dengan Kaivan" ujar Kirana ragu. Apa ini bukan waktu yang tepat ? "Tapi.. kalo ini mengganggu kalian, mungkin aku balik aja dulu"

"Sorry banget Ki, aku sama Kai sudah rencana mau lunch, maybe next time dear" Bella segera menggandeng lengan kekasihnya itu.

"Ohh... ma, maaf..kalo begitu, aku permisi dulu" Kirana segera berbalik hendak keluar secepatnya. Rasanya panas sekali diruangan itu.

"Gue penasaran, ada urusan sepenting apa sampai calon adik ipar gue ini, bela-belain datang ke kantor kakak iparnya" ucapan Kaivan menghentikan langkah Kirana.

"Lu makan siang sendiri aja hari ini" Kaivan melepas tangan Bella perlahan dari lengannya. "Aku punya tamu"

"WHAAAT??" pekik Bella.

Rona wajah gadis itu berubah seketika. Dasar lelaki buaya. Belum ada 5 menit mereka berciuman dengan penuh gairah, sekarang dia malah diusir demi perempuan lain??

*************************

"Jadi mau apa adik iparku jauh-jauh kesini? Bukannya kita ketemu 3 hari yang lalu di pesta pertunangan kamu?"

Kaivan mempersilahkan Kirana duduk di sofa ruangannya sembari meletakkan secangkir cokelat panas di depan gadis itu

"Iya, aku ingin bicara sama kamu saat di pesta itu, tapi aku sibuk sama tamu-tamu, dan aku lihat kamu juga dikerumuni banyak orang" jawab Kirana.

"Silahkan, mau bicara apa?" ucap Kaivan tegas

"Kai.... " Kirana menatap Kaivan lembut. Bola mata cokelat itu masih sama. Tatapan yang pernah menghanyutkan Kirana. "Apa kamu akan kembali ke America? "

"Kenapa? Kamu gak rela aku pergi lagi? " Kaivan mengangkat alis kanannya

Dasar gadis bodoh. Dari ribuan pertanyaan kenapa yang lolos dari bibirnya malah pertanyaan remeh teme seperti ini.

"Bu.. bukan" Kirana menggeleng cepat. "Balik saja sana kalau mau balik"

Kirana meraih cangkir berisi cokelat panas dihadapannya dan segera meneguknya.

"Auww... " Kirana mengibas-ngibaskan tangan didepan bibirnya. "Panas.... "

Gadis bodoh.

Kaivan tertawa kecil melihat Kirana yang salah tingkah. Gadis itu sepertinya tidak banyak berubah. Tangan pria itu bergerak mendekat kebibir Kirana. "Aku bakal balik kok",

Kaivan kemudian menyeka sisa cokelat panas pada bibir Kirana, "Tapi kalo urusanku disini sudah selesai"

Wajah Kirana memerah ketika Kaivan menyentuhnya. Semoga saja Kaivan tidak mendengar detak jantungnya yang seakan ingin meledak sekarang.

"Kamu pasti mau ngurus pertunangan kamu sama Bella yah"

"Iya.. salah satunya itu" Kaivan mengangguk.

"Selamat yahh Kai.. aku gak tau kalo kamu pulang ke Indonesia, untuk bertunangan sama Bella" suara Kirana bergetar, gadis itu berusaha menahan diri agar tidak menangis. "Aku cuma berharap kita bisa tetap berhubungan baik setelah ini"

"Aku rasa.. setelah semua ini, kita gak perlu ketemu lagi, aku juga bakal balik ke America" ucap Kaivan datar.

Sesaat suasana hening. Masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri. Begitu banyak yang ingin Kirana ungkapkan tapi apa sekarang masih pantas membicarakan masa lalu? Menggali lagi luka yang telah ditutup waktu sedangkan keduanya kini sudah ada yang memiliki? Tapi hati Kirana belum sembuh. Apa mungkin itu yang membuat kakinya melangkah lagi pada Kaivan hari ini?

"Kalau adik iparku ini sudah gak ada urusan disini, silahkan keluar" Kaivan memecah kesunyian.

"I, iya .. aku udah mau pergi kok" Kirana mengambil shoulder bag-nya dan berjalan ke pintu keluar. Namun tepat sebelum tangannya menyentuh gagang pintu kayu itu, Kirana berbalik, menatap Kaivan dalam-dalam. Kaivan-nya, pria yang dulu dicintai setengah mati. Tapi sekarang, entah bagaimana sudah sedingin es di kutub utara.

"Aku gak tau apa yang membuat hubungan kita seperti ini" Kirana menghela nafas, "Tapi semoga kita berdua bisa sembuh dari semua hal yang terjadi di masa lalu dan menjalani hidup kembali tanpa beban apapun. Berbahagialah Kaivan" Kirana tersenyum, berbalik dan segera melangkah keluar ruangan itu sambil menahan air matanya.

Didalam ruangan, sang wakil CEO diam menatap kepergian Kirana, wanita yang dulu dia perjuangkan setengah mati. Tak terasa air matanya lolos begitu saja "Bagaimana bisa kamu melukai aku seperti ini Kirana?"

Related chapters

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

    Last Updated : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status