Beranda / Romansa / Calon Ipar Kesayanganku / BAB 2 - Bertemu kembali

Share

BAB 2 - Bertemu kembali

Penulis: Tirsa Andrea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 16:47:42

Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya.

Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang.

"Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman yang sedikit dipaksakan. "Nanti orang pikir kamu gak bahagia loh tunangan sama aku"

"Sejak kapan aku bahagia sama kamu" batin Kirana.

Mata Kirana menjelajah keseluruh sudut taman belakang - tempat pesta diadakan. Dimana Bella? Apa dia akan terlambat? Tidak biasanya. Kirana tidak mempermasalahkan soal Bella yang tidak membantunya kabur sore tadi, tapi harusnya sahabatnya hadir mendampinginya malam ini.

Kirana merogoh ponsel ditasnya dan mulai mencari kontak Bella. Tidak dijawab. Tidak menyerah dia menelpon Bella sekali lagi. Kali ini telepon Kirana malah ditolak. Pergi kemana anak itu?

***********

"Terimakasih bapak ibu semua yang sudah hadir dan turut mendoakan pertunangan kedua anak kami. Silahkan disantap hidangannya dan selamat menikmati pesta malam ini" Seorang pria paruh baya tersenyum ramah diatas panggung diiringi riuh tepuk tangan tamu undangan. Gunawan Herianto, seorang Manager di perusahaan tekstil ternama di ibukota, melangkah turun dari panggung dengan raut wajah bangga dan puas karena telah berhasil menjodohkan putrinya dengan pria keturunan bangsawan, anak Pemilik gurita bisnis di Indonesia termasuk pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"Kamu pikir bisa kabur lagi kali ini, princess?" Bisik Gunawan ditelinga putrinya. "be nice please, okay ?"

Kirana memandangi punggung ayahnya yang mulai berjalan menjauh untuk berbaur dengan para undangan. Siapa sangka obsesi ayah untuk menjadi bagian dari kalangan Elit di Negara ini nyatanya harus mengorbankan perasaan putrinya sendiri. Bahkan Widia - ibunya, yang diawal menentang perjodohan ini, juga terlihat mulai menikmati pergaulan bersama para wanita sosialita di Ibukota. Lalu apa hanya Kirana sendiri yang menderita disini ?

"Selamat yah Kirana, semoga kalian langgeng terus sampai kakek nenek"

"Terimakasih om" ujar Kirana kemudian membalas pelukan Erick, calon mertuanya.

"Loh... bentar lagi kan kamu anak saya, panggil Papi aja, gak usah sungkan"

Kirana tersenyum mengangguk. Canggung sekali rasanya.

"Kamu beruntung dapetin anak saya Kirana, kalo bukan anak nakal ini merengek minta dijodohin sama kamu, gak mungkin kamu bisa jadi nona muda keluarga Bagaskara" tambah wanita berkebaya biru disamping om Erick. Calon ibu mertuanya, biasa disapa tante Dewi.

"I.. iya tante saya beruntung sekali" jawab Kirana datar walaupun di dalam hati gadis itu sedang mengutuki wanita tua di hadapannya. "Dasar nenek sihir" batinnya.

"Hush... jangan salah kamu, justru anak nakal ini yang beruntung tunangan sama Kirana" bantah Erick sedikit menenangkan hati Kirana. "Siapa yang gak mau sama perempuan cantik, mandiri, berpendidikan seperti Kirana ini?" Erick tertawa sambil menepuk-nempuk lengan Kirana

"Makasih om.. Eh, Papi.." Kirana salah tingkah.

Semua orang beruntung dengan pertunangan ini, tapi mungkin sekarang hanya Kirana merasa sedang ditimpa kesialan.

"Hei kamu... " Erick menatap Chandra putranya, "Sebaiknya kamu mulai belajar bisnis biar bisa kerja di perusahaan keluarga kita, ngapain kamu tiap hari keluyuran gak jelas dan sibuk terus sama ponsel kamu, emang berapa sih duit yang kamu dapat dari kerjaan kamu bikin konten-konten itu?"

"Papi tenang aja" ujar Chandra sambil sedikit tersenyum menyeringai. "Duit aku cukup kok, aku bakal nabung biar nanti bisa jadi saingan bisnis papi"

*****************

Tangan kiri Chandra melingkar di pinggang Kirana, dan tangan Kirana menggantung dengan anggun di leher lelaki itu. Alunan musik klasik mulai membuai mereka dilantai dansa.

"Akhirnya sebentar lagi kamu jadi milik aku seutuhnya Kirana" bisik Chandra tepat di telinga Kirana, membuat gadis itu bergidik. "Aku pantas menerima hadiah yang besar karena menunggu kamu selama 6 tahun ini kan?"

"Kamu mungkin bisa memiliki tubuh aku, tapi gak dengan hati aku" balas Kirana sambil terus melangkah mengikuti irama musik.

Chandra tak menanggapi sepatah katapun. Tangannya bergerak pelan menggenggam telapak tangan Kirana dan mulai mencengkramnya dengan kuat, sekuat itu sampai beberapa tulang jari Kirana berbunyi.

"Kirana, Kirana.. you always make me crazy" ucap Chandra kemudian pelan-pelan menggigit punggung Kirana

Kirana hanya menutup mata sambil menunggu kemarahan tunangannya terlampiaskan, sebisa mungkin dia menahan butiran air mata agar tidak jatuh. Sakit sekali.

"KAIVAN....!!? akhirnya kamu datang juga"

Sontak Kirana membuka matanya dan mencari-cari pria yang dipanggil Kaivan.

Itu dia Kaivan. Berdiri tepat di hadapannya, hanya dipisahkan jarak beberapa meter saja. Pria itu masih sama. Senyuman, suara dan tatapannya masih saja membuat hati Kirana berdesir. Air mata yang sedari tadi Kirana bendung sekuat tenaga akhirnya lolos juga. Kemana saja kamu Kaivan? Kenapa begitu lama? Kenapa kamu pergi tanpa mengabari aku?

Putra pertama Erick Bagaskara itu tampak sedang dikerubuti beberapa tamu, maklum sudah bertahun-tahun tidak pulang ke Indonesia.

"Berani juga si brengsek itu balik" Chandra melepaskan genggamannya pada Kirana dan melangkah cepat mejumpai kakaknya dipintu masuk.

"Chan, kita disini aja" Kirana menahan lengan tunangannya. Dia tahu mengenai perseteruan kakak beradik Bagaskara itu. Namun Chandra sama sekali tak menghiraukan permintaan Kirana dan tetap melangkah ke arah kakaknya. Terpaksa Kirana mengekori Chandra dari belakang, untuk berjaga-jaga saja jangan sampai terjadi keributan.

******************

"Selamat berbahagia untuk kalian berdua" Kaivan menebar senyum mempesona seraya menggenggam tangan Chandra adiknya kemudian beralih menatap Kirana dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Dasar brengsek lu, kemana aja selama ini, untung lu masih inget rumah" Chandra memeluk kakaknya erat. Sepertinya waktu sudah mencairkan kebekuan hati dua pria bersaudara ini.

"Kaivan... kamu kemana aja?" tanya Kirana penasaran.

"Sweetheart, sayangku.. itu bukan urusan kamu okey? " Chandra berbalik menatap Kirana penuh intimidasi.

"Aku kan cuma mau.... "

"Kaaii... !!" kata-kata kirana barusan terputus oleh jeritan manja seorang gadis yang tidak segan menggandeng lengan kiri Kaivan. "Kamu kok masuk duluan, aku kan bilang tungguin aku touch up bentar" ucapnya sambil memasukan ponsel ke dalam tas. "Selamat yah Chandra dan Kirana sayangku"

"Bella???!! " Kirana menatap tajam gadis yang sedang begelayut di samping Kaivan. Berulang kali dia memastikan penglihatannya. Tidak salah lagi gadis berbalut gaun biru Navy itu adalah Bella sahabatnya. Bagaimana bisa bella datang bersama Kaivan? Apa yang sudah Kirana lewatkan selama ini ?"

"Bella ini calon istriku"

Kalimat Kaivan barusan terdengar seperti petir disiang bolong, sangat menyakitkan bagi Kirana. Tak mampu lagi Kirana bersuara. Entah apa yang sementara berkecamuk di hati gadis itu. Apa pantas merasa dikhianati dan dibohongi sedangkan Kirana juga sudah terikat pertunangan?

Bab terkait

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status