Beranda / Romansa / Calon Ipar Kesayanganku / BAB 6 - Persahabatan

Share

BAB 6 - Persahabatan

Penulis: Tirsa Andrea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 18:35:57

Kirana duduk sendirian disebuah kafe sambil menyeruput segelas es kopi. Dia termenung dan membiarkan pikirannya melalangbuana menemukan memori-memori indah dan juga pedih di masa lalu. Kirana tersenyum tipis. Rasanya dia harus memberikan penghargaan pada dirinya sendiri karena masih bertahan sampai detik ini. Ah.. hidup memang ibarat minum kopi, ada manis dan pahit, tapi tetap bisa dinikmati.

"Kirana, maaf aku telat, kamu sudah lama disini yah?"

Kirana menengada, memandang seorang gadis cantik dengan raut wajah gelisah dihadapannya.

"It's okay dear, aku memang datang lebih awal kok" Kirana menyunggingkan senyum. "Duduk Bell"

"Kamu mau pesan apa?"

"Ouh...gak usah Ki" tolak Bella. "Aku gak bisa lama-lama soalnya"

Perasaan canggung apa ini? bukankah gadis dihadapan Kirana ini adalah orang yang dia sebut sahabat selama 10 tahun? Namun entah kenapa pertemuan hari ini malah mengisyaratkan jurang yang sebentar lagi akan membentang diantara keduanya.

"Ki, aku yakin kamu sudah tahu maksud dan tujuanku mengajak kamu ketemu siang ini" ujar Bella kemudian menghembuskan nafas panjang. Tangan gadis berparas oriental itu bergerak menggenggam tangan Kirana. "Aku mau minta maaf sama kamu Ki, karena aku gak pernah bilang kalau aku dan Kaivan dijodohkan, aku gak bermaksud apa-apa kok, aku pikir Kaivan itu adalah masa lalu kamu yang menyakitkan dan kamu juga sudah menjalin hubungan sama Chandra, aku cuma bingung gimana cara untuk jujur sama kamu"

Terus terang Kirana sedikit kecewa dengan Bella yang memilih merahasiakan hal ini. Namun untuk marahpun Kirana tak punya energi lagi. Apakah kemarahannya bisa mengubah keadaan ini? Lagipula Kirana sudah cukup terpuruk karena kehilangan Kaivan, lantas bagaimana mungkin dia juga harus kehilangan sahabatnya?

"Aku baik-baik aja Bell" Kirana menatap sahabatnya dalam-dalam. "Kamu benar, Kaivan itu masa lalu aku, dan kamu sahabat aku. Kalian berdua berhak bahagia kok, gak usah sungkan sama aku Bell.." Kirana menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis.

"Makasih Ki, makasih banget.. " Bella tersenyum sumringah. "Memang cuma kamu yang mengerti aku Ki.. "

Kirana hanya tersenyum miris. Betapa dia juga sangat ingin dimengerti. Namun pada akhirnya, Kirana kembali lagi harus mengalah.

"Aku juga minta maaf Ki, karena semenjak Kaivan pulang ke Indonesia aku sering cemburu sama kamu, padahal aku tahu gak mungkin kamu merebut Kaivan dari aku kan? Aku tahu kamu gak seperti pelakor-pelakor diluar sana" Bella memasang raut wajah penuh kesedihan. "Pokoknya kamu harus janji gak akan pernah ambil Kaivan dari aku yah"

Kali ini Kirana mulai jengah dengan sikap gadis dihadapannya. Apa maksud ucapan Bella barusan disaat Kirana telah berbesar hati mengikhlaskan hubungannya dan Kaivan? Apakah persahabatan 10 tahun ini tidak cukup sebagai jaminan bahwa Kirana mendukung kebahagiaan Bella? Sudahlah... sahabatnya ini mungkin sedang kasmaran jadi otaknya sedikit terganggu.

"Tenang aja Bell, aku janji kok, aku gak akan ganggu hubungan kalian berdua" ucap Kirana datar. Sekuat mungkin dia menahan diri untuk tidak memberi kata-kata mutiara pada sahabatnya ini. Syukurlah akal sehatnya masih mendominasi. Jika ada hubungan yang masih bisa Kirana pertahankan sekarang, Kirana akan memilih persahabatannya dengan Bella.

Bunyi dering ponsel milik Bella kemudian memecah keheningan diantara kedua wanita itu. Bella dengan cepat merogoh ke dalam handbag-nya, sambil memberi isyarat agar Kirana tetap diam dengan menempelkan jari telunjuknya dibibir.

"Sayang, kamu jadi jemput aku kan? Aku gak bawa mobil sayang" Bella mengangguk pelan mendengarkan suara dari ujung telepon. "Aku di kafe Space dekat apartemen kamu, aku tunggu disini yah, bye"

"Dari Kaivan" ujar Bella setelah memutuskan sambungan telepon, "Katanya dia mau jemput aku disini"

Kirana mengangguk sambil secepatnya menghabiskan es kopi miliknya. Gadis itu ingin cepat-cepat pergi dari sana.

"Hmm... kalau begitu aku pergi dulu Bell sudah malam. Lagian aku masih harus balik untuk tutup toko" Kirana melirik ke jam dipergelangan tangannya. Pukul 20.13 malam, sebentar lagi waktu toko Floristnya tutup. "Kamu tunggu Kaivan aja disini, gak apa-apa kan?" tanya Kirana sambil mulai memasukan ponsel dan kacamata bacanya ke dalam tas.

It's okey Ki" Bella mengangguk. "Kamu mau balik sendirian Ki? Gak minta dijemput Chandra aja? Toko kamu kan jauh dari sini"

Kirana menggeleng. "Gak perlu Bell, aku buru-buru, sampai ketemu lagi" Tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu, Kirana segera menyambar tasnya dan melangkah keluar dari kafe. Sebisa mungkin Kirana akan menghindari pertemuan dengan Kaivan.

-------------------------------------------------

Kirana berjalan sambil memegangi perutnya yang keram, sepertinya es kopi yang dia habiskan di kafe itu tidak diterima baik oleh lambungnya. Untung saja Kirana sudah memesan ojek online melalui aplikasi jadi sekarang dia hanya perlu mencari tempat duduk karena tubuh gadis itu rasanya sudah tak mampu berdiri lama. Dengan langkah gontai Kirana menuju halte bus yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari tempatnya sekarang. Angin malam yang dingin membuat Kirana bergidik. Sesekali Kirana melirik ke layar ponsel untuk memastikan posisi pengemudi ojek online yang dipesannya. Kenapa lama sekali? Kirana seperti mau pingsan rasanya.

"Kirana???"

Suara berat seorang pria memecah lamunan Kirana. "Kamu ngapain malam-malam sendirian disini?"

Kirana menengadah ke sumber suara. Suara yang sangat dikenalnya. Kaivan. Pria itu berdiri dengan mengenakan setelan jas rapih, seperti akan menghadiri acara penting. Pasti dia berpenampilan seperti itu karena akan menemui Bella kekasihnya. Padahal Kirana sudah sengaja berjalan menjauh dari kafe untuk menghindari pertemuan dengan pria ini. Sial.

"Aku lagi tunggu ojek online" jawab Kirana seperlunya.

Kaivan mengerutkan dahinya ketika melihat wajah Kirana yang pucat dan berkeringat. Dia tau bahwa Kirana sedang tidak baik-baik saja.

"Naik ke mobil. Aku antar kamu pulang"

"Gak perlu Kai, aku sudah pesan ojek. Kamu jemput Bella aja" ujar Kirana sambil setengah meringkuk menahan sakit.

Kaivan mendengus kesal. Dasar gadis keras kepala. Bagaimana mungkin Kaivan meninggalkan Kirana dalam kondisi seperti ini di pinggir jalan? Tentu saja sebagai makhluk yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, Kaivan harus menolong Kirana saat ini. Lagipula sebentar lagi Kirana akan menjadi adik iparnya. Pastinya bukan karena Kaivan masih mencintai gadis itu. Yah.. ini hanya peduli bukan cinta.

"Kirana, masuk mobil sekarang!"

"Kai, aku baik-baik aja" gadis itu menatap Kaivan nanar. "Sebentar lagi aku dijemput ojek kok" ujar Kirana lagi.

"Cancel aja ojeknya. Aku yang antar kamu pulang"

Kaivan meraih tangan Kirana dan menariknya agar berdiri. Namun tiba-tiba pandangan gadis itu gelap, kekuatannya seolah menghilang dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

"Kirana..! Kirana...!"

-------------------------------------------------

Bella duduk dengan gelisah di kafe sambil berulang kali menghubungi Kaivan melalui ponselnya. Sialan. Tunangannya itu tak merespon panggilannya sama sekali. Sudah sekitar 45 menit Bella menunggu, seharusnya Kaivan sudah tiba mengingat jarak apartemennya dengan kafe Space ini terbilang cukup dekat. Apa terjadi sesuatu dengan kekasihnya? Bella menggelengkan kepala menepis semua pikiran-pikiran negatif. Kaivan pasti datang sebentar lagi.

Sesaat kemudian ponsel Bella berdering dan menampikan wajah Kaivan dilayarnya. Syukurlah Kaivan menelpon. Hampir saja Bella mati karena khawatir.

"Sayang, kemana aja kamu? Sudah 45 menit loh aku tunggu kamu di kafe. Aku telepon kamu gak diangkat, pesan aku gak dibalas, kamu mau kesini kan? Bella menyerocos panjang lebar.

"Maaf, gue kayaknya gak bisa jemput. Ada urusan mendadak Bell, tapi aku sudah suruh supir untuk jemput kamu, mungkin sekarang sudah di depan kafe" ujar Kaivan datar.

"Tapi Kai, kamu kan... " sambungan di putus sepihak.

Brengsek. Bella mengepalkan tangannya erat, nafasnya memburu menahan geram. "Kamu lihat saja Kaivan, aku akan buat kamu sujud memohon cinta aku" bantinnya. Segera dia mengambil tasnya dan melangkah cepat keluar dari kafe.

Bella tiba dirumah, disambut beberapa pelayan yang langsung menunduk hormat dan mengambil tasnya untuk dibawah ke kamar. Gadis itu tak berhenti mengomel dan melampiaskan kemarahannya kepada siapapun yang dia jumpai. Beberapa pelayan bahkan harus pasrah menerima tamparan dari Bella. Namun seisi rumah itu tampaknya sudah memaklumi sifat tuan putri keluarga Wijaya tersebut. Memang sebagai anak tunggal keluarga konglomerat, semua kemauan Bella pasti dituruti, jika tidak dia pasti akan mengamuk seperti ini.

Setelah meluapkan seluruh emosinya. Bella duduk, memandang wajahnya sendiri di cermin. "Apa yang kurang dari aku Kai? Aku cantik, aku kaya, aku lebih segala-galanya dari Kirana sialan itu" bisik Bella. Tak terasa air mata mulai membasahi pipinya. Kalau saja Kaivan bisa dengan tulus memberikan cintanya pada Bella, mungkin gadis itu akan menjadi perempuan paling bahagia di dunia.

Dering ponsel kemudian menarik perhatian gadis itu. Chandra. Bella melirik jam pada ponselnya. Pukul 00.50 tengah malam. Kenapa Chandra menghubunginya larut malam seperti ini?

"Ada apa Chan?"

"Tadi kamu ketemu Kirana kan? Dimana Kirana sekarang?" terdengar suara Chandra yang tergesah-gesah dari ujung telepon.

"Mana aku tau cewek sialan itu kemana!" gerutu Bella kesall. Kenapa semua orang begitu peduli pada Kirana?

"Bella!!!" Aku serius!!" Bentak Chandra

Bella memutar bola matanya jengah. "Tadi Kirana pulang duluan katanya mau tutup toko. Puas kamu?"

"Kirana gak bisa dihubungi sampai sekarang" Chandra frustasi.

Tunggu sebentar. Kaivan tak bisa menjemput Bella di kafe, sementara Kirana tak bisa dihubungi.

"Chandra, sepertinya aku tau Kirana dimana... "

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Calon Ipar Kesayanganku   Bab 7 - Mendengar Masa Lalu

    Kirana membuka mata dan mengedarkan padangannya perlahan. Dimana dia saat ini? Apakah dia berada di Rumah Sakit? Tapi melihat kondisi ruangan ini, sepertinya Kirana berada di kamar seseorang. Ah... Kepalanya masih terasa berat untuk duduk, untung saja perutnya sudah mendingan sekarang. Gadis itu sedikit mendorong tubuhnya, untuk meraih tas yang berada di nakas kemudian mengambil ponselnya. Kirana membulatkan mata melihat deretan panggilan tak terjawab dari Ibunya dan Chandra, juga puluhan pesan yang belum dibacanya. Pasti mereka sedang cemas mencari Kirana sekarang. Dengan sekuat tenaga Kirana duduk di tempat tidur. Gadis itu lantas meneguk segelas air yang berada di atas nakas layaknya orang yang berhari-hari telah berjalan di padang pasir. "Ahhh.... " Air itu kandas tak bersisa. Rasanya tubuh Kirana sudah segar kembali. "Aku harus pulang sekarang" gadis itu membatin.Kirana segera menyambar tasnya dan bergerak untuk keluar kamar. Apa mungkin tempat ini adalah apartemen Kaivan? K

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 8 - Tolong lepaskan aku

    Kirana berpegang erat pada dashboard dan jok mobil sementara Chandra melajukan kendaraan itu dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Sudah setengah perjalanan mereka tempuh dalam diam. Kiranapun tak berani bersuara dan menghentikan kegilaan tunangannya. Untung saja saat ini jalanan ibu kota sudah lenggang karena telah memasuki waktu subuh. "Brengsek! Brengsek!!" Chandra berteriak memecah keheningan kemudian semakin menginjak pedal gas hingga kandas pada kecepatan penuh. "Kamu gila Chan!! STOPP!" Jerit Kirana. "Kita berdua bisa mati!!!" "Aku mau mati berdua sama kamu malam ini" Chandra tersenyum menyeringai. Kirana terbelalak dengan nafas yang memburu. Pria ini sudah sinting rupanya. Dalam hati dia berulang kali memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya malam ini. "Please Chan, kamu jangan begini, aku minta maaf" Kirana menangis memohon. Chandra tertawa puas melihat Kirana memohon-mohon. Sangat menyenangkan buatnya mempermainkan gadis ini. "Chandra!!! AWASS!!

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 9 - Sejauh langit dan Bumi

    Kirana memulai hari ini dengan bersemangat. Tiga hari telah berlalu semenjak peristiwa kecelakaannya bersama Chandra, dan selama tiga hari inipun tunanganya itu hilang bagai ditelan bumi. Biasanya setiap jam Kirana harus membalas rentetan pesan Chandra yang menanyakan dimana posisinya, sedang bersama siapa, sampai semua detail aktivitas yang Kirana kerjakan. Jadi beginilah rasanya kebebasan. Apa mungkin Chandra ingin melepaskan Kirana setelah peristiwa kecelakaan itu? "Mbak Kirana, ada paket lagi" Teriak seorang karyawan dari pintu depan toko. "Pacar mbak sweet banget sih" karyawan tersebut cekikikan. Kirana hanya tersenyum simpul. "Kapan-kapan pacarnya diajak main di toko dong mbak" "Asik banget deh mbak punya pacar artis""Iya mbak, supaya kita bisa sekalian foto-foto kan. Siapa sih yang gak mau foto sama kak Chandra Aditya" ucap Desty, seorang karyawati toko dengan mata berbinar."Hush apaan sih kalian norak banget" potong Naya. "Lagian siapa juga yang artis, kak Chandra itukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 9 - Sejauh langit dan Bumi

    Kirana memulai hari ini dengan bersemangat. Tiga hari telah berlalu semenjak peristiwa kecelakaannya bersama Chandra, dan selama tiga hari inipun tunanganya itu hilang bagai ditelan bumi. Biasanya setiap jam Kirana harus membalas rentetan pesan Chandra yang menanyakan dimana posisinya, sedang bersama siapa, sampai semua detail aktivitas yang Kirana kerjakan. Jadi beginilah rasanya kebebasan. Apa mungkin Chandra ingin melepaskan Kirana setelah peristiwa kecelakaan itu? "Mbak Kirana, ada paket lagi" Teriak seorang karyawan dari pintu depan toko. "Pacar mbak sweet banget sih" karyawan tersebut cekikikan. Kirana hanya tersenyum simpul. "Kapan-kapan pacarnya diajak main di toko dong mbak" "Asik banget deh mbak punya pacar artis""Iya mbak, supaya kita bisa sekalian foto-foto kan. Siapa sih yang gak mau foto sama kak Chandra Aditya" ucap Desty, seorang karyawati toko dengan mata berbinar."Hush apaan sih kalian norak banget" potong Naya. "Lagian siapa juga yang artis, kak Chandra itukan

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 8 - Tolong lepaskan aku

    Kirana berpegang erat pada dashboard dan jok mobil sementara Chandra melajukan kendaraan itu dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Sudah setengah perjalanan mereka tempuh dalam diam. Kiranapun tak berani bersuara dan menghentikan kegilaan tunangannya. Untung saja saat ini jalanan ibu kota sudah lenggang karena telah memasuki waktu subuh. "Brengsek! Brengsek!!" Chandra berteriak memecah keheningan kemudian semakin menginjak pedal gas hingga kandas pada kecepatan penuh. "Kamu gila Chan!! STOPP!" Jerit Kirana. "Kita berdua bisa mati!!!" "Aku mau mati berdua sama kamu malam ini" Chandra tersenyum menyeringai. Kirana terbelalak dengan nafas yang memburu. Pria ini sudah sinting rupanya. Dalam hati dia berulang kali memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya malam ini. "Please Chan, kamu jangan begini, aku minta maaf" Kirana menangis memohon. Chandra tertawa puas melihat Kirana memohon-mohon. Sangat menyenangkan buatnya mempermainkan gadis ini. "Chandra!!! AWASS!!

  • Calon Ipar Kesayanganku   Bab 7 - Mendengar Masa Lalu

    Kirana membuka mata dan mengedarkan padangannya perlahan. Dimana dia saat ini? Apakah dia berada di Rumah Sakit? Tapi melihat kondisi ruangan ini, sepertinya Kirana berada di kamar seseorang. Ah... Kepalanya masih terasa berat untuk duduk, untung saja perutnya sudah mendingan sekarang. Gadis itu sedikit mendorong tubuhnya, untuk meraih tas yang berada di nakas kemudian mengambil ponselnya. Kirana membulatkan mata melihat deretan panggilan tak terjawab dari Ibunya dan Chandra, juga puluhan pesan yang belum dibacanya. Pasti mereka sedang cemas mencari Kirana sekarang. Dengan sekuat tenaga Kirana duduk di tempat tidur. Gadis itu lantas meneguk segelas air yang berada di atas nakas layaknya orang yang berhari-hari telah berjalan di padang pasir. "Ahhh.... " Air itu kandas tak bersisa. Rasanya tubuh Kirana sudah segar kembali. "Aku harus pulang sekarang" gadis itu membatin.Kirana segera menyambar tasnya dan bergerak untuk keluar kamar. Apa mungkin tempat ini adalah apartemen Kaivan? K

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 6 - Persahabatan

    Kirana duduk sendirian disebuah kafe sambil menyeruput segelas es kopi. Dia termenung dan membiarkan pikirannya melalangbuana menemukan memori-memori indah dan juga pedih di masa lalu. Kirana tersenyum tipis. Rasanya dia harus memberikan penghargaan pada dirinya sendiri karena masih bertahan sampai detik ini. Ah.. hidup memang ibarat minum kopi, ada manis dan pahit, tapi tetap bisa dinikmati. "Kirana, maaf aku telat, kamu sudah lama disini yah?" Kirana menengada, memandang seorang gadis cantik dengan raut wajah gelisah dihadapannya. "It's okay dear, aku memang datang lebih awal kok" Kirana menyunggingkan senyum. "Duduk Bell" "Kamu mau pesan apa?" "Ouh...gak usah Ki" tolak Bella. "Aku gak bisa lama-lama soalnya" Perasaan canggung apa ini? bukankah gadis dihadapan Kirana ini adalah orang yang dia sebut sahabat selama 10 tahun? Namun entah kenapa pertemuan hari ini malah mengisyaratkan jurang yang sebentar lagi akan membentang diantara keduanya. "Ki, aku yakin kamu sudah t

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status