Beranda / Romansa / Calon Ipar Kesayanganku / BAB 5 - Are you Okay?

Share

BAB 5 - Are you Okay?

Penulis: Tirsa Andrea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 16:52:27

"Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat"

"Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata.

"Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali.

Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya.

"Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan semua kelakuan Chandra, bagaimanapun Chandra telah berhasil membangun citra diri sebagai lelaki idaman para wanita, yang lembut dan romantis. Naya sendiri sempat tergila-gila pada Chandra. Namun bukti-bukti kekerasan fisik yang kerap ditunjukan Kirana semakin meyakinkannya, bahwa Chandra tidak sebaik yang dia perlihatkan di media sosial. Untung saja, Kirana berhasil lepas dari Chandra kemarin, karena tiba-tiba Chandra harus ke kantor papanya untuk urusan yang penting. Sekarang Kirana harus memikirkan cara untuk membatalkan pertunangan mereka.

"Excusme, Kirana?"

Seketika Kirana menoleh ke arah sumber suara.

"Gama?" Kirana beranjak dari tempat duduknya dan mendekati pria yang barusan menyapanya "Gama kan?"

Lelaki itu tersenyum menampilkan deretan gigi yang putih bersih. "Senang ketemu lagi sama kamu Kirana" ucap Gama seraya memeluk erat Kirana.

"Kamu apa kabar, udah lama banget yah"

"Aku baik" gama tersenyum. "Uhmm.. by the way kamu baik-baik aja kan?" Dahi Gama berkerut melihat mata sembab Kirana. Sepertinya gadis ini baru saja menangis.

"Ouhh.. I'm okay" gadis itu menyadari kondisinya yang berantakan saat ini, kemudian mengambil tissu dan mengelap wajahnya. "Tadi aku kelilipan, begitulah kalau kerja di Florist kan, ada aja benda yang masuk ke mata" bohong Kirana. "Oh iya kamu mau pesan bouquet kan?"

"Nggak kok. Aku kesini cuma mau ketemu kamu" ucap Gama sambil menyunggingkan senyum paling manis.

Kirana terdiam sejenak dan suasana berubah canggung.

"Bercandaaa Kirana" gelak tawa Gama memenuhi seisi toko. "Kamu serius banget sih, aku kesini yah mau order bouquetlah masa mau order kamu?" ujar Gama sambil sesekali tertawa.

"Kamu tuh dari dulu gak berubah, suka banget godain aku, gak heran dulu Kaivan sering marahin kamu karena sering bikin aku ngamuk" Kirana tertawa mengingat kekonyolan masa lalu mereka. Ditengah gelak tawanya mendadak Kirana tersadar. Sial. Untuk apa juga dia membahas masa lalu bersama Kaivan, didepan Gama pula

Gama terus menatapnya sambil tersenyum penuh arti membuat Kirana makin salah tingkah.

"Hmm.. Mau order bunga apa kamu?" Kirana segera mengalihkan pembicaraan.

"Aku gak begitu ngerti bunga sih. Ada rekomendasi?

"Ini bunga buat kekasih, rekan kerja atau keluarga?

" Buat kekasih" Ujar Gama mantap

Mata Kirana berbinar. Akhirnya orang ini menemukan tambatan hatinya. "Kalau aku rekomendasiin Lily Putih. Artinya ketulusan dan kebahagiaan"

"Okay... itu aja. Aku mau ukuran sedang. Dibungkus yang cantik dan paling spesial yah"

"Baik pak, silahkan duduk sebentar" ujar Kirana sembari memperagakan gerakan pelayan profesional.

"Nay, kesini sebentar"

"Iya mbak" Naya berlari-lari kecil dari ruangan belakang menghampiri Kirana

"Tolong pesanan bapak ini segera diproses yah"

"Baik mbak"

Tak terasa, lima belas menit berlalu dengan obrolan ringan dan lelucon-lelucon receh yang dilontarkan Gama yang membuat Kirana terhibur. Naya juga ikut bergabung dalam obrolan mereka hingga membuat suasana semakin menyenangkan. Kirana bersyukur karena seketika dia bisa melupakan semua kesedihannya.

"Okay selesai pak. Ini bouquetnya, kartu ucapannya sudah saya selipkan di kantong" Naya menyerahkan bouquet hasil karyanya ke tangan Gama.

"Terimakasih yah" Gama tersenyum. "Terimakasih juga Kirana, maaf aku gak bisa lama-lama"

"Iya Gama, main lagi kesini yah, biar kita bisa ngobrol-ngobrol" ujar Kirana. "Dan semoga kamu langgeng dan bahagia sama kekasih kamu yah"

"Kekasih aku?" Gama terkekeh. "Sepertinya kamu salah paham. Ini bukan buat aku Kirana, ini buat kekasihnya Bos aku" ucapnya sebelum melambaikan tangan dan keluar dari toko.

Deg. Kirana tersentak. Setahu Kirana sampai detik ini Gama bekerja sebagai sekertaris Kaivan yang berarti penerima bouquet Lily putih itu nantinya adalah Bella. Ahh.. semoga saja Bella tidak ingat bahwa bunga Lily Putih adalah bunga favorit Kaivan dan Kirana di masa lalu.

***************************

Kaivan terus melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 7 malam. Sudah satu jam Kaivan duduk berhadapan dengan tunangannya di sebuah restoran mewah Ibu Kota. Musik yang mengalun lembut, cahaya lilin dan bunga-bunga yang ditata dengan seapik mungkin menambah suasana romantis malam ini.

"Sayang, makasih yah malam ini kamu sweet banget" Ujar Bella sambil menggenggam tangan tunangannya. "Kamu pasti udah siapin ini dari jauh-jauh hari kan? Aku terharu banget loh Kai"

"Glen yang siapin ini semua" ucap Kaivan datar

Mendengar ucapan dingin Kaivan barusan Bella mengerucutkan bibirnya kesal. "Iya deh... aku mengerti kok Kaivan Mavendra Bagaskara tunangan aku ini orang paling sibuk, tapi aku tetap berterimakasih untuk waktu kamu malam ini"

Kaivan membalas hanya tersenyum kaku. Kakinya sudah gatal, ingin segera meninggalkan tempat itu. Tentu saja makan malam romantis ini bukan kemauan Kaivan melainkan inisiatif kedua orang tua mereka. Ditambah gadis dihadapanya sekarang terus menerus berceloteh tentang tas branded, fashion terbaru bahkan rencana untuk keliling dunia bersama. Sangat menyebalkan.

"Excusme Mr. Kaivan" Suara pelayan restoran memecah keheningan. Pelayan itu memberi isyarat untuk membisikan sesuatu pada Kaivan. Kaivan yang mengerti langsung mengangguk.

"Okay, silahkan dibawa kesini" ujar Kaivan

Pelayan Restoran itu mengagguk dan segera berbalik dan pergi setelah membereskan piring-piring yang sudah kosong di meja VIP tersebut.

"Apa kata pelayan barusan Kai?

"Tunggu aja, ada kejutan buat kamu"

Bella langsung sumringah jantungnya berdebar tidak karuan. Apakah Kaivan akan melamarnya secara resmi malam ini? Rasanya Bella tak sanggup menahan gejolak didadanya. Mungkin saat ini wajahnya telah berubah semerah undang rebus.

Tak lama beberapa pelayan membawakan sebuah kotak perhiasan berwarna hijau emerald dhiasi ukiran-ukiran logam berbentuk bunga-bunga yang cantik. Sangat klasik dan berkelas. Kaivan segera membuka kotak itu dan mengambil sebuah kalung dengan liontin berbentuk salju bertatahkan permata dengan warna yang senada dengan kotaknya.

"Kai..." Bella menutup mulut dengan telapak tangannya. "Makasih yah, Aku sayang banget sama kamu"

Kaivan segera mengambil tempat dibelakang Bella untuk memakaikan kalung itu ke leher calon tunangannya.

Usai memakai kalung, Kaivan mengambil bouquet bunga yang telah disiapkan sebelumnya kemudian menyerahkan pada Bella.

"Kai, ini Lily Putih?" Bella menatap bouquet bunga di tangannya itu dengan wajah yang cemberut. Kaivan ikut melotot memandang bouquet bunga itu. Kaivan benar-benar tidak sadar bouquet yang diberikannya adalah bunga Lily Putih.

"Kamu kasih aku bunga, tapi pikiran kamu tetap sama Kirana?!! Udahlah Kai, aku pergi sekarang!"

Bella segera berbalik meninggalkan Kaivan yang belum sempat menjelaskan apapun. Dasar Gama sialan!

*****************************

"Maksud lu apa tadi, hah?!"

"Apaan sih baru datang udah marah aja. Datang bulan lu?" Gama tertawa geli sambil terus berlari diatas treadmill.

"Lu sengaja siapin bouquet Lily Putih untuk aku kasih ke Bella kan? Mau lu apa, hah?" tanya Kaivan setengah berbisik karena tidak mau orang-orang di tempat Gym ini mendengar.

"Emang kenapa sama Lily putih?" Gama menekan tombol untuk menghentikan laju treadmillnya. "Bukannya bunga Lily putih melambangkan ketulusan dan kebahagiaan?" ujar Gama dengan nada orang yang sedang membaca puisi.

"Tapi Bella tahu kalau bunga itu, adalah bunga kesukaan Kirana!" ujar Kaivan dengan penuh penekanan.

"Emang aku beli di toko bunganya Kirana kok, malahan Kirana yang rekomendasiin bunga Lily Putih" Gama nyengir kuda.

"Ngapain lu beli bunganya disitu, hah!" geram Kaivan.

"Loh? bukannya lu suruh gue cari bouquet bunga yang paling bagus? toko bunga yang paling bagus sekarang kan yah tokonya si Kirana. Trus salahnya dimana?" jelas Gama. "Tapi bukannya lu malah mau pergi dari kencan kalian? kalau si Bella ngambek kan bagus kamu gak perlu lama-lama sama dia"

Kaivan menekan tombol treadmill disamping Gama dan mulai berlari. Sepertinya berolahraga akan mengeluarkan hormon endorfin untuk membuatnya tenang.

"Memang gue gak mau lama-lama, tapi gue juga gak mau, dia ninggalin gue kayak cowok brengsek" ujar Kaivan sambil menambah kecepatan berlari.

Gama terkekeh geli membayangkan jatuhnya harga diri seorang Kaivan Bagaskara yang di tinggalkan seorang wanita di sebuah restoran mewah seakan dia adalah tukang selingkuh.

"Oh iya, tadi waktu aku ke toko bunga Kirana, kayaknya dia habis nangis loh, matanya sembab banget coy"

Kaivan tidak menghiraukan dan terus berlari.

"Terus, aku lihat kayaknya ada bekas luka diwajahnya" lanjut Gama. Pria itu tahu benar walau Kaivan seakan tidak peduli, tapi dia pasti sedang pasang telinga untuk mendengarkan kabar wanita yang dicintainya.

Kirana. Are you Okay?

Bab terkait

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 5 - Are you Okay?

    "Dasar cowok brengsek!!! Gak punya otak!!! Nyesel banget aku pernah ngefans sama dia, mbak", Naya tesengal-sengal mengatur nafasnya. " Amit-amit kalo sampai mbak Kirana jadi nikah sama itu psikopat""Makasih yah kamu mau dengerin cerita aku lagi" Kirana tersenyum sambil sambil mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata."Anytime mbak, kapan aja kamu butuh teman cerita cari Naya aja" ujar Naya sambil mengedipkan mata berulang kali. Kirana tertawa kecil. Lega rasanya punya teman berbagi cerita. Naya Adista Putri adalah salah satu karyawan toko Florist Kirana yang sudah bekerja kurang lebih 3 tahun. Gadis mungil dan ceria itu sudah seperti adik perempuan bagi Kirana, bahkan entah mengapa Kirana bisa terbuka untuk menceritakan pahit manis kehidupannya pada Naya. "Udah mbak, gak usah ditangisin, hempas ke laut aja cowok toxic kayak si Chandra-Chandra itu, kesel kan aku jadinya.." ujar Naya sambil memanyunkan bibirnya. Awalnya Naya memang tak begitu percaya saat Kirana menceritakan se

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 4 - Luka yang tertutup waktu

    Kirana setengah berlari keluar dari gedung Pasific Textile, dia tidak mau orang-orang melihat matanya yang sembab dan merah sekarang. Apalagi di perusahaan ini Kirana bukanlah orang asing sebenarnya, anak dari Operasional Manajer dan tunangan dari keluarga pemilik perusahaan. Sebagian besar pegawai disini pasti mengenali wajahnya. Kirana hanya tidak ingin menjadi bahan gosip. "Kirana..!" Sontak gadis itu berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang sebetulnya tak ingin dia dengar. "Chandra??""Iya, Chandra tunangan kamu, memang kamu berharap siapa?" Ujar pria itu dengan sorot mata tajam yang membuat Kirana takut. "Kamu ngapain disini?" ujar Kirana"Aku?!" Chandra menatap gadis itu dengan mata melotot. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" ucap pria itu dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kirana tertegun. Benar juga. Gedung perkantoran ini adalah milik keluarga Bagaskara, yang mana bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Chandra ada disini. "I

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 3 - Berbahagialah Kaivan

    "Kai... look at me" "Gue sibuk, Bell" jawab Kaivan datar. "Tapi ini waktunya lunch loh Kai, emang kamu gak lapar? " Ujar Bella manjaKaivan diam tak bergeming, bola matanya bahkan tetap fokus pada layar laptop. Tak menyerah, gadis cantik berbalut dress merah itu perlahan bergerak duduk di pangkuan Kaivan sambil menangkup pipi lelaki itu, sehingga mereka sekarang saling berpandangan. "Benar-benar tampan" Batinnya. Mata cokelat hazel dan garis wajah yang tegas membuat Bella semakin terpesona pada calon tunangannya ini. Bella dan Kaivan juga dijodohkan. Tepatnya, 3 tahun yang lalu saat orang tua mereka bertemu di New York untuk urusan bisnis, namun tak hanya soal bisnis, pertemuan itu juga membahas soal masa depan anak-anak mereka. Kaivan dan Bella. Perlahan tapi pasti Bella mendekatkan wajahnya. Terus menerus menatap bibir sexy lelaki ini membuat pikiran Bella semakin liar. Apalagi selama mereka dijodohkan hanya 2 kali saja Bella bertandang ke New York untuk menemui kekasihnya.Na

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 2 - Bertemu kembali

    Kirana berdiri kikuk dia atas panggung sembari menyalami tamu yang datang silih berganti. Kebanyakan tamu yang hadir malam ini adalah rekan bisnis keluarga Bagaskara yang Kirana sendiri tidak kenal. Alih-alih mengadakan pesta meriah, gadis itu malah bersikukuh untuk menyelenggarakan privat party saja dirumah. Semakin sedikit yang hadir, semakin besar peluangnya untuk kabur pikirnya. Bertahun-tahun Kirana berusaha mengulur waktu untuk perjodohan ini dengan berbagai alasan, mulai dari ingin melanjutkan studi dan meraih gelar doktornya dalam ilmu manajemen, sampai alasan ingin fokus menjalankan toko florist miliknya. Semua hanya demi tidak terikat dengan Pria yang berdiri disampingnya sekarang. Namun Kirana sendiri tau bahwa dia tak bisa selamanya lari dari takdir, karena perjodohan ini berhubungan dengan kelangsungan bisnis dan pekerjaan orang tuanya. Gadis malang. "Sweetheart...senyum dong" Chandra mencubit kecil lengan Kirana hingga lamunan gadis itu buyar digantikan dengan senyuman

  • Calon Ipar Kesayanganku   BAB 1 - Hari Penting

    Kirana memandang bayangan dirinya dicermin dengan tatapan nanar. Sesekali tangannya bergerak untuk menyeka butiran air mata yang lolos begitu saja. Wajah yang telah dipoles make up gaya western dan gaun malam berwarna merah maroon karya desainer ternama itu bahkan tak dapat menyembunyikan ronah kesedihan diwajah Kirana.“Aku harus kabur dari sini…” bisiknya dalam keheningan Tak perlu menunggu lama Kirana segera memasukan barang-barang penting ke dalam tas ransel miliknya sembari memikirkan cara bagaimana untuk keluar dari kamarnya sendiri yang berada dilantai dua.“Hallo Bell, 30 menit lagi tolong jemput aku di depan gerbang rumahku yah” ucap kirana sambil menjepit ponsel diantara telinga dan bahu kanannya.“Kamu mau kabur dihari penting begini?? Udah sinting kamu !!” Terdengar suara dari ujung telepon.“Nanti aku jelasin, percaya sama aku” ujar kirana sambil terus mengisi penuh tas ranselnya, “Pokoknya 30 menit lagi depan gerbang”Sambungan telepon ditutup sepihak. Kirana tidak pedu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status