Share

Bab 10

Author: Natasha
last update Last Updated: 2024-07-01 17:30:31
Seharusnya pria itu senang kalau dirinya setuju.

Atau jangan-jangan pria ini merasa terhina kalau Thasia yang mengajukan gugatan cerai itu.

Jeremy menatap tubuh Thasia, lalu berkata dengan datar, "Sudah masuk jam kerja."

Thasia melihat jam, saat ini pas jam sembilan, sudah saatnya masuk kerja.

Thasia tersenyum dengan pahit. Pria ini tepat waktu sekali, sedetik pun tidak membiarkan dirinya santai.

Dia melihat punggung Jeremy yang menjauh, membuatnya merasakan hawa dingin dan asing.

Thasia juga tidak membuang-buang waktu lagi, dia segera melangkah pergi.

Tony sedang menunggunya di luar. "Bu Thasia, ini dokumen dari Pak Jeremy."

Dokumen yang jumlahnya sangat banyak diberikan padanya.

Debu dari dokumen berterbangan ke mukanya, membuatnya terbatuk. Thasia bertanya, "Sudah berdebu begini, dokumen dari kapan?"

Tony tidak berani mengatakannya. "Aku juga nggak tahu, Pak Jeremy yang mengaturnya."

Semua orang di kantor melihat ke arah Thasia, seketika mereka merasa kasihan padanya.

Mereka berpikir mungkin Thasia telah membuat Pak Jeremy marah, jadi pria itu menyuruhnya melakukan pekerjaan yang tidak begitu penting.

Mereka juga merasa Pak Jeremy sudah tidak sayang lagi pada sekretarisnya yang satu ini.

Thasia juga tidak tahu apa yang terjadi pada Jeremy, pokoknya pria itu sangat aneh, memberinya pekerjaan yang tidak begitu penting.

Setelahnya.

"Bu Thasia, kamu harus mengkopi dokumen penting ini sebanyak lima puluh rekap. Pak Jeremy membutuhkannya, jangan sampai ada kesalahan!" Cindy Clay, yang merupakan sekretaris juga memberikan setumpuk kertas A4 yang sudah kusam padanya, bahkan menatapnya dengan sinis. Seakan-akan setelah dia dihukum oleh Jeremy, posisi wanita ini meningkat, jadi bisa menindasnya.

Thasia masih mengurus dokumennnya, melihat banyak tumpukkan kertas di depannya, sepertinya dia masih harus merapikannya sebelum dikopi. Kalau begitu maka walau lembur pun tidak akan keburu menyelesaikannya.

Dia menoleh pada Cindy, tapi Cindy malah berkata, "Berdasarkan kemampuan Bu Thasia, seharusnya kerjaan ini pasti bisa selesai, 'kan?"

Cindy memang tidak suka pada Thasia.

Jeremy lebih sering membawa Thasia, kekompakan mereka tidak bisa ditandingi dengan yang lainnya, hal ini juga yang membuat Cindy merasa iri. Jelas-jelas kemampuannya di atas Thasia, kenapa dia selalu kalah dari Thasia? Kejadian kali ini membuat hubungan mereka menjadi lebih buruk lagi, bahkan dia menyuruh Thasia mengerjakan pekerjaan remeh seperti ini.

Dia merasa Thasia memanfaatkan kecantikannya, sehingga wanita itu bisa lebih beruntung darinya. Kali ini dia harus bekerja dengan baik, agar Thasia tidak diutamakan lagi.

Thasia tahu wanita ini tidak suka dengannya, biasanya dia terlalu fokus pada Jeremy, jadi tidak terlalu memikirkan sindiran Cindy.

Kali ini, dia benar-benar dibuat kesulitan olehnya.

Thasia tidak ingin mengalah lagi, kalau dia mengalah orang-orang akan meremehkannya. "Benarkah Pak Jeremy membutuhkan dokumen ini? Kalau ini dokumen penting kenapa nggak diperlakukan dengan baik. Aku masih ada kerjaan, takutnya nggak keburu."

Cindy yang melihatnya menolak pun merasa kesal. "Kamu ingin melawan perintah Pak Jeremy?"

Thasia pun menoleh padanya, "Aku hanya bisa mengerjakan yang sesuai dengan kemampuanku."

"Kamu, berani sekali kamu, aku lihat kamu sepertinya mau dipecat!" Karena dia melawan, Cindy pun merasa semakin kesal, suaranya menjadi semakin kencang.

Kalau bukan atas persetujuan Jeremy, Cindy juga tidak akan berani mengganggunya.

Pria itu tidak merasa sedikit pun kasihan padanya walau dirinya sudah bekerja lama dengannya.

Thasia seketika berdiri, dia berhenti mengerjakan dokumennya, dia pun menatap Cindy dengan dingin. "Anggap saja aku ingin dipecat, bilang saja sama Pak Jeremy hari ini aku bolos, kalau Pak Jeremy nggak menyuruh orang memantau pekerjaanku memangnya perusahaannya akan bangkrut!"

Setelah itu, dia segera membawa tasnya dan pergi ke luar kantor.

Cindy merasa kesal, tapi juga penasaran apa yang akan terjadi pada Thasia nanti, dia pun berteriak padanya, "Baiklah, aku akan memberi tahu Pak Jeremy, kita lihat saja apa yang akan terjadi padamu nanti!"

Cindy merasa ini kesempatannya, mana ada orang yang berani berbicara seperti ini pada Pak Jeremy. Kalau dia mengadu perkataan Thasia padanya, bukankah wanita itu pasti akan dipecat?

Dia sudah bisa membayangkan gambaran Thasia dipecat.

Dia mengetuk pintu kantor Jeremy, lalu berkata, "Pak Jeremy."

Jeremy tidak menoleh, hanya menjawab dengan dingin, "Ada apa?"

Cindy berdiri dengan hormat, lalu berkata, "Pak Jeremy, Thasia bolos kerja, dia tadi langsung pergi. Dia berkata kalau Pak Jeremy nggak menyuruh orang memantau kerjaannya memangnya perusahaan akan bangkrut, semua orang di kantor melihatnya. Thasia kelihatannya semakin lama semakin kurang ajar, sekarang dia sudah berani menantang Pak Jeremy, bahkan menyumpahi perusahaan. Aku merasa kesal padanya karena nggak menghargai Anda, benar-benar kelewatan, pecat saja dia ...."

Ekspresi Jeremy seketika menjadi dingin, dia berkata, "Keluar!"

Dia tidak ingin mendengarkan perkataan Cindy.

Hal ini membuat Cindy tercengang, dia tahu Jeremy pasti marah sangat mengetahui hal ini, pasti pria itu akan memecat Thasia, tapi dia tidak menyangka dirinya juga kena imbas.

Dia merasa sedikit sedih, tapi saat melihat wajah mengerikan Jeremy, dia pun tidak berani melawan, dia hanya bisa menenangkan diri dan berjalan pergi.

Thasia saat ini baru sampai lift, dari lift turun seorang dokter yang membawa peralatan medis.

Tubuh dokter itu sangat tinggi, dia memakai jubah putih. Saat melihat Thasia, pria itu tersenyum dan berkata, "Kak Thasia, kenapa kamu nggak di kantor, kamu membawa tas mau ke mana? Kak Jeremy nggak ngomong padamu? Dia tahu kamu terluka jadi dia menyuruhku ke sini ...."

Dia jarang sekali ditelepon kakaknya untuk memeriksa seseorang.

Sepertinya kakaknya sangat khawatir pada wanita ini.

Takut terjadi sesuatu padanya.

Thasia meliriknya sebentar. "Sebaiknya kamu periksa Jeremy saja."

Setelah itu dia masuk ke dalam lift tanpa memedulikan tatapan bingung orang itu.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Kasmi Yanti
thasia yang disakiti Jeremy hati ku yg ngilu liat nya
goodnovel comment avatar
Yosi Pandu
udah lah thasia pergi aja
goodnovel comment avatar
Ayra Bia
menarik dan enjoy membaca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 11

    Ricky Sendio merasa bingung, mungkinkah Jeremy sedang sakit?Bukankah beberapa waktu yang lalu pria itu sudah melakukan pemeriksaan, tubuhnya juga tidak bermasalah.Thasia itu istrinya, kalau ada masalah mungkinkah ....Ricky segera berjalan ke kantor, setelah memanggilnya, tatapannya tertuju pada celana Jeremy.Melihat tatapan anehnya, Jeremy mengerutkan kening. "Aku menyuruhmu memeriksa Thasia, untuk apa kamu melihatku?"Ricky menarik kembali arah pandangannya, dia tersenyum dengan canggung. "Nggak apa-apa, aku tadi bertemu Kak Thasia di pintu lift. Dia sudah pergi, sepertinya dia sedang marah."Jeremy berkata, "Nanti juga akan kembali.""Kalian bertengkar?""Wanita ngambek itu sudah biasa."Ricky ingin mengatakan sesuatu tapi tidak enak, pada akhirnya dia hanya duduk di sofa samping.Melihat pria itu masih tidak pergi, dia pun berkata, "Dia sudah pergi, untuk apa kamu masih di sini, aku sudah nggak membutuhkanmu lagi.""Aku baru datang tapi sudah diusir, setidaknya mengobrollah deng

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 12

    Thasia menoleh. "Kemas barang.""Mau ke mana?"Thasia berkata, "Pulang.""Bukankah ini rumahmu?" kata Jeremy dengan nada dingin.Seketika hati Thasia terasa sakit, dia pun menatap Jeremy. "Menurutmu ini rumahku? Aku hanya menumpang saja di tempat kalian."Jeremy segera menari tangannya, menghentikannya mengemasi koper, lalu suara bernada dinginnya terdengar dari atas kepala. "Kamu ingin marah sampai kapan?"Thasia tidak berani mendongak, takut dirinya akan menangis melihat wajah pria itu, dia segera menepisnya. "Aku nggak marah, aku serius. Pak Jeremy, minggir sebentar, aku ingin beres-beres."Thasia bersikeras ingin cerai dengannya, Jeremy pun segera membanting pintu.Mendengar ini Thasia segera menoleh, lalu Jeremy berkata, "Kenapa kamu ingin pergi?"Thasia tidak menjawab.Jeremy mendekatinya lalu berkata dengan penuh selidik, "Kamu merasa aku nggak bisa menghamilimu? Kamu ingin aku membuktikannya sekarang, hah?"Perkataannya ini membuat Thasia merasa takut, seketika dia teringat sal

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 13

    Tubuh pria itu terasa panas, ada aroma alkohol yang tercium, napasnya yang membara berderu di telinga Thasia.Dia mabuk?Thasia berkata, "Jeremy?"Jeremy masih memeluk pinggangnya, kepalanya terkubur di rambut Thasia, lalu berkata dengan suara kecil, "Jangan bergerak, biarkan aku memelukmu."Thasia tidak bergerak lagi.Dia merasa bingung kenapa pria ini bisa mabuk.Dengan berjarak selimut, Thasia berbaring dengan cukup lama hingga badannya terasa kaku. Dia sedang berpikir kapan pria ini akan bangun.Jeremy seakan-akan tidak ada tanda-tanda akan bangun, dia hanya berbaring di sana dan menghirup udara di sekitarnya.Jangan-jangan pria ini berpikir dirinya Lisa lagi.Thasia memanggilnya lagi, "Jeremy ....""Thasia, aku masih ingin berbaring sebentar."Mendengar ini Thasia terdiam lagi.Pria itu memanggil namanya, berarti dia tidak berpikir dirinya adalah wanita lain.Thasia tidak pernah melihat kondisi Jeremy seperti ini, seketika dia tidak tahu harus berbuat apa.Namun, hati Thasia tetap

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 14

    Seorang wanita yang merupakan editor majalah berkata, "Aku hanya sering mendengar kamu punya pacar, tapi kenapa dia nggak pernah muncul, benar-benar membuat orang penasaran."Lisa memainkan rambutnya, lalu berkata dengan tertekan, "Aku nggak suka dia muncul di depan umum, jadi aku menyuruhnya nggak perlu menemaniku ke acara-acara seperti ini. Kalau kami menikah, aku pasti akan mengundang kalian.""Misterius sekali, kalau begitu aku akan menantikannya."Editor itu menoleh pada Thasia, lalu menganggukkan kepalanya. "Nona Thasia, kita bertemu lagi."Thasia juga kenal wanita ini, waktu itu saat Jeremy melakukan wawancara mereka sempat bertemu.Justru karena campur tangan wanita ini mereka jadi berhasil.Thasia pun balas menyapa, "Bu Dela.""Kalian saling kenal?" tanya Editor Dela pada mereka.Lisa menjawab, "Kenal tapi nggak dekat."Lisa segera membatasi hubungannya dengan Thasia.Thasia juga meneruskan percakapan mereka tadi, "Berita kepulangan Nona Lisa juga tertulis karena ingin bertemu

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 15

    Wajah Lisa seketika memerah. Dia pun melepas genggamannya dan menutupi wajahnya, air matanya terjatuh, membuatnya terlihat sangat kasihan.Dia memang pantas menjadi publik figur, aktingnya berpura-pura terlihat menyedihkan sungguh menyakinkan.Kalau bukan karena sikapnya tadi, Thasia mungkin akan percaya pada aktingnya ini."Jaga sikapmu!" kata Thasia dengan suara sedikit kencang.Lisa menangis dan berkata dengan lembut, "Kak Thasia, aku juga tahu malu, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku nggak merebut priamu, tolong jangan salah paham ....""Thasia!"Suara Jeremy terdengar dari kejauhan.Thasia merasa terkejut, kenapa pria itu bisa ada di sini?Kalau dipikir-pikir, mungkin Lisa memang sudah merancang semua ini.Saat Thasia menoleh, Jeremy menatapnya dengan tatapan tajam dan ekspresi tidak senang, seakan-akan dirinya telah membuat kesalahan besar.Jeremy melangkah mendekat, lalu segera menarik Lisa ke pelukannya.Tarikannya cukup keras sehingga tubuh Thasia pun terdorong mundu

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 16

    Perkataan Lisa berhenti.Thasia masih di tempat acara, dia sangat terkejut menerima telepon dari Jeremy, dia kira pria itu sudah pergi berkencan dengan Lisa.Pria itu tidak akan mengingatnya.Thasia menenangkan hatinya, seakan-akan tidak ada yang terjadi. "Masih di pameran."Jeremy berkata, "Setelah selesai kembali ke kantor denganku."Bukannya pria itu memberinya libur, kenapa sekarang menyuruhnya ke kantor.Thasia hanya bisa mengiakan.Setelah menutup telepon, Jeremy menoleh kepada Lisa di samping. "Kamu bilang apa?"Lisa awalnya ingin mencari kesempatan untuk berduaan dengan pria itu, tapi setelah mendengar perkataannya tadi, dia merasa sudah tidak mungkin lagi, dia pun menarik kembali tangannya. "Aku pulang dulu, sampai jumpa besok.""Hmm," jawab Jeremy.Namun, Lisa masih tidak mau menyerah. "Besok malam ada waktu?""Lihat keadaan dulu.""Kalau ada waktu, aku ingin mentraktirmu makan."Jeremy menjawab, "Lihat besok."Lisa menganggap pria itu setuju, dia pun merasa senang, lalu perg

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 17

    Pria itu memasukkan kedua tangannya ke kantong, tatapannya yang ramah menatap Thasia, lalu berkata, "Jason Lantan, kita pernah satu kelas saat SD dan SMP."Thasia berpikir cukup lama.Seingatnya penampilan Jason tidak seperti ini dulu.Jason dulu sangat gendut, setiap hari dia hanya duduk di belakang dan tidak bersuara.Thasia tidak terlalu dekat dengannya.Thasia dulu selalu menjadi murid dengan nilai terbaik, dia menjadi anggota komite di kelas, paling mereka hanya pernah mengobrol saat menyerahkan PR saja.Tidak menyangka pria itu malah menjadi begitu tampan sekarang."Jason?" Thasia segera tersenyum. "Kamu berubah sekali, aku hampir nggak mengenalimu.""Benarkah? Karena terlalu berubah, maklum kalau kamu nggak mengenaliku." Jason menatapnya dengan lekat. "Banyak teman-teman dulu yang nggak mengenaliku, tapi aku bisa mengenalimu."Thasia merasa sangat senang bisa bertemu teman sekolahnya dulu.Semenjak kerja dia jarang berkumpul dengan teman-teman sekolahnya dulu, semua itu karena k

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 18

    Melihat Jason masih berada di samping, Thasia takut pria itu bisa mendengar mereka, nanti suasana malah menjadi canggung. Jadi dia menyuruh Sabrina berhenti membahasnya.Sabrina pun mau tak mau menurutinya dan tidak membahas hal ini lagi.Setelah Jason beramah tamah dengan rekannya, dia kembali kepada Thasia.Sabrina berkata, "Pak Jason, kamu tamu yang cukup langkah."Jason menjawab, "Pameran Nona Sabrina sangat sukses, sudah pasti daya tariknya sangat kuat.""Hanya hobi orang zaman dahulu saja, masih nggak sebanding dengan Pak Jason." Sabrina segera mendorong Thasia. "Tadi aku dengar kalian teman lama, bagaimana kalau kamu mengantar Thasia sebentar, dia sore ini harus ke kantor."Thasia yang didorong olehnya seketika merasa panik, sebelum dia menjawab Jason sudah berkata, "Boleh juga, aku juga nggak ada kerjaan, jadi aku bisa mengantarmu."Sabrina pun mengedipkan mata pada Thasia, lalu berkata dengan sungkan, "Maaf merepotkan."Dia mendorong Thasia ke sisi Jason. "Pasti banyak yang in

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 590

    "Oke."Tatapan Kent mengikuti sosok Thasia yang berlalu.Thasia mengendarai sepedanya keluar, dia menuju ke pusat kota.Jaraknya tidak terlalu jauh.Jeremy telah memberinya sebuah vila dengan harga yang sangat mahal.Saat ini jalanan cukup ramai, dia sedang menunggu di lampu merah.Setelah lampu berwarna hijau, dia mendorong sepedanya, tiba-tiba ada orang berkata, "Biar aku bantu."Thasia menoleh ke belakang, dia melihat seorang pria muda sedang mendorong belakang sepedanya.Sepertinya pria itu menyadari Thasia sedang hamil, jadi kesulitan mengendarai sepeda.Hari ini Thasia berpakaian dengan santai. Rambutnya dikepang, memakai sebuah topi dan gaun yang lebar, perutnya sedikit menonjol.Selain ibu hamil yang akan berpakaian seperti ini, yang lainnya tidak mungkin.Thasia merasa dirinya tidak selemah itu, tapi dia juga tidak ingin menolak kebaikannya, jadi dia berkata, "Terima kasih."Dia segera sampai ke seberang, orang itu berjalan ke arah yang berlawanan dengannya.Thasia lanjut meng

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 589

    Sabrina kira dirinya sedang bermimpi, dia merasa kesal, padahal sebelumnya dia melihat mereka saling mencintai, kenapa sekarang malah bercerai. "Apa yang terjadi? Jeremy itu, dasar pria berengsek, dia cepat sekali berubahnya. Nggak bisa, pokoknya aku harus memberinya pelajaran!"Thasia sudah menerima kenyataan ini. "Nggak perlu, ada baiknya kami bercerai, sekarang aku sudah punya rumah dan uang, aku sudah menjadi janda kaya, meski aku nggak bekerja seumur hidup, aku nggak akan mati kelaparan, kamu seharusnya mengucapkan selama padaku.""Keenakan wanita murahan itu!" Sabrina memosisikan dirinya seperti Thasia, mana mungkin dia terima."Biarkan saja." Thasia berkata, "Kamu nggak perlu mengurusi masalah ini, semua sudah berlalu.""Aku mengerti, hanya saja aku khawatir kamu akan merasa sedih, aku ingin bertanya apakah perlu aku temani, tapi kamu nggak menjawab panggilanku, aku juga nggak tahu kamu ada di mana. Membuatku khawatir saja." Sabrina benar-benar khawatir padanya, tapi juga tahu s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 588

    Matanya menatap ke arah Kent lagi, pria itu menatapnya dengan tatapan seperti biasa.Bagi Kent hal itu sudah biasa.Thasia akhirnya mengerti, pria ini tumbuh besar di lingkungan yang kejam dan selalu bersembunyi.Seperti katanya, Kent memang hidup di dunia yang gelap, tanpa adanya cahaya.Meski begitu Thasia tetap merasa terkejut, dia tidak mengerti padahal sama-sama manusia, kenapa mereka bisa hidup dengan cara yang sangat berbeda."Kenapa kamu memberikan darahmu padaku?" Thasia ingin menolak. "Aku nanti juga akan siuman kalau pingsan, kamu nggak perlu melukai dirimu, nggak baik bagi tubuhmu, aku nggak mau kamu bertindak seperti ini."Kent tersenyum santai, mungkin hal ini hal paling santai yang pernah dia lakukan. "Nggak masalah, hanya mengeluarkan sedikit darah saja, nggak akan mengancam nyawa.""Nggak boleh bilang begitu, lain kali nggak boleh lagi!" Thasia menentangnya dengan tegas. "Saat kamu bersamaku maka kamu juga harus dihargai, bukan barang untuk dikorbankan, kamu juga nggak

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 587

    Kent ingin menghindari, jelas dia tidak ingin Thasia menyentuhnya.Saat ini Thasia merasa lebih curiga, dia bertanya, "Kenapa kamu berdarah?"Padahal Kent sudah terluka cukup lama, meski luka di tubuhnya masih belum sembuh total, tidak seharusnya masih meneteskan darah.Kecuali lukanya bertambah lagi.Kent menarik lengan bajunya, tapi beberapa tetes darah itu tidak bisa ditutupi dengan mudah.Pria itu tersenyum, lalu mencari alasan. "Tadi saat memasak nggak sengaja terluka, bukan masalah besar."Alasan itu tidak bisa mengelabui Thasia."Kamu sudah terbiasa melakukan pembedahan, mana mungkin bisa terluka saat memasak. Kamu nggak akan bisa membohongiku!" Thasia mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak percaya pada penjelasannya ini. "Luka ini sepertinya bukan muncul saat kamu memasak tadi, kenapa kamu bisa terluka?"Kent terdiam.Pria itu tidak mau bilang, Thasia tetap punya mata untuk melihat, dia menarik tangan Kent, ternyata di pergelangan tangannya ada luka yang diperban dengan k

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 586

    "Ini pertama kalinya aku masak."Thasia mengangkat alisnya. "Nggak masalah, aku ingin mencicipi masakanmu, mungkin saja kamu berbakat."Setengah jam kemudian Kent baru berjalan keluar dari dapur.Tidak ada aroma gosong, berarti Kent tidak membuat dapurnya terbakar.Namun, ketika Kent meletakkan masakannya di atas meja, Thasia merasa sangat terkejut.Thasia menatap Kent dengan tatapan ketakutan.Kent pikir Thasia tidak tahu masakan apa ini, jadi dia menjelaskan dengan tenang, "Ini hati ayam, ini ampela ayam ... kedua hal itu termasuk organ dalamnya, ini badan ayam, ini bagian pahanya, ada banyak daging tapi nggak eneg ...."Setelah mendengar penjelasan Kent, dia seakan-akan mendengarkan penjelasan bagian tubuh.Bisa dibayangkan saat Kent memasak, dia membedah ayam itu, begitu melihatnya selera makan Thasia pun menghilang.Sebaliknya malah membuatnya ingin muntah.Melihat Thasia masih belum mulai makan, Kent bertanya, "Kenapa? Kelihatannya nggak enak? Padahal aku sudah berusaha membuatny

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 585

    Tatapan Kent menjadi rumit, kalau Thasia tahu apa yang telah dirinya lakukan, wanita ini pasti tidak akan berkata seperti itu.Kent saja tidak berani menyentuh tangan Thasia, apalagi melakukan hal jahat padanya.Kent tidak menolak lagi, dia membiarkan Thasia menyentuh tangannya.Mereka berdua terdiam cukup lama, warna darah di gelang mutiara yang dipakai Thasia menjadi lebih pekat, hal ini terlihat oleh wanita itu, dia pun bertanya, "Apakah mutiara di gelang ini bisa berubah warna?"Tatapan Kent menjadi lebih gelap. "Benarkah?"Thasia memosisikan gelang itu di bawah sinar matahari, memang benar warna merahnya jadi lebih pekat. "Aku kira karena ini gelang lama, jadi warnanya bisa lebih gelap, tapi sekarang warna merahnya jadi lebih pekat. Gelang ini biasanya kamu yang pakai, 'kan? Kamu nggak sadar?"Kent tanpa sadar mengelus pergelangan tangannya, tertawa sambil berkata, "Mungkin ini barang palsu, aku nggak tahu, aku nggak pernah tes."Thasia menatap Kent. "Kalau palsu mungkinkah kamu m

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 584

    Bisa dibilang hidupnya cukup beruntung.Lahir di keluarga yang harmonis, banyak orang yang baik padanya.Hanya dalam percintaan saja dia tidak beruntung.Mungkin hidupnya terlalu datar, agar hidupnya lebih berkreasi, dia harus mengalami perasaan kecewa ini.Perkataannya membuat Kent tertawa.Dia duduk di samping Thasia, menjaganya, matanya yang berwarna coklat terlihat sangat lembut."Kamu nggak pernah berkorban untukmu, tapi kamu memberiku kehidupan." Kent tidak menyembunyikan hal ini, ada hal yang harus dihadapi. "Tunggu ingatanmu pulih kamu juga akan tahu."Kent telah beberapa kali menolongnya, Thasia percaya pria ini tidak akan mencelakainya.Meski Kent bukan orang biasa.Sekarang orang yang menemaninya adalah Kent.Thasia tanpa sadar bertanya, "Kamu punya teman?""Nggak punya."Thasia bertanya lagi, "Kamu nggak ada teman?"Kent malah berkata, "Aku nggak perlu teman.""Orang tuamu di mana?""Aku nggak tahu siapa orang tuaku.""Kalau begitu kamu pasti kesepian, nggak ada keluarga da

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 583

    Bagi Lisa, dia hanya punya pilihan ini.--Thasia tidak tahu bagaimana dirinya melewati malam ini, waktu terasa sangat lama.Dia terus terjaga di sofa sepanjang malam.Setelah dia merasa lebih sadar, matahari sudah mulai terbit.Rasanya lelah.Sangat lelah.Thasia menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar mandi, dia mencuci muka, saat melihat wajahnya di kaca dia merasa terkejut.Dia kira dirinya melihat hantu.Matanya memerah, wajahnya sangat pucat, tidak ada rona darah sama sekali, dia terlihat seperti wanita sakit parah.Thasia mengelus wajahnya, dia tidak percaya dirinya menjadi seperti ini.Setelah hatinya dilukai apakah dirinya semenyedihkan ini?Tanpa Jeremy, apakah dirinya tidak bisa hidup lagi?Jawabannya tidak.Bukannya dia sempat berpikir putus hubungan dengan pria itu dan ingin bercerai?Bedanya kali ini pria itu yang meminta pisah.Thasia masih bisa hidup, dia bahkan bisa hidup dengan jauh lebih baik.Thasia sudah memutuskan, sudah cukup dia merasa sedih semalaman, hari-hari s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 582

    Lisa sudah membayangkan.Pernikahannya dan Jeremy akan semeriah apa.Dia akan menjadi pengantin paling bahagia di dunia ini.Pada saat ini, Lisa mendengar suara langkah kaki, dia kira pembantu di rumahnya, jadi dia berkata, "Kamu nggak perlu melayaniku, kamu istirahat saja."Namun, suara langkahnya tidak berhenti.Lisa mengerutkan keningnya, dia merasa sedikit kesal, jadi dia melepas maskernya sambil berkata, "Sudah aku bilang ...."Begitu dia menoleh dan melihat dengan lebih jelas siapa yang datang, dia merasa terkejut, dia membuang maskernya dan berkata dengan hormat, "Ayah ....""Lisa." Pria itu menatap Lisa, lalu berkata sambil tersenyum, "Lama nggak bertemu, ternyata kamu sudah besar."Lisa segera berdiri, dia memeluk pria itu. "Ayah, akhirnya kamu dibebaskan, aku sangat rindu padamu!"Pria yang berusia sekitar 50 tahun itu lebih tinggi sedikit dari Lisa, meski sudah tua tubuhnya cukup tegap, dia mengelus kepala Lisa dengan lembut. "Maaf membuatmu sendirian."Lisa berkata, "Nggak

DMCA.com Protection Status