Share

Bab 13

Author: Natasha
last update Last Updated: 2024-07-01 17:30:31
Tubuh pria itu terasa panas, ada aroma alkohol yang tercium, napasnya yang membara berderu di telinga Thasia.

Dia mabuk?

Thasia berkata, "Jeremy?"

Jeremy masih memeluk pinggangnya, kepalanya terkubur di rambut Thasia, lalu berkata dengan suara kecil, "Jangan bergerak, biarkan aku memelukmu."

Thasia tidak bergerak lagi.

Dia merasa bingung kenapa pria ini bisa mabuk.

Dengan berjarak selimut, Thasia berbaring dengan cukup lama hingga badannya terasa kaku. Dia sedang berpikir kapan pria ini akan bangun.

Jeremy seakan-akan tidak ada tanda-tanda akan bangun, dia hanya berbaring di sana dan menghirup udara di sekitarnya.

Jangan-jangan pria ini berpikir dirinya Lisa lagi.

Thasia memanggilnya lagi, "Jeremy ...."

"Thasia, aku masih ingin berbaring sebentar."

Mendengar ini Thasia terdiam lagi.

Pria itu memanggil namanya, berarti dia tidak berpikir dirinya adalah wanita lain.

Thasia tidak pernah melihat kondisi Jeremy seperti ini, seketika dia tidak tahu harus berbuat apa.

Namun, hati Thasia tetap luluh, dia takut kalau pria ini kurang tidur maka akan terkena flu.

Dia pun mendorongnya. "Jangan tidur seperti ini, kalau nggak mau mandi setidaknya tidur dengan selimut ...."

Jeremy segera berbalik, tapi tangannya tidak lepas dari Thasia, sehingga Thasia pun jatuh ke pelukannya, pria itu memeluknya dengan erat. Hidung Thasia bisa mencium aroma tubuhnya, terdapat aroma mint bercampur alkohol.

Seketika Thasia merasa panik, mata pria itu terus melihatnya.

Jeremy tidak menutup mata, dia menatap Thasia dengan lekat dan alis berkerut, seakan-akan dia merasa sedikit tidak senang.

Untuk apa dia ingin tahu pria ini sedang senang atau tidak, menebak apa yang sedang dia pikirkan. Karena tidak mau terlalu memperhatikannya Thasia pun segera menoleh.

Tangan Jeremy mengelus jidatnya.

Sentuhannya yang hangat itu membuat Thasia merasa aneh, dia pun menghindar. Jeremy tertegun lalu dengan pelan berkata, "Sakit?"

Hidung Thasia memerah, mungkin karena merasa sangat tertekan, begitu dipedulikan dia merasa sedih. "Untuk apa kamu menanyakan hal itu?"

Nadanya terdengar mengeluh.

Jeremy menepuk punggungnya, seakan-akan sedang berusaha menenangkannya. "Ke depannya aku nggak akan membiarkanmu ke tempat yang berbahaya lagi."

Pria itu sedang mengkhawatirkannya?

Jelas-jelas pria itu bilang pernikahan mereka tidak berdasarkan cinta, melarangnya mengharapkan sesuatu yang lebih.

Thasia pun sekali lagi memperhatikannya, kali ini mata pria itu sudah terpejam, hanya saja gerakan di tangannya masih tidak berhenti.

Pada detik ini, Thasia baru merasakan bahwa pria ini miliknya.

Hanya saat pria itu mabuk, hubungan mereka baru ada kemajuan, menjadi pasangan suami istri pada umumnya.

Thasia mengangkat tangannya, ingin menyentuh wajah pria itu dan mendekatinya. Namun, tangannya baru terangkat setengah, akal sehatnya sudah menyadarinya.

Dia tahu kehangatan malam ini, keesokan paginya akan menghilang.

Pria itu akan kembali ke sikap awalnya, sedangkan dirinya juga akan kembali menjadi dirinya lagi.

Tangannya pun diturunkan.

Wajahnya menempel pada dada pria itu, merasakan detak jantungnya, mendengar suara napasnya yang teratur. Seharusnya pria itu sudah tidur.

Dia baru berkata, "Jeremy, kalau kamu bisa mencintaiku, walau hanya sedikit saja, aku akan merasa sangat senang."

Sebenarnya Thasia sangat mudah merasa puas.

Namun, hal ini terasa sulit untuk digapai olehnya.

Pada akhirnya Thasia menutup mata. Dia berharap waktu bisa berhenti di sini, dia berharap tidak akan terbangun lagi.

Namun, pada akhirnya dia tetap harus terbangun.

Keesokan paginya, ranjang di sisinya sudah kosong. Pagi-pagi sekali Jeremy sudah pergi.

Thasia terbangun, dia melihat ada kertas di sisi ranjang, di atasnya ada tulisan yang berbunyi: "Aku pergi ke kantor dulu, kamu di rumah saja istirahat. Ingatlah untuk makan."

Di sebelahnya terdapat sebuah kartu bank.

Thasia mengambilnya, lalu teringat pria itu membelikan baju untuk Lisa seharga dua miliar.

Mungkinkah pria itu merasa bersalah karena ketahuan, lalu menggunakan kartu ini untuk merayunya?

Dia tidak tahu apa yang dipikirkan Jeremy, pria itu menyukai Lisa, tapi di saat yang sama juga tidak ingin cerai, apa maksudnya semua ini?

Sebenarnya bercerai, lalu memulai hidup baru sudah menghabiskan semua keberanian Thasia.

Jeremy tidak akan mengerti kenapa Thasia bisa menyukainya, kenapa dirinya rela menunggu pria itu selama tujuh tahun.

Masa mudanya yang indah, dia habiskan semuanya hanya untuk fokus pada pria itu.

Begitu berpikir akan meninggalkannya, Thasia pun merasa sedih.

Dia telah menghabiskan semua keberaniannya, demi pria itu dia telah mengorbankan semuanya, saat ini tidak ada yang tersisa.

Jadi manusia harus bisa berpikir dengan jernih, jangan sampai demi seorang pria malah mengorbankan semuanya, mempertahankan cinta sepihak, pada akhirnya semua menjadi lelucon.

Thasia mengambil kartu itu dan meletakkannya di laci, lalu dia tidak pernah mengambilnya lagi.

Sabrina mengiriminya pesan, mengatakan bahwa pameran gambarnya hari ini baru buka, wanita itu menyuruhnya datang untuk memberi dukungan.

Meski Sabrina memberinya saran yang tidak bisa diandalkan, kemampuan wanita itu tidak bisa diremehkan, dia seorang pelukis yang cukup terkenal, juga seorang desainer.

Thasia memutuskan datang ke acara itu sekalian mencari udara segar.

Dia membawa sebuket bunga ke sana. Saat ini Sabrina sedang menyapa para tamu, saat melihat dirinya, dia segera berpamitan dan menghampirinya. "Hei, sayangku."

Sabrina segera memeluknya.

Thasia juga balas memeluknya sambil berkata, "Selamat."

"Selamat apa, hal ini sudah biasa." Sabrina menerima bunga darinya. "Kamu bisa datang saja aku sudah senang, biasanya kamu sibuk kerja jadinya nggak bisa datang ke pameranku."

Thasia merasa tidak enak. "Maaf."

"Untuk apa meminta maaf, kamu ini sahabat terbaikku, aku bisa mengerti."

Pekerjaan Thasia memang sibuk, kalau ada waktu dia hanya bisa pergi bertemu Sabrina.

Sepertinya dia memang tidak pernah ke acara pameran Sabrina, ini pertama kalinya.

Sabrina bertanya lagi, "Masalah ceraimu bagaimana?"

Seketika Thasia teringat masalah surat cerai. "Omong-omong tentang hal itu, kamu ini ingin aku bercerai dengannya atau ingin aku dipukuli?"

"Kamu dipukul? Jeremy benar-benar kurang ajar, aku akan memberinya pelajaran."

"Aku rasa kamu sengaja." Thasia berkata, "Orang pintar mana pun nggak akan mau tanda tangan surat cerai seperti itu, apalagi Jeremy."

Sabrina mencibir. "Aku ini ingin membela keadilan untukmu. Dalam pernikahan kalian, pria itu nggak rugi apa-apa, malahan bisa berpacaran dengan wanita lain, sedangkan kamu sudah kehilangan masa mudamu, Walau cerai, tetap saja dia harus mengorbankan sesuatu! Kalau dia punya hati nurani, dia nggak pelit soal harta."

Saat membahas ini Thasia merasa tidak senang. "Jangan bahas ini lagi, bukannya kamu menyuruhku ke sini untuk melihat karyamu? Kita bicarakan hal-hal yang menyenangkan saja, agar aku merasa lebih baik."

"Baiklah, terserah kamu saja." Sabrina berkata dengan senang, "Tenang saja, aku pasti akan menemanimu melewati kesulitan ini."

Mendengar ini Thasia merasa tersentuh, dia pun tersenyum sambil mengangguk.

Ada wartawan di sana, mereka memperhatikan gambar Sabrina, lalu ingin mewawancarainya. Jadi Sabrina tidak bisa selalu menemaninya, Thasia pun berjalan sendiri.

Tiba-tiba dia melihat sesosok diiringi beberapa orang lainnya mendekat.

"Nona Lisa, selamat datang."

Lisa tersenyum dengan hormat pada penanggung jawab perusahaan Sabrina. "Aku datang juga sebagai penggemar, aku suka dengan gambar-gambar Nona Sabrina."

"Kalau begitu suatu kehormatan bagi kami, Sabrina sedang diwawancarai, mohon tunggu sebentar."

Thasia menatap Lisa, tanpa sadar dia menilai penampilannya, matanya tertuju pada bekas luka merah kecil di lengan gadis itu.

Seingatnya Lisa sempat ke rumah sakit, dia kira lukanya sangat parah.

Mengingat sikap gugup Lisa waktu itu sehingga dilindungi oleh Jeremy, dia merasa gadis itu sedikit berlebihan.

Saat dia berbalik, Lisa malah melihat dirinya, dia segera berpamitan dengan semua orang, lalu berteriak, "Thasia."

Thasia meliriknya berjalan mendekat. "Kamu juga di sini.''

Thasia hanya diam saja, Lisa terus berbicara, "Kenapa kamu nggak kerja, memangnya Jeremy mengizinkanmu ke pameran gambar seperti ini?"

"Nggak perlu mencampuri urusanku," jawab Thasia dengan datar.

Lisa berkata, "Bukan begitu, hanya saja aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di tempat seperti ini, apalagi kamu sendirian."

Wanita ini mengingatkan bahwa dirinya sendirian, juga mengungkit tentang Jeremy, mungkin maksudnya Jeremy selalu menemaninya kalau Lisa butuh.

Kalau dipikir-pikir Lisa memang unggul dalam hal ini, karena Jeremy memang dari dulu tidak pernah menemaninya ke mana pun.

Tiba-tiba ada orang berjalan mendekat. "Lisa, gaunmu cantik sekali, beli di mana?"

Lisa tersenyum dengan senang, lalu berkata pada wanita itu, "Cantik, 'kan? Pacarku yang memilihnya."

"Hah, aku pernah melihatnya di majalah, harga gaun ini hampir dua miliar lebih."

Lisa menjawab dengan sopan, "Ya."

"Pacarmu sungguh baik, dia mau membelikan gaun seharga dua miliar. Seharusnya dia sering memberimu uang, bukan?"

Seketika wajah Lisa memerah. "Tentu saja. Pacarku sayang padaku, jadi dia rela mengeluarkan uang untukku."

Seketika hal ini mengingatkan Thasia bahwa Jeremy sempat membelikan baju seharga dua miliar untuk Lisa. Ternyata gaun yang mengkilap ini.

Seketika dia merasa tidak suka melihat gaun itu.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Sa
Kapan si Thasia meninggalkan Jeremy, laki-laki labil gak layak dipertahankan, ah...mulai keesal saya
goodnovel comment avatar
Kasmi Yanti
udah thasia tinggal kan aja itu si Jeremy
goodnovel comment avatar
Fitria Aly
pisah aja nikmatin hidupmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 14

    Seorang wanita yang merupakan editor majalah berkata, "Aku hanya sering mendengar kamu punya pacar, tapi kenapa dia nggak pernah muncul, benar-benar membuat orang penasaran."Lisa memainkan rambutnya, lalu berkata dengan tertekan, "Aku nggak suka dia muncul di depan umum, jadi aku menyuruhnya nggak perlu menemaniku ke acara-acara seperti ini. Kalau kami menikah, aku pasti akan mengundang kalian.""Misterius sekali, kalau begitu aku akan menantikannya."Editor itu menoleh pada Thasia, lalu menganggukkan kepalanya. "Nona Thasia, kita bertemu lagi."Thasia juga kenal wanita ini, waktu itu saat Jeremy melakukan wawancara mereka sempat bertemu.Justru karena campur tangan wanita ini mereka jadi berhasil.Thasia pun balas menyapa, "Bu Dela.""Kalian saling kenal?" tanya Editor Dela pada mereka.Lisa menjawab, "Kenal tapi nggak dekat."Lisa segera membatasi hubungannya dengan Thasia.Thasia juga meneruskan percakapan mereka tadi, "Berita kepulangan Nona Lisa juga tertulis karena ingin bertemu

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 15

    Wajah Lisa seketika memerah. Dia pun melepas genggamannya dan menutupi wajahnya, air matanya terjatuh, membuatnya terlihat sangat kasihan.Dia memang pantas menjadi publik figur, aktingnya berpura-pura terlihat menyedihkan sungguh menyakinkan.Kalau bukan karena sikapnya tadi, Thasia mungkin akan percaya pada aktingnya ini."Jaga sikapmu!" kata Thasia dengan suara sedikit kencang.Lisa menangis dan berkata dengan lembut, "Kak Thasia, aku juga tahu malu, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini, aku nggak merebut priamu, tolong jangan salah paham ....""Thasia!"Suara Jeremy terdengar dari kejauhan.Thasia merasa terkejut, kenapa pria itu bisa ada di sini?Kalau dipikir-pikir, mungkin Lisa memang sudah merancang semua ini.Saat Thasia menoleh, Jeremy menatapnya dengan tatapan tajam dan ekspresi tidak senang, seakan-akan dirinya telah membuat kesalahan besar.Jeremy melangkah mendekat, lalu segera menarik Lisa ke pelukannya.Tarikannya cukup keras sehingga tubuh Thasia pun terdorong mundu

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 16

    Perkataan Lisa berhenti.Thasia masih di tempat acara, dia sangat terkejut menerima telepon dari Jeremy, dia kira pria itu sudah pergi berkencan dengan Lisa.Pria itu tidak akan mengingatnya.Thasia menenangkan hatinya, seakan-akan tidak ada yang terjadi. "Masih di pameran."Jeremy berkata, "Setelah selesai kembali ke kantor denganku."Bukannya pria itu memberinya libur, kenapa sekarang menyuruhnya ke kantor.Thasia hanya bisa mengiakan.Setelah menutup telepon, Jeremy menoleh kepada Lisa di samping. "Kamu bilang apa?"Lisa awalnya ingin mencari kesempatan untuk berduaan dengan pria itu, tapi setelah mendengar perkataannya tadi, dia merasa sudah tidak mungkin lagi, dia pun menarik kembali tangannya. "Aku pulang dulu, sampai jumpa besok.""Hmm," jawab Jeremy.Namun, Lisa masih tidak mau menyerah. "Besok malam ada waktu?""Lihat keadaan dulu.""Kalau ada waktu, aku ingin mentraktirmu makan."Jeremy menjawab, "Lihat besok."Lisa menganggap pria itu setuju, dia pun merasa senang, lalu perg

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 17

    Pria itu memasukkan kedua tangannya ke kantong, tatapannya yang ramah menatap Thasia, lalu berkata, "Jason Lantan, kita pernah satu kelas saat SD dan SMP."Thasia berpikir cukup lama.Seingatnya penampilan Jason tidak seperti ini dulu.Jason dulu sangat gendut, setiap hari dia hanya duduk di belakang dan tidak bersuara.Thasia tidak terlalu dekat dengannya.Thasia dulu selalu menjadi murid dengan nilai terbaik, dia menjadi anggota komite di kelas, paling mereka hanya pernah mengobrol saat menyerahkan PR saja.Tidak menyangka pria itu malah menjadi begitu tampan sekarang."Jason?" Thasia segera tersenyum. "Kamu berubah sekali, aku hampir nggak mengenalimu.""Benarkah? Karena terlalu berubah, maklum kalau kamu nggak mengenaliku." Jason menatapnya dengan lekat. "Banyak teman-teman dulu yang nggak mengenaliku, tapi aku bisa mengenalimu."Thasia merasa sangat senang bisa bertemu teman sekolahnya dulu.Semenjak kerja dia jarang berkumpul dengan teman-teman sekolahnya dulu, semua itu karena k

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 18

    Melihat Jason masih berada di samping, Thasia takut pria itu bisa mendengar mereka, nanti suasana malah menjadi canggung. Jadi dia menyuruh Sabrina berhenti membahasnya.Sabrina pun mau tak mau menurutinya dan tidak membahas hal ini lagi.Setelah Jason beramah tamah dengan rekannya, dia kembali kepada Thasia.Sabrina berkata, "Pak Jason, kamu tamu yang cukup langkah."Jason menjawab, "Pameran Nona Sabrina sangat sukses, sudah pasti daya tariknya sangat kuat.""Hanya hobi orang zaman dahulu saja, masih nggak sebanding dengan Pak Jason." Sabrina segera mendorong Thasia. "Tadi aku dengar kalian teman lama, bagaimana kalau kamu mengantar Thasia sebentar, dia sore ini harus ke kantor."Thasia yang didorong olehnya seketika merasa panik, sebelum dia menjawab Jason sudah berkata, "Boleh juga, aku juga nggak ada kerjaan, jadi aku bisa mengantarmu."Sabrina pun mengedipkan mata pada Thasia, lalu berkata dengan sungkan, "Maaf merepotkan."Dia mendorong Thasia ke sisi Jason. "Pasti banyak yang in

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 19

    Dia melihat Thasia berada di pelukan pria lain.Kedua terlihat sangat dekat, saling memandang, seakan-akan sedang kasmaran.Seketika alis Jeremy berkerut, wajahnya yang sudah dingin menjadi lebih mengerikan, tatapan tajamnya tertuju pada kedua orang yang sedang berpelukan itu.Seingat Jeremy sepertinya Thasia tidak memiliki teman pria.Dia juga tidak pernah melihatnya.Saat ini tiba-tiba muncul seorang pria di sisinya, hal itu membuat hati Jeremy seakan-akan tersumbat, terasa tidak nyaman.Seketika langkahnya pun menjadi lebih cepat.Thasia merasa sangat terkejut sehingga dia tertegun sejenak. Setelah sadar bahwa jaraknya dengan Jason cukup dekat, dia merasa tidak enak, dia pun segera keluar dari pelukannya."Apakah kamu terluka?" tanya Jason dengan penuh perhatian."Nggak, terima kasih," jawab Thasia dengan tersenyum."Sama-sama." Jason berkata, "Kita baru saja bertemu, kata yang sering kamu ucapkan malah maaf dan terima kasih. Kamu nggak perlu begitu sungkan padaku."Jason ingin lebi

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 20

    Kalimatnya ini mengejutkan Thasia.Ini hal paling rahasia di antara mereka.Bagaimana bisa dia mengatakannya.Seketika Thasia merasa waspada.Jason merasa sangat terkejut, dia tertegun sebentar baru kembali tenang lagi. "Kenapa Pak Jeremy bisa tahu?"Jeremy ingin berbicara, tapi Thasia sudah berkata lebih dulu, "Pak Jeremy hanya bercanda."Dia segera menyela Jeremy.Bahkan dia keluar dari pelukan Jeremy, wajahnya tetap tersenyum."Selama ini aku terlalu sibuk kerja, mana mungkin sudah menikah, hal itu nggak benar," kata Thasia pada Jason.Mendengar ini, wajah Jeremy pun menegang, dia dengan kesal menatap Thasia. Bibirnya sudah membentuk garis dasar, terlihat sangat tidak senang."Ternyata begitu." Jason menghela napas lega. "Baguslah, pantas aku bingung, kenapa aku nggak mendengar kabar bahwa kamu sudah menikah."Kalau Thasia sudah menikah, dia pasti akan mendapat kabarnya.Thasia segera mengalihkan topik pembicaraan, dia tidak memberi kesempatan Jeremy menggila lagi, jadi dia berkata,

    Last Updated : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 21

    Cindy segera mengeluarkan isi kantongnya. "Yang ini, aku takut Thasia nggak sempat mengambilnya, jadi aku membantunya ambil duluan."Melihat jas yang bukan miliknya, tatapan Jeremy menjadi semakin tajam.Jas pria.Seketika dia teringat Jason.Seingatnya saat bertemu Jason dan Thasia di pameran, wanita itu membawa kantong ini.Saat itu dia tidak terlalu memikirkannya.Ternyata isinya adalah jas pria itu.Tanpa sadar Jeremy mengepal tangannya.Cindy memperhatikan reaksinya, tidak terlalu berubah, tapi dia tahu pria itu sedang marah, pasti dia merasa kesal. Seketika Cindy bertanya, "Pak Jeremy, mau diletakkan di sini?"Jeremy menutup bibirnya, kemudian berkata dengan dingin, "Letakkan di sana."Cindy tersenyum. "Baiklah, kalau begitu aku keluar dulu."Setelah melakukan hal itu, Cindy berjalan keluar dengan puas, dia ingin lihat seberapa percayanya Jeremy terhadap Thasia.Jeremy terlihat kesal, saat kerja dia merasa jas itu mengganggu pemandangan.Setelah jam pulang kerja, Thasia baru masu

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 590

    "Oke."Tatapan Kent mengikuti sosok Thasia yang berlalu.Thasia mengendarai sepedanya keluar, dia menuju ke pusat kota.Jaraknya tidak terlalu jauh.Jeremy telah memberinya sebuah vila dengan harga yang sangat mahal.Saat ini jalanan cukup ramai, dia sedang menunggu di lampu merah.Setelah lampu berwarna hijau, dia mendorong sepedanya, tiba-tiba ada orang berkata, "Biar aku bantu."Thasia menoleh ke belakang, dia melihat seorang pria muda sedang mendorong belakang sepedanya.Sepertinya pria itu menyadari Thasia sedang hamil, jadi kesulitan mengendarai sepeda.Hari ini Thasia berpakaian dengan santai. Rambutnya dikepang, memakai sebuah topi dan gaun yang lebar, perutnya sedikit menonjol.Selain ibu hamil yang akan berpakaian seperti ini, yang lainnya tidak mungkin.Thasia merasa dirinya tidak selemah itu, tapi dia juga tidak ingin menolak kebaikannya, jadi dia berkata, "Terima kasih."Dia segera sampai ke seberang, orang itu berjalan ke arah yang berlawanan dengannya.Thasia lanjut meng

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 589

    Sabrina kira dirinya sedang bermimpi, dia merasa kesal, padahal sebelumnya dia melihat mereka saling mencintai, kenapa sekarang malah bercerai. "Apa yang terjadi? Jeremy itu, dasar pria berengsek, dia cepat sekali berubahnya. Nggak bisa, pokoknya aku harus memberinya pelajaran!"Thasia sudah menerima kenyataan ini. "Nggak perlu, ada baiknya kami bercerai, sekarang aku sudah punya rumah dan uang, aku sudah menjadi janda kaya, meski aku nggak bekerja seumur hidup, aku nggak akan mati kelaparan, kamu seharusnya mengucapkan selama padaku.""Keenakan wanita murahan itu!" Sabrina memosisikan dirinya seperti Thasia, mana mungkin dia terima."Biarkan saja." Thasia berkata, "Kamu nggak perlu mengurusi masalah ini, semua sudah berlalu.""Aku mengerti, hanya saja aku khawatir kamu akan merasa sedih, aku ingin bertanya apakah perlu aku temani, tapi kamu nggak menjawab panggilanku, aku juga nggak tahu kamu ada di mana. Membuatku khawatir saja." Sabrina benar-benar khawatir padanya, tapi juga tahu s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 588

    Matanya menatap ke arah Kent lagi, pria itu menatapnya dengan tatapan seperti biasa.Bagi Kent hal itu sudah biasa.Thasia akhirnya mengerti, pria ini tumbuh besar di lingkungan yang kejam dan selalu bersembunyi.Seperti katanya, Kent memang hidup di dunia yang gelap, tanpa adanya cahaya.Meski begitu Thasia tetap merasa terkejut, dia tidak mengerti padahal sama-sama manusia, kenapa mereka bisa hidup dengan cara yang sangat berbeda."Kenapa kamu memberikan darahmu padaku?" Thasia ingin menolak. "Aku nanti juga akan siuman kalau pingsan, kamu nggak perlu melukai dirimu, nggak baik bagi tubuhmu, aku nggak mau kamu bertindak seperti ini."Kent tersenyum santai, mungkin hal ini hal paling santai yang pernah dia lakukan. "Nggak masalah, hanya mengeluarkan sedikit darah saja, nggak akan mengancam nyawa.""Nggak boleh bilang begitu, lain kali nggak boleh lagi!" Thasia menentangnya dengan tegas. "Saat kamu bersamaku maka kamu juga harus dihargai, bukan barang untuk dikorbankan, kamu juga nggak

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 587

    Kent ingin menghindari, jelas dia tidak ingin Thasia menyentuhnya.Saat ini Thasia merasa lebih curiga, dia bertanya, "Kenapa kamu berdarah?"Padahal Kent sudah terluka cukup lama, meski luka di tubuhnya masih belum sembuh total, tidak seharusnya masih meneteskan darah.Kecuali lukanya bertambah lagi.Kent menarik lengan bajunya, tapi beberapa tetes darah itu tidak bisa ditutupi dengan mudah.Pria itu tersenyum, lalu mencari alasan. "Tadi saat memasak nggak sengaja terluka, bukan masalah besar."Alasan itu tidak bisa mengelabui Thasia."Kamu sudah terbiasa melakukan pembedahan, mana mungkin bisa terluka saat memasak. Kamu nggak akan bisa membohongiku!" Thasia mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak percaya pada penjelasannya ini. "Luka ini sepertinya bukan muncul saat kamu memasak tadi, kenapa kamu bisa terluka?"Kent terdiam.Pria itu tidak mau bilang, Thasia tetap punya mata untuk melihat, dia menarik tangan Kent, ternyata di pergelangan tangannya ada luka yang diperban dengan k

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 586

    "Ini pertama kalinya aku masak."Thasia mengangkat alisnya. "Nggak masalah, aku ingin mencicipi masakanmu, mungkin saja kamu berbakat."Setengah jam kemudian Kent baru berjalan keluar dari dapur.Tidak ada aroma gosong, berarti Kent tidak membuat dapurnya terbakar.Namun, ketika Kent meletakkan masakannya di atas meja, Thasia merasa sangat terkejut.Thasia menatap Kent dengan tatapan ketakutan.Kent pikir Thasia tidak tahu masakan apa ini, jadi dia menjelaskan dengan tenang, "Ini hati ayam, ini ampela ayam ... kedua hal itu termasuk organ dalamnya, ini badan ayam, ini bagian pahanya, ada banyak daging tapi nggak eneg ...."Setelah mendengar penjelasan Kent, dia seakan-akan mendengarkan penjelasan bagian tubuh.Bisa dibayangkan saat Kent memasak, dia membedah ayam itu, begitu melihatnya selera makan Thasia pun menghilang.Sebaliknya malah membuatnya ingin muntah.Melihat Thasia masih belum mulai makan, Kent bertanya, "Kenapa? Kelihatannya nggak enak? Padahal aku sudah berusaha membuatny

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 585

    Tatapan Kent menjadi rumit, kalau Thasia tahu apa yang telah dirinya lakukan, wanita ini pasti tidak akan berkata seperti itu.Kent saja tidak berani menyentuh tangan Thasia, apalagi melakukan hal jahat padanya.Kent tidak menolak lagi, dia membiarkan Thasia menyentuh tangannya.Mereka berdua terdiam cukup lama, warna darah di gelang mutiara yang dipakai Thasia menjadi lebih pekat, hal ini terlihat oleh wanita itu, dia pun bertanya, "Apakah mutiara di gelang ini bisa berubah warna?"Tatapan Kent menjadi lebih gelap. "Benarkah?"Thasia memosisikan gelang itu di bawah sinar matahari, memang benar warna merahnya jadi lebih pekat. "Aku kira karena ini gelang lama, jadi warnanya bisa lebih gelap, tapi sekarang warna merahnya jadi lebih pekat. Gelang ini biasanya kamu yang pakai, 'kan? Kamu nggak sadar?"Kent tanpa sadar mengelus pergelangan tangannya, tertawa sambil berkata, "Mungkin ini barang palsu, aku nggak tahu, aku nggak pernah tes."Thasia menatap Kent. "Kalau palsu mungkinkah kamu m

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 584

    Bisa dibilang hidupnya cukup beruntung.Lahir di keluarga yang harmonis, banyak orang yang baik padanya.Hanya dalam percintaan saja dia tidak beruntung.Mungkin hidupnya terlalu datar, agar hidupnya lebih berkreasi, dia harus mengalami perasaan kecewa ini.Perkataannya membuat Kent tertawa.Dia duduk di samping Thasia, menjaganya, matanya yang berwarna coklat terlihat sangat lembut."Kamu nggak pernah berkorban untukmu, tapi kamu memberiku kehidupan." Kent tidak menyembunyikan hal ini, ada hal yang harus dihadapi. "Tunggu ingatanmu pulih kamu juga akan tahu."Kent telah beberapa kali menolongnya, Thasia percaya pria ini tidak akan mencelakainya.Meski Kent bukan orang biasa.Sekarang orang yang menemaninya adalah Kent.Thasia tanpa sadar bertanya, "Kamu punya teman?""Nggak punya."Thasia bertanya lagi, "Kamu nggak ada teman?"Kent malah berkata, "Aku nggak perlu teman.""Orang tuamu di mana?""Aku nggak tahu siapa orang tuaku.""Kalau begitu kamu pasti kesepian, nggak ada keluarga da

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 583

    Bagi Lisa, dia hanya punya pilihan ini.--Thasia tidak tahu bagaimana dirinya melewati malam ini, waktu terasa sangat lama.Dia terus terjaga di sofa sepanjang malam.Setelah dia merasa lebih sadar, matahari sudah mulai terbit.Rasanya lelah.Sangat lelah.Thasia menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar mandi, dia mencuci muka, saat melihat wajahnya di kaca dia merasa terkejut.Dia kira dirinya melihat hantu.Matanya memerah, wajahnya sangat pucat, tidak ada rona darah sama sekali, dia terlihat seperti wanita sakit parah.Thasia mengelus wajahnya, dia tidak percaya dirinya menjadi seperti ini.Setelah hatinya dilukai apakah dirinya semenyedihkan ini?Tanpa Jeremy, apakah dirinya tidak bisa hidup lagi?Jawabannya tidak.Bukannya dia sempat berpikir putus hubungan dengan pria itu dan ingin bercerai?Bedanya kali ini pria itu yang meminta pisah.Thasia masih bisa hidup, dia bahkan bisa hidup dengan jauh lebih baik.Thasia sudah memutuskan, sudah cukup dia merasa sedih semalaman, hari-hari s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 582

    Lisa sudah membayangkan.Pernikahannya dan Jeremy akan semeriah apa.Dia akan menjadi pengantin paling bahagia di dunia ini.Pada saat ini, Lisa mendengar suara langkah kaki, dia kira pembantu di rumahnya, jadi dia berkata, "Kamu nggak perlu melayaniku, kamu istirahat saja."Namun, suara langkahnya tidak berhenti.Lisa mengerutkan keningnya, dia merasa sedikit kesal, jadi dia melepas maskernya sambil berkata, "Sudah aku bilang ...."Begitu dia menoleh dan melihat dengan lebih jelas siapa yang datang, dia merasa terkejut, dia membuang maskernya dan berkata dengan hormat, "Ayah ....""Lisa." Pria itu menatap Lisa, lalu berkata sambil tersenyum, "Lama nggak bertemu, ternyata kamu sudah besar."Lisa segera berdiri, dia memeluk pria itu. "Ayah, akhirnya kamu dibebaskan, aku sangat rindu padamu!"Pria yang berusia sekitar 50 tahun itu lebih tinggi sedikit dari Lisa, meski sudah tua tubuhnya cukup tegap, dia mengelus kepala Lisa dengan lembut. "Maaf membuatmu sendirian."Lisa berkata, "Nggak

DMCA.com Protection Status