Share

Bab 14

Seorang wanita yang merupakan editor majalah berkata, "Aku hanya sering mendengar kamu punya pacar, tapi kenapa dia nggak pernah muncul, benar-benar membuat orang penasaran."

Lisa memainkan rambutnya, lalu berkata dengan tertekan, "Aku nggak suka dia muncul di depan umum, jadi aku menyuruhnya nggak perlu menemaniku ke acara-acara seperti ini. Kalau kami menikah, aku pasti akan mengundang kalian."

"Misterius sekali, kalau begitu aku akan menantikannya."

Editor itu menoleh pada Thasia, lalu menganggukkan kepalanya. "Nona Thasia, kita bertemu lagi."

Thasia juga kenal wanita ini, waktu itu saat Jeremy melakukan wawancara mereka sempat bertemu.

Justru karena campur tangan wanita ini mereka jadi berhasil.

Thasia pun balas menyapa, "Bu Dela."

"Kalian saling kenal?" tanya Editor Dela pada mereka.

Lisa menjawab, "Kenal tapi nggak dekat."

Lisa segera membatasi hubungannya dengan Thasia.

Thasia juga meneruskan percakapan mereka tadi, "Berita kepulangan Nona Lisa juga tertulis karena ingin bertemu calon suami, tentu saja Bu Dela merasa penasaran, aku juga penasaran. Aku kira pacarmu orang luar, tapi sepertinya bukan."

Editor Dela bertanya lagi dengan terkejut, "Benar-benar."

"Hah, itu orang media yang menulisnya dengan sembarangan," jawab Lisa dengan tidak enak.

Sebenarnya dia yang suruh media menulis seperti itu untuk menguji Jeremy, apakah pria itu peduli kalau dirinya memiliki calon suami.

Namun, dia sempat mendengar Jeremy mabuk, berarti pria itu peduli.

"Pacarku selama ini berada di sini, dia sudah menungguku cukup lama, perasaan kami nggak pernah berubah. Aku nggak mungkin bisa jatuh cinta pada pria lain lagi di luar sana."

Tatapan Lisa tertuju pada Thasia, seakan-akan perkataan itu untuknya.

Juga mengingatkannya, tidak peduli walau Thasia dan Jeremy sudah menikah, hubungan Lisa dan Jeremy tidak akan pernah berubah.

Thasia merasa kesal, tapi dia adalah istri sah Jeremy, wanita itu tidak akan bisa mengancamnya.

"Sudah berpacaran begitu lama masih belum menikah, apa lagi yang kalian tunggu?" Thasia langsung menatap Lisa. "Orang-orang media begitu hebat, Nona Lisa juga sangat terkenal, seharusnya foto kalian bersama sempat terambil, Nona Lisa hebat sekali menutupinya dari media? Aku sering mendengar gosip dunia hiburan, sempat ada kejadian serupa dan ternyata artis itu menyukai pria yang sudah beristri."

Saat membicarakan gosip, orang-orang pun langsung berkumpul. Mereka juga mengenal Lisa.

Saat berbicara, Thasia juga melirik Lisa, sehingga semua orang menatap Lisa dengan tatapan aneh.

Editor Dela juga menunggu jawabannya, ketika melihat Lisa terdiam, dia pun merasa ragu. "Lisa, nggak mungkin, 'kan?"

Dia tahu Lisa memiliki ego yang tinggi, semua orang tahu hal itu, jadi mereka tidak pernah memikirkan kemungkinan ini.

Namun, sebagai publik figur, semua orang tahu dia punya tunangan, hanya saja masih belum ditunjukkan, hal ini memang membuat mereka penasaran.

Kata "pria beristri" seperti jarum yang menusuk hati Lisa, menghancurkan pertahanan hatinya. Dia pun mengepal tangannya sambil berkata, "Bagaimana mungkin, jangan sembarangan berbicara."

Dia tidak ingin menjadi bahan tertawaan di sebuah acara.

Thasia melirik gaunnya, lalu berkata, "Baik sekali dia ingin membelikan gaun seharga dua miliar, tapi mungkinkah ada kejadian yang pas sekali."

Begitu mendengar ini, Editor Dela berkata, "Kejadian pas apa?"

Thasia melihat Lisa dengan tatapan menyindir, lalu berkata dengan menusuk, "Kemarin aku dengar dari seseorang, bos sebuah perusahaan berselingkuh, dia membelikan selingkuhannya baju seharga dua miliar dengan kartu kredit, lalu ketahuan oleh istrinya, mereka pun ribut."

Seketika wajah Lisa memucat, dia terlihat tidak senang.

Thasia juga mengerti, walau Jeremy dan Lisa saling mencintai, selama dirinya merupakan istri Jeremy, Lisa tetap akan dianggap sebagai selingkuhan.

Lisa ini publik figur, dia tidak akan berani bertaruh dengan masa depannya.

Gadis itu tidak akan membiarkan orang-orang tahu bahwa dia menyukai suami orang lain.

Meski pernikahannya dengan Jeremy disembunyikan, tentu saja dia takut ada yang mengetahuinya, kemudian akan timbul masalah besar.

Melihat Lisa begitu tertekan dan hanya diam saja, Thasia pun menghalihkan topik pembicaraannya, "Tentu saja aku nggak bermaksud orang itu adalah Nona Lisa, aku hanya merasa kebetulan saja, aku percaya kamu nggak akan tertarik pada suami orang lain."

Editor Dela orang yang pintar, dia juga tidak ingin membuat suasana menjadi canggung, jadi dia berkata, "Aku mengenal Lisa dengan baik, dia nggak akan tertarik pada suami orang lain."

Tangan Lisa sudah hampir hancur, matanya memerah, dia pun berkata dengan senyuman memaksa, "Kalian sungguh pandai bercanda."

Thasia merasa lapar, dia pun pergi mencari makanan. Orang-orang sedang melihat pameran di luar, hanya sedikit orang yang berada di dalam.

Lisa masih tidak terima, ego-nya tidak mengizinkan Thasia menginjak-injaknya, jadi dia pun mengejar Thasia dan berkata dengan suara sedikit keras, "Thasia!"

Thasia tidak memedulikannya.

"Apa maksudmu tadi?" Mata Lisa memerah. "Kamu tadi ingin menghancurkan nama baikku?"

Thasia mengambil segelas minuman. "Kalau aku berpikir begitu, mungkinkah kamu masih bisa berdiri di depanku saat ini?"

Lisa berkata, "Kamu yang selingkuhan. Aku dan Jeremy sudah saling mencintai selama bertahun-tahun, kamu yang merusak hubungan kami, kalau nggak ada kamu, kami mungkin sudah menikah. Jeremy selalu mencintaiku, dia selama ini menunggu kepulanganku, lalu kalian akan bercerai!"

Perkataannya berhasil menusuk hati Thasia.

Batas pernikahannya dengan Jeremy hanya tiga tahun, mungkinkah hanya untuk menunggu kepulangan Lisa?

Thasia menatap Lisa, nada bicaranya menjadi dingin, "Nona Lisa, bukankah kata-katamu terdengar lucu? Aku dan Jeremy memiliki surat nikah, aku adalah istrinya, sedangkan kamu siapa? Kamu ingin orang-orang tahu kamu telah menggoda suami orang?"

Air mata mengalir dari mata Lisa, dia dengan tenang menghapusnya, lalu berkata sambil tertawa, "Tapi orang-orang nggak tahu bahwa kamu adalah istrinya Jeremy. Jangan kira aku tidak tahu, kamu menikahinya karena utang 20 miliar, semua itu demi uang! Jeremy nggak ingin ada yang tahu pernikahan kalian, dia ingin melindungi nama baikku, jadi aku nggak akan terpengaruh oleh pernikahan kalian."

Thasia menutup bibirnya, hatinya merasa lebih sakit lagi.

Ternyata begitu.

Ternyata pernikahan mereka dirahasiakan demi Lisa.

Sedangkan dirinya malah mengikuti peraturan itu dalam diam.

Melihat ekspresi Thasia sedikit berubah, Lisa pun berkata, "Thasia, dengan latar belakangmu itu, kamu menikah demi uang, mana mungkin Keluarga Okson menerimamu, jadi kamu nggak pernah dihargai oleh mereka. Kalau kamu hanya ingin uang, aku juga bisa memberikannya. Kamu mau berapa banyak untuk meninggalkan Jeremy?"

Thasia berkata, "Gaunmu saja harus dibelikan oleh Jeremy, kamu bisa memberiku berapa?"

Lisa berkata, "Dia memberiku hadiah, seharusnya dia nggak pernah memberimu gaun secantik ini, bukan?"

Thasia menghela napas, pada akhirnya dirinya yang terlihat menyedihkan. Dia pun melewati Lisa, ingin menjauhinya.

Namun, Lisa malah menariknya. "Kamu mau ke mana? Pasti perkataanku berhasil menusuk hatimu, Jeremy memang nggak pernah memilih gaun untukmu, bukan?"

Kuku Lisa yang tajam menusuk kulit Thasia sehingga dia merasa kesakitan, dia pun berkata dengan nada dingin, "Lepaskan."

Lisa malah semakin kelewatan. "Thasia, sadarlah, kamu nggak pernah dicintai, kamu hanya istri dalam kertas saja. Kenapa kamu begitu murahan, ingin memiliki pria yang bukan ...."

Plak!

Thasia menamparnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wawa Hartini
biar rasa tuh lisa, dia gak punya hak atas yeremy, karena dia hanya masa lalu, dari bacaan sebelumnya kalau yeremy mulai menyukai rahasia.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status