Share

Bab 40. Mentruasi Pertama

last update Last Updated: 2024-07-21 11:45:05

Isabella mendengar suara Satria yang bervolume cukup kuat, tetapi dia hanya mendesah. "Ternyata mama masih menganggap kami berjina ...." Hal ini membuka luka lama yang belum sembuh.

Mia menyahut lembut dan hati-hati, "Maaf sayang ... mama yakin kalian tidak melakukan itu, tapi mama melihat posisi insten kalian." Wajahnya dipenuhi sendu.

"Apa yang mama lihat belum tentu benar." Satria bersuara datar.

Mia menggenggam tangan Satria. "Hanya kami dan orangtua Abel yang tahu. Tolong, jaga nama baik kalian karena itu juga akan berpengaruh pada nama baik keluarga. Dan sekali lagi Mama minta maaf ...." Mia selalu menghargai Satria walaupun dia banyak menasihati.

"Iya, Ma ...." Satria tidak kesal pada ibunya, tapi dia marah pada keadaan, kenapa orangtuanya harus melihat posisi instennya dengan Isabella hingga menimbulkan fitnah dan salah paham?

"Mama dan papa akan selalu melindungi kamu. Dan mama harap kamu tidak pernah menganggap papa jahat ...." Tatapannya dipenuhi berbagai macam perasaan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 41. Seperti Sepasang Kekasih

    Grasah-grusuh, Satria segera ke kampus supaya tidak tertinggal materi karena pasti absennya yang jelek akan kembali diketahui Haris. "Pagi, Pak," sapa Satria pada dosen yang sudah memulai pelajaran. "Kamu mahasiswa pindahan. Kamu harus disiplin, jangan membawa kebiasaan buruk kamu di kampus sebelumnya!" ucap dingin dosen yang sudah mendapatkan perintah dari petinggi kampus supaya Satria lebih memperhatikan absennya dan prestasinya."Saya minta maaf. Tadi motor saya mogok." Satria segera beraliby. Alasannya memang bisa menyelamatkannya dari dosen, tetapi tidak dengan tatapan sebagian besar kawan satu kelasnya karena mereka semua orang pintar dan menjunjung tinggi pelaturan di universitas favorit ini. Satria duduk di kursi paling belakang, tetapi semua dosen sudah diperintahkan untuk memberikan perhatian lebih pada murid seperti Satria. "Duduk di depan. Apa kamu tidak melihat kursi kosong yang baru saja kamu lewati!" Cara penyampaiannya selalu dingin karena ini salah satu cara mendidi

    Last Updated : 2024-07-21
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 42. Perhatian Lebih Isabella pada Dika

    Devan berada di kantin, tetapi ke sekian kalinya dia tidak ingin terlibat dalam percintaan Satria yang rumit. Maka, walaupun perbuatan kawannya salah, tetapi Devan tidak akan mengingatkan atau menegur. Namun, dia merasa prihatin pada Isabella yang adalah istri sah Satria.Di sisi lain, Isabella kembali menjenguk Dika di sela-sela senggangnya. "Saya membeli makanan dari kantin. Kamu mau?" tawaran ramah dan hangatnya."Mau, tentu mau!" Dika terlihat bersemangat. "Saya bosan makan makanan dari rumah sakit karena menunya diatur," ungkap Dika sedikit mengeluh."Itu demi kesehatan ... kamu harus menghabiskan menu apapun yang disediakan rumah sakit," nasihat Isabella dengan pembawaan santai."Kamu bawa apa?" Dika menjeda sesaat. "Yank." Kemudian tersenyum lebar.Namun, tentu saja panggilan itu membuat Isabella tidak nyaman. "Kamu tidak boleh memanggil saya dengan

    Last Updated : 2024-07-22
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 43. Isabella Prihatin pada Dika

    Malam ini Isabella tidak bisa tidur walaupun Satria sudah terlelap sejak tadi. "Perasaan saya tidak tenang. Apa yang Dika katakan? Apa Dika tidak tahu saya istrinya Satria? atau mungkin ...." Tatapannya mengarah pada suaminya yang tidur di sisinya, "Apa Satria tidak mengatakan kalau saya istrinya?" Gadis ini mulai berwajah sendu, tetapi sebenarnya tidak heran jika Satria tidak mengakuinya karena Satria tidak ingin orang-orang tahu jika mereka sudah menikah.Isabella terjaga hingga akhirnya terlelap pada pukul dua pagi, maka dia bangun kesiangan. Pukul tujuh Isabella barusaja membuka mata. "Astagfirulahalladzim ...." Ini pertama kalinya setelah menikah dia bangun kesiangan, tetapi beruntungnya saat ini dia sedang menstruasi maka tidak menjadi dosa walaupun melewatkan shalat subuh.Isabella segera membangunkan Satria. "Sudah pukul tujuh. Kamu kuliah pukul berapa ...." Suaranya lembut dan mengalun maka tidak berhasil membangunkan Satria.

    Last Updated : 2024-07-22
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 44. Masalah yang Harus Diselesaikan Satria

    Saat ini Satria mampir ke rumah sewa yang sekarang menjadi markas, dia memeriksa persenjataan. "Banyak yang hilang.""Iya, cuma ini yang kita temukan. Mungkin sudah ada yang memungut senjata terbaik kita!" Mata Dito memicing mencurigai karena semua senjata berharga mahal hilang, padahal senjata itu yang lebih efektif dipakai berperang.Satria mencurigai orang-orang proyek yang telah merobohkan bangunan, tetapi kecurigaannya juga mengarah pada bawahan Haris. 'Jangan sampai pria itu melapor!' Namun, kecurigaannya belum bisa dipatenkan karena Haris bersikap biasa saja padanya."Saya akan mencari tahu kemana hilangnya senjata kita.""Bagaimana cara kamu mencari tahu?" Dito masih memicingkan mata penuh curiga."Intinya, nanti saya akan memberi kabar.""Ya."Satria berlalu karena jadwal kuliah yang memaksanya, tetapi Dito selalu memicin

    Last Updated : 2024-07-22
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 45. Jangan Membiarkan Istri Kamu Didekati Teman Kamu Sendiri

    Satria tidak berkata jika dirinya adalah anggota geng, tapi dia segera bertanya ke intinya. "Sebagian senjata kami hilang!" Tatapannya masih memicing tajam.Pria ini menanggapi sangat tenang. "Saya tidak tahu apapun." "Berapa papa membayarmu?" Tatapan Satria masih memicing tajam walaupun dia tidak bisa mematenkan prasangkanya jika pria ini terlibat dalam hilangnya persenjataan milik gengnya. "Sesuai dengan yang tertulis di kontrak kerja."Satria berdecak. "Jangan coba-coba menyembunyikan apapun!"Pria ini tersenyum santai. "Saya pernah ada di posisi Tuan. Jadi Tuan tidak bisa menginterograsi satu orang saja. Lagipula seorang tukang pernah berkata, jika rumah tidak terkunci dan isinya berantakan."Satria kembali memicingkan matanya. "Kamu pikir saya percaya!""Percaya atau tidak, keputusan ada pada Tuan. Tapi jika boleh saya bicara, kalian mengambil keputusan salah karena membiarkan markas kosong setelah peperangan, itu memberikan kesempatan pada musuh!"Satria mendengus, kemudian be

    Last Updated : 2024-07-23
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 46. Kamu Suami yang Buruk!

    Di tepi jalan tidak jauh dari rumah sakit, Satria menghentikan motornya. "Dika suka kamu," celetuknya tanpa aba-aba."Dika berkata seperti itu?" Isabella tidak turun dari motor jadi dia hanya bisa menatap punggung Satria dan menganggap saat ini Satria sedang bercanda walaupun suaminya tidak pernah melakukannya. "Tidak mungkin kamu tidak tahu." Suara datar Satria masih sampai sangat jelas walaupun mereka tidak sedang berhadapan. "Dika memang sedikit nakal. Dia sering menggoda saya, tapi saya rasa itu karena Dika kesepian. Teman-teman saya mengatakan jika Dika selalu sendiri, dan hanya ditemani teman-temannya sesekali." "Lelaki tidak akan melampiaskan kesepian dengan cara seperti itu." Suaranya masih datar. Isabella terkekeh, "Dika kan teman kamu, kenapa kamu berpikir tidak baik pada teman kamu ....""Justru karena kita berteman. Jadi saya tahu." Sesaat, Isabella menatap Satria tanpa bicara. "Kenapa kamu tidak mengatakan kita sudah menikah? Kalau memang Dika menyukai saya." "Dika

    Last Updated : 2024-07-23
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 47. Kamu Hanya Membutuhkan Tubuh Saya

    Satria meninggalkan rumah saat ayahnya berlalu. Saat ini dia melangkah penuh amarah. "Kenapa saya harus terlibat dengan pria itu. Ck!" Satria menendang kaleng kosong, tetapi seorang gadis merintih kala kaleng itu mengenai kepalanya. Maka, Satria segera menyusul ke tempat gadis yang berdiri sekitar tiga meter darinya. "Sorry ...."Naura menoleh. "Sakit ...." Kepalanya diusap. "Nay!" Tentu saja saat ini Satria sangat panik. "Nay, sorry, saya tidak sengaja. Lagipula kenapa kamu tiba-tiba muncul." Satria ingin mengusap kepala Naura, tetapi mungkin hal sebelumnya akan kembali terjadi. "Saya habis mengaji dari masjid. Jadi pasti lewat arah sini!" Satria melirik sesaat pada jalanan di sebelah kirinya. "Sorry ya." Tatapannya sangat lembut dan tulus. Namun, itu membuat Naura tidak nyaman karena dia pulang bersama seorang gadis, tetangganya. "Tidak apa. Ya sudah, kita duluan." Naura segera berpamitan, bahkan dia segera menarik tangan kawannya demi menghindari Satria. Gadis ini tidak ingin

    Last Updated : 2024-07-23
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 48. Harus Berhati-Hati

    Hari ini Satria tidak menemui kawan-kawan gengnya karena mungkin Haris mengawasinya menggunakan bawahannya. [Kita bertemu di kampus. Ada yang harus saya katakan.] Chat singkat ini dikirimkan pada Devan. Mia menghampiri Satria saat putranya hendak pergi. "Bagaimana keadaan tangan kamu? Jika memang tidak memungkinkan lebih baik kalian diantar papa saja ....""Satria tidak apa-apa, Ma." Lelaki ini segera mengecup punggung tangan Mia. "Satria bisa bawa motor dengan benar." Dia tersenyum untuk meyakinkan Mia. "Mama khawatir ..., apalagi kamu membawa Abel." "Mama tenang saja." Lagi, Satria tersenyum lembut pada ibunya. Isabella baru saja menyusul ke halaman. "Ma, Abel pergi dulu." Tangan kanan Mia disun."Abel pegangan ya, sama Satria," pesan sayang Mia seolah Isabella adalah putrinya. Isabella terkekeh manis, "Abel memang sering memeluk Satria. Bukan cuma berpegangan." "Syukur ...." Kalimat syukur Mia ini karena anak dan menantunya hidup dipenuhi keharmonisan."Satria sama Abel pergi

    Last Updated : 2024-07-24

Latest chapter

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 150. Ending

    Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 149. Satria Berjanji Akan Menjadi Suami Sekaligus Ayah

    Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 148. Attar Amir Aqil

    Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 147. Hasil Test DNA

    Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 146. Hari ini Saya Akan Menceraikan Abel!

    Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 145. Tinggalkan Satria!

    Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 144. Nay, Jangan Pergi!

    “Satria bilang kamu bersedia bercerai setelah melahirkan. Saya mohon, jangan lakukan itu ....” Naura tidak enggan mengatakan hal ini karena jika benar dia penyebabnya, gadis ini tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Satria dan Isabella.Namun, saat ini Isabella hanya memandang kosong ke arah Naura. ‘Semalam dan tadi pagi Satria sangat perhatian. Jadi Satria punya maksud terselubung. Apa Satria ingin membahagiakan saya sebelum perceraian?’“Abel. Saya mohon ... jangan pernah bercerai dengan Satria.” Naura mengulang kalimatnya bahkan lebih tatapannya lebih dalam.Saat ini Isabella tersadar, lalu tersenyum kecil. “Ini rumah tangga saya dan Satria.” Isabella menjawab dengan bijak, tetapi berhasil menyentil Naura.Naura mendesah. “Saya memang tidak punya hak apapun, dan tidak sepantasnya saya mencampuri rumah tangga kamu dan Satria. Tapi ... kalau alasan kamu bersedia bercerai karena saya, saya akan merasa sangat bersalah. Jadi tolong jangan bercerai, karena walaupun kalian b

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 143. Kepalsuan

    Pagi ini Satria menuntun Isabella hingga tiba di ruang makan. Mia sudah di sana, maka salah satu telapak tangannya dipakai menutup mulutnya yang menganga.“Pagi, Ma ....” Satria menyapa ibunya dengan hangat tanpa melepaskan telapak tangan Isabella. Laki-laki ini memperlakukan istrinya dengan lembut, dia juga yang menggeser kursi hingga Isabella duduk nyaman.Mia membalas sapa Satria dengan suasana hati berjuta bahagia karena ini adalah pagi yang sangat indah. “Pagi, Sayang ....”“Kok Mama sendiri? Mana Papa?” Bukan hanya hangat dan perhatian pada Isabella, tetapi Satria melakukannya pada ibunya juga.“Papa masih di halaman. Sebentar lagi nyusul,” kekeh Mia. Perubahan Satria membuatnya linglung karena terlalu mendadak, tetapi sangat disyukuri.“Satria panggil Papa dulu deh, Mama di sini saja sama Abel.”“Iya, Sayang ....” Mia tidak bisa berhenti tersenyum atas perubahan baik Satria.Saat Satria berlalu, Mia segera bertanya pada Isabella untuk menjawab penasarannya, “Apa yang terjadi pa

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 142. Membahagiakan Kamu Sampai Hari Perceraian!

    Malam ini Satria menjamah Isabella. Ini adalah pertama kalinya setelah beberapa bulan istrinya diabaikan. Saat ini Isabella melayani suaminya dengan baik, tetapi tidak berharap Satria berubah menjadi lebih baik karena dirasa tidak seinstan itu atau tidak mungkin.Setelah memuaskan nafsunya, Satria berkata jahat saat mereka masih berada di bawah selimut yang sama, “Saya kira anak itu sudah tidak ada!”Isabella segera menegur, “Jangan asal bicara!”Satria tidak merespon karena segera meninggalkan kamar, tapi rupanya Haris masih berada di ruang tengah. Maka pria ini segera mengatakan isi hatinya saat bertemu putranya, “Apa yang kamu dapatkan setelah meninggalkan anak dan istri kamu selama dua bulan?” Wajahnya datar.Satria tahu ayahnya tidak mungkin menyambut hangat kepulangannya. “Satria butuh waktu sendiri.”“Lalu, apa hikmah yang kamu dapat?”Sejenak, Satria tidak bisa mengatakan apapun. “Mendinginkan kepala.”“Abel adalah istri salihah. Kamu harus tahu jika selama kamu menghilang, Ab

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status