Share

Bab 48. Harus Berhati-Hati

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 17:23:41

Hari ini Satria tidak menemui kawan-kawan gengnya karena mungkin Haris mengawasinya menggunakan bawahannya. [Kita bertemu di kampus. Ada yang harus saya katakan.] Chat singkat ini dikirimkan pada Devan.

Mia menghampiri Satria saat putranya hendak pergi. "Bagaimana keadaan tangan kamu? Jika memang tidak memungkinkan lebih baik kalian diantar papa saja ...."

"Satria tidak apa-apa, Ma." Lelaki ini segera mengecup punggung tangan Mia. "Satria bisa bawa motor dengan benar." Dia tersenyum untuk meyakinkan Mia.

"Mama khawatir ..., apalagi kamu membawa Abel."

"Mama tenang saja." Lagi, Satria tersenyum lembut pada ibunya.

Isabella baru saja menyusul ke halaman. "Ma, Abel pergi dulu." Tangan kanan Mia disun.

"Abel pegangan ya, sama Satria," pesan sayang Mia seolah Isabella adalah putrinya.

Isabella terkekeh manis, "Abel memang sering memeluk Satria. Bukan cuma berpegangan."

"Syukur ...." Kalimat syukur Mia ini karena anak dan menantunya hidup dipenuhi keharmonisan.

"Satria sama Abel pergi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 49. Mungkin Dika Tulus Mencintai Saya

    Pada tengah hari, seperti biasanya Naura berkumpul bersama teman-temannya di kantin. Namun, kali ini dia tidak melihat Satria di manapun hingga gadis ini mendesah. "Kemana pacar kamu?" tanya Kiara. "Tidak tahu ...." Tanpa sadar kalimat ini diucapkan karena saat ini Naura sedang merasa kehilangan Satria yang biasanya selalu ada di sekitarnya. Maka, kini kabar tentang hubungan Naura dan Satria semakin menyebar di kampus. Kedua orang ini menjadi bahan perhatian karena mereka menonjol. Naura sangat cantik hingga banyak mahasiswa yang menyukainya, sedangkan Satria bisa dikatakan idol kampus walau dia tidak peduli. Sementara, Satria tetap bersama Devan, mereka nongkrong di tempat biasa. "Hari ini saya tidak akan ke rumah sakit karena mungkin papa tidak akan suka. Ck!""Tidak apa. Saya yang akan kesana." Devan sudah menghabiskan satu batang rokok, sedangkan Satria sudah menghabiskan dua batang rokok karena pikirannya sedang semrawut. Sementara di rumah sakit, Isabella sedang memeriksa Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 50. Istri Sah Satria

    "Sampai kapan kita bersama? Sampai kapan kita seperti ini, bersama, tetapi hati kita hampa ...." Lagi, Isabella berkata kala dirinya dan Satria sedang berboncengan dan tentu saja Satria tidak pernah mendengar kalimatnya.Isabella tidak melingkarkan tangannya di perut Satria, tetapi kali ini Satria yang menarik tangannya hingga melingkar di perutnya. "Saya harus terus berpura-pura di hadapan papa, apalagi saat keadaannya seperti ini. Papa mau saya fokus pada Abel. Ya, Satria akan melakukannya, Pa. Tapi palsu!" Dia menyeringai licik tanpa siapapun tahu. Lalu, pada malam hari, Satria berdiri di tepian jalan menuju masjid. Dia menunggu Naura di waktu yang sama seperti kemarin. Tetapi untuk mencari aliby, dia tidak sendiri, dia mengajak beberapa pemuda nongkrong di sana. 'Di mana Naura?' "Tidak enak nongkrong di sini, ini dekat masjid, orang-orang lagi ngaji!" celetuk salah satu pemuda. Maka, lagi-lagi Satria beraliby, "Bosen di warung. Mending di sini, lebih seger," kekehnya. "Seger k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 51. Bagaimana jika Saya Menikah dengan Dika?

    Naura ingin meninggalkan lapak bakso, tetapi kawan-kawannya memilih memakan bakso di sini, maka terpaksa dia harus berada di sekitar Satria dan Isabella. Saat ini hanya Isabella yang tidak bersikap canggung dan kaku, tetapi berbeda dengan Satria dan Naura, keduanya duduk dengan jarak cukup jauh, tetapi keduanya seakan tidak bisa bersikap biasa saja. Tanpa mereka tahu jika Isabella sedang berdecak di dalam hatinya. 'Kenapa kalian sangat kaku? Apa kalian sangat gugup karena saya di sini!' Isabella bukan gadis yang memiliki hati pendendam, tetapi selayaknya manusia, dia juga bisa kesal dan marah, apalagi menyaksikan suami dan perebut suaminya di dalam area yang sama. Istri mana yang tidak akan terbakar amarah walaupun saat ini Isabella bisa dikatakan sebagai istri salihah yang tidak memperlihatkan amarahnya. "Naura, apa pengajiannya setiap hari?" tanya Isabella yang duduk di meja berbeda. Naura menjawab kaku, "Tidak. Pengajian cuma empat kali satu minggu, tapi tidak rutin setiap hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 52. Saya Tidak Bisa Dekat dengan Lelaki Lain

    Hanya tersisa beberapa meter lagi menuju rumah, tapi Satria menurunkan Isabella. "Tangan saya kesemutan." Dia sedikit meringis karena sejak awal Satria hanya menggunakan tangan kanannya ketika menggendong Isabella. "Ya sudah, istirahat dulu saja." Isabella tidak akan meninggalkan Satria walaupun dia tidak melakukan apapun karena kesemutan bukan penyakit yang harus ditangani. Malam semakin dingin, padahal waktu baru sampai di angka delapan lebih lima belas menit. "Setelah ini kamu akan mengerjakan tugas?" "Iya. Tugas saya masih banyak." Lagi, Satria mengacak rambutnya seakan frustasi. "Tenang saja ... saya siap membantu kamu." Isabella tersenyum hangat. Kini, Satria kembali berjongkok untuk mempersilakan Isabella naik ke atas punggungnya. Namun, kali ini Isabella menolak. "Saya jalan saja. Sudah tidak terlalu sakit kok." "Naik saja." "Bagaimana tangan kamu?" "Tidak apa." Suara Satria selalu datar, tetapi Isabella tetap menerima perhatian kecilnya ini walaupun Satria melakukanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 53. Logikanya Mati

    Sejak kemarin Satria tidak mengunjungi Dika hingga laki-laki ini bertanya pada Devan karena hanya dia satu-satunya kawan yang sering mengunjunginya, "Di mana Satria, apa dia baik-baik saja?""Dia baik-baik saja, lukanya juga sudah hampir sembuh." Devan tidak pernah datang dengan tangan kosong, dia selalu membawa makanan tanpa peduli Dika memakannya atau tidak. "Dari kemarin saya tidak melihat dia." Dika memakan bakwan yang dibawa Devan. Keduanya duduk di lantai. "Satria sibuk, setelah kuliah dia bekerja di restoran punya papanya." Devan tidak akan mengatakan alasan utama Satria tidak mengunjungi Dika.Dika tidak menanyakan apapun lagi, dia cukup mengerti pada keadaan Satria. "Saat saya keluar dari sini, saya akan tinggal di markas!""Kenapa tidak ke rumah?" "Siapa yang akan memperhatikan saya? Tidak ada yang peduli. Ck!""Pulang saja ke markas, kapanpun kamu mau." Devan tidak akan mengkritik keputusan Dika karena dia sangat mengerti posisi kawannya. Namun, Dika mendesah, "Bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 54. Kebersamaan Isabella dan Dika

    "Dika bilang katanya kemungkinan besok dia keluar dari rumah sakit, tapi dia akan pulang ke markas." Devan baru saja tiba di kampus setelah bolos satu materi. "Syukurlah," sahut santai Satria. Devan masih ingin membahas cinta bertepuk sebelah tangan yang dirasakan Dika, tapi Satria sudah mengabaikannya di dalam chat. Maka, laki-laki ini memilih diam, setidaknya untuk saat ini. "Dito bilang akan kesini." Satria segera mengerutkan dahinya heran, "Ada apa? Tidak biasanya dia kesini." "Dia bilang akan membahas hal penting." Tatapan Devan meruncing mencurigai sesuatu. "Ya, di sini saja karena sepertinya papa tidak akan terlalu curiga. Andai papa tahu saya masih bertemu kawan-kawan geng, tapi kalau di sini mungkin papa berpikir kalian teman kampus." "Capek sekali jadi kamu!" Devan terkekeh saat sedikit mengejek. "Kamu pikir mudah!" Satria sedikit mendesah. Di sisi lain, dokter sedang memeriksa Dika dan mengatakan jika hari ini pemuda itu bisa pulang. Maka, sekarang Dika berbenah. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 55. Pertengkaran Satria dan Haris

    Isabella tiba di rumah pukul enam tiga puluh, tetapi saat ini Satria belum kembali. "Mungkin Satria masih bekerja di restoran," terka gadis ini kala Mia menanyakan putranya. Haris berkata, "Papa sudah menelepon, Satria sudah pulang sejak tadi.""Lalu Satria di mana, Pa ... Mama khawatir karena tangannya belum sembuh. Mama takut Satria tawuran lagi ...." Kekhawatiran Mia sangat jelas. Isabella kembali mencoba menerka, "Mungkin Satria nongkrong di warung." Namun, Haris menggerutu, "Papa tidak yakin Satria di daerah ini. Nomornya tidak aktif, mungkin sedang bersama geng motor tidak berguna itu!" Isabella tidak tahu bagaimana cara membela suaminya, jadi dia memilih diam. Menjelang shalat isya, Isabella berjalan menyusuri jalanan daerah untuk mencari Satria sekalian memulai hari pertamanya mengaji. "Naura," panggilan hangat Isabella kala mereka berpapasan. "Eh, Abel. Saya kira kamu tidak akan mengaji." Lagi, Naura tersenyum kaku. "Saya ingin mengaji," kekeh Isabella yang tidak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 56. Dika Orang Seperti Apa?

    "Dika orang seperti apa, apa dia bisa dipercaya?" Isabella mulai gelisah karena dia sedang berboncengan dengan laki-laki yang bukan siapa-siapa. Satria memang pernah membawanya kebut-kebutan di jalanan bahkan di jalan tol, tapi andai terjadi sesuatu, keselamatannya masih bisa dipertanggung jawabkan karena Satria adalah suaminya, tapi lain halnya dengan Dika. Andai terjadi sesuatu, apa Dika akan menolongnya?Namun, entah harus meminta bantuan siapa lagi selain Dika? Maka dari itu Isabella menghubungi pemuda ini. Sama halnya dengan saat berboncengan bersama Satria, Isabella tidak bisa mengatakan apapun karena Dika memakai helm full face. Di tengah perjalanan, dia menghentikan motor untuk menerima panggilan. "Ok." Hanya ini yang dikatakannya hingga Isabella mulai bertanya. "Kamu akan mencari Satria kemana?" "Tadi Devan menelepon, katanya dia berhasil menemukan Satria.""Kamu bilang pada Devan, kita sedang mencari Satria?""Iya, Devan kan teman kita," kekeh hangat Dika. Saat ini cemas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 150. Ending

    Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 149. Satria Berjanji Akan Menjadi Suami Sekaligus Ayah

    Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 148. Attar Amir Aqil

    Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 147. Hasil Test DNA

    Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 146. Hari ini Saya Akan Menceraikan Abel!

    Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 145. Tinggalkan Satria!

    Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 144. Nay, Jangan Pergi!

    “Satria bilang kamu bersedia bercerai setelah melahirkan. Saya mohon, jangan lakukan itu ....” Naura tidak enggan mengatakan hal ini karena jika benar dia penyebabnya, gadis ini tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Satria dan Isabella.Namun, saat ini Isabella hanya memandang kosong ke arah Naura. ‘Semalam dan tadi pagi Satria sangat perhatian. Jadi Satria punya maksud terselubung. Apa Satria ingin membahagiakan saya sebelum perceraian?’“Abel. Saya mohon ... jangan pernah bercerai dengan Satria.” Naura mengulang kalimatnya bahkan lebih tatapannya lebih dalam.Saat ini Isabella tersadar, lalu tersenyum kecil. “Ini rumah tangga saya dan Satria.” Isabella menjawab dengan bijak, tetapi berhasil menyentil Naura.Naura mendesah. “Saya memang tidak punya hak apapun, dan tidak sepantasnya saya mencampuri rumah tangga kamu dan Satria. Tapi ... kalau alasan kamu bersedia bercerai karena saya, saya akan merasa sangat bersalah. Jadi tolong jangan bercerai, karena walaupun kalian b

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 143. Kepalsuan

    Pagi ini Satria menuntun Isabella hingga tiba di ruang makan. Mia sudah di sana, maka salah satu telapak tangannya dipakai menutup mulutnya yang menganga.“Pagi, Ma ....” Satria menyapa ibunya dengan hangat tanpa melepaskan telapak tangan Isabella. Laki-laki ini memperlakukan istrinya dengan lembut, dia juga yang menggeser kursi hingga Isabella duduk nyaman.Mia membalas sapa Satria dengan suasana hati berjuta bahagia karena ini adalah pagi yang sangat indah. “Pagi, Sayang ....”“Kok Mama sendiri? Mana Papa?” Bukan hanya hangat dan perhatian pada Isabella, tetapi Satria melakukannya pada ibunya juga.“Papa masih di halaman. Sebentar lagi nyusul,” kekeh Mia. Perubahan Satria membuatnya linglung karena terlalu mendadak, tetapi sangat disyukuri.“Satria panggil Papa dulu deh, Mama di sini saja sama Abel.”“Iya, Sayang ....” Mia tidak bisa berhenti tersenyum atas perubahan baik Satria.Saat Satria berlalu, Mia segera bertanya pada Isabella untuk menjawab penasarannya, “Apa yang terjadi pa

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 142. Membahagiakan Kamu Sampai Hari Perceraian!

    Malam ini Satria menjamah Isabella. Ini adalah pertama kalinya setelah beberapa bulan istrinya diabaikan. Saat ini Isabella melayani suaminya dengan baik, tetapi tidak berharap Satria berubah menjadi lebih baik karena dirasa tidak seinstan itu atau tidak mungkin.Setelah memuaskan nafsunya, Satria berkata jahat saat mereka masih berada di bawah selimut yang sama, “Saya kira anak itu sudah tidak ada!”Isabella segera menegur, “Jangan asal bicara!”Satria tidak merespon karena segera meninggalkan kamar, tapi rupanya Haris masih berada di ruang tengah. Maka pria ini segera mengatakan isi hatinya saat bertemu putranya, “Apa yang kamu dapatkan setelah meninggalkan anak dan istri kamu selama dua bulan?” Wajahnya datar.Satria tahu ayahnya tidak mungkin menyambut hangat kepulangannya. “Satria butuh waktu sendiri.”“Lalu, apa hikmah yang kamu dapat?”Sejenak, Satria tidak bisa mengatakan apapun. “Mendinginkan kepala.”“Abel adalah istri salihah. Kamu harus tahu jika selama kamu menghilang, Ab

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status