Share

Bab 51. Bagaimana jika Saya Menikah dengan Dika?

Naura ingin meninggalkan lapak bakso, tetapi kawan-kawannya memilih memakan bakso di sini, maka terpaksa dia harus berada di sekitar Satria dan Isabella.

Saat ini hanya Isabella yang tidak bersikap canggung dan kaku, tetapi berbeda dengan Satria dan Naura, keduanya duduk dengan jarak cukup jauh, tetapi keduanya seakan tidak bisa bersikap biasa saja.

Tanpa mereka tahu jika Isabella sedang berdecak di dalam hatinya. 'Kenapa kalian sangat kaku? Apa kalian sangat gugup karena saya di sini!' Isabella bukan gadis yang memiliki hati pendendam, tetapi selayaknya manusia, dia juga bisa kesal dan marah, apalagi menyaksikan suami dan perebut suaminya di dalam area yang sama. Istri mana yang tidak akan terbakar amarah walaupun saat ini Isabella bisa dikatakan sebagai istri salihah yang tidak memperlihatkan amarahnya.

"Naura, apa pengajiannya setiap hari?" tanya Isabella yang duduk di meja berbeda.

Naura menjawab kaku, "Tidak. Pengajian cuma empat kali satu minggu, tapi tidak rutin setiap hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status