Share

Bab 155

Begitu banyak yang ingin ditanyanya namun pertanyaan itu belum juga terucap dari bibirnya. Hana sibuk mengatasi degup di jantungnya.

"Rindu dek, rindu sekali." Pria itu mengungkapkan perasaannya.

Hana hanya diam dan sedikit menganggukkan kepalanya. Ia bisa merasakan kejujuran yang diungkapkan, dari sorot mata suaminya yang dalam.

"Rindu nggak dek sama Abang?" Daffin menatap wajah istrinya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ia sangat ingin mendengar istrinya berkata jujur.

Ditanya seperti ini, membuat Hana bingung untuk menjawab. "Nggak," jawabnya dengan gaya sombong dan melengos, memperhatikan sikap acuh tak acuh. Bila Daffin dengan mudahnya untuk berkata jujur, bertolak belakang dengan dirinya, yang begitu sangat sulit untuk berkata jujur.

Daffin beranjak dari pangkuan istrinya. "Ya sudahlah kalau nggak rindu, Abang mau pergi." Pria itu merajuk seperti anak kecil.

Dengan cepat Hana memeluk suaminya dan menempelkan wajahnya di punggung Daffin. "Nggak boleh pergi."

"Katanya nggak rindu."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status