Share

Bab 159

Author: Liazta
last update Last Updated: 2023-02-11 12:52:35

"Bagaimana mungkin dia bisa tidur dengan nyenyak seperti ini." Daffin memandang istrinya, yang tertidur dengan damai, tanpa memiliki rasa bersalah terhadapnya.

"Benar-benar pandai nyiksa ya dek." diusapnya kepala Hana dan kemudian mencium pipi.

"Lihat ya sayang, nanti abang balas dendam." Daffin mengulum senyumnya. Pria itu kemudian mencium bibir istrinya dengan lembut dan kemudian melepaskannya.

"Enaknya tidur, sampai gak tahu di cium seperti ini." Senyum mengembang di bibirnya ketika istrinya, tidak bergerak sedikitpun saat di ciumnya.

Ia kemudian berbaring di sebelah istrinya, tanpa melakukan apa-apa dan hanya menatap wajah cantik milik Hana. Semakin di pandang, semakin cantik dilihatnya. Daffin begitu sangat malas untuk melakukan apapun termasuk mengerjakan pekerjaannya. Saat ini, ia tidak bisa berkonsentrasi. Pada akhirnya Daffin memilih untuk berbaring saja.

Setelah puas menatap wajah cantik istrinya, Daffin mengeluarkan ponsel dari dalam saku bajunya dan membuka kunci ponse
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 160

    "Apa mau tambah?" Daffin tersenyum ketika memasukkan suapan terakhir ke dalam mulut istri nya."Sudah kenyang, Abang, Hana mandi dulu ya. Panas, gerah juga." Hana mengusap keringat di pelipis keningnya."Iya dek, Abang juga lagi nggak selera kalau baru selesai makan dan berkeringat seperti ini." Daffin tersenyum.Mulut Hana membulat. "Hana kirain mau langsung tancap gas.""Hahaha, yang sudah gak sabar. Mentang-mentang jablay beberapa hari." Dengan sengaja menggoda istrinya. Hana hanya diam dengan memajukan bibir bawahnya ke depan. "Perasaan dari tadi, dia yang mendesak-desak, sekarang malah ngetawain Hana," batinnya. Daffin tersenyum saat melihat wajah istrinya yang cemberut. "Beneran mandi ya bang, Hana nggak mau kalau main di kamar mandi.""Kenapa?" tanya Daffin."Perut Hana besar, kamar mandi sempit." Hana menjelaskan dengan kesal."Masa sih sempit, sebesar itu kamar mandinya." Hana mencubit pinggang suaminya hingga pria itu sedikit meringis. "geraknya susah.""Istri, Abang pan

    Last Updated : 2023-02-11
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 161

    Selama dua hari, Hana menghabiskan waktunya di dalam kamar bersama dengan Daffin. Pria itu tidak membiarkannya keluar dari kamar sama sekali."Abang Mama pulang nanti sore." "Iya." Daffin memeluk istrinya tanpa mau melepaskannya. "Abang, kenapa kita gak keluar-keluar dari kamar. Sudah 2 hari ini, kita cuma di kamar aja." Hana memandang wajah suaminya yang saat ini berbaring di sampingnya. Meskipun sudah tahu jawaban yang diberikan Daffin, namun tetap saja, ia bertanya. "Ini hukuman untuk istri yang pergi dari rumah tanpa meminta izin." Hanya kalimat ini yang selalu diucapkannya, setiap kali istrinya bertanya."Mana ada orang yang mau kabur minta izin." Hana memutar bola matanya. "Bila nanti mengulangi kesalahan yang sama seperti ini, Abang tidak mengurung dua hari saja. Namun 1 tahun, tidak boleh keluar dari kamar." Didalam kamar, mereka hanya menghabiskan waktunya, dengan menonton tv, makan dan tidur berdua seperti ini saja. Namun Daffin begitu sangat menikmatinya. Pria itu tah

    Last Updated : 2023-02-12
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 162

    Daffin duduk di atas tempat tidur. Agar posisinya nyaman, pria itu menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Dipandangnya layar ponsel yang saat ini ada di tangannya, kemudian melirik ke arah istrinya yang sedang sibuk berdandan di depan meja rias.Hana mengusap lipstik di bibirnya, kemudian memakai blush on di pipi dan juga maskara di bulu matanya. Sejak hamil, ia begitu sangat senang berdandan. Bahkan hampir setiap hari, kerjanya menonton tutorial make up di YouTube dan kemudian mempraktekkan sendiri, bagaimana cara bermake up."Apa belum siap, mommy?" Daffin memandang ke arah istrinya."Belum bentar lagi," jawab Hana yang tersenyum lebar. Bila istrinya berdandan, maka akan memakan waktu yang lama. Ia sangat mengetahui tentang hal itu."Halo." Daffin mengangkat telepon dari Fatan. Agar istrinya tidak memiliki rasa curiga, Daffin mengangkat sambungan telepon, tanpa pergi dari kamar."Halo pak Daffin," jawab Fathan."Iya ada apa?""Pak Daffin, anda pasti sudah mendengar berit

    Last Updated : 2023-02-12
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 163

    Daffin Memandang istrinya dan tersenyum. "Semoga papa dan mama, tenang di sana." Diusapnya punggung Hana."Amin, Hana selalu mendoakan mereka." Hana tersenyum."Anak yang pintar." Diciumnya bibir istrinya sekilas. Hana diam ketika melihat mobil yang semakin dekat dengan arah rumahnya. "Abang ini beneran jalan ke rumah Hana. Nanti berhenti sebentar ya di depan rumah Hana." Ia begitu sangat senang, bisa menunjukkan rumah yang pernah ditempatinya bersama dengan papa dan mamanya."Iya, nanti kasih tahu, Abang jadi penasaran." Daffin mengulum senyumnya. Istrinya begitu sangat polos, bahkan arah tujuan, yang di datangnya, sudah sangat jelas. Namun tetap saja tidak berfikir, bahwa tujuannya, ke rumah mendiang orang tuanya."Tapi kita berhenti di tepi jalan aja, kita gak bisa masuk ke dalam. Soalnya, rumah itu ada yang punya. Nanti, bila uang Hana cukup untuk beli, kita baru bisa masuk ke dalam rumah itu lagi. Hana sangat rindu dengan kamar papa. Kalau kamar Hana, setelah papa meninggal, di

    Last Updated : 2023-02-13
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 164

    "Kok diam aja, ayo kita lihat-lihat." Mita tersenyum.Hana tidak mampu meredam suara tangisnya ia menangis dan memeluk suaminya."Jangan nangis lagi." Daffin mengusap Air mata istrinya."Hana benar-benar nggak nyangka, kalau rumah ini bakal menjadi milik Hana lagi. Abang terima kasih Hana memegang tangan suaminya dan menciumnya.Daffin tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya sayang," jawabnya yang kemudian mencium kening istrinya. "Abang, terima kasih." Hana kembali berkata."Iya dek, maaf ya, Abang baru bisa dapat rumahnya sekarang.""Iya bang, gak apa." Hana memandang papa Surya. Ia menangis dan memeluk papa mertua. "Papa terima kasih." Dirinya begitu sangat beruntung memiliki papa mertua seperti surya yang memang benar-benar tulus menyayanginya."Iya nak, seandainya Daffin cerita sejak awal dengan papa, rumah ini sudah lama kita dapat." Surya mengusap kepala menantunya."Nggak apa-apa pak Hana sudah senang, akhirnya rumah ini bisa jadi rumah Hana lagi.""Iya nak, Alhamdulill

    Last Updated : 2023-02-13
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 165

    Daffin masuk ke dalam kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel di tangannya. Ia duduk di tepi tempat tidur.Karena diam memandang wajah suaminya."Lagi apa?" Sambil mengusap perut istrinya. Tatapan mata Hana, begitu sangat sulit untuk dibacanya. "Ada apa?" Tanyanya, dengan kening yang berkerut. Hana menatap Daffin tanpa berkata apa-apa. Ada rasa bersalah ketika melihat wajah suaminya. Sungguh tidak diduganya, suaminya begitu sangat kewalahan mencarinya. Ia baru mengetahui hal ini, setelah melakukan chat dengan Cinta dan juga Nara.Apa perutnya sakit Davin mengusap perut istrinya.Hana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Malu sekali, untuk menanyakan tentang hal ini. Apalagi, ia sudah sempat berburuk sangka kepada suaminya. "Terus kenapa diam aja?" Daffin memegang susu di tangan sebelah kanannya. "Hana sangat senang, terima kasih ya bang.""Senang kenapa, terimakasih untuk apa?"Terima kasih untuk cinta Abang b

    Last Updated : 2023-02-14
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 166

    "Ini tempat tidur kami, kalian silakan tidur di bagian sana dan bagian sana." Mega menunjukkan sudut yang bisa diisi oleh Berliana dan juga Susi. Susi dan Berliana diam ketika melihat tempat yang ditunjukkan oleh napi yang sekamar dengannya. Di bagian sudut kiri di samping pintu besi dan sudut kanan di depan pintu kamar mandi. Tempat yang ditunjuk, hanya bisa untuk duduk saja, tanpa bisa merebahkan tubuh. "Ini masih bisa untuk dua orang lagi." Berliana memandang lantai yang kosong."Apa kau tidak melihat badan kami besar. Mana muat untuk tempat tidur kami. Kau penghuni baru di sini, jangan pernah mengatur kami." Ditariknya rambut Berliana dengan keras. Napi yang bernama Eva itu, dengan sengaja memberikan peringatan untuk Berliana, yang sejak tadi sudah membuatnya menahan emosi.Berliana sudah tidak berani lagi untuk berbicara. Ia begitu sangat takut dan pada akhirnya hanya menganggukkan kepala. "Aku berjanji, akan membalas dendam kepadamu."Susi dan Berliana tidak berani lagi berkat

    Last Updated : 2023-02-14
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 167

    Berliana dan Susi berada di dalam sel. Setidaknya di dalam tahanan ini mereka berdua dan mereka bisa bersama-sama dan saling melindungi, ketika ada napi yang ingin berniat jahat. Berliana duduk termenung. Selama berada di dalam tahanan, tidak pernah sekalipun Bian datang mengunjunginya. Ini sudah 1 Minggu, ia menikmati dinginnya lantai ketika malam.Pria itu juga tidak pernah mendatangkan pengacara yang dikirim untuk membantunya menyelesaikan permasalahan ini. Bian seperti hilang begitu saja. "Di mana teman kamu itu Berli?" tanya Susi.Berliana menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa menghubungi dia ma. Mama tahu sendiri, kalau dia tidak pernah bisa dihubungi kecuali dia menghubungi aku." Berliana berkata dengan wajah sendu. Harapannya begitu besar terhadap Bian, yang selama ini menjadi pahlawannya."Apa dia benar-benar sudah tidak mau lagi membantu kita?" Susi bertanya dengan nada frustasi. Selama ini ia tahu, bahwa putrinya dibantu oleh seorang pria. Meskipun belum pernah bertem

    Last Updated : 2023-02-15

Latest chapter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    bab 258

    Bian tersenyum penuh kepuasan ketika melihat hasil persidangan Susi. "Manusia iblis," ejeknya. Selama beberapa minggu ini pria itu selalu mengikuti perkembangan kasus Susi. Dan hari ini dia begitu sangat bahagia karena mendengar keputusan hakim. Wanita itu membayar perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Diambilnya telpon genggam yang terletak di atas meja. Ia langsung menghubungi nomor ponsel yang tersimpan di kontak telepon. Nomor ponsel yang selalu akan disimpannya. Suara panggilan telepon yang dilakukannya baru di angkat di panggil yang sudah ketiga kalinya. Biasanya Bian akan marah jika panggilan telepon yang dilaksanakannya diabaikan begitu saja. Namun saat ini, ia tidak marah, mungkin karena suasana hatinya yang sangat senang. "Halo." Suara serak yang menjawab telpon darinya, menandakan si penjawab telpon sedang menangis. "Pantas saja kamu bisa seperti ini Berliana, ternyata kamu keturunan iblis, betul nggak sih." Senyum penuh kemenangan terukir di wajah tampannya.Berliana

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 257

    "Hana mau dengar semuanya ma." Hana memandang punggung Susi yang membelakanginya.Saya juga pernah merencanakan agar para preman melakukan perbuatan asusila kepada Hana. Setelah mereka puas dengan tubuhnya saya meminta agar menghabisi nyawanya. Karena apa Saya ingin terkesan seperti korban kejahatan preman yang mabuk. Namun nyatanya Hana tidak pulang ke rumah karena dia menginap di rumah teman sekolahnya. Dan hal itu sudah saya lakukan berulang kali. Namun selalu saja gagal dan pada akhirnya saya membatalkan rencana tersebut.Hana memegang dada yang terasa begitu sangat sakit dan sesak. Tidak terbayang olehnya ternyata wanita yang dinikahi ayahnya memang benar-benar iblis."Saya bahkan tidak pernah menyesal karena menghilangkan nyawa suami saya yang kebetulan bodoh itu. Karena jujur, saya tidak pernah mencintainya. Saya menikah dengan dia, hanya untuk mendapatkan harta dan uangnya. Dan semua itu karena dia yang terlalu bodoh dan terlalu berharap lebih kepada saya. Karena nyatanya, say

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 256

    "Mama Berliana berlari dan memeluk Susi dengan erat. Air mata kesedihan tidak bisa di tutupinya. Susi tersenyum dan mengusap punggung putrinya. Senyum yang ditunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya baik-baik saja. "Mama baik-baik aja nak.""Mama aku sungguh tidak sanggup." Berliana berkata di tengah isak tangisnya. Menyaksikan persidangan sang mama, sungguh membuat tubuhnya lemas dan tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit atas hukuman yang akan diterima oleh wanita yang sudah melahirkannya. Namun yang lebih membuat hatinya terasa sakit dan juga perih, ketika tidak bisa membela mamanya sama sekali. Ribuan kata makian untuk menghakimi perbuatan Susi. Mereka terlalu pandai untuk menilai dan menghakimi kesalahan yang orang lain lakukan. Ingin rasanya Berliana marah dan menangkis semua perkataan orang-orang itu. Namun apa yang dikatakan mereka benar. Semua fakta tidak bisa di pungkiri. Pada akhirnya dia berusaha untuk tuli dan tidak mendengarkan. Meskipun kenyataannya, apa yang dikat

DMCA.com Protection Status