Share

Bab 160

"Apa mau tambah?" Daffin tersenyum ketika memasukkan suapan terakhir ke dalam mulut istri nya.

"Sudah kenyang, Abang, Hana mandi dulu ya. Panas, gerah juga." Hana mengusap keringat di pelipis keningnya.

"Iya dek, Abang juga lagi nggak selera kalau baru selesai makan dan berkeringat seperti ini." Daffin tersenyum.

Mulut Hana membulat. "Hana kirain mau langsung tancap gas."

"Hahaha, yang sudah gak sabar. Mentang-mentang jablay beberapa hari." Dengan sengaja menggoda istrinya.

Hana hanya diam dengan memajukan bibir bawahnya ke depan. "Perasaan dari tadi, dia yang mendesak-desak, sekarang malah ngetawain Hana," batinnya.

Daffin tersenyum saat melihat wajah istrinya yang cemberut.

"Beneran mandi ya bang, Hana nggak mau kalau main di kamar mandi."

"Kenapa?" tanya Daffin.

"Perut Hana besar, kamar mandi sempit." Hana menjelaskan dengan kesal.

"Masa sih sempit, sebesar itu kamar mandinya."

Hana mencubit pinggang suaminya hingga pria itu sedikit meringis. "geraknya susah."

"Istri, Abang pan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status