Share

Bab 106

RANAJAYA keluarkan jerit menggeram sekeras-kerasnya. Gembong rampok itu merasakan sesuatu yang dingin menggores kulitnya. Diikuti oleh rasa perih luar biasa.

Tak salah lagi. Pedang Seta menyabet perut Ranajaya yang agak membuncit. Menciptakan luka besar melintang tepat di pertengahan. Menampakkan usus putih memanjang di bagian dalam.

Wajah gembong rampok tersebut berubah pucat pasi. Kakinya tersurut mundur beberapa langkah. Sekilas ia pandangi perutnya yang robek. Lalu dengan tangan bergetar diusapnya darah yang mengalir dari luka itu.

"Keparat kau, Seta!” desisnya dengan amarah selangit.

Namun hanya itu yang dapat dilakukan Ranajaya. Sepasang kakinya seketika bergetar hebat. Tak mampu lagi menahan beban tubuhnya yang gempal. Lelaki berwajah bengis itu pun jatuh duduk di tanah.

Dari tempatnya, Seta tak putus-putus menatap Ranajaya yang meringis kesakitan. Wajah sang prajurit

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status