Pekerjaan di kantor akhir-akhir ini kacau semenjak Ranti, sekretaris Regi mengundurkan diri pasca menikah.
Beberapa proses wawancara kerja sudah berjalan dengan beberapa calon pelamar baru, namun sampai detik ini belum ada yang memenuhi kriteria Regi untuk bisa menggantikan posisi Ranti yang memang sangat bagus dan kompeten dalam bekerja.Ranti itu tidak hanya cantik, tapi dia wanita sholehah, baik dan memang sangat cerdas. Bekerja sama dengan Ranti membuat pekerjaan Regi beres tepat waktu.Itulah sebabnya, Regi sangat menyayangkan saat Ranti memutuskan untuk resign dari kantor setelah dia menikah dengan alasan, suaminya yang melarangnya bekerja.Meski dalam hal itu, Regi tak menyalahkan suami Ranti, sebab dirinya sebagai suami pun memang lebih suka melihat istrinya yang cantik berdiam diri di rumah tanpa harus lelah bekerja di luar. Cukup dirinya saja yang bersusah payah mengumpulkan rupiah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami terhadap Tazkia.Tok! Tok! Tok!Lamunan Regi seketika buyar saat mendengar suara pintu ruangan kantornya di ketuk dari luar."Masuk," perintah Regi setengah berteriak.Wanda, salah satu karyawan HRD masuk diikuti dengan seorang perempuan berambut pirang dengan penampilannya yang sangat seksi, didukung dengan bentuk tubuh yang memang aduhai.Penampilan yang sukses membuat setiap mata lelaki tak ingin berpaling.Hanya saja, hal itu tak berlaku bagi Regi.Tatapan lelaki itu tetap sama, baik terhadap Wanda mau pun wanita berpakaian seksi itu."Selamat siang, Pak. Maaf mengganggu. Ini pelamar terakhir hari ini, namanya Sandra. Ini CV milik Sandra, silahkan Bapak cek dulu. Semua staff HRD diruangan saya sudah meloloskan Sandra dalam tahap interview terakhir kami. Tapi bagaimana pun, kami tetap memberikan keputusan akhir pada Bapak," jelas Wanda panjang lebar. Wanda mempersilahkan Sandra duduk.Regi tampak meneliti CV milik Sandra setelah sebelumnya dia meminta Wanda untuk meninggalkan ruangannya.Jadilah kini tinggal dirinya dan Sandra berdua di dalam ruangan itu."Ehm, kenapa di sini agak gerah ya Pak?" Ucap Sandra tiba-tiba. Kedua telapak tangannya dikibas-kibaskan di depan wajah. "Boleh saya buka sweater saya, Pak?" Ucap wanita berambut pirang itu lagi.Regi tetap bergeming.Tetap pada posisinya memeriksa dengan teliti berkas CV milik Sandra.Hal itu jelas membuat Sandra menjadi keki.Meski wanita itu tak ingin menyerah sampai di situ, setelah wajah tampan dan kharisma Regi sukses mengalihkan dunia Sandra, tepat satu detik ketika dirinya dipersilahkan masuk ke dalam ruangan lelaki itu tadi.Brewok tipis di wajah Regi dengan bibir lelaki itu yang tebal dan seksi, membuat hati Sandra meronta-ronta. Terlebih dengan lekukan otot-otot kekar yang menyembul dari balik kemeja putih yang kini dikenakan Regi membuat lelaki itu semakin terlihat sempurna di mata Sandra.Dan bukan Sandra namanya, jika dia tidak sanggup mendapatkan apa yang dia inginkan.Bahkan pejabat penting sekelas Deni Hendrawan saja, bisa dia goda, apalagi hanya seorang CEO biasa macam Regi."Kamu pernah bekerja di Company grup?" Tanya Regi saat itu yang kini tatapannya beralih pada Sandra yang sudah berhasil menanggalkan sweater putihnya. Meninggalkan sebuah kemeja ketat yang juga berwarna putih dengan tiga kancing teratas yang sengaja Sandra buka agar memperlihatkan sesuatu yang dia sembunyikan di balik dadanya yang indah."Iya Pak. Saya bekerja di sana satu tahun," jawab Sandra dengan jujur."Lalu kenapa berhenti, Company grup itukan perusahaan terbesar di Indonesia?" Ucap Regi lagi."Saya inikan, anak yatim, Pak. Hanya tinggal berdua dengan Ibu saya saja. Tidak memiliki keluarga lain lagi di Jakarta. Waktu itu, kebetulan Ibu saya sakit, dan tidak ada yang bisa menjaga di rumah sakit. Itulah sebabnya saya terpaksa resign, Pak. Karena harus menjaga Ibu saya yang sakit," jawab Sandra lagi, masih dengan kejujuran yang dia miliki."Bukankah orang sakit itu justru membutuhkan biaya banyak untuk pengobatan? Kenapa kamu malah memutuskan resign? Lalu, darimana kamu bisa membayar biaya pengobatan ibumu?""Dari uang hasil tabungan saya bekerja, Pak. Alhamdulillah saya masih memiliki uang tabungan di rekening saya,""Jadi, sekarang Ibumu sudah sembuh, makanya kamu melamar kerja lagi?"Sandra terdiam sebentar, wajahnya tampak sendu. "I-ibu saya, meninggal, Pak..." Jawabnya pelan.Regi mengulum bibir, tampak prihatin meski setelahnya lelaki itu tak mengatakan apa-apa dan kembali meneliti berkas milik Sandra selanjutnya.Sebuah cincin yang melingkar di jari manis Regi sempat menarik perhatian Sandra saat itu, membuat harapannya seketika pupus."Nilai-nilai kamu tinggi ya, sewaktu kuliah. IPK mu juga cukup tinggi. Dan kamu menguasai tiga bahasa asing sekaligus? Benar begitu?" Lagi-lagi Regi bicara dengan menunjukkan raut wajahnya yang berbinar, penuh kekaguman.Sandra tersenyum lebar dan mengiyakan semua kata-kata Regi. Tak hanya di situ, Sandra juga membuktikan prestasinya dengan berbicara menggunakan tiga bahasa asing secara bergantian di hadapan Regi.English, Jerman dan bahasa Jepang yang fasih meluncur begitu saja dari bibir seksi Sandra, yang jelas menambah nilai plus atas kepribadian wanita itu di mata Regi.Regi memang sangat menyukai wanita-wanita cerdas dan mandiri.Seperti Sandra.Terlebih lagi, wajah Sandra yang cantik dengan body bak gitar spanyolnya itu. Membuat tubuh Regi menegang tanpa rangsangan.Dan hebatnya, ini kali pertama Regi merasakan apa yang dia rasakan terhadap seorang wanita selain dengan istrinya.Sejauh ini, hanya Tazkialah satu-satunya wanita yang berhasil membuat Regi terangsang, bahkan sebelum Regi sempat menyentuh istrinya itu.Masih dengan rasa penasaran terhadap apa yang dia rasakan, tatapan Regi masih tertuju lurus ke wajah Sandra saat Sandra masih menunjukkan kelihaiannya dalam berbahasa asing.Hingga saatnya Sandra pun selesai dan menjadi salah tingkah karena Regi yang terus saja menatap lekat ke arahnya."Pak, jadi, bagaimana? Apa saya diterima?" Tanya Sandra membuyarkan fantasi Regi.Regi menelan salivanya satu kali, tersenyum sambil menautkan jemarinya, merasakan kedua telapak tangannya yang tiba-tiba berkeringat, lalu dia mengangguk."Kamu diterima. Besok sudah mulai bisa bekerja," ucap sang CEO tampan itu.Sandra tersenyum lebar, meraih tangan Regi untuk bersalaman dan mengucapkan terima kasih.Tubuh Regi kembali menegang saat sentuhan tangan Sandra yang halus menggenggam tangannya.Apa yang terjadi padaku?Bisik lelaki itu membatin.Dia benar-benar bingung.Hari ini adalah jadwal Tazkia check up kesehatan ke rumah sakit setelah kurang lebih dua minggu dia beristirahat total di rumah.Dua hari yang lalu, Regi berangkat ke Singapura untuk keperluan bisnis dan dia mengatakan akan kembali hari ini untuk mengantar sang istri check up.Berhubung hari sudah sore dan Regi belum juga menunjukkan batang hidungnya di rumah, Tazkia pun berinisiatif untuk pergi check up sendiri.Sebenarnya tidak check up pun, dia merasa kondisi kesehatannya sudah lebih baik dari hari ke hari, hanya saja dia perlu memeriksakan kondisi kesehatan rahimnya pasca mengalami keguguran untuk yang kesekian kali. Meski jauh dari lubuk hatinya yang terdalam, Tazkia tak mengharapkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya dengan Regi sejauh ini.Tidak selama sikap Regi belum berubah terhadapnya."Aduh, saya lupa bawa surat check upnya lagi. Sebentar ya Pak," ucap Tazkia saat dirinya baru saja memasuki mobil."Biar saya saja yang ambilkan, Bu," kata Lilis yang saat itu mengh
Suara deru mesin mobil terdengar mendekati halaman teras rumah, melintasi kamar Tazkia yang berada di lantai atas.Tazkia mengintip dari balik jendela kamarnya dan mendapati kepulangan sang suami yang baru saja turun dari sebuah taksi online.Bukannya berniat menyambut kepulangan Regi, Tazkia malah buru-buru berlari ke arah tempat tidur, menarik selimut dan berpura-pura tidur.Selang beberapa menit, Tazkia mendengar suara pintu kamarnya terbuka, dan sudah dipastikan itu adalah suaminya. Mata wanita itu pun semakin terpejam erat dengan sekujur tubuh gemetar.Terlebih saat sebuah kecupan lembut mendarat di keningnya. Jantung Tazkia terasa mau copot.Dalam hening, Tazkia masih terus mendengar aktifitas suaminya membuka lemari, lalu menaruh beberapa benda di meja dan suara pintu kamar mandi yang terbuka lalu ditutup, disusul suara kucuran air shower dari arah kamar mandi yang menandakan Regi kini sedang mandi.Beberapa kali Tazkia bergerak mencari posisi nyaman untuk tidur, namun tak mene
Suara ayam berkokok terdengar dari arah kebun milik tetangga sebelah.Seorang gadis tampak menjempur pakaian di halaman samping rumahnya. Rambutnya yang basah tergelung handuk ke atas."Rin, airnya kok mati?" Teriak sebuah suara lain dari arah dapur.Seorang lelaki tampak melongokkan kepala ke arah luar kamar mandi dengan kepala penuh busa dan matanya yang terpejam.Gadis bernama Arini itu beranjak ke dapur dan menengok ke arah token listrik di rumahnya yang ternyata habis. "Listriknya mati, Mas, semalam Rini lupa isi, ini baru mau beli, tunggu ya,"Sementara Rini berlari ke depan, si lelaki tadi hanya menggerutu sendiri di dalam kamar mandi. Mengusap kedua matanya dengan handuk agar tidak perih dan terpaksa menunggu kran showernya hidup.Tak lama berselang, kran shower itu kembali mengalirkan air. Lelaki itu pun lekas melanjutkan kegiatannya di kamar mandi."Huh! Pikun!" Keluhnya gemas sembari menoyor kepala adik perempuannya di dapur."Ya namanya orang lupa kan nggak inget, Mas! Kay
"Permisi, saya mau bertemu dengan Regi, apa dia ada di ruangannya?" Tanya seorang wanita berhijab pada Sandra yang sedang sibuk bekerja. Jemari lentik sang sekretaris menari lincah, mengetik-ngetik sesuatu dengan cepat pada keyboard."Pak Regi masih ada tamu penting, belum bisa diganggu, tunggu saja dulu ya," ucap Sandra bahkan tanpa menoleh."Tapi tadi saya sudah mengirim pesan, Regi bilang saya bisa langsung masuk ke ruangannya," kata Tazkia sedikit kesal. Melirik ke arah name tag yang terkalung di leher wanita berkemeja ketat di hadapannya itu.Dan nama Sandra yang tertera di sana cukup membuat Tazkia mengerti bahwa ternyata inilah sekretaris baru sang suami yang selalu saja dipuji-puji Regi itu.Ternyata, perkataan Regi memang benar, bahwa Sandra tidak hanya pintar, tapi juga sangat cantik. Hanya saja, menurut Tazkia, pakaian Sandra terlalu vulgar, tidak sesopan penampilan Ranti. Sekretaris Regi sebelumnya.Sandra menghentikan kegiatannya, menatap Tazkia dengan tatapan sinis."Mba
Tiga hari setelah hari di mana Regi memecat Sandra, alhasil, Regi sendiri kini yang dibuat kelimpungan karena semua pekerjaaannya jadi terbengkalai dan kacau balau.Regi sadar bahwa dia membutuhkan sekretaris, dia membutuhkan Sandra dan menyesali perbuatan yang dia lakukan terhadap Sandra kala itu.Padahal sebelumnya, Tazkia sudah memperingatkan Regi, bahkan membujuk Regi untuk tidak memecat Sandra, namun Regi tetap bersikukuh melakukannya.Kini, tanpa Sandra di kantor, seluruh pekerjaan tak bisa selesai tepat waktu sementara Mesya, karyawan yang diangkat menjadi sekretaris sementaranya, selalu saja melakukan kesalahan dalam bekerja. Membuat Regi tak hentinya memaki dalam hati hingga menumpahkan kekesalannya itu pada barang-barang yang terdapat di atas meja kerjanya.Maju mundur, Regi ingin menghubungi Sandra. Namun egonya sebagai seorang CEO dan laki-laki membuat Regi merasa kesulitan melakukannya.Meski, pada akhirnya, Regi pun melakukan hal itu juga.Teleponnya sudah tersambung pad
Hujan yang turun mengguyur kota Jakarta malam itu semakin deras, padahal Regi sudah menunggu lebih dari satu jam di kediaman Sandra setelah Sandra mengatakan bahwa payung yang dia miliki rusak dan sudah dia buang beberapa hari yang lalu, untuk saat ini Sandra belum sempat membeli payung baru. Itulah sebabnya, Regi kini terjebak di kediaman Sandra yang sejak tadi asik menonton televisi di sisinya.Saat itu, keduanya duduk di karpet lantai di ruang depan. Menikmati beberapa cemilan yang tadi Regi beli.Malam semakin larut dan sampai detik ini Regi belum juga berhasil menghubungi Tazkia, bahkan sampai dia meminjam ponsel Sandra untuk menghubungi sang istri, namun Tazkia tak juga menjawab panggilannya.Regi hanya berpikir, sepertinya Tazkia memang sudah tidur karena dia tahu kalau Tazkia selalu tidur lebih awal.Paha mulus dengan kulit putih bersih yang terpampang di hadapan Regi sejak tadi membuat lelaki itu duduk gelisah, fokusnya buyar pada acara televisi yang ditonton Sandra.Merasa t
Setelah bulak-balik memilih pakaian yang pantas dia kenakan malam ini untuk menyambut kedatangan Regi, akhirnya pilihan Sandra jatuh pada tank top hitam bermodel korean waffle backless, di mana Sandra memutuskan untuk melepas Bra yang dia kenakan, agar punggung mulusnya terlihat lebih jelas dari balik tali-tali tank topnya yang bersilangan.Untuk bawahannya sendiri, Sandra tak memiliki pilihan lain selain koleksi hotpants nya yang memang itu-itu saja.Semenjak Ibunya meninggal dan Sandra menganggur, sudah sangat lama dia tak pernah berbelanja apapun dalam hal fashion. Jangankan untuk membeli pakaian, untuk biaya hidupnya sehari-hari saja susah, terlebih dia memang sempat hutang pada rentenir sewaktu Ibunya masih dirawat di rumah sakit karena persediaan uangnya sudah habis akibat dia yang terlalu boros. Alhasil, belum apa-apa, Sandra sudah kelimpungan tutup lobang, gali lobang.Bahkan, kini dia harus terpaksa pindah ke kontrakan jelek ini karena kontrakan lamanya itu uang sewanya sanga
"Regi..."Belum sempat Sandra berkata-kata, Regi sudah lebih dulu mengunci bibir Sandra kembali, dengan menjalin ciuman.Sementara tangan Regi yang memegang pisau kini merayap di balik punggung Sandra.Tubuh Sandra membeku saat merasakan ujung pisau itu seperti meraba kulitnya hingga terdengar suara sesuatu yang dirobek.Ternyata, Regi hanya ingin membuka tank top itu dengan caranya sendiri, yakni memutuskan tali temali rumit tank top yang dikenakan Sandra menggunakan pisau dapur tersebut.Dan cara Regi itu sukses membuat Sandra sempat didera rasa takut.Tapi kini, wanita itu mulai kembali rileks ketika Regi sudah melempar pisau tadi ke lantai dan menggendong tubuh Sandra yang sudah setengah polos itu menuju kamar.Regi melepas pakaian atasnya dengan tergesa sebelum akhirnya dia kembali mencumbu Sandra yang sudah pasrah menunggu Regi memenuhi tubuhnya dengan kenikmatan."Are you still a virgin, Baby?" Bisik Regi ketika tubuh keduanya sudah sama-sama dalam keadaan polos.Gelengan kepal