Namaku, Tania Andriani.Aku terlahir dari rahim seorang wanita bernama Tazkia Andriani yang kini sudah hidup berbahagia bersama keluarga barunya. Bahkan setelah dia mengasingkan aku hanya karena Ayahku adalah seorang pembunuh.Kedua orang tua angkatku bilang, Tazkia tidak mau merawatku karena dia sangat membenci Ayahku dan berpikir, jika aku sudah besar nanti, aku akan menjadi seperti ayah.Yaitu, seorang pembunuh.Dan semua kekhawatiran itu memang menjadi kenyataan.Kini, aku menjelma menjadi seorang pembunuh tanpa ada siapapun yang mengetahuinya.Aku tidak menyesal menjadi seorang pembunuh karena bagiku, membunuh itu sangat mengasyikkan.Aku sangat menikmati saat-saat di mana mangsaku meregang nyawa secara perlahan-lahan.Memohon, menangis, merintih dan menghiba di hadapanku.Sayangnya, setelah bertahun-tahun berburu tanpa meninggalkan jejak, akhirnya aku melakukan kesalahan fatal saat aku membunuh seorang lelaki bernama Gerald yang ternyata adalah kekasih Cindy, dia adikku. Anak Ta
"Bagaimana rasanya tidur dengan suamiku?" Tanya seorang wanita berhijab yang duduk berhadapan dengan seorang wanita berpakaian seksi di sebuah kafe.Wanita berpakaian seksi itu tersenyum menyeringai. Memainkan untaian rambut panjangnya dengan jari telunjuk lalu berkata setengah mendesah, "nikmat...""Sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan Mas Regi?" Tanya wanita berhijab itu lagi. Bahasa tubuhnya yang tenang menunjukkan ekspresi datar. Tatapannya lurus ke dalam manik mata wanita bernama Sandra yang kini menjadi selingkuhan suaminya.Sandra memajukan tubuh, menumpukkan kedua sikunya ke atas meja. "Baru dua minggu," jawabnya acuh tak acuh.Wanita berhijab bernama Tazkia itu mengangguk sambil memulas senyum penuh arti. "Pantas kalau begitu," katanya masih dengan gaya santai."Pantas apanya?" Tanya Sandra dengan kerutan di keningnya yang menjelas."Pantas kalau kamu merasakan kenikmatan itu," bisik Tazkia masih dengan senyuman penuh maknanya itu.Tatapan Sandra berubah sinis. Sep
Masa sebelum PROLOG...Aku sempat tak sadar saat tubuhku dibawa ke rumah sakit oleh Mas Regi.Satu hal yang aku ingat adalah, Mas Regi yang panik terus mencoba membangunkan aku dengan menepuk-nepuk pipiku. Lalu kudengar dia berteriak memanggil asisten rumah tangga dan satpam yang bekerja di rumah kami, hingga setelahnya aku hanya bisa merasakan tubuhku yang sudah remuk redam, nyeri dari ujung kaki hingga ubun-ubun kepala itu dibawa ke rumah sakit.Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, darah terus mengalir dari area selangkanganku yang kurasa semakin deras. Membasahi kain yang menutupi tubuhku.Bi Inah yang memangku kepalaku di belakang terlihat menangis dan meminta Mas Regi untuk lebih cepat melajukan kendaraannya.Kesadaranku memang tak sepenuhnya hilang namun rasa sakit yang terasa di sekujur tubuhku jelas membuatku tersiksa.Ya Allah, apakah ini akan menjadi akhir dari hidupku?Jika memang benar, setidaknya, izinkan aku bertemu dengan keluargaku dulu...Gumamku membatin, deng
"Sus, pasien atas nama Nyonya Tazkia ini pasien lamanya Dokter Ilhamkan?" Tanya dokter Fadli yang hari ini mendapat tugas dari rumah sakit untuk menggantikan pekerjaan Dokter Ilham yang mendadak cuti karena ada salah satu anggota keluarga dekatnya yang meninggal."Iya benar, Dok, cumakan Dokter Ilham hari ini berhalangan hadir, makanya sebagian wewenang atas Pasien Dokter Ilham dialihkan pada Dokter Fadli dan Dokter Arinka. Hanya untuk tiga hari ke depan, Dok, sampai Dokter Ilham bisa kembali masuk," jelas Suster bernama Fani itu.Dokter bernama Fadli itu hanya mengangguk tanda paham, lalu kembali meneliti berkas medis milik beberapa pasien Dokter Ilham yang baru saja diberikan Suster Fani. Di mana salah satunya adalah milik Tazkia."Nyonya Tazkia jatuh dari kamar mandi?" Tanya Dokter Fadli lagi.Suster Fani mengangguk cepat.Kening sang Dokter tampak berkerut saat dia melihat lebih jauh riwayat medis milik pasien bernama Nyonya Tazkia tersebut."Oke baiklah, ikut saya ke ruangan rawa
Pekerjaan di kantor akhir-akhir ini kacau semenjak Ranti, sekretaris Regi mengundurkan diri pasca menikah.Beberapa proses wawancara kerja sudah berjalan dengan beberapa calon pelamar baru, namun sampai detik ini belum ada yang memenuhi kriteria Regi untuk bisa menggantikan posisi Ranti yang memang sangat bagus dan kompeten dalam bekerja.Ranti itu tidak hanya cantik, tapi dia wanita sholehah, baik dan memang sangat cerdas. Bekerja sama dengan Ranti membuat pekerjaan Regi beres tepat waktu.Itulah sebabnya, Regi sangat menyayangkan saat Ranti memutuskan untuk resign dari kantor setelah dia menikah dengan alasan, suaminya yang melarangnya bekerja.Meski dalam hal itu, Regi tak menyalahkan suami Ranti, sebab dirinya sebagai suami pun memang lebih suka melihat istrinya yang cantik berdiam diri di rumah tanpa harus lelah bekerja di luar. Cukup dirinya saja yang bersusah payah mengumpulkan rupiah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami terhadap Tazkia.Tok! Tok! Tok!Lamunan
Hari ini adalah jadwal Tazkia check up kesehatan ke rumah sakit setelah kurang lebih dua minggu dia beristirahat total di rumah.Dua hari yang lalu, Regi berangkat ke Singapura untuk keperluan bisnis dan dia mengatakan akan kembali hari ini untuk mengantar sang istri check up.Berhubung hari sudah sore dan Regi belum juga menunjukkan batang hidungnya di rumah, Tazkia pun berinisiatif untuk pergi check up sendiri.Sebenarnya tidak check up pun, dia merasa kondisi kesehatannya sudah lebih baik dari hari ke hari, hanya saja dia perlu memeriksakan kondisi kesehatan rahimnya pasca mengalami keguguran untuk yang kesekian kali. Meski jauh dari lubuk hatinya yang terdalam, Tazkia tak mengharapkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya dengan Regi sejauh ini.Tidak selama sikap Regi belum berubah terhadapnya."Aduh, saya lupa bawa surat check upnya lagi. Sebentar ya Pak," ucap Tazkia saat dirinya baru saja memasuki mobil."Biar saya saja yang ambilkan, Bu," kata Lilis yang saat itu mengh
Suara deru mesin mobil terdengar mendekati halaman teras rumah, melintasi kamar Tazkia yang berada di lantai atas.Tazkia mengintip dari balik jendela kamarnya dan mendapati kepulangan sang suami yang baru saja turun dari sebuah taksi online.Bukannya berniat menyambut kepulangan Regi, Tazkia malah buru-buru berlari ke arah tempat tidur, menarik selimut dan berpura-pura tidur.Selang beberapa menit, Tazkia mendengar suara pintu kamarnya terbuka, dan sudah dipastikan itu adalah suaminya. Mata wanita itu pun semakin terpejam erat dengan sekujur tubuh gemetar.Terlebih saat sebuah kecupan lembut mendarat di keningnya. Jantung Tazkia terasa mau copot.Dalam hening, Tazkia masih terus mendengar aktifitas suaminya membuka lemari, lalu menaruh beberapa benda di meja dan suara pintu kamar mandi yang terbuka lalu ditutup, disusul suara kucuran air shower dari arah kamar mandi yang menandakan Regi kini sedang mandi.Beberapa kali Tazkia bergerak mencari posisi nyaman untuk tidur, namun tak mene
Suara ayam berkokok terdengar dari arah kebun milik tetangga sebelah.Seorang gadis tampak menjempur pakaian di halaman samping rumahnya. Rambutnya yang basah tergelung handuk ke atas."Rin, airnya kok mati?" Teriak sebuah suara lain dari arah dapur.Seorang lelaki tampak melongokkan kepala ke arah luar kamar mandi dengan kepala penuh busa dan matanya yang terpejam.Gadis bernama Arini itu beranjak ke dapur dan menengok ke arah token listrik di rumahnya yang ternyata habis. "Listriknya mati, Mas, semalam Rini lupa isi, ini baru mau beli, tunggu ya,"Sementara Rini berlari ke depan, si lelaki tadi hanya menggerutu sendiri di dalam kamar mandi. Mengusap kedua matanya dengan handuk agar tidak perih dan terpaksa menunggu kran showernya hidup.Tak lama berselang, kran shower itu kembali mengalirkan air. Lelaki itu pun lekas melanjutkan kegiatannya di kamar mandi."Huh! Pikun!" Keluhnya gemas sembari menoyor kepala adik perempuannya di dapur."Ya namanya orang lupa kan nggak inget, Mas! Kay