"Undangan nikah, lagi?" Keyra mendengus pelan saat membuka surat yang ia terima dari resepsionis kantor. Kepalanya menengadah ke atas disusul matanya yang sedikit mengerling.
Ini sudah surat undangan pernikahan ke-14 yang Keyra terima tahun ini. Dan dari ketigabelas undangan pernikahan sebelumnya, tidak ada satupun yang Keyra hadiri. Bukan tidak mau, setiap kali hendak pergi ke acara pernikahan temannya, Keyra selalu saja tak punya waktu, seakan waktu luangnya susah digerogoti habis tak bersisa oleh monster-monster yang disebut sebagai Pekerjaan."Undangan sialan ini bisa membuatku terlambat!" maki Keyra kesal. Pasalnya ia dalam kondisi terburu-buru ke ruangan CEO. Jam 9 tepat ia sudah harus melaporkan segala jadwal dan beberapa berkas penting. Tapi langkahnya harus terhenti karena sebuah undangan yang katanya penting harus Keyra terima langsung dengan tangannya sendiri.Umur Keyra sudah memasuki 28 tahun ini. Kebanyakan teman-teman di masa perkuliahannya sedang berlomba-lomba melepas masa lajang mereka. Rasanya hanya Keyra sendiri yang berbeda. Wanita karier yang tidak ada waktu luang untuk memikirkan hubungan asmara. Apalagi sampai tahap yang lebih serius seperti rumah tangga."Sebenarnya siapa yang menikah sampai aku sendiri yang harus menerima langsung undangannya?" tanya Keyra sembari melangkah menuju ruangan CEO. Biasanya segala bentuk surat dan barang titipan diantarkan petugas kantor keruangan Keyra. Atau bahkan jika terlalu banyak kiriman biasanya barang-barang tersebut dikirim ke apartement Keyra untuk ditindaklanjuti nanti sepulang kerja.Hingga beberapa detik berselang, langkah kaki Keyra terhenti. Gadis itu mematung, matanya membulat melihat kedua nama mempelai yang akan menikah. Keyra tersenyum sinis. Keyra yang sebelumnya berniat absen langsung membatalkan niatan absennya. Kali ini apapun yang terjadi dia harus datang."Konyol sekali mereka," kata Keyra menyeringai.Apa yang akan terjadi jika kamu mendapati pacarmu berselingkuh dengan sahabatmu? Lantas pacarmu memutuskan hubungan seolah-olah kamulah wanita yang dicampakan. Beberapa tahun kemudian mereka akan menikah. Bahkan dengan sengaja mengundangmu ke acara pernikahannya. Ya, itulah yang sedang terjadi saat ini.Padahal Keyra sudah menegaskan bahwa dia tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi. Tapi mereka tetap saja mengundang Keyra. Keyra yang semakin geram mulai bertekad untuk datang dengan bangga ke acara pernikahan mereka.Tring! Jam Keyra berbunyi nyaring."Gawat, aku terlambat," ucap Keyra.Dengan secepat kilat gadis itu melesat menuju ruangan CEO. Kaki Keyra melangkah tergopoh-gopoh. Beberapa kali matanya melirik jam dengan dominasi warna emas yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Bagaimana bisa hanya dengan sepucuk surat ia sampai telat mengonfirmasi beberapa jadwal penting ke pimpinan. Gadis itu mengutuki dirinya sendiri yang hanyut dalam pekirannya tentang pernikahan mantan dan sahabatnya.Tok tok tok.Tiga ketukan ringan pada pintu mengawali langkah Keyra masuk. Gadis itu sedikit menggigit bibir bawahnya, cemas jikalau manusia di depannya akan memarahinya."Kenapa kamu baru ke ruangan saya sekarang?" suara berat Pria dengan setelan jas abu-abu itu tertuju pada Keyra.Keyra sedikit membungkuk menandakan rasa bersalah sekaligus simbol permohonan maaf baginya, "Saya mohon maaf Pak, ini kelalaian saya. Ke depannya tidak akan terjadi lagi."Tanpa menunggu respon dari sang CEO, Keyra bergegas menyodorkan beberapa berkas penting pada pria di depannya. Seakan paham betul dengan gelagat pria tersebut. Keyra dengan luwesnya menjelaskan ini-itu tanpa merasa terbebani dengan kesalahan yang ia perbuat beberapa detik sebelumnya.Sejak empat tahun silam, Keyra telah menjabat sebagai sekretaris CEO perusahaan G.RIO Cooperation. Gaji bulanan dan banyaknya bonus tambahan yang ia terima membuat gadis itu gila kerja. Bahkan dalam satu tahun ia hanya bisa libur 3-5 hari saja. Hari Sabtu dan Minggu pun ia masih tetap bertugas, dinas, lembur dan sebagainya. Tapi itu sepadan dengan gaji yang hampir menyentuh 1M setiap tahun dan bonus apartement yang ia dapatkan setiap akhir tahun."Apakah ini semua sudah termasuk schedule hari ini?" Pria itu melontarkan pertanyaan saat membuka berkas yang Keyra berikan."Benar, satu lagi. Kursi VVIP untuk seminar kebangsaan besok sudah diaccept atas nama bapak, Reyhan Dirgantara." jelas Keyra.Reyhan Dirgantara, Pria maskulin dengan perawakan tinggi besar itu merupakan CEO muda yang tahun ini berumur 34 tahun. Jika kebanyakan CEO perusahaan terkemuda diduduki oleh orang-orang berpengalaman dengan umur di atas 50 tahunan. Reyhan malah sebaliknya. Dia menjabat sebagai CEO di umur ke-30, masih terbilang sangat muda memang. Tapi kemampuan dan kapasitasnya tidak bisa diragukan. Dalam empat tahun terakhir ini sudah membawa G.RIO Cooperation menduduki peringkat teratas untuk perusahaan industri teknologi dan manufaktur di Indonesia.Parasnya yang tegas nan rupawan membuat kebanyakan orang berpikir bahwa ia adalah seorang model bukan CEO. Bagaimana tidak, alis tebal dan sorot mata tajam yang memikat membuat jutaan mata tak bisa lepas darinya. Bahkan di umur yang semakin menua, ketampanannya tidak berkurang dan malah terlihat semakin casual dan dewasa. Kesempurnaannya yang paripurna membuatnya dijuluki sebagai "Suami Idaman" oleh seluruh wanita di perusahaannya. Ironisnya, pria itu bahkan tidak tertarik dengan asmara, apalagi soal kehidupan rumah tangga."Kalau tidak ada lagi yang Bapak butuhkan saya izin keluar," ucap Keyra dengan sopan.Reyhan yang sedari tadi menatap lurus ke beberapa dokumen penting di atas mejanya kini sedikit mendongak ke arah Keyra, "Besok sore setelah pertemuan dengan istri walikota, kita berangkat dinas ke Hongkong!" titah Reyhan.Keyra diam terperanjat beberapa saat. Faktanya, untuk dinas-dinas dadakan seperti ini sudah kerap kali ia laksanakan. Akan tetapi surat undangan pernikahan tadi terlalu menggoda untuk dilewatkan. Untuk apa jadi budak kerja dan sukses melintir kalau tidak bisa bahagia. Setidaknya dengan menghadiri pernikahan itu rasa menjanggal di hati Keyra bisa terlepas bukan. Ia harus mengakhiri cerita masa kelamnya dengan elegan.Apalagi ini sudah di akhir tahun. Sudah berapa kali Keyra dikritik karena tidak pernah datang ke acara pernikahan teman-temanya. Setidaknya, minimal satu kali ia harus datang bukan?"Kenapa diam saja?" tanya Reyhan dengan suara dingin khasnya.Keyra menarik satu napas berat, "Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa ikut Dinas kali ini."Penolakan pertama, Keyra selama bekerja tidak pernah menolak. Hal ini membuat Reyhan mengernyitkan alisnya keheranan."Acara apa yang lebih penting dari Dinas ini?""Sahabat dan mantan saya menikah Pak,"Reyhan terkekeh pelan, "Key, sudah berapa kali kamu Terima undangan pernikahan tahun ini? Bukankah selalu kamu tolak? Lalu apa bedanya sekarang?"Keyra mengeratkan giginya. Tidak ada gunanya membicarakan hal ini dengan Reyhan. Pasalnya pria itu benar-benar anti romantic dan tidak memperdulikan masalah asmara. Ia hanya menempatkan pekerjaan di posisi paling atas, kerja, kerja, kerja. Perihal cinta mungkin berada pada posisi terbawah dalam hidup Reyhan."Ja-jadi," belum sempat suara Keyra keluar sepenuhnya, Reyhan sudah memotong nya duluan."Menghadiri pernikahan itu sangat membosankan. Ditambah lagi sangat merugikan. Berapa banyak uang yang bisa kita dapatkan dari duduk berjam-jam di aula pernikahan. Benar-benar membuang waktu.""Itu hanya pandangan Bapak sebagai seorang pembisnis," Kini Keyra angkat bicara."Sebagai orang yang menjalankan pernikahan juga sama saja. Pernikahan itu hanya membuang waktu, tenaga dan uang. Saya heran kenapa di dunia ini ada manusia yang menyukai tradisi konyol ini. Bukankah itu hanya senang-senang tanpa tujuan yang jelas? ""It-tu," Lagi-lagi suara Keyra terpotong."Stttt! Keyra. Sudahi perdebatan ini, besok kita berangkat bersama dari apartemen saya.""Kenapa bapak tidak mau mendengarkan saya dulu?" tanya Keyra geram. Gadis itu sedikit tersulut emosi. Reyhan terus mengoceh tentang pernikahan dari sudut pandangnya. Terkesan memaksa dan tidak logis bagi Keyra.Reyhan mengeratkan giginya kesal. Keyra bukan orang yang suka memberontak di matanya. Tapi mereka malah berdebat hanya karena hal sepele seperti pernikahan."Apa lagi yang harus saya dengarkan? Apa sekarang kamu juga seperti kebanyakan orang yang menyukai acara pernikahan? Kamu juga seperti mereka yang ingin menikah? " tanya Reyhan dengan nada yang cukup tinggi."Iya, saya juga ingin menikah!" teriak Keyra.Reyhan terperanjat mendengar teriakan Keyra. Mulutnya terkatup beberapa saat hingga akhirnya ia buka suara, "Keluar dari ruangan saya, nanti kita bicarakan lagi!" kandasnya memberi perintah. Keyra dengan emosi menggebu-gebu segera keluar dari ruangan CEO. Menyisakan Reyhan yang menatapnya tajam di kursi kerja. Reyhan tak habis pikir. Menurutnya selama ini, Keyra adalah sosok yang sepemikiran dengannya. Mereka adalah rekan yang berada salam satu kapal. Visi dan misi serta problem solving mereka akan suatu hal relatif sama. Reyhan tak habis pikir dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Sejak Keyra menjadi bawahannya 4 tahun yang lalu mereka tidak pernah terlibat cekcok apapun. Ini pertama kalinya mereka adu mulut. ***Empat tahun silam. Keyra yang baru berumur 23 tahun langsung mencari kerja saat ijazah S2 sudah mendarat di tangannya. Dengan kemampuan komunikasi yang cakap disertai dengan lisensi kuat yang ia punya, membuat gadis sebatang kara itu dengan mudahnya menjadi karyawan d
"Maaf Pak, ini kelalaian saya. Saya akan segera ke gerbang utama. Izinkan saya menjelaskan dulu situasi ini ke Mr. Dirga," Keyra memang tidak tahu siapa orang yang sudah ia pandu selama satu jam lamanya. Siapapun dia. Ia yakin dia juga merupakan salah satu CEO, orang penting yang tidak boleh Keyra perlakukan seenaknya. Jadi meninggalkan Mr. Dirga dan pergi ke gerbang utama juga harus melakukan izin. "Sebentar, Mr. Siapa katamu? Mr. Dirga?""Iya,""Bagaimana Ciri-cirinya?""Tampan. Eh, saya rasa dia masih muda, umurnya mungkin sekitar 30 tahun? Tingginya sekitar 185 cm. Fitur wajahnya tegas. Terkesan seperti blasteran asia dan eropa. Dia ju-""Apakah dia memakai setelan jas abu-abu?" tanya Pak Gibran. "Iya benar,""OMG!" teriak Pak Gibran dari sebrang. Keyra tersentak dan dengan spontan langsung melepas earphone-nya. Suara menggelegar Pak Gibran hampir memecah gedang telinganya. Setelah tenang, Keyra memasang kembali earphone yang sempat ia lepas paksa beberapa detik yang lalu. "Ke
"Akhirnya, hidup kembali seperti biasanya," ucap Keyra lega. Setelah melewati kisah rumit di Pulau Lombok ia langsung diterbangkan pulang ke Jakarta. Sayang sekali, padahal itu kali pertama ia menginjakkan kakinya ke Pulau Surgawi itu, tetapi ke sana hanya untuk pekerjaan bisnis tanpa bisa berwisata. Tapi beruntungnya, setelah ditekan mati-matian, Pak Gibran menghadiahkan amplop kepada Keyra atas pertolongannya yang berjasa. setidaknya Pak Gibran tahu balas budi, batin Keyra senang. "Hmmm, Aku tak akan bertemu dengannya lagi kan?" tanya Keyra pada diri sendiri. Beberapa kali terlintas dipikirannya kalau seandainya mereka bertemu lagi apa yang harus dia katakan. Hidup Keyra akan langsung tamat jika bertemu dengan Reyhan lagi. Kabarnya Reyhan sangat suka memecat karyawan. Satu kesalahan kecil saja bisa menjadi alasan pemecatan. Termasuk dua translator yang bermasalah saat ENF kemarin dipecat Reyhan hari itu juga. Inilah yang membuat Keyra enggan bertemu lagi. Jika perlu, tidak usah
Kembali ke kehidupan sekarang. Setelah berdebat dengan Keyra masalah undangan pernikahan tadi pagi. Izin atas permintaan Keyra untuk menghadiri undangan pernikahan itu tidak juga diberikan Reyhan. "Pak Reyhan tidak mengizinkanmu pergi ya?" terka Nadine saat melihat raut wajah kesal Keyra yang melekat di atas meja. Keyra mengangkat kepalanya dari atas meja. "Apakah aku terlalu penurut selama empat tahun ini?" Keyra bertanya-tanya kenapa Reyhan tidak mau menerima izinnya. Gadis itu mulai menilik empat tahun Kehidupannya. Ia menyadari bahwa selama ini ia jarang atau bahkan tidak pernah meminta sesuatu kepada Reyhan. "Kurasa kamu perlu sedikit memberontak," saran Nadine. "Benar, Pak Reyhan menjadi seenaknya gara-gara kamu terlalu penurut," celetuk Surya. "Tapi bukankah Pak Reyhan memang suka seenaknya. Aku rasa walaupun Keyra memberontak dia akan tetap begitu, berlaku seenaknya." ucap Naumi."Tapi tidak ada salahnya mencoba untuk memberontak," sahut Rivaldi. Nadine, Naumi, Surya,
Suasana hati Keyra dalam kondisi buruk sejak bertemu Asila beberapa menit yang lalu. Sepanjang perjalanan kembali ke perusahaan dia tidak berbicara barang sepatah katapun pada Reyhan atau Yudha. Suasana di dalam mobil cukup hening. Yudha yang menyetir mobil di depan beberapa kali mengintip ke kursi belakang. Keyra dan Reyhan sama-sama diam, meski sebenarnya terpancar jelas dari raut wajah Reyhan yang penasaran dengan sikap diam Keyra. Dia begitu kaku, batin Yudha. Yudha menggelengkan kepalanya. Dia tahu betul gelagat Reyhan yang saat ini dalam kondisi penasaran kenapa Keyra diam-diam saja. Dua jam perjalanan ke perusahaan tidak ada pembahasan apapun. Mau bilang apa lagi. Sepanjang hidupnya Reyhan tidak pernah penasaran dengan emosi orang lain. Jadi pria itu tidak tahu cara bertanya. Bahkan mungkin ia sendiri tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang dalam kondisi penasaran. "Minumlah vitamin sebelum berangkat ke bandara, suara Bapak terdengar serak dari tadi pagi," ujar Keyra. Akh
"Ayo lakukan Key!" ucap Keyra pada diri sendiri. Keyra melangkah keluar saat pintu lift terbuka lebar. Sudah empat tahun lebih sejak Keyra terakhir kali menghadiri undangan pernikahan temannya. Bisa dibilang Keyra sangat awam untuk masalah undangan pesta. Sebenarnya ada satu alasan kuat mengapa Keyra memutuskan tetap datang ke pernikahan mantan dan sahabatnya itu. Meski tujuan utamanya adalah ingin balas dendam. Akan tetapi jauh di lubuk hati Keyra terdalam ia masih berharap semua bisa membaik. Walaupun marah setengah mati kepada mereka, ada bagian kecil hatinya yang berharap bisa hidup bahagia dengan mereka lagi. Sejak kecil Keyra terbiasa sendirian, sehingga keberadaan Bisma dan Asila semasa mudanya menjadi cukup berarti. Sangat disayangkan jika hubungan mereka berakhir semengenaskan itu. Maka pesta hari ini akan menentukan bagaimana sikap Keyra selanjutnya. Ia ingin melihat apakah canvas yang sudah retak itu bisa disambung kembali. Atau itu hanya akan menjadi khayalan Keyra saja
"Aku sangat menyukainya,"Asila yang awalnya tersenyum puas langsung menurunkan dua sudut bibirnya, heran kenapa Keyra merespon seperti itu. Bukankah seharusnya gadis itu tertekan dan ketakutan. "Tentu saja aku datang di hari bahagiamu. Aku bahkan membawakan hadiah kesukaanmu loh," ucap Keyra lantang. Tangannya menyodorkan sebuah goodybag pada Asila. Mereka mulai berkerumun di dekat Keyra dan Asila. Tak terkecuali Bisma yang tadinya membaur dengan para tetua di sebelah kanan aula pernikahan kini sudah beralih ke bagian kiri ruangan. Tangan Asila meraih pelan hadiah pernikahan dari Keyra. "Kamu tidak perlu bersusah payah memberikanku hadiah, pasti sulit ya, Aku tidak akan berkomentar jika hadiahmu hanya barang biasa. Itu bukan masalah besar. Aku bahkan tidak akan marah kalau kamu tidak membawa apapun, jangan memaksakan diri hanya untuk terlihat loyal disini," ucap Asila sembari membuka hadiah yang Keyra berikan. "Wah, kotak hadiahnya terlihat mahal, kamu benar-benar berusaha keras
Tujuh jam sebelum Reyhan kembali Ke Indonesia. Reyhan yang baru saja selesaikan bernegosiasi kini tergeletak lelah di atas ranjang hotel. "Pak Rey, saya menemukan sesuatu." kata Yudha sembari menyodorkan sebuah surat. Reyhan langsung terbangun dari posisinya saat membaca isi surat itu. "Darimana kamu mendapatkan ini?""Tas besar berisi dokumen yang disiapkan oleh sekretaris Key. Surat itu terselip di antara tumpukan dokumen lain. Sepertinya dia hanya iseng saja." jawab Yudha. Surat pengunduran diri, itulah isi secarik kertas yang Reyhan pegang. Pria itu menggeleng pelan. Keyra bukan orang yang iseng menulis hal seperti itu. Ada yang tidak beres dengan Keyra. "Kita ada agenda apalagi di sini?" "Tidak ada,""Setelah kita kembali ke Indonesia, apa saya ada agenda?""Ada banyak, tapi saya sudah mengundur semuanya. Anda perlu beristirahat setiba di Indonesia. Pak Husein dan beberapa orang dari LG Group sepakat untuk mengundur jadwal.""Baguslah,""Tapi ada satu surat undangan pernikah