Beranda / CEO / Ayo Kita Menikah, Pak CEO / Pemberontakan Pertama

Share

Ayo Kita Menikah, Pak CEO
Ayo Kita Menikah, Pak CEO
Penulis: Hanna Zuel

Pemberontakan Pertama

"Undangan nikah, lagi?" Keyra mendengus pelan saat membuka surat yang ia terima dari resepsionis kantor. Kepalanya menengadah ke atas disusul matanya yang sedikit mengerling.

Ini sudah surat undangan pernikahan ke-14 yang Keyra terima tahun ini. Dan dari ketigabelas undangan pernikahan sebelumnya, tidak ada satupun yang Keyra hadiri. Bukan tidak mau, setiap kali hendak pergi ke acara pernikahan temannya, Keyra selalu saja tak punya waktu, seakan waktu luangnya susah digerogoti habis tak bersisa oleh monster-monster yang disebut sebagai Pekerjaan.

"Undangan sialan ini bisa membuatku terlambat!" maki Keyra kesal. Pasalnya ia dalam kondisi terburu-buru ke ruangan CEO. Jam 9 tepat ia sudah harus melaporkan segala jadwal dan beberapa berkas penting. Tapi langkahnya harus terhenti karena sebuah undangan yang katanya penting harus Keyra terima langsung dengan tangannya sendiri.

Umur Keyra sudah memasuki 28 tahun ini. Kebanyakan teman-teman di masa perkuliahannya sedang berlomba-lomba melepas masa lajang mereka. Rasanya hanya Keyra sendiri yang berbeda. Wanita karier yang tidak ada waktu luang untuk memikirkan hubungan asmara. Apalagi sampai tahap yang lebih serius seperti rumah tangga.

"Sebenarnya siapa yang menikah sampai aku sendiri yang harus menerima langsung undangannya?" tanya Keyra sembari melangkah menuju ruangan CEO. Biasanya segala bentuk surat dan barang titipan diantarkan petugas kantor keruangan Keyra. Atau bahkan jika terlalu banyak kiriman biasanya barang-barang tersebut dikirim ke apartement Keyra untuk ditindaklanjuti nanti sepulang kerja.

Hingga beberapa detik berselang, langkah kaki Keyra terhenti. Gadis itu mematung, matanya membulat melihat kedua nama mempelai yang akan menikah. Keyra tersenyum sinis. Keyra yang sebelumnya berniat absen langsung membatalkan niatan absennya. Kali ini apapun yang terjadi dia harus datang.

"Konyol sekali mereka," kata Keyra menyeringai.

Apa yang akan terjadi jika kamu mendapati pacarmu berselingkuh dengan sahabatmu? Lantas pacarmu memutuskan hubungan seolah-olah kamulah wanita yang dicampakan. Beberapa tahun kemudian mereka akan menikah. Bahkan dengan sengaja mengundangmu ke acara pernikahannya. Ya, itulah yang sedang terjadi saat ini.

Padahal Keyra sudah menegaskan bahwa dia tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi. Tapi mereka tetap saja mengundang Keyra. Keyra yang semakin geram mulai bertekad untuk datang dengan bangga ke acara pernikahan mereka.

Tring! Jam Keyra berbunyi nyaring.

"Gawat, aku terlambat," ucap Keyra.

Dengan secepat kilat gadis itu melesat menuju ruangan CEO. Kaki Keyra melangkah tergopoh-gopoh. Beberapa kali matanya melirik jam dengan dominasi warna emas yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Bagaimana bisa hanya dengan sepucuk surat ia sampai telat mengonfirmasi beberapa jadwal penting ke pimpinan. Gadis itu mengutuki dirinya sendiri yang hanyut dalam pekirannya tentang pernikahan mantan dan sahabatnya.

Tok tok tok.

Tiga ketukan ringan pada pintu mengawali langkah Keyra masuk. Gadis itu sedikit menggigit bibir bawahnya, cemas jikalau manusia di depannya akan memarahinya.

"Kenapa kamu baru ke ruangan saya sekarang?" suara berat Pria dengan setelan jas abu-abu itu tertuju pada Keyra.

Keyra sedikit membungkuk menandakan rasa bersalah sekaligus simbol permohonan maaf baginya, "Saya mohon maaf Pak, ini kelalaian saya. Ke depannya tidak akan terjadi lagi."

Tanpa menunggu respon dari sang CEO, Keyra bergegas menyodorkan beberapa berkas penting pada pria di depannya. Seakan paham betul dengan gelagat pria tersebut. Keyra dengan luwesnya menjelaskan ini-itu tanpa merasa terbebani dengan kesalahan yang ia perbuat beberapa detik sebelumnya.

Sejak empat tahun silam, Keyra telah menjabat sebagai sekretaris CEO perusahaan G.RIO Cooperation. Gaji bulanan dan banyaknya bonus tambahan yang ia terima membuat gadis itu gila kerja. Bahkan dalam satu tahun ia hanya bisa libur 3-5 hari saja. Hari Sabtu dan Minggu pun ia masih tetap bertugas, dinas, lembur dan sebagainya. Tapi itu sepadan dengan gaji yang hampir menyentuh 1M setiap tahun dan bonus apartement yang ia dapatkan setiap akhir tahun.

"Apakah ini semua sudah termasuk schedule hari ini?" Pria itu melontarkan pertanyaan saat membuka berkas yang Keyra berikan.

"Benar, satu lagi. Kursi VVIP untuk seminar kebangsaan besok sudah diaccept atas nama bapak, Reyhan Dirgantara." jelas Keyra.

Reyhan Dirgantara, Pria maskulin dengan perawakan tinggi besar itu merupakan CEO muda yang tahun ini berumur 34 tahun. Jika kebanyakan CEO perusahaan terkemuda diduduki oleh orang-orang berpengalaman dengan umur di atas 50 tahunan. Reyhan malah sebaliknya. Dia menjabat sebagai CEO di umur ke-30, masih terbilang sangat muda memang. Tapi kemampuan dan kapasitasnya tidak bisa diragukan. Dalam empat tahun terakhir ini sudah membawa G.RIO Cooperation menduduki peringkat teratas untuk perusahaan industri teknologi dan manufaktur di Indonesia.

Parasnya yang tegas nan rupawan membuat kebanyakan orang berpikir bahwa ia adalah seorang model bukan CEO. Bagaimana tidak, alis tebal dan sorot mata tajam yang memikat membuat jutaan mata tak bisa lepas darinya. Bahkan di umur yang semakin menua, ketampanannya tidak berkurang dan malah terlihat semakin casual dan dewasa. Kesempurnaannya yang paripurna membuatnya dijuluki sebagai "Suami Idaman" oleh seluruh wanita di perusahaannya. Ironisnya, pria itu bahkan tidak tertarik dengan asmara, apalagi soal kehidupan rumah tangga.

"Kalau tidak ada lagi yang Bapak butuhkan saya izin keluar," ucap Keyra dengan sopan.

Reyhan yang sedari tadi menatap lurus ke beberapa dokumen penting di atas mejanya kini sedikit mendongak ke arah Keyra, "Besok sore setelah pertemuan dengan istri walikota, kita berangkat dinas ke Hongkong!" titah Reyhan.

Keyra diam terperanjat beberapa saat. Faktanya, untuk dinas-dinas dadakan seperti ini sudah kerap kali ia laksanakan. Akan tetapi surat undangan pernikahan tadi terlalu menggoda untuk dilewatkan. Untuk apa jadi budak kerja dan sukses melintir kalau tidak bisa bahagia. Setidaknya dengan menghadiri pernikahan itu rasa menjanggal di hati Keyra bisa terlepas bukan. Ia harus mengakhiri cerita masa kelamnya dengan elegan.

Apalagi ini sudah di akhir tahun. Sudah berapa kali Keyra dikritik karena tidak pernah datang ke acara pernikahan teman-temanya. Setidaknya, minimal satu kali ia harus datang bukan?

"Kenapa diam saja?" tanya Reyhan dengan suara dingin khasnya.

Keyra menarik satu napas berat, "Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa ikut Dinas kali ini."

Penolakan pertama, Keyra selama bekerja tidak pernah menolak. Hal ini membuat Reyhan mengernyitkan alisnya keheranan.

"Acara apa yang lebih penting dari Dinas ini?"

"Sahabat dan mantan saya menikah Pak,"

Reyhan terkekeh pelan, "Key, sudah berapa kali kamu Terima undangan pernikahan tahun ini? Bukankah selalu kamu tolak? Lalu apa bedanya sekarang?"

Keyra mengeratkan giginya. Tidak ada gunanya membicarakan hal ini dengan Reyhan. Pasalnya pria itu benar-benar anti romantic dan tidak memperdulikan masalah asmara. Ia hanya menempatkan pekerjaan di posisi paling atas, kerja, kerja, kerja. Perihal cinta mungkin berada pada posisi terbawah dalam hidup Reyhan.

"Ja-jadi," belum sempat suara Keyra keluar sepenuhnya, Reyhan sudah memotong nya duluan.

"Menghadiri pernikahan itu sangat membosankan. Ditambah lagi sangat merugikan. Berapa banyak uang yang bisa kita dapatkan dari duduk berjam-jam di aula pernikahan. Benar-benar membuang waktu."

"Itu hanya pandangan Bapak sebagai seorang pembisnis," Kini Keyra angkat bicara.

"Sebagai orang yang menjalankan pernikahan juga sama saja. Pernikahan itu hanya membuang waktu, tenaga dan uang. Saya heran kenapa di dunia ini ada manusia yang menyukai tradisi konyol ini. Bukankah itu hanya senang-senang tanpa tujuan yang jelas? "

"It-tu," Lagi-lagi suara Keyra terpotong.

"Stttt! Keyra. Sudahi perdebatan ini, besok kita berangkat bersama dari apartemen saya."

"Kenapa bapak tidak mau mendengarkan saya dulu?" tanya Keyra geram. Gadis itu sedikit tersulut emosi. Reyhan terus mengoceh tentang pernikahan dari sudut pandangnya. Terkesan memaksa dan tidak logis bagi Keyra.

Reyhan mengeratkan giginya kesal. Keyra bukan orang yang suka memberontak di matanya. Tapi mereka malah berdebat hanya karena hal sepele seperti pernikahan.

"Apa lagi yang harus saya dengarkan? Apa sekarang kamu juga seperti kebanyakan orang yang menyukai acara pernikahan? Kamu juga seperti mereka yang ingin menikah? " tanya Reyhan dengan nada yang cukup tinggi.

"Iya, saya juga ingin menikah!" teriak Keyra.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hanna Zuel
Reyhannnn suamiku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status