"Maaf Pak, ini kelalaian saya. Saya akan segera ke gerbang utama. Izinkan saya menjelaskan dulu situasi ini ke Mr. Dirga,"
Keyra memang tidak tahu siapa orang yang sudah ia pandu selama satu jam lamanya. Siapapun dia. Ia yakin dia juga merupakan salah satu CEO, orang penting yang tidak boleh Keyra perlakukan seenaknya. Jadi meninggalkan Mr. Dirga dan pergi ke gerbang utama juga harus melakukan izin."Sebentar, Mr. Siapa katamu? Mr. Dirga?""Iya,""Bagaimana Ciri-cirinya?""Tampan. Eh, saya rasa dia masih muda, umurnya mungkin sekitar 30 tahun? Tingginya sekitar 185 cm. Fitur wajahnya tegas. Terkesan seperti blasteran asia dan eropa. Dia ju-""Apakah dia memakai setelan jas abu-abu?" tanya Pak Gibran."Iya benar,""OMG!" teriak Pak Gibran dari sebrang. Keyra tersentak dan dengan spontan langsung melepas earphone-nya. Suara menggelegar Pak Gibran hampir memecah gedang telinganya. Setelah tenang, Keyra memasang kembali earphone yang sempat ia lepas paksa beberapa detik yang lalu."Keyra, kamu tidak membuat kesalah selama memandu Mr. Dirga bukan?""Tidak Pak, beliau malah memuji saya cekatan," jawab Keyra dengan bangga."Bagus sekali, untuk saat ini kamu tidak usah kemari. Layani sama Mr. Dirga. Kamu dipindahtugaskan dari Mr. Hang ke Tuan Reyhan Dirgantara!" titah Pak Gibran."Tunggu, ini maksudnya apa? ""Nanti saya jelaskan Key. Kamu fokus saja di sana. Saya yang akan memandu Mr. Hang di sini. Kamu fokuslah di sana. Dan jangan beritahu Tuan Dirga kalau sebenarnya kamu bukan pemandunya. Mengerti? Kalau sampai terbongkar, kamu saya pecat!"Keyra bergidik ngeri. Sebenarnya dosa besar apa yang telah ia lakukan hingga harinya begitu buruk. Entah sudah yang keberapa kalinya Pak Gibran mengancam kariernya. Apakah mencari nafkah memang sesusah ini?"Permisi Mbak Keyra! Ini beberapa kebutuhan Mr. Dirga, " ucap salah satu panitia ENF sembari menyodorkan beberapa lembar rundown kegiatan dan berkas-berkas panduan ekslusif lainnya."Terima kasih," kata Keyra tersenyum."Reyhan Dirgantara," katanya mengeja nama yang tertera di sampul depan. Otak Keyra dengan cepat merespon nama itu. Seperti tidak asing dan pernah mendengarnya. Hingga matanya membulat lebar saat menyadari bahwa orang tersebut salah CEO baru di perusahaannya.Keyra dengan sigap membuka berkas tersebut. Ternyata berkas itu berisi catatan seluruh CEO terkemuka yang hadir di acara itu. Keyra dituntut menghafal semua data itu dalam 2 jam ke depan sebelum acara inti dimulai. Tamat sudah riwayatnya, Keyra yang semula hanya berperan sebagai translator biasa kini harus memutar otak dan berjuang lebih keras untuk menghafal banyak hal."Wah, ternyata dia Pak Reyhan," kata Keyra lemas. Kakinya sudah mati rasa. Lidahnya kelu seketika. Mengetahui fakta yang tengah terjadi membuatnya tak habis pikir. Kenapa beban seberat itu ditimpakan kepada karyawan biasa sepertinya.Isu yang berhembus di G.RIO Cooperation mengatakan bahwa CEO baru yang menjabat sangat tegas, disiplin, teliti, dan tidak mentoleransi kesalahan apapun. Sebelum menjabat di G.RIO Cooperation, Reyhan menjabat sebagai wakil manager eksekutif di Australia, salah satu perusahaan real estate terkemuka yang dirintis oleh kakeknya. Hingga kematian Ayahnya satu bulan yang lalu membuatnya mau tak mau harus kembali ke Indonesia dan mengambil alih jabatan CEO di perusahan keluarganya tersebut."Pantas saja auranya begitu berbeda," kata Keyra.***Satu jam menuju acara pembukaan. Keyra memandu Reyhan ke aula utama. Langkah mereka terhenti saat sebuah drama kecil terjadi di depan mereka."Apakah ini cara G.RIO melayani tamunya? Kalian tidak memberikan asisten kami masuk, tapi pelayanan kalian sangat buruk!" kritik salah satu pria berumur 50 tahunan di dekat pintu masuk. Pria itu bernama Joe.Tidak butuh waktu lama untuk mencerna situasinya. Berdiri di sana beberapa menit saja sudah cukup untuk mengetahui ada pertikaian kecil.Seorang pelayan tidak sengaja menumpahkan wine ke arah Pria tua dengan setelan jas hitam pekat. Karena tidak bisa Inggris pelayan tersebut hanya mengucap kata Sorry. Sementara itu, Joe yang sedang berada di dekat kejadian terpancing emosi dan memarahi pelayan yang tidak kompeten tersebut."Pria tua yang basah kuyup di depan adalah Mr. Wang, tetua perusahaan saos terbesar di Asia. Ratusan cabang bahkan sudah menyebar di Indonesia." bisik Keyra pada Reyhan."Sementara pria yang marah di sampingnya adalah Joe Haston, pemilik hotel bintang lima dan restoran terkenal di pusat kota Shanghai. Kabarnya dia sedang mengincar kerjasama dengan Mr. Wang," jelasnya lagi. Beruntung Keyra memiliki kelebihan cepat menghafal sesuatu. Selain itu ingatannya juga sangat tajam. Tidak ada kendala berarti baginya selama memandu Reyhan."Permisi," ucap Reyhan mencoba menengahi pertikaian. Perkelahian kecil tersebut cukup membuat banyak mata menyoroti mereka. Sehingga mau tidak mau Reyhan harus mendamaikannya agar tidak berkepanjangan."Anda siapa? Sudah saya bilang jangan ada yang ikut campur! Kalian para translator tidak berguna, kenapa tidak menahan orang-orang ini agar tidak ikut campur, " nada Joe terdengar kesal. Ia menatap dua translator yang berdiri di samping Mr. Wang.Kedua translator yang dibentak Joe dengan ragu-ragu menghalangi Keyra dan Reyhan untuk ikut campur. Keyra membatin dalam hatinya. Miris memikirkan kedua translator itu. Kalau mereka tahu yang sedang mereka halangi adalah CEO mereka sendiri, mungkin mereka sudah bersujud minta ampun."Tuan, sebentar lagi acara akan dimulai. Bagaimana jika kita sedikit berbincang dan anda bisa menyerahkan hal remeh ini kepada sekretaris saya, biarkan dia yang menyelesaikannya." nada Reyhan terdengar mendominasi. Padahal umur mereka terpaut jauh, Joe lebih tua 20an tahun dari Reyhan.Keyra melongo mendengar Reyhan yang menunjuk dan memanggilnya dengan kata sekretaris. Keyra lupa bahwa saat ini Reyhan menganggap ia sebagai sekretaris bukan sebagai translator. Gawat, keyra harus segera mengambil langkah."Perkenalkan tuan, Saya Keyra sekretaris utama CEO G.RIO Cooperation. Tuan Reyhan Dirgantara akan merasa tersanjung jika tuan memenuhi ajakannya untuk berbincang. Untuk masalah yang menimpa Mr. Wang biarkan saya yang menyelesaikannya." dengan cakap Keyra memohon.Joe yang menyadari bahwa sosok yang mengajaknya berbicara adalah Reyhan langsung melongi heran lantas derik berikutnya langsung tersenyum girang. Ia menyalami Reyhan dengan antusias."Anda baik-baik saja Tuan?" tanya Keyra sopan pada Mr. Wang.Sebenarnya para translator dan pelayan tadi sudah mencoba berkomunikasi dengan Mr. Wang. Akan tetapi, pria tua itu tidak menggubris sama sekali. Hal inilah yang memicu perdebatan panjang dan malah melibatkan Joe.Keyra tak berhenti di sana. Ia kembali bertanya, namun kali ini bukan dengan Bahasa Inggris melaikan dengan Bahasa Mandarin."Tuan, apakah anda baik-baik saja?" tanya Keyra untuk kedua kalinya namun kali ini dengan bahasa Mandarin.Mr. Wang langsung merespon Keyra dengan bahasa Mandarin juga. Rupanya benar prediksi Keyra. Pria bernama lengkap Wang Zhe Qi itu merupakan CEO yang memulai karier bisnisnya dari nol di usia 40 tahun, dan ia mulai berbisnis secara global di usia 60 tahun sehingga komunikasi dengan bahasa Inggris ia kuasai di usianya yang begitu berumur (62 tahun). Jadi sekarang ketika begitu uzur bahasa yang teringat jelas si otaknya hanya bahasa Mandarin.Tak sampai di situ. Keyra juga berkomunikasi dengan Mr. Wang menggunakan bahasa Isyarat. Paham betul, jika pria tua itu sudah tidak menangkap dengan baik suara-suara. Selain itu acara ENF tidak memberikan bantuan alat pendengar pada Mr. Wang. Selain itu, istrinya yang sudah lama meninggal juga merupakan penyandang tuna netra jadi Mr. Wang sudah sangat fasih berbahasa Isyarat."Tolong antarkan beliau untuk berganti pakaian di tendanya. Berikan air putih juga, beliau ingin minum. Dan pastikan suhu AC di tendanya tidak terlalu dingin. Jika nanti ada kendala, segera hubungi asisten beliau. Karena asistennya adalah dokter pribadi beliau," jelas Keyra pada pelayan dan translator di depannya."Tuan Reyhan, bisakah asistennya diberikan kelonggaran untuk ikut acara ENF. Tuan Wang dalam kondisi yang tidak terlalu bagus, jika terjadi sesuatu yang buruk, dokter pribadinya bisa sigap bergerak." kata Keyra memohon."Iya, lakukan saja!"Keyra tersenyum puas mendengar izin Reyhan. Hari itu berakhir dengan Pujian dari Reyhan atas kecakapan Keyra dalam menyelesaikan masalah. Reyhan juga memuji sikap profesionalisme Keyra."Akhirnya, hidup kembali seperti biasanya," ucap Keyra lega. Setelah melewati kisah rumit di Pulau Lombok ia langsung diterbangkan pulang ke Jakarta. Sayang sekali, padahal itu kali pertama ia menginjakkan kakinya ke Pulau Surgawi itu, tetapi ke sana hanya untuk pekerjaan bisnis tanpa bisa berwisata. Tapi beruntungnya, setelah ditekan mati-matian, Pak Gibran menghadiahkan amplop kepada Keyra atas pertolongannya yang berjasa. setidaknya Pak Gibran tahu balas budi, batin Keyra senang. "Hmmm, Aku tak akan bertemu dengannya lagi kan?" tanya Keyra pada diri sendiri. Beberapa kali terlintas dipikirannya kalau seandainya mereka bertemu lagi apa yang harus dia katakan. Hidup Keyra akan langsung tamat jika bertemu dengan Reyhan lagi. Kabarnya Reyhan sangat suka memecat karyawan. Satu kesalahan kecil saja bisa menjadi alasan pemecatan. Termasuk dua translator yang bermasalah saat ENF kemarin dipecat Reyhan hari itu juga. Inilah yang membuat Keyra enggan bertemu lagi. Jika perlu, tidak usah
Kembali ke kehidupan sekarang. Setelah berdebat dengan Keyra masalah undangan pernikahan tadi pagi. Izin atas permintaan Keyra untuk menghadiri undangan pernikahan itu tidak juga diberikan Reyhan. "Pak Reyhan tidak mengizinkanmu pergi ya?" terka Nadine saat melihat raut wajah kesal Keyra yang melekat di atas meja. Keyra mengangkat kepalanya dari atas meja. "Apakah aku terlalu penurut selama empat tahun ini?" Keyra bertanya-tanya kenapa Reyhan tidak mau menerima izinnya. Gadis itu mulai menilik empat tahun Kehidupannya. Ia menyadari bahwa selama ini ia jarang atau bahkan tidak pernah meminta sesuatu kepada Reyhan. "Kurasa kamu perlu sedikit memberontak," saran Nadine. "Benar, Pak Reyhan menjadi seenaknya gara-gara kamu terlalu penurut," celetuk Surya. "Tapi bukankah Pak Reyhan memang suka seenaknya. Aku rasa walaupun Keyra memberontak dia akan tetap begitu, berlaku seenaknya." ucap Naumi."Tapi tidak ada salahnya mencoba untuk memberontak," sahut Rivaldi. Nadine, Naumi, Surya,
Suasana hati Keyra dalam kondisi buruk sejak bertemu Asila beberapa menit yang lalu. Sepanjang perjalanan kembali ke perusahaan dia tidak berbicara barang sepatah katapun pada Reyhan atau Yudha. Suasana di dalam mobil cukup hening. Yudha yang menyetir mobil di depan beberapa kali mengintip ke kursi belakang. Keyra dan Reyhan sama-sama diam, meski sebenarnya terpancar jelas dari raut wajah Reyhan yang penasaran dengan sikap diam Keyra. Dia begitu kaku, batin Yudha. Yudha menggelengkan kepalanya. Dia tahu betul gelagat Reyhan yang saat ini dalam kondisi penasaran kenapa Keyra diam-diam saja. Dua jam perjalanan ke perusahaan tidak ada pembahasan apapun. Mau bilang apa lagi. Sepanjang hidupnya Reyhan tidak pernah penasaran dengan emosi orang lain. Jadi pria itu tidak tahu cara bertanya. Bahkan mungkin ia sendiri tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang dalam kondisi penasaran. "Minumlah vitamin sebelum berangkat ke bandara, suara Bapak terdengar serak dari tadi pagi," ujar Keyra. Akh
"Ayo lakukan Key!" ucap Keyra pada diri sendiri. Keyra melangkah keluar saat pintu lift terbuka lebar. Sudah empat tahun lebih sejak Keyra terakhir kali menghadiri undangan pernikahan temannya. Bisa dibilang Keyra sangat awam untuk masalah undangan pesta. Sebenarnya ada satu alasan kuat mengapa Keyra memutuskan tetap datang ke pernikahan mantan dan sahabatnya itu. Meski tujuan utamanya adalah ingin balas dendam. Akan tetapi jauh di lubuk hati Keyra terdalam ia masih berharap semua bisa membaik. Walaupun marah setengah mati kepada mereka, ada bagian kecil hatinya yang berharap bisa hidup bahagia dengan mereka lagi. Sejak kecil Keyra terbiasa sendirian, sehingga keberadaan Bisma dan Asila semasa mudanya menjadi cukup berarti. Sangat disayangkan jika hubungan mereka berakhir semengenaskan itu. Maka pesta hari ini akan menentukan bagaimana sikap Keyra selanjutnya. Ia ingin melihat apakah canvas yang sudah retak itu bisa disambung kembali. Atau itu hanya akan menjadi khayalan Keyra saja
"Aku sangat menyukainya,"Asila yang awalnya tersenyum puas langsung menurunkan dua sudut bibirnya, heran kenapa Keyra merespon seperti itu. Bukankah seharusnya gadis itu tertekan dan ketakutan. "Tentu saja aku datang di hari bahagiamu. Aku bahkan membawakan hadiah kesukaanmu loh," ucap Keyra lantang. Tangannya menyodorkan sebuah goodybag pada Asila. Mereka mulai berkerumun di dekat Keyra dan Asila. Tak terkecuali Bisma yang tadinya membaur dengan para tetua di sebelah kanan aula pernikahan kini sudah beralih ke bagian kiri ruangan. Tangan Asila meraih pelan hadiah pernikahan dari Keyra. "Kamu tidak perlu bersusah payah memberikanku hadiah, pasti sulit ya, Aku tidak akan berkomentar jika hadiahmu hanya barang biasa. Itu bukan masalah besar. Aku bahkan tidak akan marah kalau kamu tidak membawa apapun, jangan memaksakan diri hanya untuk terlihat loyal disini," ucap Asila sembari membuka hadiah yang Keyra berikan. "Wah, kotak hadiahnya terlihat mahal, kamu benar-benar berusaha keras
Tujuh jam sebelum Reyhan kembali Ke Indonesia. Reyhan yang baru saja selesaikan bernegosiasi kini tergeletak lelah di atas ranjang hotel. "Pak Rey, saya menemukan sesuatu." kata Yudha sembari menyodorkan sebuah surat. Reyhan langsung terbangun dari posisinya saat membaca isi surat itu. "Darimana kamu mendapatkan ini?""Tas besar berisi dokumen yang disiapkan oleh sekretaris Key. Surat itu terselip di antara tumpukan dokumen lain. Sepertinya dia hanya iseng saja." jawab Yudha. Surat pengunduran diri, itulah isi secarik kertas yang Reyhan pegang. Pria itu menggeleng pelan. Keyra bukan orang yang iseng menulis hal seperti itu. Ada yang tidak beres dengan Keyra. "Kita ada agenda apalagi di sini?" "Tidak ada,""Setelah kita kembali ke Indonesia, apa saya ada agenda?""Ada banyak, tapi saya sudah mengundur semuanya. Anda perlu beristirahat setiba di Indonesia. Pak Husein dan beberapa orang dari LG Group sepakat untuk mengundur jadwal.""Baguslah,""Tapi ada satu surat undangan pernikah
Reyhan mematung sejenak mendengar ucapan Keyra. Ternyata benar, Keyra bukan iseng semata menulis surat pengunduran dirinya. Jauh di lubuk hati gadis itu ia ingin mengundurkan diri. Tapi kenapa? "Tenangkan dirimu, jangan bicara omong kosong.""Bapak kira ini omong kosong?" tanya Keyra. Keyra seminggu terakhir berpikir keras perihal pengunduran dirinya. Ia menyadari betul bahwa ia tidak merasa bahagia. Ia ingin menemukan kebahagian itu. Akan tetapi, jika terus menjabat sebagai sekretaris, Ia tidak akan punya waktu untuk mencari kebahagiaannya. Sebab itulah Keyra menulis rancangan surat pengunduran diri. Siapa sangka surat itu akan ikut serta dengan berkas-berkas yang Ia siapkan untuk dinas Reyhan ke Hongkong. "Keyra kamu kenapa? Kamu bukan orang yang akan berhenti bekerja hanya karena hal sepele seperti ini." "Bapak mulai lagi, saya bukan orang yang sama dengan Bapak. Pak Reyhan gila kerja, saya tidak. Selama ini saya hanya bekerja sesuai apa yang dikehendaki hanya agar saya tidak d
Setelah pertemuan dengan CEO LG Group Reyhan kembali ke ruangan kerja. Pria itu kini tengah mondar-mandir di depan meja kerjanya. Yudha yang melihat tingkah aneh Reyhan hanya bisa diam seribu bahasa. Pasalnya, dalam posisi seperti ini satu-satunya yang bisa menghentikan tingkah aneh Reyhan hanyalah Keyra. "Saya tidak ada agenda penting sekarang?" tanya Reyhan tiba-tiba. " Iya," jawab Yudha singkat. Hari ini Keyra absen kerja. Hal inilah yang membuat Yudha menjadi sekretaris dadakan lagi seperti dinas ke Hongkong kemarin. Mengatur dan mengurus jadwal kerja Reyhan. "Kamu tahu apartemen Keyra nomer berapa?" tanya Reyhan tiba-tiba. Reyhan baru menyadari satu hal. Selama empat tahun mereka bekerjasama sebagai atasan dan bawahan, ia sama sekali tidak pernah berkunjung ke apartemen Keyra. Jangankan berkunjung, bertanya dimana Keyra tinggal sekarang saja tidak pernah. Padahal, apartemen yang Keyra tinggali adalah salah satu hadiah dari Reyhan atas kerja kerasnya. Semenjak pertengkaran