"Ayo lakukan Key!" ucap Keyra pada diri sendiri.
Keyra melangkah keluar saat pintu lift terbuka lebar. Sudah empat tahun lebih sejak Keyra terakhir kali menghadiri undangan pernikahan temannya. Bisa dibilang Keyra sangat awam untuk masalah undangan pesta.Sebenarnya ada satu alasan kuat mengapa Keyra memutuskan tetap datang ke pernikahan mantan dan sahabatnya itu. Meski tujuan utamanya adalah ingin balas dendam. Akan tetapi jauh di lubuk hati Keyra terdalam ia masih berharap semua bisa membaik. Walaupun marah setengah mati kepada mereka, ada bagian kecil hatinya yang berharap bisa hidup bahagia dengan mereka lagi. Sejak kecil Keyra terbiasa sendirian, sehingga keberadaan Bisma dan Asila semasa mudanya menjadi cukup berarti. Sangat disayangkan jika hubungan mereka berakhir semengenaskan itu.Maka pesta hari ini akan menentukan bagaimana sikap Keyra selanjutnya. Ia ingin melihat apakah canvas yang sudah retak itu bisa disambung kembali. Atau itu hanya akan menjadi khayalan Keyra saja."Anggap seperti pesta bisnis biasa," ucapnya lagi.Keyra harus mawas diri. Akhir-akhir ini dia terlalu sensitif dengan pembahasan tentang keluarga, hubungan, pasangan. Apalagi kedua mempelai yang akan menikah hari ini sangat berpotensi membuat gadis itu meledak-ledak.Keyra menatap tiga mobilnya yang terletak di basement. Setiap tahun sebagai bonus atas kinerjanya yang bekerja 24 jam penuh, Reyhan menghadiahkannya Mobil dan satu apartemen. Bisa dibilang Keyra menjadi bergelimang harta setelah menjabat sebagai sekretaris Reyhan. Gadis itu pintar, cakap, cantik dan kaya. Hingga rasanya tidak memiliki kekurangan. Satu-satunya kekurangan yang Keyra miliki hanyalah "Tidak Punya Waktu Luang"."Hoam," Gadis itu menguap."Ini pertama kalinya aku tidur 6 jam." ucap Keyra saat membuka pintu mobilnya.Biasanya, Keyra hanya tidur tiga sampai empat jam dalam sehari. Bahkan bisa tidak tidur sama sekali jika perusahaan sedang mengejar target akhir bulan atau kinerja akhir tahun. Keyra keluar dari basement dan melaju di jalanan. Ada sedikit rasa antusias bercampur takut dalam dirinya.***"Wah dia datang juga,""Aku pikir dia tidak akan datang,"Suara bisik-bisik yang begitu kentara terdengar di telinga Keyra. Semua teman-temannya pasti tahu hubungan apa yang dimiliki Keyra dan kedua mempelai, Bisma dan Asila.Semasa kuliah, Keyra dan Bisma terkenal sebagai pasangan kampus. Bahkan dua tahun berturut-turut mereka dijadikan sebagai model untuk sampul depan kampus mereka. Pasangan yang kala itu terlihat seperti tidak akan terpisahkan. Siapa sangka sekarang Keyra malah hadir sebagai seorang mantan."Keyra!" seru Acha, salah satu sahabatnya saat di bangku perkuliahan.Keyra melangkah ke salah satu meja bundar tempat Acha duduk. Wanita yang kerap di panggil Acha itu membawa serta suami dan kedua anaknya yang masih kecil. Di samping suami Acha ada Anton yang membawa istrinya.Sudah kuduga, semua orang datang berpasangan, batin Keyra.Keyra duduk di sebelah Acha sambil sedikit tersenyum. Mata Keyra menjelajah ke segala sudut. Pesta pernikahan itu diselenggarakan di sebuah hotel bintang lima di kawasan yang tak jauh dari apartemen Keyra. Pesta diselenggarakan dengan begitu megah. Jumlah tamu undangan diperkirakan mencapai seribu lebih.Tidak hera, Asila adalah anak tunggal kaya raya. Ayahnya bekerja sebagai Manajer di salah satu perusahaan otomotif terkemuka. Dahulu Keyra sering bermain ke rumah Asila. Semenjak itu Keyra bertanya-tanya apa mungkin dia bisa hidup enak seperti Asila. Setiap hari tidak perlu mengkhawatirkan akan makan apa. Dia bisa memilih daging kesukaannya dengan mudah. Apapun makanan yang dia gemari bisa langsung ia makan. Tidak perlu berpikir banyak. Tidak seperti Keyra yang harus memikirkan neneknya, jika Keyra keras kepala makan daging mungkin dia dan neneknya harus menahan rasa lapar satu minggu sebagai imbasnya.Dari dulu Keyra selalu penasaran. Apakah kehidupan seperti Asila yang tidak mengkhawatirkan apapun bisa membuatnya bahagia? Keyra benar-benar penasaran.Keyra menatap dari kejauhan raut wajah Ayah Asila yang semakin menua. Keyra menyadari, kini dia sudah bisa makan sepuas hati, bisa memilih makanan sesuka hati, tapi kenapa kebahagiaan yang dia impikan dulu saat melihat kehidupan Asila tidak juga ia dapatkan setelah sukses sekarang."Ternyata masih hidup toh, kupikir sudah mati." celetuk seseorang yang sukses membuat Keyra tersadar dari lamunannya.Kalimat tersebut jelas sekali tertuju Keyra. Harus bagaimana lagi. Saking seringnya absen dan tak pernah ikut acara apapun tidak ada yang tahu Keyra masih hidup atau sudah mati."Setahun penuh kita undang tidak pernah mau datang. Sekarang malah datang. Siapa yang tidak tahu kalau niatnya datang pasti tidak baik.""Datang dengan begitu anggun, apakah dia sengaja agar Bisma menyesal melihat dia yang tampil cantik?" sahut yang lainnya."Tentu saja, apa lagi yang bisa dia banggakan selain wajahnya yang rupawan?"Mereka terkekeh sendiri. Menertawakan kedatangan Keyra yang tak biasa. Bahkan datang dengan anggun dan elegan seperti anak konglomerat. Tidak ada yang tahu. Mereka berasumsi Keyra masih hidup miskin seperti 7 tahun lalu. Yang biaya kuliah saja harus kerja sana sini untuk bisa lanjut."Dasar tidak tahu diri. Untuk apa dia datang kemari. Setelah menipu Bisma masih tidak tahu malu juga," wanita berambut sebahu mulai mencibir."Aku dengar sekarang dia bekerja di G.RIO Cooperation." ucap yang lain."Apa hebatnya? Aku yakin dia pasti berbuat hal kotor agar bisa masuk ke sana. Bagaimana bisa hanya lulusan S2 biasa seperti dia bisa masuk ke perusahaan top. Suamiku saja kalau bukan lulusan terbaik mana bisa bekerja di sana." Kini wanita dengan gaun merah menyala yang menimpali."Tidak diragukan lagi kalau dia menjual diri. Lihatlah pakaian yang ia gunakan, aku yakin dia begitu liar di luar sana. Siapa tahu berapa banyak pria hidung belang yang ia layani sampai bisa membeli barang-barang mewah seperti yang ia gunakan sekarang,"Tiga wanita itu tanpa tahu malu terus-terusan mencibir. Rekan-rekan yang lain mulai saling bersahut-sahutan seperti ayam yang berkokok.Keyra mengeratkan giginya. Ia tahu betul kalau akan dihujani kritikan saat datang pesta. Pasalnya dia yang satu tahun penuh tidak pernah dapat berpartisipasi. Akan tetapi ia tidak tahu bahwa cemooh teman-temannya terlalu melampaui batas seperti ini."Jangan didengar, " ucap Acha menenangkan. Seakan tahu bahwa semua cibiran wanita-wanita yang duduk di seberang mereka membuat Keyra tersulut emosi.Keyra tidak tahu bahwa gosip tentangnya sudah melebar luas dengan berbagai perspektif yang tidak benar. Faktanya, setelah ketahuan selingkuh dengan Asila, Keyra langsung memutuskan hubungan dengan bisma saat itu juga. Namun, berita yang beredar adalah Keyra menipu harta Bisma dan akan membawanya kabur ke Australia, hal itulah yang membuat Bisma mencampakkan Keyra dan akhirnya menjalin hubungan dengan Asila."Bagaimana, apakah kalian menikmati makanannya?" tanya Asila menyapa teman-temannya.Setelah hampir tiga jam dia duduk di singgasana Pengantin dengan Bisma. Akhirnya ia bisa sedikit beristirahat dan berjalan-jalan untuk mmenyapatamu undangan. Tentu saja, tempat pertama yang dituju Asila adalah ruangan sebelah kiri, dimana Keyra duduk dengan sopan di sana."Wah liat siapa ini? Key, aku senang kamu datang. Aku pikir kamu tidak ada datang," sapa Asila yang kemudian langsung menyalami dan memeluk Keyra layaknya sahabat yang sudah lama tak berjumpa."Bagaimana? Apa kamu menikmati cibiran mereka?" bisik Asila bertanya.Keyra memiringkan kepalanya. Apa maksud pertanyaan Asila? Asila tersenyum puas melihat kebingungan di raut wajah Keyra. Dalam posisi yang masih bersalaman Asila kembali mendekatkan bibirnya ke telinga Keyra."Akulah yang merancangnya, rumor-rumor itu." bisik Asila sekali lagi.Mata Keyra membulat sempurna saat menyadari apa yang terjadi. Ternyata semua hal yang terjadi hari ini merupakan ulah dari Asila. Sebelum pesta dia bahkan memfitnah dan memanas-manasi teman yang lain. Asila mengaku bahwa Kera tidak mau berhubungan dengannya padahal dia sudah begitu memohon agar Keyra mau datang ke acara spesialnya. Asila juga bilang kalau Keyra sepertinya menyembunyikan pekerjaan kotornya. Karena Keyra yang terlihat mengenakan barang-barang mewah padahal kenyataannya dia dari keluarga miskin.Ternyata tidak ada gunanya berharap, batin Keyra.Setelah hidup kesepian selama lima tahun terakhir, Keyra sempat terpikir untuk bisa memiliki hubungan lagi dengan mereka. Bahkan setelah banyaknya drama yang ia lalui bersama Asila dan Bisma. Gadis itu masih berharap bisa memperbaikinya. Keyra lupa, bahkan jika canvas yang pecah disatukan kembali bentukannya tidak akan sama seperti semula.Kini berakhir sudah, Keyra sudah memutuskan akan membawa kemana hubungannya dengan Asila dan Bisma. Keyra sedikit menyeringai sebelum akhirnya membuka suara."Aku sangat menyukainya," jawab Keyra singkat sambil berbisik membalas Asila."Aku sangat menyukainya,"Asila yang awalnya tersenyum puas langsung menurunkan dua sudut bibirnya, heran kenapa Keyra merespon seperti itu. Bukankah seharusnya gadis itu tertekan dan ketakutan. "Tentu saja aku datang di hari bahagiamu. Aku bahkan membawakan hadiah kesukaanmu loh," ucap Keyra lantang. Tangannya menyodorkan sebuah goodybag pada Asila. Mereka mulai berkerumun di dekat Keyra dan Asila. Tak terkecuali Bisma yang tadinya membaur dengan para tetua di sebelah kanan aula pernikahan kini sudah beralih ke bagian kiri ruangan. Tangan Asila meraih pelan hadiah pernikahan dari Keyra. "Kamu tidak perlu bersusah payah memberikanku hadiah, pasti sulit ya, Aku tidak akan berkomentar jika hadiahmu hanya barang biasa. Itu bukan masalah besar. Aku bahkan tidak akan marah kalau kamu tidak membawa apapun, jangan memaksakan diri hanya untuk terlihat loyal disini," ucap Asila sembari membuka hadiah yang Keyra berikan. "Wah, kotak hadiahnya terlihat mahal, kamu benar-benar berusaha keras
Tujuh jam sebelum Reyhan kembali Ke Indonesia. Reyhan yang baru saja selesaikan bernegosiasi kini tergeletak lelah di atas ranjang hotel. "Pak Rey, saya menemukan sesuatu." kata Yudha sembari menyodorkan sebuah surat. Reyhan langsung terbangun dari posisinya saat membaca isi surat itu. "Darimana kamu mendapatkan ini?""Tas besar berisi dokumen yang disiapkan oleh sekretaris Key. Surat itu terselip di antara tumpukan dokumen lain. Sepertinya dia hanya iseng saja." jawab Yudha. Surat pengunduran diri, itulah isi secarik kertas yang Reyhan pegang. Pria itu menggeleng pelan. Keyra bukan orang yang iseng menulis hal seperti itu. Ada yang tidak beres dengan Keyra. "Kita ada agenda apalagi di sini?" "Tidak ada,""Setelah kita kembali ke Indonesia, apa saya ada agenda?""Ada banyak, tapi saya sudah mengundur semuanya. Anda perlu beristirahat setiba di Indonesia. Pak Husein dan beberapa orang dari LG Group sepakat untuk mengundur jadwal.""Baguslah,""Tapi ada satu surat undangan pernikah
Reyhan mematung sejenak mendengar ucapan Keyra. Ternyata benar, Keyra bukan iseng semata menulis surat pengunduran dirinya. Jauh di lubuk hati gadis itu ia ingin mengundurkan diri. Tapi kenapa? "Tenangkan dirimu, jangan bicara omong kosong.""Bapak kira ini omong kosong?" tanya Keyra. Keyra seminggu terakhir berpikir keras perihal pengunduran dirinya. Ia menyadari betul bahwa ia tidak merasa bahagia. Ia ingin menemukan kebahagian itu. Akan tetapi, jika terus menjabat sebagai sekretaris, Ia tidak akan punya waktu untuk mencari kebahagiaannya. Sebab itulah Keyra menulis rancangan surat pengunduran diri. Siapa sangka surat itu akan ikut serta dengan berkas-berkas yang Ia siapkan untuk dinas Reyhan ke Hongkong. "Keyra kamu kenapa? Kamu bukan orang yang akan berhenti bekerja hanya karena hal sepele seperti ini." "Bapak mulai lagi, saya bukan orang yang sama dengan Bapak. Pak Reyhan gila kerja, saya tidak. Selama ini saya hanya bekerja sesuai apa yang dikehendaki hanya agar saya tidak d
Setelah pertemuan dengan CEO LG Group Reyhan kembali ke ruangan kerja. Pria itu kini tengah mondar-mandir di depan meja kerjanya. Yudha yang melihat tingkah aneh Reyhan hanya bisa diam seribu bahasa. Pasalnya, dalam posisi seperti ini satu-satunya yang bisa menghentikan tingkah aneh Reyhan hanyalah Keyra. "Saya tidak ada agenda penting sekarang?" tanya Reyhan tiba-tiba. " Iya," jawab Yudha singkat. Hari ini Keyra absen kerja. Hal inilah yang membuat Yudha menjadi sekretaris dadakan lagi seperti dinas ke Hongkong kemarin. Mengatur dan mengurus jadwal kerja Reyhan. "Kamu tahu apartemen Keyra nomer berapa?" tanya Reyhan tiba-tiba. Reyhan baru menyadari satu hal. Selama empat tahun mereka bekerjasama sebagai atasan dan bawahan, ia sama sekali tidak pernah berkunjung ke apartemen Keyra. Jangankan berkunjung, bertanya dimana Keyra tinggal sekarang saja tidak pernah. Padahal, apartemen yang Keyra tinggali adalah salah satu hadiah dari Reyhan atas kerja kerasnya. Semenjak pertengkaran
Reyhan langsung membopong tubuh Keyra yang tergeletak lemas tak berdaya di atas lantai. Diturunkan perlahan tubuh gadis itu di atas ranjangnya. Kamar Keyra tak terkunci sama sekali. Hipotesis awal Reyhan Keyra pingsan saat hendak keluar ke dapur. Demam yang tinggi juga menjadi pemicu pingsan tersebut. "Cepat telpon Pak Sumarjan!" perintah Reyhan pada Yudha. Pak Sumarjan adalah dokter pribadi Reyhan yang digaji tiap bulan bahkan ketika dia tidak bekerja sama sekali. Tapi sekalinya dapat panggilan dari Reyhan ia harus siap siaga 24 jam. Bahkan jika Reyhan berada di luar negeri dia juga harus bergegas kesana. "Ah, ternyata dia kurus sekali," gumam Reyhan. Reyhan meluruskan rambut Keyra yang tergerai berantakan. Wajah Keyra benar-benar pucat. Sekujur tubuh Keyra sangat panas. Karena hidup sendiri, Keyra yang sakit tidak ada yang mengurusi. Hal inilah yang menyebabkan Keyra seolah hilang kabar seharian. Padahal faktanya, Keyra sakit dan pingsan di apartemen sendiri. Reyhan melihat ke s
Keyra terus menyantap sup buatan Reyhan yang tersugun di depannya. Selesai dari kegiatannya, gadis itu yang kini sudah merasa lebih pulih dan segar segera beres-beres. Beranjak dari dapur gadis itu beralih ke ruangan kerjanya. Sepertinya Reyhan tidak memasuki ruangan itu, terlihat dari masih berantakannya ruangan itu, sama persis sejak terakhir kali Keyra masuk ke sana. Jika Reyhan masuk ke sana. Pasti sudah dirapikan seperti kamar, dapur, dan ruang tamu Keyra. "Apa ini?" gumam Keyra saat melihat email masuk di layar komputernya. Gadis itu menepuk jidatnya, "Astaga, aku sampai melupakan anak ini!" Tepat satu minggu yang lalu, Keyra membantu seorang gadis magang di kantor cabang. Ia pun yang merasa iba memindahkannya untuk magang di kantor pusat, G.RIO Cooperation. Sebuah email masuk dari perusahaan perihal pemindahan anak magang itu, dan itu terdaftar atas namanya. Keyra dengan segera berganti pakaian. Meski pada kenyataannya ia sedang tidak ingin pergi bekerja. Tapi hati kecilnya
Keyra menarik tangan Reyhan. Kondisi yang terlihat unik, seorang gadis kecil dengan lengan mungilnya menyeret tangan kekar dari seorang pria besar nan tinggi. Keyra dengan cepat mengunci ruangan Reyhan. "Bapak jangan asal bicara. Bisa-bisa mereka berpikiran yang tidak-tidak," gerutu Keyra. Reyhan mengangkat sebelah alisnya, "Jadi bagaimana? Kamu tidak akan mengundurkan diri bukan? Jangan bilang kedatanganmu ke sini hari ini untuk mengurus perihal pengunduran diri. Kalau memang begitu, silahkan kamu pulang saja, saya sedang tidak ingin merespon hal menyebalkan itu," Reyhan langsung duduk di meja kerjanya setelah selesai berbicara. Keyra tidak menanggapi ucapan Reyhan, ia mengeluarkan sebuah flashdisk dari dalam saku celananya kemudian menyodorkannya ke depan Reyhan. "Apa ini?""Minggu lalu Bapak meminta saya untuk mencari berapa jumlah saham Pak Kevin di pasar Asia, kemarin informan saya sudah menemukan hasilnya, saya ke sini hanya untuk memberikan data ini saja." jelas Keyra. Sel
"Huh?" Dari sekian banyaknya pilihan kata. Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Reyhan. "Aku bilang, menikahlah denganku!" teriak Keyra keras. Reyhan hanya mengerjap tak percaya. Mari kembali ke beberapa menit yang lalu. Setelah menerima telepon dan penjelasan dari Yudha, Keyra mulai memahami kondisi yang terjadi. Pertama, sejak Keyra berniat untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Sejak saat itu ia mulai acuh dengan kondisi Reyhan. Hal ini menyebabkan Keyra tak tahu menahu perihal pertemuan keluarga Reyhan hari ini. Kedua, meski Keyra tahu bahwa pertemuan keluarga besar ini merupakan hal yang lumrah terjadi namun Keyra tidak pernah membayangkan bahwa pertemuan itu akan menjadi ajang penyerangan terhadap Reyhan. Ini jelas pernyataan perang atas perebutan kekuasaan. Ketiga, Keyra selama empat tahun mengenal Reyhan tak pernah terlibat jauh dalam urusan keluarga Reyhan. Hal ini karena sikap Individualis yang Reyhan miliki. Segala sesuatu yang menyangkut keluarganya tidak per