Share

Bab 3

Author: Chestnut
last update Last Updated: 2023-10-27 16:23:59
Daniel melemparkan mantelnya di atas sofa dengan asal. Kemeja hitam yang dikenakan menunjukkan tubuhnya yang jangkung dengan jelas, tapi dia tampak sangat dominan.

Mata Yasmin pun tertuju ke arah bawah. Ingatan dari dua tahun yang lalu belum sepenuhnya hilang. Dia tahu betapa seksi, liar dan berototnya tubuh di balik kemeja itu.

Dengan takut-takut, Yasmin bertanya, "Kenapa ... kamu membawaku kemari?"

Di depan Daniel yang sangat dominan, Yasmin tidak akan memberontak karena itu sama dengan cari mati.

Akan tetapi, setelah Yasmin selesai bicara, perutnya berbunyi.

Raut wajah Yasmin berubah menjadi canggung. Sejak turun dari pesawat hingga sekarang, dia bahkan belum minum air, apalagi makan malam. Lalu, sepanjang jalan dia ketakutan, jadi dia merasa sangat lelah.

"Sepertinya kamu lapar." Daniel berkata dengan suara sinis, "Keluarkan makanan!"

Di sisi lain, seorang pria paruh baya berseragam berjalan keluar, lalu meletakkan sebuah mangkuk di atas meja kopi. Di dalam mangkuk itu berisi mi yang masih mengepul.

"Tuan Daniel, mi seafoodnya sudah selesai," kata Tony Halim, si kepala pelayan. Setelah itu, dia melangkah mundur dan berdiri di tempat dengan hormat, seakan-akan dia tiada.

Akan tetapi, saat Yasmin mendengar kata "seafood", wajahnya memucat.

Dengan tatapan mata yang tajam, Daniel berkata, "Makanlah makanan malammu."

"Aku ... alergi terhadap seafood. Aku nggak bisa memakannya," jawab Yasmin dengan suara yang gemetar.

Dia benar-benar takut alerginya kambuh. Karena begitu dia memakan seafood, situasi akan menjadi sangat serius. Bahkan kalau dia tidak ditolong tepat waktu, nyawanya akan terancam! Dulu dia sudah pernah mengalaminya sekali ....

"Jadi, kamu mau menyia-nyiakan niat baikku." Tatapan mata Daniel berubah menjadi galak.

Yasmin pun sudah mengerti. Daniel sengaja, dia ingin Yasmin mati!

"Aku ng ... nggak boleh makan itu. Aku bisa mati ..." tolak Yasmin sambil melangkah mundur.

Daniel melangkah maju, kemudian menggenggam lengan Yasmin sebelum mendorongnya ke arah meja kopi. "Makan!"

"Ah!" Yasmin terjatuh ke atas meja kopi. Bahkan tas yang dipegangnya terhempas sejauh dua tiga meter.

Karena tadi Yasmin terburu-buru mematikan ponselnya, dia bahkan tidak sempat menutup tasnya dengan benar. Begitu tas tersebut terhempas, ponsel di dalam tas pun tercecer keluar.

Yasmin tidak peduli dengan lututnya yang kesakitan. Dia hanya menatap ponselnya yang terekspos dengan raut wajah yang panik.

Masalahnya, Daniel sedang berjalan menuju ke ponselnya.

Begitu Daniel mengambil ponselnya, napas dan detak jantung Yasmin sama-sama berhenti.

Setelah Daniel mengambil ponsel Yasmin, dia menyadari kalau ponsel Yasmin mati.

Daniel pun mencoba menyalakan ponsel Yasmin.

Ternyata ponsel Yasmin mati bukan karena tidak ada baterai.

"Aku ... takut Tante akan meneleponku, jadi aku mematikannya ...." Yasmin tahu Daniel sangat membenci tantenya. Daniel telah menganggap tantenya sebagai musuh.

"Sandi." Saat Daniel menoleh, tatapan matanya tampak sangat sinis.

Rasa takut yang dirasakan Yasmin telah menyebar ke lehernya dan dia hampir tidak bisa bernapas.

Namun, dia tahu makin dia merasakan perasaan ini, dia merasa makin tenang.

"Sini kubuka ...." Yasmin berjalan mendekat. Dengan hati-hati, dia mengambil ponselnya dari tangan Daniel. Kemudian, Yasmin berjalan ke arah meja kopi seakan-akan dia takut orang lain akan melihat kode sandinya.

Daniel hanya menatapnya dengan tajam sambil tersenyum sinis.

Yasmin menundukkan kepalanya untuk menekan kode sandi sambil melihat sekeliling.

Tiba-tiba, dia melempar mi seafood yang di meja kopi ke arah Daniel!

Mangkuk tersebut hanya mencapai tengah-tengah mereka berdua. Kuah mi membasahi seluruh lantai dan menghalang jalan Daniel.

Mata Daniel pun berkelip dengan ganas. Melihat wanita di depannya lari, dia pun langsung berteriak, "Tangkap dia!"

Yasmin yang terkejut berlari makin cepat.

Setelah dia berlari keluar dari aula, dia melihat pengawal di depan berlari ke arahnya. Yasmin yang ketakutan pun berbelok.

Yasmin segera menuruni tangga terbuka yang berada di sisi lain.

Akan tetapi, berlari dengan hak tinggi itu tidak nyaman, apalagi menuruni tangga.

Begitu langkah kakinya tidak stabil ....

"Ahh!" Yasmin langsung terpeleset, lalu tubuhnya berguling ke bawah. "Aaa!"

Daniel yang telah berhasil mengejar berdiri di puncak tangga. Dia menatap ke bawah dengan tatapan mata yang sinis dan menyeramkan.

Di bawah tangga, dia melihat Yasmin terbaring di lantai dan sudah tidak sadarkan diri. Dahi Yasmin juga terluka dan darah terus mengalir.

Yasmin terbangun secara mendadak seolah-olah karena dia baru bermimpi buruk.

Dia mengubah menjadi posisi duduk dan rasa pening dari kepalanya membuatnya mengerang kesakitan.

Saat dia menyentuh dahinya, dia merasakan ada kain kasa.

Dia baru teringat kalau dia terjatuh dari tangga. Ketika dia bangun, dia berada di dalam kamar yang asing ini.

Langit di luar sudah terang ....

Yasmin teringat pada sesuatu dan langsung memegang dadanya dengan panik. Dia buru-buru turun dari tempat tidur, lalu memasuki kamar mandi.

Setelah dia menutup pintu, dia mengeluarkan ponselnya dari dalam branya.

Ketika dia melarikan diri, dia mengambil kesempatan menyelipkan ponselnya ke dalam bra. Untung saja ponselnya aman.

Tanpa menghiraukan situasi saat ini, Yasmin segera menghapus semua informasi tentang anak-anaknya dari ponselnya. Lagi pula, dia masih memiliki salinan di komputer rumah sewaannya.

Setelah itu, dia mengirimkan pesan kepada Tante Rita, 'Jangan meneleponku dan jangan biarkan anak-anak meneleponku. Aku lagi ada masalah kecil. Aku akan meneleponmu setelah masalahku kelar. Ingat.'

Tante Rita membalas, 'Ada apa?'

Yasmin mengetik, 'Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Tolong bantu aku jaga anak-anak.'

Setelah memberi pesan kepada Tante Rita, Yasmin baru keluar dari kamar mandi.

Yasmin melihat sekeliling kamarnya. Kamar ini terasa sangat asing, tapi ia memiliki gaya mewah yang menonjol dan membuat Yasmin mudah menebak kalau ini rumah yang megah.

Tanpa perlu memikirkannya, Yasmin tahu kalau ini adalah maksud Daniel. Apa yang ingin dia lakukan?

Tidak peduli apa yang ingin Daniel lakukan, Yasmin tidak akan tinggal di sini. Dia mau pergi!

Yasmin membuka pintu kamar, lalu berjalan sehingga dia menemukan tangga. Lantai rumah ini membuatnya hampir pusing.

Setelah dia menuruni tangga, dia bahkan tidak memedulikan tasnya lagi dan berjalan keluar sambil memegang ponselnya.

Hanya saja, sebelum dia bisa mencapai gerbang besi yang besar itu, seseorang menghalang jalannya. Yasmin yang sedang berlari bahkan hampir menabrak orang itu, kemudian dia segera melangkah mundur.

Sambil menekan rasa paniknya, Yasmin berkata, "Biarkan aku pergi."

Suara pengawal itu sedingin gunung es saat dia menjawab, "Ini pesan Tuan Daniel."

"Di ... di mana dia?"

"Aku nggak tahu."

Yasmin tahu betul bagaimanapun juga, dia tidak akan bisa keluar. Kalau begitu, apa yang harus dia lakukan?

Dia kembali ke kamarnya lagi, kemudian dia menelepon Klara. "Tante, bukankah kamu bilang Daniel sudah lama menghilang dan nggak ada di Kota Imperial lagi? Kenapa dia bisa muncul?"

Kalau Yasmin tahu Daniel berada di Kota Imperial, dia pasti tidak akan pulang!

"Itu benar! Sudah lama nggak ada kabar tentangnya. Kalau dia berada di Kota Imperial, kami nggak mungkin nggak tahu. Aku juga nggak akan nggak memberitahumu!"

Yasmin memercayai tantenya. Kalau begitu, kenapa Daniel muncul di pesta ulang tahun pernikahan Klara dan Jason?

Tidak mungkin.

Klara pernah memberi tahu Yasmin kalau Daniel sudah lama memutuskan hubungannya dengan Jason dan bahkan seluruh Keluarga Guntur. Daniel berperilaku seperti tidak akan kembali, jadi kenapa ....

Yasmin memijat keningnya karena kepalanya samar-samar terasa sakit.

Daniel datang bukan untuk menghadiri pesta itu, tapi menunggu Yasmin datang ke pesta itu dan masuk ke dalam jebakan.

Hanya saja, sudah telat bagi Yasmin untuk menyadarinya sekarang ....

"Yasmin, ada apa? Apa yang telah terjadi? Semalam aku terus meneleponmu, tapi ponselmu nggak aktif."

"... Aku baik-baik saja. Aku bertemu dengan teman lama, jadi kami pergi ke bar. Lalu, aku minum terlalu banyak ...." Yasmin berbohong karena dia tidak ingin merepotkan tantenya. Lagi pula, saat ini Daniel hanya mengganggunya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
mayank shinee
kenapa tidak jujur saja sih,ini makanya akan jadi drama yg melelahkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 4

    "Aku sudah bilang kamu pasti belum pergi. Paspor dan KTP-mu ada padaku!"Yasmin tercengang, lalu bertanya, "Pasporku sama Tante?""Ya. Aku nggak bisa menghubungimu, jadi aku pergi ke hotelmu. Kenapa kamu meninggalkan paspor di hotel tak berbintang? Bahaya sekali. Aku sudah check-out kamarmu. Untuk apa kamu menginap di hotel? Tidur di rumah Tante saja."Walaupun Yasmin ingin tidur di rumah tantenya, dia juga sudah tidak bisa. Dia sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Daniel."Tante, aku nggak bisa pergi ke rumahmu. Aku akan menginap di rumah teman selama beberapa hari. Nanti setelah aku mengambil pasporku, aku akan langsung pergi," kata Yasmin."Kamu sudah berapa tahun nggak pulang? Teman dari mana?""Teman SMA ...." Alasan Yasmin terdengar agak tidak realistis."Tante tahu kamu seperti ini karena hubunganmu dengan Daniel. Tapi, hal itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Kalian sudah dewasa, 'kan? Kamu juga jangan terlalu memikirkannya lagi."Yasmin tersenyum sinis. Mereka

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 5

    Daniel menggenggam bahu Yasmin, kemudian mendorongnya dengan kasar."Aaa!"Yasmin jatuh ke sudut meja kopi. Dua gelas yang berada di atas meja pun terdorong sampai jatuh. Satu yang gelas berisi bir tumpah mengenai wajah dan rambut Yasmin. Daniel duduk di sofa, lalu menyilang kakinya. Dia menatap Yasmin yang tampak kasihan dengan sinis dan masam.Tuan Bobby yang hendak menuangkan bir berkata, "Tuan Daniel, silakan minum.""Tuangkan!" perintah Daniel dengan sinis.Tangan Tuan Bobby langsung berhenti. Dia mengerti maksud Daniel, jadi dia menyerahkan botol bir kepada Yasmin.Yasmin gemetaran, dia seakan-akan baru saja jatuh ke dalam air dingin.Dia tahu Daniel begitu untuk mempermalukan dirinya sendiri. Jika Yasmin tidak mendengar perintah Daniel, dia tidak akan bisa pergi dari ruang VIP ini.Yasmin yang memikirkan ketiga anaknya yang lucu di rumah hanya bisa menggertakan gigi. Dia menerima botol bir tersebut dengan tangan yang gemetar, lalu menuangkannya ke gelas.Setelah Daniel mengambil

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 6

    Setelah mendengar ucapan tantenya, Yasmin merinding."Yasmin? Kenapa kamu tanya soal ini?" Klara yang mendengar ujung telepon hening merasa aneh."Ng ... nggak apa-apa." Yasmin berusaha mengontrol suaranya yang gemetar. "Aku hanya ingin tahu ....""Kapan kamu pulang? Tante sendiri akan memasakkan makanan enak untukmu.""Beberapa hari lagi. Nanti aku akan menelepon Tante.""Baiklah. Tante tunggu, ya."Setelah mengakhiri panggilan, Yasmin duduk di atas kloset dan wajahnya terlihat pucat.Dia mengira Daniel hanyalah orang kaya biasa, tapi ternyata kekuasaan Daniel di Kota Imperial sangat kuat.Tidak, meskipun begitu, Yasmin lebih harus melarikan diri.Selama dia bisa lari ke luar negeri, Daniel tidak akan bisa menemukannya.Yasmin akan meminta tantenya mengirim paspornya ke bandara. Semuanya akan baik-baik saja selama Yasmin bisa lari dari Teluk Bulan.Akan tetapi, bagaimana dia bisa pergi dari tempat ini?Dua hari kemudian saat makan malam, Yasmin duduk di meja makan dan menyapu pandanga

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 7

    Klara sedang berdiri tidak jauh dari pintu metal detektor. Dia tidak mengerti kenapa Yasmin ingin cepat-cepat pergi. Seakan-akan ada hantu yang mengejar Yasmin.Setengah jam kemudian, Klara melihat ada orang yang berlari ke arahnya.Yasmin mengontrol napasnya yang terengah-engah sebelum berkata, "Tante, berikan tiketnya." Lalu, dia mengambil paspor, KTP dan tiket pesawat yang telah disiapkan tantenya."Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?" tanya Klara.Orang bodoh pun tidak akan tertipu kalau Yasmin menjawab tidak apa-apa."Guruku menyuruhku pulang. Untuk sementara aku nggak tahu ada apa, tapi lumayan mendesak." Yasmin sejak awal telah menyiapkan alasannya.Di usianya yang sekarang, Yasmin memang belum wisuda sebab sebelumnya dia cuti sekolah karena hamil.Alasan Yasmin terdengar masuk akal, tapi Klara masih belum ingin Yasmin pergi. Klara menarik tangan Yasmin dengan enggan sambil berkata, "Yasmin, setelah kamu pulang, kamu hanya setor muka di pesta sebentar sebelum kamu pergi. L

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 8

    "Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam."Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.Pandangannya mulai kabur, tapi sosok

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 9

    Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 10

    Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 11

    Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.

    Last Updated : 2023-10-27

Latest chapter

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1138

    Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1137

    Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1136

    Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1135

    "Itu nggak ada hubungannya denganku." Ekspresi Evan tampak sinis. "Aku hanya ingin memiliki Akhirat. Betapa serunya mempunyai kendali atas nyawa orang?"Setelah Evan pergi, anak buah memasuki ruang rahasia pada malam itu dan mengawasi Rachel.Rachel merasa ada yang janggal. "Apa lagi yang ingin kalian lakukan?""Kamu lumayan cantik dan aku menyukaimu. Dari awal aku ingin melakukan sesuatu padamu." Anak buah membelai wajah Rachel, lalu mencubitnya. Dia tampak sangat cabul.Rachel bergeming. Berani-beraninya anak buah ini menyentuhnya? Dia sedang berpikir bagaimana dia harus membunuh anak buah ini."Aku sudah mengusir orang-orang di luar. Bagaimanapun kamu berteriak, nggak akan ada yang bisa mendengarmu." Anak buah itu berjongkok, lalu mencium pipi Rachel dan tangannya bahkan mulai meraba.Setelah Rachel mendapatkan informasi itu, dia paham kalau sekarang tidak ada orang di luar.Kalau begitu, apa pria ini memiliki pisau?"Apa kamu tahu ... kalau kata 'seks' adalah malapetaka dari segala

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1134

    Akan tetapi, ada kompartemen tersembunyi di sini.Dinding di sebelah tampak sangat normal, tapi ketika vas antik di sebelahnya dipindahkan, dinding itu terbelah dan memperlihatkan sebuah gua aneh di dalamnya.Di dalam cahayanya redup. Bayangan manusia melewati dinding seperti monster.Kalau dindingnya diperhatikan baik-baik, ada berbagai macam senjata tajam yang tergantung di sana.Di pojok ada seorang wanita meringkuk. Tangan dan kakinya diikat dengan tali nilon. Kulitnya penuh lebam dan luka. Dia menundukkan kepalanya. Rambut panjangnya tergerai sehingga wajahnya tidak terlihat."Angkat kepalamu!" Anak buah mendekat untuk menyepaknya.Wanita itu bergerak sedikit. Dia mendongak dan menunjukkan mukanya.Itu Rachel.Selama ini Daniel tidak menemukan Rachel, tapi ternyata dia berada di sini.Tatapan matanya masih galak. Dia seperti hewan yang dikurung dan tidak bisa melawan.Anak buah berkata, "Tuan Evan, dia nggak mau memberi tahu di mana organisasinya berada."Beberapa tahun yang lalu,

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1133

    Anak-anak pasti ingin menelepon Kakek Buyut untuk berterima kasih padanya karena sudah menghadiahkan mereka helikopter.Begitu menelepon Tuan Besar Samson, Julian yang tadi masih marah pun telah melupakan amarahnya. Dia berbicara dengan kakek buyutnya melalui telepon video.Mereka memuji helikopternya cantik dan berkata setelah mereka dewasa, mereka ingin membawa Tuan Besar Samson mengendarainya ke langit.Tuan Besar Samson tertawa terbahak-bahak.Yasmin melihat anak-anak memegang ponsel dan tampak riang. Kemudian, dia berdiri dan menghampiri Daniel. "Aku ingin berbicara denganmu."Setelah mereka tiba di aula samping tempat piano Irene ditempatkan, Yasmin bertanya, "Kenapa kamu begitu nggak sabar dengan anak-anak?""Anak-anak perlu diajar.""Tentu saja aku tahu anak-anak perlu diajar, tapi mereka baru berusia dua tahun. Apa kamu nggak bisa berbicara dengan baik?" Yasmin tahu betapa hebat dan bijaksananya anak-anaknya. Mereka jelas bukan tipe yang suka mengamuk. Mereka akan patuh selama

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1132

    Terdengar suara pintu ruang kerja terbuka. Daniel keluar, lalu berkata, "Siapkan makan siang.""Baik." Bibi pun pergi."Sudah bangun?" Daniel menghampiri Yasmin. "Apa kamu merasa lebih baik?"Yasmin mengabaikan sifat Daniel yang mudah marah. Kalau Daniel mengkhawatirkannya, kenapa dia melakukan itu kepadanya?Saat Daniel menyentuhnya, apa Daniel tidak peduli sama sekali?"Kenapa kamu nggak bicara?" tanya Daniel.Yasmin tersadar, lalu menjawab, "Aku sudah nggak merasakan apa-apa.""Selesai makan, kita pulang ke Taman Royal. Tuan Besar Samson sudah mengantarkan helikopternya. Anak-anak sudah nggak melihatmu selama dua hari," ujar Daniel.Saat Yasmin memikirkan anak-anaknya, dia mengangguk dengan berat hati.Setelah makan siang, dia pulang ke Taman Royal naik mobil Rolls Royce.Dia diam sepanjang jalan.Dia menjawab hanya ketika Daniel berbicara. Suasana di dalam mobil terasa sangat berat.Setelah mereka tiba di Taman Royal, anak-anak sedang tidur siang.Yasmin langsung menuju ke kamar an

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1131

    Yasmin ingin sekali Helen memberi tahu Daniel kalau Daniel tidak boleh menyentuhnya untuk selamanya. Atau setengah bulan juga boleh.Dengan begitu, dia tidak perlu hidup dalam bayangan yang disebabkan oleh Daniel.Namun, Yasmin tahu kalau dia tidak perlu seminggu untuk pulih. Kalau Helen mengatakan waktunya terlalu lama, jelas kalau Daniel akan menyadari ada yang tidak beres.Setelah Helen pergi, kebetulan Yasmin keluar dari kamar."Kenapa kamu keluar? Kamu terluka, istirahatlah." Daniel ingin meraih tangan Yasmin.Yasmin seolah-olah terkena air panas. Dia langsung menarik tangannya.Ekspresi Daniel menjadi masam. Emosinya mencapai kepala dan seakan-akan itu di luar kendali otaknya.Namun, dia masih menahan diri."Aku mau pergi ke perusahaan. Aku sudah baik-baik saja setelah menaruh obat." Yasmin merasa sangat gelisah setelah pengalaman mengerikan semalam. Setidaknya dia tidak terlalu kuat menolak Daniel.Karena dia tidak berani.Dia tidak ingin benar-benar dihancurkan oleh Daniel ....

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1130

    Ketika Yasmin ingin menangis, pintu kamar mandi dibuka.Yasmin melihat yang masuk adalah pria dengan wajah yang familier dan asing itu. Saking takutnya, Yasmin tanpa sadar melangkah mundur.Daniel menyadari cara berjalan Yasmin aneh. Alisnya berkerut. "Apa kamu terluka? Tunjukkan padaku ....""Jangan mendekat." Yasmin menggelengkan kepalanya. Dia menatap Daniel dengan waswas dan matanya berkaca-kaca. "Jangan ...."Sorot mata Daniel menjadi gelap.Dia tidak pernah bermaksud menyakiti Yasmin.Hanya saja dia sudah merasa sangat tertekan kemarin siang. Malam hari, Yasmin malah masih marah padanya dan bahkan makin kuat melawannya.Itu membuat Daniel hilang kendali.Setelah dia tenang, baru dia menyesalinya."Ini salahku. Aku hilang kendali. Sini, tunjukkan padaku." Daniel melangkah maju.Sementara Yasmin melangkah mundur. "Nggak perlu. Nggak .... Ah!"Tubuhnya ditarik dengan paksa, lalu Yasmin digendong keluar dari kamar mandi. Daniel meletakkannya di atas tempat tidur.Yasmin ingin berdiri

DMCA.com Protection Status