Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel
Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.
Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti
Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....Yasmin berjalan sendirian.Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi di
Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?""Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin."... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas."Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.Hati Yasmin pun terasa hangat.Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....Yasmin pura-pura tidak tahu
Malam ini, Yasmin langsung tinggal di apartemen itu.Setelah mengunci pintu, dia berbaring di tempat tidur.Malam itu, Yasmin baru bisa tidur nyenyak meskipun dia bangun pagi-pagi untuk menelepon video ketiga anaknya.Tempat ini jauh lebih aman daripada Taman Royal.Setelah bekerja beberapa hari di rumah sakit bedah plastik, Yasmin tampak seperti pekerja normal. Dia sama sekali tidak seperti orang yang telah dianiaya.Dia sudah menyelesaikan pekerjaan siang ini. Ketika dia sedang berjalan ke arah kamar mandi, ponselnya bergetar.Yasmin tercengang saat melihat penelepon adalah nomor asing.Dia tidak tahu siapa ini, tapi dia langsung memikirkan Daniel.Kalau itu memang Daniel, Yasmin juga tidak berani mengangkatnya.Yasmin mengangkat telepon, lalu berkata, "Halo?""Yasmin, ini aku."Saraf-saraf tegang Yasmin melonggar. "Oh. Ada apa?""Aku baru keluar dari perusahaan dan kebetulan ada lewat tempatmu. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama?"Yasmin segera mengingat peringatan Daniel mala
Ada pelanggan yang membuat janji di malam hari, jadi mereka harus bekerja lembur.Pada jam enam, saat Yasmin hendak memakan roti yang dibawanya untuk mengisi perutnya, ponselnya berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum mengangkat telepon tersebut. "Hari ini aku lembur.""Makanya aku kemari untuk mengantarkan makananmu."Yasmin memasuki ruang tunggu dan melihat Martin yang sedang duduk di dalam.Yasmin berjalan menghampirinya, kemudian berkata, "Bukankah sudah kubilang jangan mengantarkan makanan lagi?""Aku hanya sesekali mengantarkan makanan juga nggak boleh?" Saat melihat Yasmin berdiri tercengang di tempatnya, Martin pun meraih pergelangan tangan Yasmin, lalu menariknya.Yasmin menegang karena dirinya disentuh. Lalu, dia duduk di kursi dengan canggung.Dia menatap makanan enak di depannya."Kenapa kamu baik sekali padaku?" tanya Yasmin.Tatapan mata Martin menjadi lembut saat dia berkata, "Terima saja. Kamu nggak perlu merasa tertekan. Ini seperti beberapa tahun lalu saat kamu masi
Setelah panggilannya diangkat, Daniel menatap Yasmin dengan tatapan kejam.Napas Yasmin terengah-engah dan wajahnya pucat. Jelas sekali kalau dia kesakitan. Rasa panik dan takut telah lama menguasai tubuhnya.Yasmin berpikir, Daniel tidak boleh sampai tahu tentang anak-anaknya! Tidak boleh!"Halo, Yasmin? Tadi kenapa teleponnya mati?" tanya Tante Rita dengan bingung.Daniel seakan-akan tidak senang dengan suara wanita asing ini. Lalu, dia memberi kode kepada Yasmin untuk berbicara.Yasmin mengontrol suaranya yang gemetar dan menjawab, "Aku ... nggak apa-apa. Aku sedang bersiap-siap untuk pulang. Aku meneleponmu untuk memberitahumu kalau untuk sementara aku nggak bisa kembali. Aku akan telat membayar utangku.""Dasar kamu ini. Apa hubungannya dengan uang? Yang penting adalah kalau kamu nggak pulang, kesehatanku akan makin memburuk."Yasmin sedikit terkejut dengan kemampuan akting Tante Rita. "Nggak akan. Aku akan berusaha untuk kembali secepat mungkin. Aku ...."Sebelum Yasmin sempat me
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din
Saat Evan mendekat, Lauren merasa alasan apa pun tidak bisa menghentikannya.Rasanya seperti tidak ada alasan untuk menolak memakan daging yang diletakkan di depan mulutmu."Kamu mabuk?" Evan menyentuh wajah Lauren, kemudian menatapnya."Itu hanya satu teguk. Belum bisa mabuk," kata Lauren."Kalau begitu, tidurlah." Evan menurunkan tangannya dan berbaring di bantalnya dengan niat tidur.Jarak mereka berdua sangat dekat, terutama napas Evan mengenai rambut dan wajah Lauren.Namun, setelah Evan mengatakan itu, dia tidak melakukan apa-apa.Lauren tidak berani bergerak sedikit pun. Beberapa menit kemudian, dia merasa Evan sudah tertidur, jadi dia mendongak untuk melihat Evan.Matanya terpejam dan posisi tidurnya tidak berubah.Malam ini Lauren dapat beristirahat? Dia kira dia tidak dapat ....Evan membuka matanya, lalu bertanya, "Apa kamu ingin melakukan sesuatu?""Nggak. Cepat tidur." Lauren memejamkan matanya dengan cepat dan tidak bergerak lagi.Dia takut Evan berubah pikiran dan melaku
"Kalau aku nggak senang, apa kamu akan membiarkanku tidur?" tanya Lauren balik dengan sabar."Baguslah kalau kamu tahu." Evan menegakkan punggungnya, lalu pergi sambil membawa kopinya.Lauren menggigit bibirnya dan memelototi punggung itu. Amarah membawa di dalam hatinya.Pekerja dapat dua hari libur seminggu, tapi dia tidak!Malam hari, ketika Evan pergi ke ruang kerja, Lauren mandi.Dia ingin cepat-cepat mandi.Akan tetapi, ketika dia mandi sampai setengah, dia mendengar suara pintu ditutup di luar. Evan sudah kembali dari ruang kerja.Kenapa cepat sekali?Dia baru saja menyampo rambutnya.Lauren pun segera membilas rambutnya.Setelah itu, dia mengambil handuk di sebelah untuk mengelap tubuhnya yang basah. Itu juga menyekanya secara sembarangan.Dia memakai piama, lalu berdiri di depan kaca dan mengeringkan rambutnya.Dia mengeringkan rambut sambil memperhatikan pintu.Evan tidak mungkin selambat itu, 'kan?Dulu dia akan datang ke kamar mandi dalam tiga menit setelah dia memasuki kam
Evan berpikir sejenak. "Adik sepupunya Daniel?""Benar."Evan tahu setelah dia menangkap Rachel dan menginterogasinya, Rachel ada mengungkit hubungannya dengan Martin.Martin telah membayar mahal untuk mengeluarkan Rachel dari organisasi Akhirat.Jelas kalau Akhirat hanya mengakui uang, bukan orang.Hanya saja, Evan merasa hal ini tidak sesederhana itu."Apa Tuan Evan mencurigai Martin?" tanya anak buah."Siapa tahu? Kamu menetap di Kota Imperial dan menyelidiki Keluarga Guntur. Martin, Daniel, semuanya mencurigakan," kata Evan."Baik."Evan mengakhiri panggilan. Dia melihat waktu di komputer, kemudian menekan interkom dan bertanya, "Di mana kopiku?"Ricky langsung berdiri dari kursinya. Dia melihat Lauren yang sedang tidur di meja dari jendela kaca sebelah.Dia berjalan mendekat, kemudian mengetuk meja beberapa kali dengan jari telunjuknya. "Bangun."Lauren tersentak. Dia menyadari itu Ricky yang sedang menatapnya dengan tegas. "Pak Ricky ....""Sekarang adalah jam kerja dan waktu kop
Terutama Julian. Wajahnya terlihat galak.Yasmin juga merasa jengkel setelah melihat ekspresi anak-anak. Namun, hal ini sudah diputuskan oleh Daniel. Tidak ada yang boleh mengubahnya."Tes satu bulan." Daniel meletakkan dokumennya, kemudian berkata, "Ketika kalian datang ke sini, seharusnya kalian sudah tahu siapa yang akan kalian ajar, 'kan? Kedua putraku dan satu putriku. Kalian nggak hanya harus mengajari mereka ilmu, tapi juga harus menemukan kelebihan mereka. Kalian harus mengetahui positif dan negatif mereka dengan jelas. Aku berharap cara mengajar kalian bisa membuatku terkesan. Besok kalian akan mulai secara resmi. Sebelum itu, aku ingin melihat jadwal kalian dulu.""Baik," jawab ketiga guru itu.Daniel melihat anak-anak. "Bawa guru ke belakang.""Apa aku boleh menolak?" tanya Julian."Menurutmu?" ancam Daniel.Julian melompat turun dari sofa, begitu juga dengan Julius dan Julia. Kemudian, mereka membawa para guru ke luar.Setelah Daniel dan Yasmin keluar dari aula dan berdiri
"Apa kamu mengkhawatirkan wajahmu?"Yasmin ingin menjawab tidak, tapi perubahan mentalnya tidak berpikir sedemikian. Jadi, dia menjawab, "Nggak ada wanita yang menyukai bekas luka seperti ini di wajahnya.""Jadi, kamu meminta Helen harus mengoleskan obat ketika aku ada?"Ketenangan Yasmin terpecah sedikit karena tubuhnya gemetar.Dia menatap mata yang berbahaya dan tidak bisa dibaca itu.Sekarang dia baru mengerti kenapa Daniel berkata pada Helen untuk mengubah obat ketika dia ada. Yasmin mengira itu kebetulan, tapi ternyata Daniel mengetahui segalanya ...."Kenapa?"Tangan yang memegang dagu mengerat sedikit dan itu membuat Yasmin tersadar dari lamunannya.Tenggorokan Yasmin terasa sedikit kering. Dia menelan ludah sebelum bertanya balik, "Apa kamu nggak ingin menemaniku? Kalau kamu nggak mau, anggap aku nggak mengatakan apa-apa."Daniel menatap Yasmin untuk beberapa saat, kemudian berkata. "Oke." Dia menyipitkan matanya sedikit sehingga ketajamannya tidak terlihat, lalu dia menundukk
Helen tercengang. Untuk sesaat dia tidak paham maksud Yasmin.Apa Yasmin ingin Daniel makin mengasihaninya?Yasmin terlihat tenang tak peduli apa pun konsekuensinya.Dia tidak ingin Daniel mengasihaninya, tapi meninggalkannya ....Terdengar suara langkah kaki Daniel yang khas. Suasana di sekitar menjadi berbahaya, hidup dan gugup.Helen berpikir tujuannya tidak tercapai, tapi tujuan Yasmin telah tercapai.Mata Daniel tertuju pada wajah dengan bekas luka yang menyeramkan itu.Daniel mematung untuk beberapa saat dan diam saja. Dia melihat Helen menangani bekas luka Yasmin, lalu langsung menutupinya dengan kain kasa."Kain kasa ini berjaring dan nggak akan langsung menyentuh luka." Helen berkata, "Lukanya sembuh dengan baik, tapi tetap nggak boleh terkena air."Daniel berkata, "Lain kali ganti obat ketika aku ada."Helen tercengang, lalu dia melirik Yasmin. Bisa-bisanya kedua orang ini mempunyai pemikiran yang sama.Yasmin melakukannya agar Daniel meninggalkannya. Lalu, apa tujuan Daniel?