Share

Bab 8

Penulis: Chestnut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 16:23:59
"Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam.

"Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"

Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!

Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."

Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.

Pandangannya mulai kabur, tapi sosok pria di luar pintu kaca terlihat sangat jelas. Daniel seperti iblis yang menetap di dalam benak Yasmin.

Ketika kegelapan telah menyelimuti seluruh pandangan Yasmin, dia pun pingsan dan air matanya bahkan masih mengalir.

Dia menangis bukan karena dia takut, tapi karena dia merindukan anak-anaknya.

Kalau Yasmin mati, bagaimana dengan mereka? Mereka masih sangat kecil ....

"Ahh!" Yasmin terbangun dari kegelapan. Dia mengubah posisinya menjadi duduk di tempat tidur. Rasa takut memenuhi tatapan matanya dan napasnya terengah-engah. Keringat dingin menghiasi keningnya.

Apa dia sudah mati?

Yasmin tercengang saat melihat kamar yang familier ini. Beberapa saat kemudian, dia baru sadar kalau ini adalah kamar yang sebelumnya dia tinggali.

Ini berarti dia masih hidup?

Daniel mengeluarkannya dari ruang sauna!

Yasmin menundukkan kepalanya untuk melihat tangannya, kemudian dia menyentuh wajahnya sendiri. Itu belum cukup juga. Dia pun turun dari tempat tidur dengan panik, lalu lari ke depan kaca kamar mandi.

Setelah melihat dirinya yang utuh, dia baru merasa tenang.

Walaupun dia masih hidup, rasa takut ketika berada di ambang kematian pada saat itu masih mencengkeramnya.

Daniel terlalu kejam!

Yasmin berani mempertaruhkan nyawanya dengan memakan seafood karena dia berani menjamin Daniel tidak akan membiarkannya mati.

Setidaknya, Yasmin tidak akan begitu cepat mati.

Setelah seekor binatang menangkap mangsa, ia akan langsung menggigit leher mangsanya atau bermain dengannya sampai ia bosan sebelum memakannya.

Daniel adalah tipe kedua.

Namun, kali ini ketika Yasmin dikurung di ruang sauna dan dipanggang hidup-hidup, dia sungguh mengira Daniel ingin membunuhnya.

Daniel melepaskannya pasti karena Yasmin sudah berkata dia tidak akan melarikan diri lagi.

Dia terlalu mengerikan ....

Yasmin yang teringat pada sesuatu lari kembali ke kamar. Dia mencari paspor dan KTP-nya, tapi dia menyadari kedua benda itu tidak ada.

Dia merasa panik sehingga air mata mengalir, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia tahu kalau paspor dan KTP-nya berada di tangan Daniel dan Daniel tidak akan memberikannya kepada Yasmin.

Tanpa kedua benda itu, bagaimana dia bisa kembali ke sisi anak-anaknya?

Yasmin berkata dia tidak akan melarikan diri lagi, tapi itu hanya rencana sementara ....

Harapan palsu ini membuat Yasmin merasa putus asa sehingga dia kesulitan bernapas.

Seharusnya hari ini dia sudah bisa kembali ke sisi anak-anaknya, sudah bisa memeluk tubuh-tubuh kecil mereka yang lembut dan wangi, mendengar suara mereka yang menggemaskan ....

Yasmin kembali ke tempat tidur, lalu menangis.

Pada saat ini, Yasmin sangat merindukan anak-anaknya.

Dia menunggu langit menggelap untuk menelepon video anak-anak.

Tante Rita yang untuk sementara tidak bisa pergi pasti sangat lelah menjaga tiga anak sendirian.

Yasmin terbangun sampai jam dua pagi yang berarti hampir jam sepuluh pagi di luar negeri.

Dia turun dari tempat tidur untuk mengunci pintu kamar, lalu menuju ke kamar mandi.

Setelah membentuk lapisan pertahanannya, Yasmin baru mengeluarkan ponselnya dari dalam branya. Dia menghidupkan ponselnya, lalu menghubungi nomor Tante Rita. Dalam beberapa saat, teleponnya sudah tersambung.

Wajah cemas Tante Rita memenuhi layar ponsel. "Yasmin ...."

"Mama!"

"Mama!"

"Mama!"

Sebelum Yasmin sempat mengatakan apa-apa, suara putra dan putrinya terdengar. Tiga kepala kecil berdesak-desakan di depan kamera. Mata besar dan indah yang berbinar-binar itu menatap layar.

Ketika melihat wajah-wajah mereka yang lucu, Yasmin hampir menangis. Dia berusaha menahan dirinya sebelum berkata, "Mama di sini. Apa kalian ada mendengarkan Nenek di rumah?"

"Ada!"

"Ada!"

"Ada!"

"Baguslah ...." Yasmin menatap ketiga anaknya dengan sedih. Dengan tangan gemetar, dia hanya bisa menyentuh layar ponsel untuk mengungkapkan kerinduannya.

"Mama, kapan Mama pulang?" tanya Julia, putrinya, dengan lemah dan sedih. Air matanya sudah mau jatuh.

"Mama bilang Mama cepat pulang!" kata Julian, putranya, dengan keras dan marah. Matanya berkaca-kaca.

"Sudah sepuluh hari!" Julius, si putra kedua, yang pendiam tampak kecewa. Air mata juga memenuhi kelopak bawah matanya.

Hati Yasmin terasa sakit sekali.

Dia pun menundukkan kepalanya untuk menenangkan perasaannya yang hampir meluap.

Beberapa detik kemudian, Yasmin mengangkat kepalanya. Dia memaksakan seulas senyuman sambil berkata, "Mama masih ada sedikit urusan di sini. Setelah urusan Mama selesai, Mama pulang. Oke?"

"Berapa lama lagi?" tanya Julian.

Yasmin juga tidak tahu berapa lama lagi, tapi dia tidak boleh memberi anak-anak jawaban sepertinya. "Seharusnya tidak lama lagi. Tapi, Mama janji beberapa hari ini akan menelepon video kalian. Oke?"

"Mama ..." rengek Julia dengan suara serak.

"Sayang, jangan menangis, ya. Mama akan berusaha cepat-cepat pulang. Oke?" Yasmin merasa sangat sedih, seakan-akan ada pisau yang menyayat hatinya.

"Ya ..." jawab Julia dengan tak berdaya. Lalu, dia menghela napas. Kasihan sekali.

"Harus setiap hari!" kata Julian.

Yasmin tidak tahu apa dia bisa menelepon video mereka setiap hari, jadi dia berkata, "Mama usahakan, ya ...."

"Kangen Mama ..." ucap Julius. Sorot matanya tampak redup.

"Mama juga kangen kalian, banget ..." kata Yasmin sambil menahan air mata.

Dia berharap dia bisa langsung melompat ke dalam layar ponsel untuk memeluk anak-anaknya. Kesedihan karena terpisah dari anak-anaknya ini sungguh sulit ditahan.

Meskipun anak-anak baru berusia dua tahun dan belum bisa berbicara dengan lancar, kepintaran mereka jauh melampaui anak-anak seusia mereka.

Yasmin menatap wajah ketiga anaknya. Julia adalah cerminannya, sedangkan Julian dan Julius sepenuhnya adalah cerminan Daniel.

Ini membuat Yasmin merasa makin resah.

Dia tidak akan tidak mencintai mereka hanya karena mereka mirip dengan Daniel. Dia hanya takut putra-putranya akan diambil darinya.

Bagaimana mungkin Daniel memperbolehkan wanita yang dibencinya melahirkan anaknya?

Yasmin mengobrol bersama anak-anaknya, kemudian menemani mereka makan siang.

Anak-anaknya yang baru berusia dua tahun sudah bisa makan sendiri.

Tangan mereka yang mungil memegang sendok, lalu menyuap diri mereka sendiri. Gambar di layar ponsel pun menyembuhkan hati Yasmin sedikit.

Rasa takut dari kemarin juga perlahan-lahan menghilang.

Ketika Yasmin sedang menatap ketiga anaknya dengan kasih sayang, dia tiba-tiba mendengar ada suara dari luar dan itu membuatnya langsung mematung.

Tidak ada suara dari pintu kamar mandi.

Namun, sesuatu yang mengerikan sepertinya sedang perlahan-lahan mengarah ke tempat ini.

Aura di dalam kamar menjadi aneh. Sosok Daniel yang tinggi tiba-tiba muncul. Melihat tidak ada orang di dalam kamar, tatapan matanya yang tajam pun tertuju ke arah kamar mandi yang terang.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Kok yasmin ambil resiko ya pulang kekampung nya, cm hadiri pesta ulang tahun perkawinan tante nya. Kan anak2 nya msh umur 2 thn , msh kecil2 ....malah ditinggal pergi....cerita nya ga logic nih.....lebayyy
goodnovel comment avatar
Jeff Jeff
author otak kemasukan air
goodnovel comment avatar
Sandhya M Achutanair
cerita nya berbelit belit tidak logika aneh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 9

    Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 10

    Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 11

    Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 12

    Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 13

    Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....Yasmin berjalan sendirian.Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi di

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 14

    Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?""Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin."... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas."Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.Hati Yasmin pun terasa hangat.Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....Yasmin pura-pura tidak tahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 15

    Malam ini, Yasmin langsung tinggal di apartemen itu.Setelah mengunci pintu, dia berbaring di tempat tidur.Malam itu, Yasmin baru bisa tidur nyenyak meskipun dia bangun pagi-pagi untuk menelepon video ketiga anaknya.Tempat ini jauh lebih aman daripada Taman Royal.Setelah bekerja beberapa hari di rumah sakit bedah plastik, Yasmin tampak seperti pekerja normal. Dia sama sekali tidak seperti orang yang telah dianiaya.Dia sudah menyelesaikan pekerjaan siang ini. Ketika dia sedang berjalan ke arah kamar mandi, ponselnya bergetar.Yasmin tercengang saat melihat penelepon adalah nomor asing.Dia tidak tahu siapa ini, tapi dia langsung memikirkan Daniel.Kalau itu memang Daniel, Yasmin juga tidak berani mengangkatnya.Yasmin mengangkat telepon, lalu berkata, "Halo?""Yasmin, ini aku."Saraf-saraf tegang Yasmin melonggar. "Oh. Ada apa?""Aku baru keluar dari perusahaan dan kebetulan ada lewat tempatmu. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama?"Yasmin segera mengingat peringatan Daniel mala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 16

    Ada pelanggan yang membuat janji di malam hari, jadi mereka harus bekerja lembur.Pada jam enam, saat Yasmin hendak memakan roti yang dibawanya untuk mengisi perutnya, ponselnya berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum mengangkat telepon tersebut. "Hari ini aku lembur.""Makanya aku kemari untuk mengantarkan makananmu."Yasmin memasuki ruang tunggu dan melihat Martin yang sedang duduk di dalam.Yasmin berjalan menghampirinya, kemudian berkata, "Bukankah sudah kubilang jangan mengantarkan makanan lagi?""Aku hanya sesekali mengantarkan makanan juga nggak boleh?" Saat melihat Yasmin berdiri tercengang di tempatnya, Martin pun meraih pergelangan tangan Yasmin, lalu menariknya.Yasmin menegang karena dirinya disentuh. Lalu, dia duduk di kursi dengan canggung.Dia menatap makanan enak di depannya."Kenapa kamu baik sekali padaku?" tanya Yasmin.Tatapan mata Martin menjadi lembut saat dia berkata, "Terima saja. Kamu nggak perlu merasa tertekan. Ini seperti beberapa tahun lalu saat kamu masi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27

Bab terbaru

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1138

    Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1137

    Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1136

    Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1135

    "Itu nggak ada hubungannya denganku." Ekspresi Evan tampak sinis. "Aku hanya ingin memiliki Akhirat. Betapa serunya mempunyai kendali atas nyawa orang?"Setelah Evan pergi, anak buah memasuki ruang rahasia pada malam itu dan mengawasi Rachel.Rachel merasa ada yang janggal. "Apa lagi yang ingin kalian lakukan?""Kamu lumayan cantik dan aku menyukaimu. Dari awal aku ingin melakukan sesuatu padamu." Anak buah membelai wajah Rachel, lalu mencubitnya. Dia tampak sangat cabul.Rachel bergeming. Berani-beraninya anak buah ini menyentuhnya? Dia sedang berpikir bagaimana dia harus membunuh anak buah ini."Aku sudah mengusir orang-orang di luar. Bagaimanapun kamu berteriak, nggak akan ada yang bisa mendengarmu." Anak buah itu berjongkok, lalu mencium pipi Rachel dan tangannya bahkan mulai meraba.Setelah Rachel mendapatkan informasi itu, dia paham kalau sekarang tidak ada orang di luar.Kalau begitu, apa pria ini memiliki pisau?"Apa kamu tahu ... kalau kata 'seks' adalah malapetaka dari segala

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1134

    Akan tetapi, ada kompartemen tersembunyi di sini.Dinding di sebelah tampak sangat normal, tapi ketika vas antik di sebelahnya dipindahkan, dinding itu terbelah dan memperlihatkan sebuah gua aneh di dalamnya.Di dalam cahayanya redup. Bayangan manusia melewati dinding seperti monster.Kalau dindingnya diperhatikan baik-baik, ada berbagai macam senjata tajam yang tergantung di sana.Di pojok ada seorang wanita meringkuk. Tangan dan kakinya diikat dengan tali nilon. Kulitnya penuh lebam dan luka. Dia menundukkan kepalanya. Rambut panjangnya tergerai sehingga wajahnya tidak terlihat."Angkat kepalamu!" Anak buah mendekat untuk menyepaknya.Wanita itu bergerak sedikit. Dia mendongak dan menunjukkan mukanya.Itu Rachel.Selama ini Daniel tidak menemukan Rachel, tapi ternyata dia berada di sini.Tatapan matanya masih galak. Dia seperti hewan yang dikurung dan tidak bisa melawan.Anak buah berkata, "Tuan Evan, dia nggak mau memberi tahu di mana organisasinya berada."Beberapa tahun yang lalu,

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1133

    Anak-anak pasti ingin menelepon Kakek Buyut untuk berterima kasih padanya karena sudah menghadiahkan mereka helikopter.Begitu menelepon Tuan Besar Samson, Julian yang tadi masih marah pun telah melupakan amarahnya. Dia berbicara dengan kakek buyutnya melalui telepon video.Mereka memuji helikopternya cantik dan berkata setelah mereka dewasa, mereka ingin membawa Tuan Besar Samson mengendarainya ke langit.Tuan Besar Samson tertawa terbahak-bahak.Yasmin melihat anak-anak memegang ponsel dan tampak riang. Kemudian, dia berdiri dan menghampiri Daniel. "Aku ingin berbicara denganmu."Setelah mereka tiba di aula samping tempat piano Irene ditempatkan, Yasmin bertanya, "Kenapa kamu begitu nggak sabar dengan anak-anak?""Anak-anak perlu diajar.""Tentu saja aku tahu anak-anak perlu diajar, tapi mereka baru berusia dua tahun. Apa kamu nggak bisa berbicara dengan baik?" Yasmin tahu betapa hebat dan bijaksananya anak-anaknya. Mereka jelas bukan tipe yang suka mengamuk. Mereka akan patuh selama

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1132

    Terdengar suara pintu ruang kerja terbuka. Daniel keluar, lalu berkata, "Siapkan makan siang.""Baik." Bibi pun pergi."Sudah bangun?" Daniel menghampiri Yasmin. "Apa kamu merasa lebih baik?"Yasmin mengabaikan sifat Daniel yang mudah marah. Kalau Daniel mengkhawatirkannya, kenapa dia melakukan itu kepadanya?Saat Daniel menyentuhnya, apa Daniel tidak peduli sama sekali?"Kenapa kamu nggak bicara?" tanya Daniel.Yasmin tersadar, lalu menjawab, "Aku sudah nggak merasakan apa-apa.""Selesai makan, kita pulang ke Taman Royal. Tuan Besar Samson sudah mengantarkan helikopternya. Anak-anak sudah nggak melihatmu selama dua hari," ujar Daniel.Saat Yasmin memikirkan anak-anaknya, dia mengangguk dengan berat hati.Setelah makan siang, dia pulang ke Taman Royal naik mobil Rolls Royce.Dia diam sepanjang jalan.Dia menjawab hanya ketika Daniel berbicara. Suasana di dalam mobil terasa sangat berat.Setelah mereka tiba di Taman Royal, anak-anak sedang tidur siang.Yasmin langsung menuju ke kamar an

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1131

    Yasmin ingin sekali Helen memberi tahu Daniel kalau Daniel tidak boleh menyentuhnya untuk selamanya. Atau setengah bulan juga boleh.Dengan begitu, dia tidak perlu hidup dalam bayangan yang disebabkan oleh Daniel.Namun, Yasmin tahu kalau dia tidak perlu seminggu untuk pulih. Kalau Helen mengatakan waktunya terlalu lama, jelas kalau Daniel akan menyadari ada yang tidak beres.Setelah Helen pergi, kebetulan Yasmin keluar dari kamar."Kenapa kamu keluar? Kamu terluka, istirahatlah." Daniel ingin meraih tangan Yasmin.Yasmin seolah-olah terkena air panas. Dia langsung menarik tangannya.Ekspresi Daniel menjadi masam. Emosinya mencapai kepala dan seakan-akan itu di luar kendali otaknya.Namun, dia masih menahan diri."Aku mau pergi ke perusahaan. Aku sudah baik-baik saja setelah menaruh obat." Yasmin merasa sangat gelisah setelah pengalaman mengerikan semalam. Setidaknya dia tidak terlalu kuat menolak Daniel.Karena dia tidak berani.Dia tidak ingin benar-benar dihancurkan oleh Daniel ....

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1130

    Ketika Yasmin ingin menangis, pintu kamar mandi dibuka.Yasmin melihat yang masuk adalah pria dengan wajah yang familier dan asing itu. Saking takutnya, Yasmin tanpa sadar melangkah mundur.Daniel menyadari cara berjalan Yasmin aneh. Alisnya berkerut. "Apa kamu terluka? Tunjukkan padaku ....""Jangan mendekat." Yasmin menggelengkan kepalanya. Dia menatap Daniel dengan waswas dan matanya berkaca-kaca. "Jangan ...."Sorot mata Daniel menjadi gelap.Dia tidak pernah bermaksud menyakiti Yasmin.Hanya saja dia sudah merasa sangat tertekan kemarin siang. Malam hari, Yasmin malah masih marah padanya dan bahkan makin kuat melawannya.Itu membuat Daniel hilang kendali.Setelah dia tenang, baru dia menyesalinya."Ini salahku. Aku hilang kendali. Sini, tunjukkan padaku." Daniel melangkah maju.Sementara Yasmin melangkah mundur. "Nggak perlu. Nggak .... Ah!"Tubuhnya ditarik dengan paksa, lalu Yasmin digendong keluar dari kamar mandi. Daniel meletakkannya di atas tempat tidur.Yasmin ingin berdiri

DMCA.com Protection Status