Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin
Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel
Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.
Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti
Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....Yasmin berjalan sendirian.Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi di
Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?""Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin."... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas."Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.Hati Yasmin pun terasa hangat.Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....Yasmin pura-pura tidak tahu
Malam ini, Yasmin langsung tinggal di apartemen itu.Setelah mengunci pintu, dia berbaring di tempat tidur.Malam itu, Yasmin baru bisa tidur nyenyak meskipun dia bangun pagi-pagi untuk menelepon video ketiga anaknya.Tempat ini jauh lebih aman daripada Taman Royal.Setelah bekerja beberapa hari di rumah sakit bedah plastik, Yasmin tampak seperti pekerja normal. Dia sama sekali tidak seperti orang yang telah dianiaya.Dia sudah menyelesaikan pekerjaan siang ini. Ketika dia sedang berjalan ke arah kamar mandi, ponselnya bergetar.Yasmin tercengang saat melihat penelepon adalah nomor asing.Dia tidak tahu siapa ini, tapi dia langsung memikirkan Daniel.Kalau itu memang Daniel, Yasmin juga tidak berani mengangkatnya.Yasmin mengangkat telepon, lalu berkata, "Halo?""Yasmin, ini aku."Saraf-saraf tegang Yasmin melonggar. "Oh. Ada apa?""Aku baru keluar dari perusahaan dan kebetulan ada lewat tempatmu. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama?"Yasmin segera mengingat peringatan Daniel mala
Ada pelanggan yang membuat janji di malam hari, jadi mereka harus bekerja lembur.Pada jam enam, saat Yasmin hendak memakan roti yang dibawanya untuk mengisi perutnya, ponselnya berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum mengangkat telepon tersebut. "Hari ini aku lembur.""Makanya aku kemari untuk mengantarkan makananmu."Yasmin memasuki ruang tunggu dan melihat Martin yang sedang duduk di dalam.Yasmin berjalan menghampirinya, kemudian berkata, "Bukankah sudah kubilang jangan mengantarkan makanan lagi?""Aku hanya sesekali mengantarkan makanan juga nggak boleh?" Saat melihat Yasmin berdiri tercengang di tempatnya, Martin pun meraih pergelangan tangan Yasmin, lalu menariknya.Yasmin menegang karena dirinya disentuh. Lalu, dia duduk di kursi dengan canggung.Dia menatap makanan enak di depannya."Kenapa kamu baik sekali padaku?" tanya Yasmin.Tatapan mata Martin menjadi lembut saat dia berkata, "Terima saja. Kamu nggak perlu merasa tertekan. Ini seperti beberapa tahun lalu saat kamu masi
Sekarang Lauren baru paham kenapa awalnya Evan tidak menyetujui perjalanan bisnisnya, tapi akhirnya dia menyetujuinya.Itu karena dia ingin menyelesaikan wanita yang sedang mengandung anaknya, jadi dia membiarkan Lauren pegri ....Namun, sepertinya Evan tidak pernah menyangka wanita ini akan datang mencari Lauren, 'kan?Dilihat dari ukuran perut wanita ini, seharusnya dia sudah hamil lima bulan.Sedangkan Lauren baru bertemu dengan Evan di Kota Imperial dua bulan yang lalu.Kira-kira sepuluh menit kemudian, Evan baru pulang ke rumah dari perusahaan. Dia menarik dasi di kerah bajunya, kemudian berjalan ke aula.Setelah dia masuk, wanita yang sedang duduk di sofa itu membuat Evan mendadak berhenti dan ekspresinya berubah menjadi kejam.Saat Freya Samali melihatnya, dia berdiri ketakutan. "Ka ... kamu sudah pulang?""Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?" Evan berjalan ke arah sofa sambil melihat ke arah lain. Matanya tertuju ke lantai dua, tapi dia tidak melihat Lauren. "Apa uang yang ku
"Jangan minum banyak." Evan menuangkannya segelas anggur merah.Selesai makan siang, mereka pergi. Mereka naik mobil, lalu meninggalkan Taman Royal.Lauren terhuyung-terhuyung di kursinya dan wajahnya merah. Jelas kalau dia sudah mabuk."Astaga ...." Evan mendekat, lalu matanya menelusuri dari kening Lauren dan akhirnya mendarat ke bibir merahnya. "Kenapa kamu menjadi seperti setelah hanya beberapa teguk anggur?"Lauren membuka matanya. Dia merasa bulu matanya sangat berat."Anggurnya berat ....""Berat?" Evan menertawakannya, kemudian dia mencium Lauren.Setelah terjadi hal yang begitu menyeramkan kemarin, seolah-olah hanya Lauren yang terpengaruh sehingga dia merasa trauma.Dia tidak dapat mengerti fantasi Evan.Bagaimana dia bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?Atau mungkin karena Lauren-lah korbannya .... Pelaku tidak terpengaruh.Sore hari, mereka pulang ke Kota Greya. Lauren sudah tidak bisa pergi ke perusahaan.Dia langsung pulang ke rumah dan tidur.Dia bahkan tidak
Lauren tertawa melihat perilaku mereka yang menggemaskan."Kenapa?" Yasmin tidak bisa melihat."Mereka lucu sekali." Lauren sedikit iri.Anak dalam perutnya juga pernah membawa kebahagiaan dulu. Dia sangat mencintainya, tapi pada akhirnya ...."Apa kamu akan memiliki anak dengan pamanku?" tanya Yasmin."Nggak," jawab Lauren dengan sangat yakin. "Sebenarnya, dulu aku pernah mengandung anak Gilbert. Kemudian, sesuatu terjadi pada Gilbert. Aku pun kehilangan anakku karena kecelakaan .... Mungkin ini hal baik. Kalau aku melahirkan dalam situasi seperti itu, akan sangat susah."Yasmin dapat memahaminya.Kalau Lauren benar-benar ingin selamanya bersama Evan, dia tidak akan memikirkan cara untuk mencelakai Evan.Siapa yang sudi melahirkan anak orang dengan pikiran sinting?"Apa kamu sudah bertemu dengan Winston? Bagaimana masalah itu?" tanya Yasmin."Walaupun ada rekaman percakapan Evan dan Gilbert, itu nggak bisa menjadi bukti. Itu hanya bisa membuktikan kalau mereka memang saudara kandung.
Anak-anak berdiri di sebelah Yasmin dengan patuh.Setelah Lauren turun dari mobil, dia melihat Yasmin bersama anak-anak.Anak-anak terlihat menggemaskan, sementara Yasmin terlihat cantik.Lalu, dia berjalan mendekat bersama Evan."Paman," panggil Yasmin. Dia seolah-olah bisa melihat orang.Anak-anak menyapa dengan sopan, "Kakek, Nenek!"Karena ada Evan, Lauren menahan diri untuk tidak memeluk mereka. Dia takut itu akan membuat Evan menjadi makin sensitif. "Halo, lama tak berjumpa.""Lauren." Yasmin menoleh ke arah suaranya.Lauren melangkah maju, kemudian menatap mata Yasmin. Mata Yasmin terlihat jernih dan indah, tapi tidak fokus. Lauren pun meraih tangan Yasmin, kemudian bertanya, "Apa kata dokter?""Aku baik-baik saja." Yasmin tersenyum. "Pokoknya, mataku akan pulih. Seharusnya nggak akan secepat itu.""Sepertinya kamu sudah terbiasa," ucap Evan."Iya, aku sudah terbiasa dengan kegelapan. Sekarang aku mendengar dari suara. Aku juga familier dengan Taman Royal, jadi aku nggak merasa
"Apaan yang kamu katakan?" Dennis menjadi tidak senang. "Nanti kita bisa bilang kita gagal menangkapnya.""Ya, ini untuk kebaikan Kak Evan." Setelah Zarco selesai berdiskusi dengan Dennis, amarahnya sudah jauh lebih reda.Lalu, dia menoleh ke arah lantai dua. Lauren adalah duri di hati mereka dan harus dicabut!Ini untuk menghindari masalah masa depan!Saat Lauren bangun, hari sudah siang.Dia membalikkan tubuhnya dan melihat di sebelahnya kosong.Setelah terbiasa dengan rasa sakit yang tubuhnya seperti mau rontok, baru dia duduk.Dia memasuki kamar mandi dan melihat dirinya sendiri di cermin. Pipi dan matanya bengkak.Dia hampir tidak bisa mengenal dirinya sendiri.Lauren menyalakan shower, melepaskan pakaiannya dan bahkan tidak ingin melihat bekas di tubuhnya.Itu pasti terlihat mengerikan.Selesai mandi, dia memakai piama dan mengeringkan rambutnya di depan cermin.Ada perasaan takut yang tersisa dari kejadian semalam.Ada yang membuka pintu kamar mandi tanpa izin. Evan melangkah ma
Mobil menuju ke rumah.Lauren duduk merosot di kursi. Cahaya redup di dalam mobil menyinari tubuhnya. Dia seperti boneka kain yang kekuatannya telah terkuras habis.Mobil berhenti di depan pintu rumah. Anak buah keluar untuk membuka pintu mobil. Kemudian, Evan menggendong Lauren yang seperti mayat turun dari mobil.Dia naik ke atas, kemudian melempar Lauren ke kamar yang tadi.Lauren jatuh ke samping tempat tidur. "Ugh ...."Tempat tidur kamar sudah dirapikan, tapi seprai itu masih terikat di tiang pagar pembatas.Evan berjongkok, lalu menggeserkan rambut basah Lauren ke satu sisi.Sentuhan itu seolah-olah terasa panas dan Lauren pun mundur sambil gemetaran.Satu sisi wajahnya sudah membengkak dan dia tampak sangat menyedihkan.Namun, Lauren sudah tidak peduli karena dia telah ketahuan. Dia bertanya pada Evan dengan suara serak, "Kenapa kamu nggak membunuhku? Kamu membunuhku saja! Tenang saja, setelah kamu membunuhku, aku nggak akan mencarimu meskipun aku menjadi hantu.""Lauren, mati
Evan mengangkat celana sedikit sebelum berjongkok di depan Lauren. Dia menatap Lauren dengan matanya yang tajam. "Aku pernah bilang kalau kamu melakukan kesalahan lagi, aku nggak akan mengampunimu, 'kan? Aku sudah pernah mengatakannya, jadi kenapa kamu melakukan kesalahan lagi?! Apa kamu nggak mengerti?"Lauren ketakutan sehingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia duduk di atas lumpur dan wajahnya pucat pasi saat dia berkata, "Aku juga pernah memintamu melepaskanku, tapi kamu nggak melakukannya .... Ya, aku ingin menjebakmu. Gilbert, satu-satunya keinginanku di hidup ini adalah jauh-jauh dari kamu!"Lalu, semuanya menjadi sunyi.Saat Zarco mendengar itu, dia ingin sekali menusuk Lauren. "Tanpa Kak Evan, apa kamu bisa masuk kuliah? Kak Evan sangat baik padamu, tapi apa yang sudah kamu lakukan? Jadi orang nggak boleh nggak tahu berterima kasih!""Kalau waktu bisa memutar kembali, aku nggak akan menyelamatkanmu yang hampir mati di gang. Aku nggak akan meminta uang darimu dan menikah denganmu.
"Menurutku, kamu ingin melarikan diri." Zarco mendorongnya, kemudian berkata, "Lauren, dulu kamu sudah mengkhianati Kak Evan. Sekarang kamu masih ingin mencelakai Kak Evan. Sia-sia Kak Evan memperlakukanmu dengan sangat baik! Apa kamu ini benar-benar orang yang nggak tahu berterima kasih?"Lauren menekan rasa paniknya dan menjelaskan, "Kamu sudah salah paham. Aku sudah bilang aku nggak mengenalnya.""Siapa yang percaya?" Zarco seolah-olah telah melapor kepada atasannya. "Aku sudah memberi tahu Kak Evan dan Kak Evan sedang perjalanan kemari."Lauren ketakutan.Evan datang ke sini ketika sudah larut sekali membuktikan satu hal, yaitu dia datang untuk menghukumnya!Bagaimana ini ...?Zarco mendorong Lauren masuk ke dalam mobil, kemudian mereka menuju ke sebuah rumah.Setelah Lauren turun dari mobil, dia menatap rumah asing itu.Zarco berkata, "Beberapa waktu yang lalu, Kak Evan membeli rumah ini. Kebetulan ini bisa digunakan sekarang. Bagaimanapun juga, sangat merepotkan kalau kita membua
Setelah kemunculan Lauren, baru Calvin mengeluarkan rekaman ini.Setelah rekaman itu berakhir, Lauren bertanya, "Bagaimana? Apa kamu bisa menangkap Gilbert?""Nggak bisa.""Kenapa? Aku bisa membedakan suara Evan dan Gilbert," kata Lauren."Dari awal sampai akhir mereka nggak pernah menyebut nama satu sama lain. Percakapan ini hanya bisa membuktikan hubungan mereka nggak baik dan nggak bisa menjadi bukti untuk menangkap Gilbert. Aku pernah bertemu dengan Evan yang sekarang. Dia jauh lebih kejam dan pintar daripada Evan yang sebelumnya," ujar Winston sambil menggelengkan kepalanya.Lauren pun merasa kecewa.Sebenarnya dia juga tahu kalau hal ini tidak bisa diselesaikan dengan mudah.Dia hanya terlalu ingin terlepas dari mimpi buruk ini, makanya dia penuh dengan harapan.Kalau dia tidak hamil dalam satu, dua atau tiga bulan, bukankah Evan akan mencurigainya?Alasan kegugurannya yang membuatnya kesulitan untuk hamil bisa digunakan berapa lama?"Jangan khawatir. Selama dia masih hidup, past