Setelah panggilannya diangkat, Daniel menatap Yasmin dengan tatapan kejam.Napas Yasmin terengah-engah dan wajahnya pucat. Jelas sekali kalau dia kesakitan. Rasa panik dan takut telah lama menguasai tubuhnya.Yasmin berpikir, Daniel tidak boleh sampai tahu tentang anak-anaknya! Tidak boleh!"Halo, Yasmin? Tadi kenapa teleponnya mati?" tanya Tante Rita dengan bingung.Daniel seakan-akan tidak senang dengan suara wanita asing ini. Lalu, dia memberi kode kepada Yasmin untuk berbicara.Yasmin mengontrol suaranya yang gemetar dan menjawab, "Aku ... nggak apa-apa. Aku sedang bersiap-siap untuk pulang. Aku meneleponmu untuk memberitahumu kalau untuk sementara aku nggak bisa kembali. Aku akan telat membayar utangku.""Dasar kamu ini. Apa hubungannya dengan uang? Yang penting adalah kalau kamu nggak pulang, kesehatanku akan makin memburuk."Yasmin sedikit terkejut dengan kemampuan akting Tante Rita. "Nggak akan. Aku akan berusaha untuk kembali secepat mungkin. Aku ...."Sebelum Yasmin sempat me
Yasmin paham apa maksud Daniel. Ini karena dia telah berjumpa dengan Martin, yang padahal itu juga bukan kehendaknya. Akan tetapi, Yasmin juga tidak bisa menyalahkan Martin."Bawa dia ke ruangan Tuan Victor," perintah Daniel.Pengawal yang berdiri di sebelah pintu pun mendekat.Yasmin gemetaran ketakutan. Martin hendak menghalang pengawal itu, tapi dia malah dihentikan oleh pengawal lain.Pengawal itu menggenggam lengan Yasmin."Ah! Jangan sentuh aku! Aku nggak mau ...." Yasmin sangat takut. Karena panik, dia menendang lutut pengawal itu dengan kuat.Pengawal itu tidak menyangka Yasmin akan menendangnya, jadi genggamannya terlepas.Setelah itu, Yasmin terjatuh ke arah lengan Daniel.Gelas yang berada di tangan Daniel langsung tertabrak sehingga cairannya tumpah, kemudian membasahi jemarinya yang lentik dan kuat.Suasana di dalam ruangan segera menjadi berat.Suara Yasmin bergetar ketakutan, "A ... aku akan mengelapnya!" Dia buru-buru mengambil handuk di atas meja kopi untuk mengelap ta
Pertanyaan Daniel membuat Martin terdiam. "Aku nggak tega melihat Yasmin diperlakukan seperti itu olehmu. Dia nggak bersalah.""Bagiku, nggak ada orang yang nggak bersalah," kata Daniel dengan sinis.Yasmin didorong masuk ke sebuah ruangan, lalu pintunya langsung dikunci. Bagaimanapun Yasmin mencoba untuk membuka pintu, pintunya tidak bisa dibuka.Yasmin merasakan ada pergerakan di belakang, jadi dia menoleh. Seorang pria gemuk keluar dari kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk, jadi Yasmin bisa melihat semua lemaknya.Mata Victor berbinar-binar ketika dia melihat wanita yang sangat cantik, apalagi wanita itu sedang mengenakan pakaian yang disukainya. "Ternyata klub ini mempunyai wanita secantik kamu. Sepadan dengan biaya keanggotaanku yang berharga 10 miliar!"Yasmin ketakutan sampai dia menempel tubuhnya ke pintu. "Ja ... jangan mendekat! Aku bukan karyawan klub. Aku ... aku ditangkap orang kemari. Selama kamu nggak menyentuhku, aku akan berterima kasih padamu!""Aku nggak perlu ra
Yasmin berhenti. Dengan mata yang memerah, dia menoleh ke belakang untuk melihat Martin, lalu menjawab, "Masih. Terima kasih, tapi aku bisa melindungi diriku sendiri. Satu hal lagi, orang yang membeli Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita adalah ... Daniel."Martin tercengang. "... Dia?""Jadi, jangan kemari lagi." Yasmin memalingkan wajahnya kembali, kemudian beranjak pergi.Martin berdiri di tempatnya dan kesulitan mencerna berita yang baru didapat.Kalau Daniel-lah yang telah membeli Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, itu berarti pemilik Grup Naga adalah Daniel ....Martin tidak pernah menyangka kalau orang itu adalah Daniel. Bagaimana Daniel bisa menjadi pemilik Grup Naga yang sangat berkuasa ...?Yasmin mengatakan yang sebenarnya agar Martin tidak datang ke rumah sakit bedah plastik ini yang berada di bawah pengawasan dan kendali Daniel lagi. Selain itu, agar dia tidak melakukan perlawanan yang tidak berguna. Martin pasti akan berada di posisi yang tidak menguntungkan kalau dia bermusuh
Yasmin berpikir Daniel pasti tidak akan melepaskannya kecuali dia mati ...."Yasmin, besok akan ada makan malam besar di rumah Tante. Datang, ya," kata Klara."Makan malam besar?""Anak benar-benar melupakan ulang tahun orang tuanya. Sia-sia Tante membesarkanmu. Padahal Tante mengingat hari ulang tahunmu, loh," kata Klara sambil mencolek hidung Yasmin.Yasmin baru tersadar. Akan tetapi, apa dia boleh pergi?Daniel tidak mengizinkan Yasmin menjumpai orang Keluarga Guntur, terutama tantenya.Namun, besok adalah hari ulang tahun tantenya. Yasmin terlalu kejam kalau tidak pergi."Tenang saja. Yang ikut makan malam hanya kamu, aku dan pamanmu. Daniel nggak akan mengunjungi rumah lama. Kamu boleh pergi setelah makan. Nggak ada yang akan tahu."Hati Yasmin tergerak. Dia pun berkata, "Baiklah. Nanti aku datang."Dia benar-benar tidak bisa menolak tantenya.Lagi pula, mereka hanya akan makan malam. Yasmin akan pergi setelah makan. Seharusnya Daniel tidak akan sadar dalam waktu yang begitu singk
"Ada apa?" Jason berjalan menghampiri Klara. Kemudian, dia melihat Daniel yang tidak pernah kembali ke rumah Keluarga Guntur lagi setelah dia memutuskan hubungannya dengan ayahnya. "Daniel?"Para pengawal langsung masuk ke dalam rumah dan menabrak Klara yang berada di depan pintu.Untungnya, Jason tangkas dan segera memegang Klara."Daniel, ngapain kamu?" kata Jason dengan kesal.Daniel mengabaikan mereka dan langsung berjalan masuk.Tidak ada yang berubah dengan interior rumah lama, tapi Daniel tidak menemukan mangsa yang dicari.Dia pun berbelok ke ruang makan.Meja makan penuh dengan makanan-makanan lezat, tapi hanya ada dua set piring.Pengawal yang menggeledah rumah lama itu menghampiri Daniel, lalu berkata, "Tuan Daniel, dia nggak ada di sini."Daniel menyipitkan mata tajamnya yang memancarkan bahaya.Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengeceknya. Kemudian, seulas senyuman sinis tersungging di bibirnya.Tubuhnya yang tinggi berbalik sambil berkata, "Ayo pergi!"Daniel masuk ke dal
"Aku nggak pergi ke mana-mana?" jawab Yasmin dengan bingung. "Tadi aku mandi dan baru selesai. Lalu, tiba-tiba kamu menendang pintuku ...."Penampilan Yasmin memang seperti orang yang baru selesai mandi. Dia sedang memakai pakaian tidur dan rambutnya yang masih basah dibungkus dengan handuk."Tapi, bagaimana kamu tahu kalau aku tinggal di sini?" tanya Yasmin dengan curiga.Daniel merasa tidak ada yang aneh dengan ekspresi Yasmin. Dia melangkah maju, lalu menjambak rambut Yasmin."Ugh!" Kepala Yasmin terangkat dengan paksa."Apa kamu sedang bermain-main di belakangku?""Ng ... nggak ...." Yasmin tidak akan mengaku kecuali dia ingin mati! "Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh periksa ... CCTV depan. Setelah aku pulang, aku nggak pergi ke mana-mana.""Ingin bermain, ya?" Daniel menangkap rahang Yasmin dan hampir meretakkan tulangnya.Yasmin menahan rasa sakit sambil menggertakkan giginya. Lalu, dia mengerang kesakitan."Kamu kira kamu sudah bisa melarikan diri untuk beberapa waktu karena
Begitu ponsel Yasmin dihidupkan, ia berdering.Peneleponnya adalah Klara.Yasmin mengangkat panggilannya. "Tante ....""Yasmin, apa kamu baik-baik saja? Apa Daniel menangkapmu? Aku sampai nggak berani meneleponmu.""Aku sudah sampai rumah. Jangan khawatir."Klara berkata, "Baguslah. Daniel benar-benar sulit ditebak. Demi menangkapmu, bisa-bisanya dia datang ke rumah lama. Aku kira dia nggak akan muncul lagi selamanya!"Yasmin menurunkan pandangannya. Apa ada tempat di Kota Imperial yang tidak bisa dikunjungi Daniel? Meskipun Daniel ingin melenyapkan Keluarga Guntur, itu semudah menekan seekor semut."Tenang saja, Yasmin. Tante pasti akan memikirkan cara untuk menyelamatkanmu dari penderitaan ini!""Tante, aku akan menangani urusanku sendiri ....""Meskipun begitu, Tante juga harus memikirkan cara untukmu. Tante nggak bisa membiarkanmu terus ditindas!"Setelah selesai telepon, Klara kembali ke ruang tamu. Jason sedang duduk dengan ekspresi masam."Aku nggak menyangka Daniel sampai sekar