"Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam."Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.Pandangannya mulai kabur, tapi sosok
Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin
Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel
Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.
Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti
Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....Yasmin berjalan sendirian.Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi di
Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?""Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin."... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas."Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.Hati Yasmin pun terasa hangat.Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....Yasmin pura-pura tidak tahu
Malam ini, Yasmin langsung tinggal di apartemen itu.Setelah mengunci pintu, dia berbaring di tempat tidur.Malam itu, Yasmin baru bisa tidur nyenyak meskipun dia bangun pagi-pagi untuk menelepon video ketiga anaknya.Tempat ini jauh lebih aman daripada Taman Royal.Setelah bekerja beberapa hari di rumah sakit bedah plastik, Yasmin tampak seperti pekerja normal. Dia sama sekali tidak seperti orang yang telah dianiaya.Dia sudah menyelesaikan pekerjaan siang ini. Ketika dia sedang berjalan ke arah kamar mandi, ponselnya bergetar.Yasmin tercengang saat melihat penelepon adalah nomor asing.Dia tidak tahu siapa ini, tapi dia langsung memikirkan Daniel.Kalau itu memang Daniel, Yasmin juga tidak berani mengangkatnya.Yasmin mengangkat telepon, lalu berkata, "Halo?""Yasmin, ini aku."Saraf-saraf tegang Yasmin melonggar. "Oh. Ada apa?""Aku baru keluar dari perusahaan dan kebetulan ada lewat tempatmu. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama?"Yasmin segera mengingat peringatan Daniel mala
"Walaupun cucu itu sudah nggak ada, Tuan Besar masih memiliki cucu satu lagi. Nona Yasmin bahkan memiliki tiga anak kembar," ujar pengurus rumah.Juan pun memikirkan Yasmin dan ketiga anaknya.Selain itu, Yasmin adalah anak dari putra pertamanya.Kalau bukan karena keputusan Andy, mereka juga tidak akan bertengkar sampai seperti ini."Setelah Andy meninggal dunia, aku nggak pernah mengunjunginya. Ayo kita pergi ke tempatnya.""Baik."Juan naik mobil dan langsung pergi ke kuburan. Dia baru saja turun dari mobil, lalu dia melihat seorang wanita yang sudah mencapai anak tangga tertinggi.Wanita itu membelakanginya dan sedang memegang tongkat. Dia perlahan-lahan berjalan ke depan sambil memegang bunga.Seorang pria mengikutinya dari belakang. Pria itu sedang memegang banyak makanan.Wanita itu bukanlah orang lain, melainkan Yasmin.Yang mengikutinya adalah seorang sopir.Semenjak Yasmin hilang ingatan, dia tidak pernah mengunjungi orang tuanya.Setelah ingatannya kembali, dia pun menunda k
Apalagi orang dengan status seperti Evan.Kalau hal itu tersebar keluar, apa mungkin ada yang salah dengan penerus Grup Samson?Bukankah itu akan menjadi bahan tawa orang lain?Evan tidak mungkin tidak pernah memikirkan itu.Saat Lauren merasa sangat yakin, dia mendengar Evan berkata pada dokter, "Beri aku daftar tes.""Baik." Dokter pun pergi memberinya daftar tes.Setelah mereka keluar, Lauren masih terdiam karena dia tidak menyangka Evan akan melakukan pemeriksaan.Lalu, pergelangan tangannya ditarik.Lauren bertanya "Ngapain kamu? Bukankah kamu ingin melakukan pemeriksaan?"Setelah itu, dia langsung ditarik Evan ke kamar mandi khusus. Baru dia paham apa yang ingin dilakukan Evan.Lauren berbalik dan hendak melarikan diri.Evan menahan pintu dengan kakinya. "Hanya ada kita berdua di sini. Kamu nggak perlu malu."Rasa ingin Lauren untuk melarikan diri sangat kuat.Hasil tes sudah keluar dan tidak ada yang salah dengan Evan.Lauren hanya sengaja mempersulit Evan. Bagaimanapun juga, be
Karena Freya gagal melahirkan anaknya, rencana Lauren pun gagal.Untuk selanjutnya, apa dia akan dipaksa punya anak oleh Evan?"Karena kita sudah berada di rumah sakit, kamu sekalian melakukan pemeriksaan saja." Evan malah makin tergesa-gesa.Lauren menoleh dengan wajah pucat. Dia menatap Evan dan menggelengkan kepalanya. "Nggak mau. Aku nggak akan melahirkan anakmu. Aku nggak mau ....""Aku sudah membuat janji dengan dokter."Mobil berhenti di depan pintu masuk rumah sakit. Evan menggendong Lauren dan langsung pergi ke bagian obstetri.Lauren meronta sehingga lemas. Pertama, dokter mengambil darahnya, kemudian dia dimasukkan ke ruang pemeriksaan.Saat dokter hendak duduk dan melakukan pemeriksaan, Evan langsung melambaikan tangannya dan meminta dokter bangun. Dia sendiri duduk di depan alat dan berkata, "Sarung tangan."Dokter segera memberi Evan sarung tangan sekali pakai.Evan memakainya sambil berkata, "Kalau dia melawan, kalian berdua tahan dia. Beri tahu aku apa yang harus kulaku
"Karena itu, Tuan Evan memperlakukanku seperti ini!""Apa yang telah dia lakukan padamu?"Freya sangat ketakutan begitu dia memikirkannya. "Aku sedang tidur dengan nyenyak pada malam hari, tapi kemudian perutku terasa sangat sakit dan bahkan berdarah. Aku berteriak meminta tolong, tapi nggak ada yang peduli. Kemudian, Tuan Evan memasuki kamarku dan menginjak perutku. Anakku pun gugur .... Bagaimana ini nggak ada hubungannya denganmu?"Lauren langsung berhenti bernapas dan sekujur tubuhnya menjadi dingin.Dia tidak bisa membayangkan adegan itu. Kejam sekali!Bagaimana Evan bisa melakukan itu ...?Freya mengelus perutnya yang sudah kosong dan dia terlihat murung. "Awalnya aku nggak tahu aku hamil anak siapa. Aku berpikir karena aku sudah hamil, aku mau melahirkannya. Bagaimanapun juga, ini anakku. Tapi ... aku lupa kalau hamil perlu uang yang banyak. Karena itu, aku terpaksa kembali ke bar itu untuk mencari tahu siapa pria yang tidur denganku. Aku juga ingin melindungi anakku ...."Laure
Evan memeluk Lauren, lalu meletakkan tangannya di atas perut Lauren. "Setelah kakimu sembuh, aku akan membawamu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan."Lauren merasa panik. "Freya sedang hamil anakmu. Apa kamu perlu begini terburu-buru?"Evan hanya tertawa. "Tidurlah."Besok pagi, Lauren menyadari sarapan yang diantar hari ini kembali lezat.Kenapa?Dia bukannya tidak tahu makanannya bermasalah karena itu perintah Freya. Kemarin saja dia tidak dapat sarapan, jadi dia mengira pelayanan hari ini akan makin buruk.Saat makan siang, semuanya tetap tampak lezat. Ada berbagai lauk dan piringnya sangat penuh. Dia bahkan tidak akan bisa menghabiskannya dalam tiga hari.Lauren makin merasa ada yang tidak beres. "Apa Freya sedang makan di bawah?"Ekspresi pembantu tampak mencurigakan."Apa yang terjadi?" tanya Lauren."Semalam Nona Freya bilang dia sakit perut dan sepertinya dia juga berdarah. Jadi, semalam dia diantar ke rumah sakit," kata pembantu.Lauren terkejut. "Kenapa itu bisa terjad
Besok pagi, Lauren tidak makan sarapan.Sampai makan siang.Setelah jam lima sore, Lauren pergi makan sendiri.Dia menuruni tangga sambil menahan rasa sakit.Setelah dia tiba di bawah, dia sangat lelah sehingga dia berkeringat."Lauren, kenapa kamu turun? Bukankah kamu nggak bisa turun dari tempat tidur karena kakimu?" Freya berjalan mendekat sambil memegang perutnya yang besar."Aku takut pembantu lupa mengantar makanan lagi, jadi aku turun untuk makan." Lauren menuju ke ruang makan."Tunggu." Freya menghalanginya. "Lauren, lebih baik kamu kembali ke atas dan menunggu makananmu. Kalau terjadi apa-apa pada kakimu dan itu merepotkan Tuan Evan, Tuan Evan akan marah.""Yang nggak senang dia, kenapa kamu khawatir?""Kamu ...." Freya menjadi kesal. "Lauren, kamu harus tahu diri di sini. Kamu nggak mungkin bisa hanya dengan mengandalkan wajah cantikmu. Lebih baik kamu jangan menyinggungku atau aku akan meminta Tuan Evan mengusirmu.""Ternyata kamu sangat hebat, ya? Coba saja. Aku sangat mena
Yasmin adalah cucu kandungnya, jadi mereka tidak seharusnya begini asing.Saat Juan memikirkan Yasmin, dia akan mengingat putranya yang tidak pernah bertanya tentang ayahnya.Hatinya akan selalu terasa berat.Freya melihat mobil Juan melaju pergi sehingga dia tidak bisa melihatnya, lalu dia berkata pada pembantu di sebelah, "Apa kamu mendengarnya? Tuan Besar Samson sangat menyukai anak di dalam perutku ini. Dia memintaku melahirkannya! Di rumah ini, kamu sudah mengerti siapa yang ke depannya baru akan menjadi Nyonya Samson, 'kan? Seharusnya kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan tanpa perlu kuajari, 'kan?""Ya."Setelah Lauren selesai menonton film, dia merasa lapar.Dia melihat jam. Sudah hampir jam 12 siang.Kenapa belum ada yang mengantar makanan ke kamarnya?Dia tidak dilupakan, 'kan?Lauren melihat Miumiu yang sedang berlari-lari di dalam kamar. Dia turun dari tempat tidur, lalu menggendong Miumiu ke kamar mandi."Kamu membuang air kecil seperti ini saja. Kakiku terluka, jadi
Freya tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. "Eh, kenapa kamu mengantarkannya ke sini? Bagaimana Lauren akan berpikir? Nggak apa-apa kalau aku makan lebih telat."Lauren berpura-pura tidak menyadari kalau Freya sedang pamer dan hanya fokus menonton televisi.Dalam hati, dia berpikir Evan berkata kalau dia tidak peduli dengan anak ini, tapi sebenarnya dia sangat peduli.Walaupun Freya tidak pamer, Lauren juga tahu kalau Freya diberikan sarang burung setiap hari.Pembantu melihat Freya menghabiskan sarang burungnya, baru dia pergi sambil mengambil mangkuknya."Sebentar." Melihat pembantu itu hendak pergi, Freya berkata, "Ambilkan satu mangkuk untuk Lauren."Pembantu itu berkata, "Sudah habis."Freya tampak canggung.Lauren berkata, "Aku nggak perlu. Kamu hamil, jadi kamu lebih memerlukannya."Freya merasa canggung untuk Lauren. Dia tidak berpikir kalau tidak ada sarang burung yang tersisa untuk Lauren. Inilah yang diinginkannya."Aku akan memberi tahu Tuan Evan besok agar kamu juga dap
Lauren menatap tatapan mata sinis Evan.Itu karena Miumiu berlari ke arah sana ...."Aku nggak menendangnya sampai mati sekarang itu karena kamu." Evan duduk di tepi tempat tidur, lalu menatap Lauren dan berkata, "Apa nyawa seekor anjing begitu penting?""Ketika aku depresi dulu, Miumiu yang menemaniku, baru aku bisa sembuh," kata Lauren."Lain kali jaga dia baik-baik atau aku akan memasaknya." Evan membelai pipi Lauren dan berkata, "Jangan lupa kalau aku yang menyelamatkanmu tadi.""Evan, jadi orang tolong lebih masuk akal. Kalau bukan karena kamu menahanku di sini, apa hal tadi akan terjadi? Aku nggak akan berterima kasih padamu!" kata Lauren dengan marah.Dia takut Evan yang gila benar-benar akan melakukan itu.Ekspresi Evan tampak masam. Dia berdiri, kemudian menendang meja samping tempat tidur dengan kuat.Bam! Bahkan lampu di atas jatuh. Lauren pun kaget.Saat dia menoleh, Evan sudah keluar dari kamar.Malam hari, Miumiu yang lelah tidur di dalam laci dengan pulas.Indra penciuma