Share

Bab 6

Penulis: Chestnut
Setelah mendengar ucapan tantenya, Yasmin merinding.

"Yasmin? Kenapa kamu tanya soal ini?" Klara yang mendengar ujung telepon hening merasa aneh.

"Ng ... nggak apa-apa." Yasmin berusaha mengontrol suaranya yang gemetar. "Aku hanya ingin tahu ...."

"Kapan kamu pulang? Tante sendiri akan memasakkan makanan enak untukmu."

"Beberapa hari lagi. Nanti aku akan menelepon Tante."

"Baiklah. Tante tunggu, ya."

Setelah mengakhiri panggilan, Yasmin duduk di atas kloset dan wajahnya terlihat pucat.

Dia mengira Daniel hanyalah orang kaya biasa, tapi ternyata kekuasaan Daniel di Kota Imperial sangat kuat.

Tidak, meskipun begitu, Yasmin lebih harus melarikan diri.

Selama dia bisa lari ke luar negeri, Daniel tidak akan bisa menemukannya.

Yasmin akan meminta tantenya mengirim paspornya ke bandara. Semuanya akan baik-baik saja selama Yasmin bisa lari dari Teluk Bulan.

Akan tetapi, bagaimana dia bisa pergi dari tempat ini?

Dua hari kemudian saat makan malam, Yasmin duduk di meja makan dan menyapu pandangannya ke makanan yang di atas meja.

Setelah memakan sesuap nasi, Yasmin mengontrol rasa paniknya sambil meraih sebuah lauk dengan sendoknya. Ketika dia mendekatkan sendok ke hidungnya dan mencium wangi seafood, dia kesulitan menahan rasa takutnya sehingga tangannya yang sedang memegang sendok pun gemetar.

Namun, Yasmin masih memaksakan diri untuk memasukkan sendok ke mulutnya. Dia mengunyah dengan perlahan sebelum menelan.

Seorang pelayan yang berdiri tidak jauh dari Yasmin menatap heran Yasmin memakan lauk yang dicampur dengan kaldu seafood. Pelayan itu berpikir apakah Yasmin sudah tidak bisa tahan lagi?

Dia segera keluar dari ruang makan untuk mencari Tony, lalu berkata, "Pak, Nona Yasmin sudah mulai makan lauk!"

Tony menatap pelayan itu dengan ekspresi serius. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan meminta pelayan itu tetap mengawasi di ruang makan. Tony menelepon dan berkata, "Tuan Daniel, Nona Yasmin sudah memakan lauknya."

Di kantor yang terletak di lantai paling atas gedung pencakar langit, Daniel sedang duduk di kursi hitam dengan ponselnya menempel di telinganya. Tatapan matanya tampak tajam saat berkata, "Apa sudah ada reaksi?"

"Ini ...." Sebelum Tony sempat menjawab Daniel, terdengar suara sesuatu pecah dari ruang makan. Tony pun segera pergi ke sana.

Piring-piring pecah di lantai, nasi dan sayuran berserakan di mana-mana.

Yasmin yang berada di sebelah sedang berlutut di lantai sambil terbatuk-batuk.

Dengan cepat muncul ruam merah di lengannya yang terekspos.

Tony segera berkata ke ponselnya, "Tuan Daniel, sudah ada reaksi."

Daniel tersenyum sinis sambil berkata, "Antar dia ke rumah sakit."

"Baik."

Yasmin dipapah ke dalam mobil. Dia bersandar ke jendela mobil dengan lemah. Melihat pemandangan di luar yang bergerak dengan cepat, matanya pun berkelip meskipun dia sedang menahan rasa sakit.

Belum sampai sepuluh menit mobil bergerak, ruam merah sudah menjalar ke leher dan wajah Yasmin, apalagi tubuhnya yang berada di balik pakaian.

Ini masih masalah kecil, nanti akan terjadi hal yang lebih serius.

Yasmin mulai sulit bernapas, seolah-olah ada orang yang mencekik lehernya. Alisnya terus berkerut dan tubuhnya mulai mengejang.

Ajal sudah dekat.

Tidak, dia tidak boleh mati. Dia masih mempunyai tiga anak yang lucu. Mereka tidak boleh tidak punya ibu ....

Namun, sebelum Yasmin sampai di rumah sakit, dia sudah mengalami syok. Jadi, dia langsung dilarikan ke ruang IGD.

Helen terkejut melihat Yasmin. Dia sudah menjadi dokter bertahun-tahun, tapi ini pertama kalinya dia melihat kasus alergi yang sangat serius. Kalau telat sedikit lagi, Yasmin pasti sudah mati.

Helen Anggono yang merupakan dokter pribadi Daniel pun segera menyelamatkan Yasmin.

Ada aura suram mengelilingi udara rumah sakit yang sunyi senyap saat tengah malam ini. Perasaan itu dapat dirasakan sehingga membuat bulu kuduk berdiri.

Pintu kamar VIP terbuka dan sebuah bayangan mendekati ranjang rumah sakit, lalu menyelimuti tubuh orang yang sedang berbaring itu.

Masker oksigen Yasmin telah dilepaskan dan napasnya stabil.

Namun, masih ada bintik-bintik merah di wajahnya yang putih.

Daniel menumpukan tangannya di kedua sisi tubuh Yasmin seperti binatang buas.

"Bagaimana rasanya?" tanyanya dengan suara sinis.

Mata Yasmin masih terpejam dan tidak ada respons darinya.

"Sayang sekali aku nggak bisa melihat tampangmu yang kesakitan. Tapi, masih ada lain kali, kok," ujar Daniel.

Yasmin perlahan-lahan terbangun, kemudian menoleh. Matanya tertuju pada jendela kaca yang terang.

Hari sudah pagi.

Bau obat yang menyengat memenuhi udara di ruangan ini. Yasmin pun tahu di mana dirinya.

Dia menghela napas lega di dalam hati. Akhirnya dia sudah keluar dari Teluk Bulan.

Yasmin duduk, kemudian meraba wajahnya yang masih sedikit merah.

Ada suara ketukan pintu sebelum Helen masuk. Melihat Yasmin sudah bangun, Helen berkata, "Sudah nggak apa-apa. Ruam merah di badanmu juga akan hilang setelah kamu memakai obat selama dua hari."

Yasmin tercengang menatap Helen.

"Namaku Helen Anggono. Aku adalah direktur rumah sakit ini dan juga dokter pribadi Tuan Daniel."

Yasmin kaget. Dokter pribadi Daniel bahkan seorang direktur rumah sakit.

Helen merasa penasaran dengan Yasmin.

Ini pertama kalinya Daniel mengantarkan seorang wanita kepada Helen. Tony dari Taman Royal bahkan sampai ikut datang.

Ini membuat Helen merasa Yasmin bukanlah wanita biasa.

Semalam Helen tidak dapat melihat wajah Yasmin dengan jelas karena alerginya. Sekarang bengkaknya sudah mereda, jadi wajah Yasmin yang mulus dan cantik sudah terlihat.

Kalau melihat wanita secantik Yasmin berdiri di samping Daniel, orang lain dapat dengan mudah mengira mereka adalah sepasang kekasih.

"Istirahatlah. Kalau ada apa-apa, tekan bel dan aku akan kemari."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Setelah melihat pintu ditutup, Yasmin mulai berpikir.

Dokter pribadi Daniel berarti dia adalah orang Daniel. Yasmin pasti tidak akan mencari Helen.

Yasmin berharap Daniel tidak muncul selamanya.

Dengan begitu, peluangnya untuk melarikan diri makin bagus!

Yasmin rela makan seafood yang sangat membuatnya takut hanya agar dia mempunyai kesempatan untuk melarikan diri.

Kalau tidak, walaupun dia mempunyai sayap, dia tidak akan bisa keluar dari Taman Royal yang dijaga ketat.

Setelah waktu makan siang, seorang suster datang untuk menginfus Yasmin.

Setengah jam kemudian, suster itu datang lagi.

Yasmin menatap suster yang sedang menundukkan kepala di depannya itu, lalu matanya berkelip.

Sepuluh menit kemudian, seorang suster berseragam dan bermasker keluar sambil memegang selang yang sudah dicabut dan sebuah botol obat.

Ketika suster itu melewati tempat sampah daur ulang medis, dia membuang benda-benda itu. Alih-alih pergi ke konter perawat, dia malah berjalan ke lift.

Karena orang itu bukanlah suster.

Yasmin yang sedang menyamar memasuki lift. Saat pintu lift hendak tutup, tangan seseorang langsung menghentikannya.

Yasmin sangat terkejut sampai jantungnya hampir berhenti berdetak.

"Maaf." Orang yang masuk ternyata adalah dokter lain.

Yasmin tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.

Setelah tiba di lantai tiga, Yasmin menekan sebuah tombol. Pintu lift terbuka, lalu dia keluar.

Kemudian, dia menuruni tangga darurat. Dia berjalan sambil melepaskan seragam perawatnya. Setelah itu, dia langsung berjalan ke arah pintu keluar.

Yasmin menghentikan sebuah taksi, kemudian langsung menuju ke bandara.

Yasmin mengeluarkan ponsel dari branya. Dia mengaktifkan ponselnya, kemudian menelepon Klara. "Tante, apa kamu sudah sampai di bandara?"

"Sudah. Di mana kamu?"

"Sebentar lagi sampai. Tunggu aku, ya." Yasmin mengakhiri panggilan, kemudian mendesak sopirnya. "Maaf, apa Bapak bisa bawa lebih cepat? Aku buru-buru."

Saat rencana itu terbentuk di benaknya, Yasmin pun menelepon tantenya, lalu memintanya pergi ke bandara untuk membeli tiket Yasmin dan menunggu.

Bab terkait

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 7

    Klara sedang berdiri tidak jauh dari pintu metal detektor. Dia tidak mengerti kenapa Yasmin ingin cepat-cepat pergi. Seakan-akan ada hantu yang mengejar Yasmin.Setengah jam kemudian, Klara melihat ada orang yang berlari ke arahnya.Yasmin mengontrol napasnya yang terengah-engah sebelum berkata, "Tante, berikan tiketnya." Lalu, dia mengambil paspor, KTP dan tiket pesawat yang telah disiapkan tantenya."Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?" tanya Klara.Orang bodoh pun tidak akan tertipu kalau Yasmin menjawab tidak apa-apa."Guruku menyuruhku pulang. Untuk sementara aku nggak tahu ada apa, tapi lumayan mendesak." Yasmin sejak awal telah menyiapkan alasannya.Di usianya yang sekarang, Yasmin memang belum wisuda sebab sebelumnya dia cuti sekolah karena hamil.Alasan Yasmin terdengar masuk akal, tapi Klara masih belum ingin Yasmin pergi. Klara menarik tangan Yasmin dengan enggan sambil berkata, "Yasmin, setelah kamu pulang, kamu hanya setor muka di pesta sebentar sebelum kamu pergi. L

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 8

    "Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam."Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.Pandangannya mulai kabur, tapi sosok

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 9

    Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 10

    Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 11

    Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 12

    Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 13

    Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....Yasmin berjalan sendirian.Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi di

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 14

    Yasmin menurunkan pandangannya sambil tersenyum tipis. "Oh, ya?""Dengar-dengar ... kakakku juga ada menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Paman. Dia nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Martin."... Nggak. Aku nggak tinggal lama di pesta itu ...." Yasmin tidak ingin berbicara tentang Daniel.Hanya dengan mengungkit nama Daniel saja cukup membuat Yasmin ketakutan dan sulit bernapas."Kalau dia ada melakukan apa-apa padamu, beri tahu aku. Aku akan membantumu," ujar Martin.Hati Yasmin pun terasa hangat.Dulu ketika Yasmin tidak berdaya, Martin pernah membantunya. Jadi, meskipun beberapa tahun telah berlalu, Yasmin bisa langsung mengenali Martin.Kini saat Yasmin disiksa tanpa ampun oleh Daniel, dia bertemu dengan Martin lagi. Selain itu, Martin telah membantunya mendapat pekerjaan di rumah sakit bedah plastik. Yasmin sungguh berterima kasih pada Martin.Mungkin, ketika seseorang merasa putus asa, mereka tanpa sadar akan mencari tempat yang aman ....Yasmin pura-pura tidak tahu

Bab terbaru

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1181

    "Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1180

    "Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1179

    Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1178

    "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1177

    Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1176

    Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1175

    "Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1174

    "Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1173

    "Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status