Share

Bab 2

Author: Chestnut
last update Last Updated: 2023-10-27 16:23:59
Kalau Yasmin berlari masuk ke gang itu, dia hanya akan bertemu dengan jalan buntu.

Jadi, Yasmin berlari ke jalan raya pintu masuk gang. Selama dia bisa menghentikan taksi di jalan, dia akan bebas!

Akan tetapi, setelah Yasmin tiba di jalan raya, menghentikan taksi bukanlah hal yang mudah.

Namun, orang-orang di belakang tidak berhenti mengejarnya.

Yasmin berusaha mencari tempat untuk bersembunyi.

Dalam keadaan panik, dia melihat ada sebuah mobil Rolls Royce hitam parkir di seberang jalan. Mobil yang seperti binatang buas yang sedang tidur dalam kegelapan itu pun tiba-tiba menarik perhatian Yasmin.

Tanpa berpikir panjang, dia berlari ke arah situ lalu bersembunyi di sisi lain mobil.

Yasmin bersandar pada mobil itu dengan napas yang terengah-engah. Seluruh mobil itu hitam gelap sehingga dia hanya bisa melihat bayangannya sendiri yang panik.

Ponsel yang berada di dalam tasnya tiba-tiba berdering. Yasmin yang terkejut segera mengeluarkan ponselnya untuk mengangkat telepon. Kemudian, dia diam-diam mencondongkan tubuhnya untuk melihat ke arah seberang. Namun, dia melihat pengawal-pengawal yang masih mencarinya itu, lalu buru-buru bersembunyi kembali.

Klara yang berada di ujung telepon bertanya, "Yasmin, di mana kamu? Aku nggak melihatmu di kamar mandi?"

"Tante, aku ... aku pulang dulu."

"Pulang? Pulang ke hotel? Kamu ikut Tante pulang rumah, loh! Aku sudah menyiapkan kamar untukmu dan masih kamar yang dulu ...."

Yasmin yang sedang mendengar tantenya merasa ada pergerakan di belakang, sebuah suara yang kecil dan itu adalah suara jendela mobil yang diturunkan.

Sekujur tubuh Yasmin mematung. Dia pun mendengar telepon sambil menoleh kepalanya ke belakang.

Dia melihat jendela mobil perlahan-lahan turun, lalu muncullah wajah pria yang tampan. Meskipun gelap, wajah itu tetap menarik perhatian.

Saat bertatapan dengan mata yang sinis itu, Yasmin langsung berhenti bernapas. Dia juga tidak lagi mendengar satu kata pun dari orang yang berada di ujung telepon itu.

"Ahh!" Yasmin yang kaget berteriak sambil melangkah mundur.

"Yasmin? Ada apa?" tanya Klara dengan panik.

Yasmin buru-buru mengakhiri panggilan. Dia memasukkan ponselnya ke dalam tas, kemudian memutar tubuhnya.

Namun, ketika dia baru saja hendak mengangkat kakinya, jalan di depannya sudah dihalangi oleh pengawal. Yasmin sudah tidak punya jalan keluar.

Pintu mobil terbuka, lalu Daniel pun turun dari mobil.

Dengan suara yang berat dan sinis, dia berkata, "Apa kamu tahu melarikan diri dariku adalah hal yang berbahaya?"

Yasmin berbalik. Dia tampak sangat panik. "Kenapa kamu ...."

Daniel langsung menangkap wajah Yasmin dengan satu tangan, kemudian menariknya.

"Ah!" Genggaman Daniel yang sangat kuat membuat Yasmin mendesis kesakitan.

"Aku kira kamu selamanya tidak akan pulang lagi!" Bibir Daniel menempel ke telinga Yasmin. Matanya yang sinis tampak licik. "Yasmin Tanoto!"

Napas Daniel yang panas dan suaranya yang seperti suara iblis mengejutkan gendang telinga Yasmin yang lemah sehingga wajah Yasmin pun menjadi pucat.

Tangan Daniel menekan belakang leher Yasmin, lalu dia mendorong Yasmin masuk ke dalam mobil dengan kasar.

"Ahhh!"

Dalam mobil sangat luas dan Yasmin pun jatuh ke karpet mobil. Setelah itu, Daniel masuk mobil sebelum membanting tutup pintu.

Mobil tersebut segera melaju pergi dan menghilang ke dalam kegelapan. Kejadian itu seperti penculikan terencana.

Yasmin melihat ke luar jendela mobil dengan panik. "Ke ... ke mana kamu mau membawaku? Lepaskan aku!"

Daniel mencondongkan tubuhnya ke depan. Sambil memancarkan aura yang menyeramkan, dia meraih rahang Yasmin, lalu menarik wajah Yasmin untuk melihatnya. Suara Daniel yang sedingin es berkata, "Apa kamu sedang memerintahku?"

"Ng ... nggak."

"Dulu saat di rumah Keluarga Guntur, bukankah kamu memanggilku kakak? Coba panggil sekali lagi."

"Ng ... nggak mau. Aku sudah lama keluar dari rumah Keluarga Guntur. Hari ini aku datang hanya untuk menghadiri pesta. Maaf, ke depannya aku nggak akan kembali ke Kota Imperial lagi. Aku bersumpah!" Tidak peduli bagaimana Yasmin menahan dirinya, tubuhnya tetap tidak bisa berhenti gemetar.

"Sepertinya kamu sangat takut padaku? Hm?" Daniel mengangkat rahang Yasmin. Dia seperti seekor binatang buas yang sedang bermain-main dengan mangsanya yang gemetar di genggaman cakar tajamnya.

Yasmin tidak berani mengeluarkan sedikit pun suara. Daniel memang sangat mengerikan, seperti iblis gila.

Beberapa tahun telah berlalu dan aura menakutkan pria ini makin kuat. Yasmin tidak akan bisa melupakan rasa sakit yang dia derita di masa lalu ketika dia tinggal di rumah Keluarga Guntur.

Apalagi sekarang Yasmin telah melahirkan tiga anak Daniel.

Rasa takut yang asing ini menyelimuti seluruh tubuh dan pikiran Yasmin ....

Dengan mata yang berkaca-kaca karena ketakutan, Yasmin meluruskan lehernya sambil berkata, "Kumohon, lepaskan aku. Aku akan langsung pergi dari negara ini dan menghilang dari hadapanmu. Aku nggak akan kembali lagi. Kumohon ...."

Tangan Yasmin yang berada di belakang memegang erat tasnya. Dia berusaha menyembunyikan tasnya dari Daniel untuk waktu yang lama. Seakan-akan begitu tas tersebut diekspos, rahasianya pun akan terbongkar ....

Tangan Daniel yang menggenggam rahang Yasmin pelan-pelan mengerat. Jemarinya yang kasar dapat merasakan kulit Yasmin yang mulus. Yasmin merasa seolah-olah sabit kematian neraka sedang dijulurkan di bagian depan lehernya.

"Karena kamu sudah kembali, jangan harap kamu bisa pergi lagi," ucap Daniel dengan sinis. Setelah itu, dia mendorong wajah Yasmin dengan kasar.

Akhirnya air mata Yasmin menetes. Dengan suara serak, dia berkata, "Kumohon ...."

Daniel hanya menyandarkan tubuhnya ke jok mobil hitam dengan malas. Dia menatap wanita yang panik di hadapannya itu seperti setan.

Mobil Rolls Royce melaju di dalam kegelapan dengan cepat. Dua puluh menit kemudian, ia memasuki perbatasan sebuah rumah pribadi yang tak ternilai harganya.

Dari awal sampai akhir, Yasmin tetap duduk di karpet mobil. Lalu, dia melihat Daniel keluar dari mobil dengan tegang.

"Apa kamu ingin aku mempersilakanmu keluar dari mobil?" kata Daniel dengan suaranya yang rendah. Sosoknya yang tinggi berdiri di tengah malam hari.

Yasmin menatap pintu mobil yang terbuka. Namun, dia malah menjulurkan tangannya untuk membuka pintu di belakangnya, kemudian keluar dari sisi satu lagi.

Menurutnya, jarak tersebut dekat dengannya untuk keluar dari mobil. Dia juga tidak perlu bergerak terlalu jauh.

Sambil menggenggam tasnya, Yasmin pun menutup pintu mobil. Setelah itu, dia segera mengeluarkan ponselnya dari tas untuk mematikan ponselnya.

Sekarang di negaranya adalah malam hari, jadi di luar negeri adalah pagi hari. Yasmin khawatir Tante Rita atau anak-anak akan meneleponnya. Pada saat itu, Daniel pasti akan tahu!

Akan tetapi, layar ponsel harus dibuka sebelum dia dapat mematikan ponsel.

Dengan tangan yang gemetar, Yasmin menekan kode sandi yang berisi enam digit.

Karena terlalu panik, dia memasukkan kode sandi yang salah. Jadi, dia terpaksa menghapus, lalu menekan ulang kode sandinya ....

Karena mobil menghalangi sosok Yasmin, Daniel dengan tatapan matanya yang tajam pun mengitari bagian belakang mobil untuk menghampiri Yasmin.

Daniel melihat Yasmin berdiri tak bergerak dengan kaku dan wajahnya tampak pucat.

"Apa yang sedang kamu tunggu?"

Yasmin seolah-olah baru bisa bernapas. Hampir saja ....

Dia menoleh ke sebelah di mana rumah yang seperti istana itu berdiri dan berkata, "A ... aku mau pergi .... Aku bisa menginap di hotel .... Ah!"

Sebelum Yasmin bisa menyelesaikan kalimatnya, sebuah sosok mendekatinya, lalu mencengkeram bagian belakang lehernya. Cengkeraman tersebut sangat kuat sehingga mata Yasmin berkunang-kunang. "Sakit .... Aku bisa jalan sendiri. Aku jalan sendiri ...."

"Yasmin, kuperingati kamu! Aku ini orang yang nggak punya kesabaran!" kata Daniel sebelum mendorong Yasmin dengan kasar.

Yasmin yang mengenakan hak tinggi hampir terpeleset, jadi dia segera bersandar ke mobil untuk menstabilkan dirinya.

Saat memasuki rumah mewah itu, Yasmin merasa dirinya sangat kecil. Dia juga merasa tempat ini seperti jaring mewah yang tak terlihat dan membuatnya tidak punya jalan untuk melarikan diri.

Aulanya bahkan seukuran satu rumah biasa.

Yasmin berdiri tegak di tempat dan takut untuk melangkah maju.

Dia tahu di mana dirinya, ini rumah Daniel.

Related chapters

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 3

    Daniel melemparkan mantelnya di atas sofa dengan asal. Kemeja hitam yang dikenakan menunjukkan tubuhnya yang jangkung dengan jelas, tapi dia tampak sangat dominan.Mata Yasmin pun tertuju ke arah bawah. Ingatan dari dua tahun yang lalu belum sepenuhnya hilang. Dia tahu betapa seksi, liar dan berototnya tubuh di balik kemeja itu.Dengan takut-takut, Yasmin bertanya, "Kenapa ... kamu membawaku kemari?"Di depan Daniel yang sangat dominan, Yasmin tidak akan memberontak karena itu sama dengan cari mati.Akan tetapi, setelah Yasmin selesai bicara, perutnya berbunyi.Raut wajah Yasmin berubah menjadi canggung. Sejak turun dari pesawat hingga sekarang, dia bahkan belum minum air, apalagi makan malam. Lalu, sepanjang jalan dia ketakutan, jadi dia merasa sangat lelah."Sepertinya kamu lapar." Daniel berkata dengan suara sinis, "Keluarkan makanan!"Di sisi lain, seorang pria paruh baya berseragam berjalan keluar, lalu meletakkan sebuah mangkuk di atas meja kopi. Di dalam mangkuk itu berisi mi ya

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 4

    "Aku sudah bilang kamu pasti belum pergi. Paspor dan KTP-mu ada padaku!"Yasmin tercengang, lalu bertanya, "Pasporku sama Tante?""Ya. Aku nggak bisa menghubungimu, jadi aku pergi ke hotelmu. Kenapa kamu meninggalkan paspor di hotel tak berbintang? Bahaya sekali. Aku sudah check-out kamarmu. Untuk apa kamu menginap di hotel? Tidur di rumah Tante saja."Walaupun Yasmin ingin tidur di rumah tantenya, dia juga sudah tidak bisa. Dia sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Daniel."Tante, aku nggak bisa pergi ke rumahmu. Aku akan menginap di rumah teman selama beberapa hari. Nanti setelah aku mengambil pasporku, aku akan langsung pergi," kata Yasmin."Kamu sudah berapa tahun nggak pulang? Teman dari mana?""Teman SMA ...." Alasan Yasmin terdengar agak tidak realistis."Tante tahu kamu seperti ini karena hubunganmu dengan Daniel. Tapi, hal itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Kalian sudah dewasa, 'kan? Kamu juga jangan terlalu memikirkannya lagi."Yasmin tersenyum sinis. Mereka

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 5

    Daniel menggenggam bahu Yasmin, kemudian mendorongnya dengan kasar."Aaa!"Yasmin jatuh ke sudut meja kopi. Dua gelas yang berada di atas meja pun terdorong sampai jatuh. Satu yang gelas berisi bir tumpah mengenai wajah dan rambut Yasmin. Daniel duduk di sofa, lalu menyilang kakinya. Dia menatap Yasmin yang tampak kasihan dengan sinis dan masam.Tuan Bobby yang hendak menuangkan bir berkata, "Tuan Daniel, silakan minum.""Tuangkan!" perintah Daniel dengan sinis.Tangan Tuan Bobby langsung berhenti. Dia mengerti maksud Daniel, jadi dia menyerahkan botol bir kepada Yasmin.Yasmin gemetaran, dia seakan-akan baru saja jatuh ke dalam air dingin.Dia tahu Daniel begitu untuk mempermalukan dirinya sendiri. Jika Yasmin tidak mendengar perintah Daniel, dia tidak akan bisa pergi dari ruang VIP ini.Yasmin yang memikirkan ketiga anaknya yang lucu di rumah hanya bisa menggertakan gigi. Dia menerima botol bir tersebut dengan tangan yang gemetar, lalu menuangkannya ke gelas.Setelah Daniel mengambil

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 6

    Setelah mendengar ucapan tantenya, Yasmin merinding."Yasmin? Kenapa kamu tanya soal ini?" Klara yang mendengar ujung telepon hening merasa aneh."Ng ... nggak apa-apa." Yasmin berusaha mengontrol suaranya yang gemetar. "Aku hanya ingin tahu ....""Kapan kamu pulang? Tante sendiri akan memasakkan makanan enak untukmu.""Beberapa hari lagi. Nanti aku akan menelepon Tante.""Baiklah. Tante tunggu, ya."Setelah mengakhiri panggilan, Yasmin duduk di atas kloset dan wajahnya terlihat pucat.Dia mengira Daniel hanyalah orang kaya biasa, tapi ternyata kekuasaan Daniel di Kota Imperial sangat kuat.Tidak, meskipun begitu, Yasmin lebih harus melarikan diri.Selama dia bisa lari ke luar negeri, Daniel tidak akan bisa menemukannya.Yasmin akan meminta tantenya mengirim paspornya ke bandara. Semuanya akan baik-baik saja selama Yasmin bisa lari dari Teluk Bulan.Akan tetapi, bagaimana dia bisa pergi dari tempat ini?Dua hari kemudian saat makan malam, Yasmin duduk di meja makan dan menyapu pandanga

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 7

    Klara sedang berdiri tidak jauh dari pintu metal detektor. Dia tidak mengerti kenapa Yasmin ingin cepat-cepat pergi. Seakan-akan ada hantu yang mengejar Yasmin.Setengah jam kemudian, Klara melihat ada orang yang berlari ke arahnya.Yasmin mengontrol napasnya yang terengah-engah sebelum berkata, "Tante, berikan tiketnya." Lalu, dia mengambil paspor, KTP dan tiket pesawat yang telah disiapkan tantenya."Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?" tanya Klara.Orang bodoh pun tidak akan tertipu kalau Yasmin menjawab tidak apa-apa."Guruku menyuruhku pulang. Untuk sementara aku nggak tahu ada apa, tapi lumayan mendesak." Yasmin sejak awal telah menyiapkan alasannya.Di usianya yang sekarang, Yasmin memang belum wisuda sebab sebelumnya dia cuti sekolah karena hamil.Alasan Yasmin terdengar masuk akal, tapi Klara masih belum ingin Yasmin pergi. Klara menarik tangan Yasmin dengan enggan sambil berkata, "Yasmin, setelah kamu pulang, kamu hanya setor muka di pesta sebentar sebelum kamu pergi. L

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 8

    "Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam."Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.Pandangannya mulai kabur, tapi sosok

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 9

    Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin

    Last Updated : 2023-10-27
  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 10

    Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel

    Last Updated : 2023-10-27

Latest chapter

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1138

    Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1137

    Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1136

    Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1135

    "Itu nggak ada hubungannya denganku." Ekspresi Evan tampak sinis. "Aku hanya ingin memiliki Akhirat. Betapa serunya mempunyai kendali atas nyawa orang?"Setelah Evan pergi, anak buah memasuki ruang rahasia pada malam itu dan mengawasi Rachel.Rachel merasa ada yang janggal. "Apa lagi yang ingin kalian lakukan?""Kamu lumayan cantik dan aku menyukaimu. Dari awal aku ingin melakukan sesuatu padamu." Anak buah membelai wajah Rachel, lalu mencubitnya. Dia tampak sangat cabul.Rachel bergeming. Berani-beraninya anak buah ini menyentuhnya? Dia sedang berpikir bagaimana dia harus membunuh anak buah ini."Aku sudah mengusir orang-orang di luar. Bagaimanapun kamu berteriak, nggak akan ada yang bisa mendengarmu." Anak buah itu berjongkok, lalu mencium pipi Rachel dan tangannya bahkan mulai meraba.Setelah Rachel mendapatkan informasi itu, dia paham kalau sekarang tidak ada orang di luar.Kalau begitu, apa pria ini memiliki pisau?"Apa kamu tahu ... kalau kata 'seks' adalah malapetaka dari segala

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1134

    Akan tetapi, ada kompartemen tersembunyi di sini.Dinding di sebelah tampak sangat normal, tapi ketika vas antik di sebelahnya dipindahkan, dinding itu terbelah dan memperlihatkan sebuah gua aneh di dalamnya.Di dalam cahayanya redup. Bayangan manusia melewati dinding seperti monster.Kalau dindingnya diperhatikan baik-baik, ada berbagai macam senjata tajam yang tergantung di sana.Di pojok ada seorang wanita meringkuk. Tangan dan kakinya diikat dengan tali nilon. Kulitnya penuh lebam dan luka. Dia menundukkan kepalanya. Rambut panjangnya tergerai sehingga wajahnya tidak terlihat."Angkat kepalamu!" Anak buah mendekat untuk menyepaknya.Wanita itu bergerak sedikit. Dia mendongak dan menunjukkan mukanya.Itu Rachel.Selama ini Daniel tidak menemukan Rachel, tapi ternyata dia berada di sini.Tatapan matanya masih galak. Dia seperti hewan yang dikurung dan tidak bisa melawan.Anak buah berkata, "Tuan Evan, dia nggak mau memberi tahu di mana organisasinya berada."Beberapa tahun yang lalu,

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1133

    Anak-anak pasti ingin menelepon Kakek Buyut untuk berterima kasih padanya karena sudah menghadiahkan mereka helikopter.Begitu menelepon Tuan Besar Samson, Julian yang tadi masih marah pun telah melupakan amarahnya. Dia berbicara dengan kakek buyutnya melalui telepon video.Mereka memuji helikopternya cantik dan berkata setelah mereka dewasa, mereka ingin membawa Tuan Besar Samson mengendarainya ke langit.Tuan Besar Samson tertawa terbahak-bahak.Yasmin melihat anak-anak memegang ponsel dan tampak riang. Kemudian, dia berdiri dan menghampiri Daniel. "Aku ingin berbicara denganmu."Setelah mereka tiba di aula samping tempat piano Irene ditempatkan, Yasmin bertanya, "Kenapa kamu begitu nggak sabar dengan anak-anak?""Anak-anak perlu diajar.""Tentu saja aku tahu anak-anak perlu diajar, tapi mereka baru berusia dua tahun. Apa kamu nggak bisa berbicara dengan baik?" Yasmin tahu betapa hebat dan bijaksananya anak-anaknya. Mereka jelas bukan tipe yang suka mengamuk. Mereka akan patuh selama

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1132

    Terdengar suara pintu ruang kerja terbuka. Daniel keluar, lalu berkata, "Siapkan makan siang.""Baik." Bibi pun pergi."Sudah bangun?" Daniel menghampiri Yasmin. "Apa kamu merasa lebih baik?"Yasmin mengabaikan sifat Daniel yang mudah marah. Kalau Daniel mengkhawatirkannya, kenapa dia melakukan itu kepadanya?Saat Daniel menyentuhnya, apa Daniel tidak peduli sama sekali?"Kenapa kamu nggak bicara?" tanya Daniel.Yasmin tersadar, lalu menjawab, "Aku sudah nggak merasakan apa-apa.""Selesai makan, kita pulang ke Taman Royal. Tuan Besar Samson sudah mengantarkan helikopternya. Anak-anak sudah nggak melihatmu selama dua hari," ujar Daniel.Saat Yasmin memikirkan anak-anaknya, dia mengangguk dengan berat hati.Setelah makan siang, dia pulang ke Taman Royal naik mobil Rolls Royce.Dia diam sepanjang jalan.Dia menjawab hanya ketika Daniel berbicara. Suasana di dalam mobil terasa sangat berat.Setelah mereka tiba di Taman Royal, anak-anak sedang tidur siang.Yasmin langsung menuju ke kamar an

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1131

    Yasmin ingin sekali Helen memberi tahu Daniel kalau Daniel tidak boleh menyentuhnya untuk selamanya. Atau setengah bulan juga boleh.Dengan begitu, dia tidak perlu hidup dalam bayangan yang disebabkan oleh Daniel.Namun, Yasmin tahu kalau dia tidak perlu seminggu untuk pulih. Kalau Helen mengatakan waktunya terlalu lama, jelas kalau Daniel akan menyadari ada yang tidak beres.Setelah Helen pergi, kebetulan Yasmin keluar dari kamar."Kenapa kamu keluar? Kamu terluka, istirahatlah." Daniel ingin meraih tangan Yasmin.Yasmin seolah-olah terkena air panas. Dia langsung menarik tangannya.Ekspresi Daniel menjadi masam. Emosinya mencapai kepala dan seakan-akan itu di luar kendali otaknya.Namun, dia masih menahan diri."Aku mau pergi ke perusahaan. Aku sudah baik-baik saja setelah menaruh obat." Yasmin merasa sangat gelisah setelah pengalaman mengerikan semalam. Setidaknya dia tidak terlalu kuat menolak Daniel.Karena dia tidak berani.Dia tidak ingin benar-benar dihancurkan oleh Daniel ....

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1130

    Ketika Yasmin ingin menangis, pintu kamar mandi dibuka.Yasmin melihat yang masuk adalah pria dengan wajah yang familier dan asing itu. Saking takutnya, Yasmin tanpa sadar melangkah mundur.Daniel menyadari cara berjalan Yasmin aneh. Alisnya berkerut. "Apa kamu terluka? Tunjukkan padaku ....""Jangan mendekat." Yasmin menggelengkan kepalanya. Dia menatap Daniel dengan waswas dan matanya berkaca-kaca. "Jangan ...."Sorot mata Daniel menjadi gelap.Dia tidak pernah bermaksud menyakiti Yasmin.Hanya saja dia sudah merasa sangat tertekan kemarin siang. Malam hari, Yasmin malah masih marah padanya dan bahkan makin kuat melawannya.Itu membuat Daniel hilang kendali.Setelah dia tenang, baru dia menyesalinya."Ini salahku. Aku hilang kendali. Sini, tunjukkan padaku." Daniel melangkah maju.Sementara Yasmin melangkah mundur. "Nggak perlu. Nggak .... Ah!"Tubuhnya ditarik dengan paksa, lalu Yasmin digendong keluar dari kamar mandi. Daniel meletakkannya di atas tempat tidur.Yasmin ingin berdiri

DMCA.com Protection Status