Share

Bab 4

Author: Chestnut
"Aku sudah bilang kamu pasti belum pergi. Paspor dan KTP-mu ada padaku!"

Yasmin tercengang, lalu bertanya, "Pasporku sama Tante?"

"Ya. Aku nggak bisa menghubungimu, jadi aku pergi ke hotelmu. Kenapa kamu meninggalkan paspor di hotel tak berbintang? Bahaya sekali. Aku sudah check-out kamarmu. Untuk apa kamu menginap di hotel? Tidur di rumah Tante saja."

Walaupun Yasmin ingin tidur di rumah tantenya, dia juga sudah tidak bisa. Dia sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Daniel.

"Tante, aku nggak bisa pergi ke rumahmu. Aku akan menginap di rumah teman selama beberapa hari. Nanti setelah aku mengambil pasporku, aku akan langsung pergi," kata Yasmin.

"Kamu sudah berapa tahun nggak pulang? Teman dari mana?"

"Teman SMA ...." Alasan Yasmin terdengar agak tidak realistis.

"Tante tahu kamu seperti ini karena hubunganmu dengan Daniel. Tapi, hal itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Kalian sudah dewasa, 'kan? Kamu juga jangan terlalu memikirkannya lagi."

Yasmin tersenyum sinis. Mereka sudah dewasa? Kalau begitu, sekarang situasi macam apa ini ...?

"Datanglah ke rumah Tante. Sudah beberapa tahun kita nggak berjumpa. Tante punya banyak hal yang ingin dibicarakan denganmu," ujar Klara.

"Nanti ... aku akan pergi mengunjungi Tante."

Setelah Yasmin mengakhiri panggilan, dia duduk di ujung tempat tidur sebelum merosot ke lantai.

Tanpa persetujuan Daniel, bagaimana Yasmin bisa pergi?

Yasmin tahu betul kalau dia tidak pergi, Daniel pasti akan membuatnya sengsara.

Bagi Daniel, tante Yasmin adalah orang ketiga yang telah merusak hubungan orang tuanya dan merepotkannya ....

Pada siang hari, Yasmin diundang ke ruang makan untuk makan siang.

Saat dia melihat makanan-makanan di meja, wajahnya agak memucat karena hampir semuanya adalah seafood.

Mahal, tapi makanan-makanan itu seperti racun.

Mata Yasmin tertuju pada sayuran hijau. Dia menyendoknya, kemudian saat dia hendak memakannya, aroma seafood memasuki lubang hidungnya. Yasmin kaget dan segera menjatuhkan sendoknya. Dia berdiri, lalu bertanya kepada seorang pelayan wanita yang berdiri tak jauh darinya dengan napas yang terengah-engah, "Sayur ini ... dimasak dengan apa?"

Pelayan wanita itu menjawab dengan jujur, "Kaldu seafood."

Yasmin membalikkan tubuhnya, lalu hendak beranjak pergi.

Namun, kakinya tidak bergerak.

Kalau kali ini dia tidak makan, bagaimana dengan lain kali? Apa dia bisa bertahan tidak makan selama tiga hari? Kalau perutnya kosong, bagaimana dia bisa melarikan diri?

"Ingin aku cuman makan nasi putih? Nggak masalah."

Yasmin kembali duduk. Dia tidak makan lauk dan hanya memakan nasi putih dengan lahap.

Pelayan wanita itu tercengang melihat Yasmin hanya memakan nasi putih dengan ekspresi datar.

Selama tiga hari di dalam rumah yang seperti istana ini, Yasmin hanya memakan nasi putih. Selama tiga hari ini, dia tidak melihat batang hidung Daniel. Yasmin seakan-akan ditinggal di tempat ini untuk mengurus dirinya sendiri.

Dia seperti burung yang dikurung yang tidak tahu masa depannya dan hatinya penuh dengan rasa takut.

Yasmin yang sedang memakan nasi putih sudah kehilangan kesabarannya dan dia pun meletakkan sendoknya. Dia berjalan ke aula, lalu bertanya kepada Tony, si kepala pelayan, "Di mana Daniel? Aku mau menemuinya. Sebenarnya kapan dia akan melepaskanku?"

"Maaf, Nona Yasmin. Kami yang sebagai bawahan Tuan Daniel nggak tahu tentang jadwalnya," jawab Tony.

"Sampai kapan dia mau mengurungku?"

"Kami juga nggak tahu."

"Kamu ...."

Yasmin tidak bisa menyulitkan seorang bawahan. Ini hanyalah perintah Daniel!

Hampir pukul sembilan malam, Yasmin yang tidak bisa tidur meringkuk di sudut balkon sambil merindukan anak-anaknya.

Dia tidak pernah meninggalkan anak-anaknya begini lama. Apa mereka merindukan mama mereka? Apa pada malam hari mereka menangis?

Saat mata Yasmin terasa panas, dia mendengar ada suara mobil di bawah. Hatinya langsung berdebar, kemudian dia pun berlari ke bawah.

Setelah dia keluar, dia melihat sebuah mobil sedang perlahan-lahan berhenti di depan pintu. Akan tetapi, itu bukan mobil Rolls Royce hitam.

Itu adalah mobil Mercedes Benz.

Orang yang keluar dari mobil juga bukan Daniel, tapi seorang pria yang berkacamata, berpakaian jas dan berpenampilan biasa yang berjalan menghampiri Yasmin.

Tangan pria itu bahkan memegang sebuah tas kertas yang tidak tahu apa isinya.

"Nona Yasmin Tanoto?" tanya Eric sambil melirik kaki telanjang Yasmin yang putih.

"Kamu ...."

"Salam kenal. Aku Eric Gotami, sekretaris utama Tuan Daniel."

Yasmin buru-buru bertanya, "Apa dia menyuruhmu datang untuk melepaskanku?"

"Aku akan membawamu pergi menemui Tuan Daniel sekarang juga." Eric mengangkat tas kertas di tangannya dan berkata, "Ini adalah baju dan sepatu yang disiapkan untukmu."

Saat Yasmin melihat sikap Eric yang profesional dan pakaian di dalam tas kertas, Yasmin merasa tidak tenang. Dia pun bertanya, "Kita mau ke mana?"

Bar.

Yasmin memakai gaun satu bahu hitam ketat yang mengekspos kulitnya yang putih dan tulang selangka yang indah.

Dia memiliki pinggang yang ramping, kaki yang jenjang dan aura yang unik. Begitu Yasmin masuk, dia menarik banyak perhatian para lelaki dan semuanya menatap tubuh Yasmin secara terbuka.

Tanpa melirik ke arah Yasmin sedikit pun, Eric menuntunnya ke ruang VIP yang berada jauh di dalam.

Saat pintu ruang VIP dibuka, lampunya memancar ke luar. Akan tetapi, Yasmin merasa dia seakan-akan memasuki dunia gelap yang tidak diketahui.

Semua orang minum alkohol. Pria meraba-raba wanita, sementara wanita menempel pada pria.

Dalam suasana yang haram ini, sosok Daniel tidak terlihat.

Orang-orang telah menyadari kehadiran Yasmin. Para lelaki juga tidak menyembunyikan ketertarikan mereka kepada wanita cantik meskipun di pelukan mereka sudah ada wanita lain.

"Model baru, ya? Lumayan cantik," kata seorang pria yang dipanggil 'Tuan Bobby'.

Yasmin merasa jijik dengan orang yang menganggap manusia sebagai barang. Dia bertanya kepada Eric, "Dia tidak ada di sini?"

"Kamu tunggu sebentar." Setelah mengatakan itu, Eric pergi.

Yasmin berdiri di tempatnya dan merasa kikuk dengan orang-orang di dalam ruang VIP.

Kenapa Eric tidak memberi penjelasan ketika orang salah paham terhadap identitasnya?

Kenapa dia ditinggal sendirian untuk menunggu Daniel?

Yasmin sebentar lagi akan mendapatkan jawabannya ....

Tuan Bobby berjalan menghampiri Yasmin sambil memegang sebuah gelas bir. "Bagaimana kalau kamu duduk di sebelahku? Aku akan bersikap lembut padamu."

Yasmin mengerutkan keningnya dan menolak di dalam hati.

"Kenapa dia harus duduk di sampingmu?" Pria lain muncul. "Begini saja, aku akan membayar dua juta!"

"Aku akan membayar empat juta. Orang lain tidak pernah memberi harga ini!" kata Tuan Bobby dengan murah hati.

"Kalian sudah salah paham. Aku bukan model tempat ini," kata Yasmin dengan wajah memucat.

"Apanya yang bukan? Jangan pura-pura. Kamu merasa uangnya tidak cukup, 'kan?" Tuan Bobby tertawa sinis, lalu berkata, "Kamu kira kamu sangat berharga? Kamu terlihat polos, tapi kami belum tahu apa badanmu bisa dilihat setelah pakaianmu dilepaskan?!"

"Bagaimana kalau kamu melepaskan pakaianmu?" kata seorang pria di samping dengan genit.

Tuan Bobby langsung menangkap pergelangan tangan Yasmin, kemudian berkata, "Begini saja, biarkan aku memeriksamu sebentar untuk melihat apa kualitasmu lulus atau tidak."

"Lepaskan ...." Yasmin meronta dengan jijik sambil berseru, "Lepaskan!"

Karena Yasmin berusaha melepaskan dirinya dari genggaman Tuan Bobby, momentum yang disebabkan membuat tubuhnya jatuh ke belakang.

"Aaa!"

Yasmin mengira dirinya akan jatuh, tapi punggungnya bertabrakan dengan tubuh seseorang yang kokoh.

Seorang pria berbisik ke telinga Yasmin, "Ada apa? Apa kamu tidak suka rencanaku?"

Sekujur tubuh Yasmin langsung merinding. Daniel ....

"Setelah makan nasi putih selama beberapa hari, sudah saatnya kamu makan daging!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
kasian yasmin sumpah
goodnovel comment avatar
Camel Lia
mending ga usah datang ke acara Tante nya. ini mah sama aja nganterin nyawa. Daniel gila
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 5

    Daniel menggenggam bahu Yasmin, kemudian mendorongnya dengan kasar."Aaa!"Yasmin jatuh ke sudut meja kopi. Dua gelas yang berada di atas meja pun terdorong sampai jatuh. Satu yang gelas berisi bir tumpah mengenai wajah dan rambut Yasmin. Daniel duduk di sofa, lalu menyilang kakinya. Dia menatap Yasmin yang tampak kasihan dengan sinis dan masam.Tuan Bobby yang hendak menuangkan bir berkata, "Tuan Daniel, silakan minum.""Tuangkan!" perintah Daniel dengan sinis.Tangan Tuan Bobby langsung berhenti. Dia mengerti maksud Daniel, jadi dia menyerahkan botol bir kepada Yasmin.Yasmin gemetaran, dia seakan-akan baru saja jatuh ke dalam air dingin.Dia tahu Daniel begitu untuk mempermalukan dirinya sendiri. Jika Yasmin tidak mendengar perintah Daniel, dia tidak akan bisa pergi dari ruang VIP ini.Yasmin yang memikirkan ketiga anaknya yang lucu di rumah hanya bisa menggertakan gigi. Dia menerima botol bir tersebut dengan tangan yang gemetar, lalu menuangkannya ke gelas.Setelah Daniel mengambil

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 6

    Setelah mendengar ucapan tantenya, Yasmin merinding."Yasmin? Kenapa kamu tanya soal ini?" Klara yang mendengar ujung telepon hening merasa aneh."Ng ... nggak apa-apa." Yasmin berusaha mengontrol suaranya yang gemetar. "Aku hanya ingin tahu ....""Kapan kamu pulang? Tante sendiri akan memasakkan makanan enak untukmu.""Beberapa hari lagi. Nanti aku akan menelepon Tante.""Baiklah. Tante tunggu, ya."Setelah mengakhiri panggilan, Yasmin duduk di atas kloset dan wajahnya terlihat pucat.Dia mengira Daniel hanyalah orang kaya biasa, tapi ternyata kekuasaan Daniel di Kota Imperial sangat kuat.Tidak, meskipun begitu, Yasmin lebih harus melarikan diri.Selama dia bisa lari ke luar negeri, Daniel tidak akan bisa menemukannya.Yasmin akan meminta tantenya mengirim paspornya ke bandara. Semuanya akan baik-baik saja selama Yasmin bisa lari dari Teluk Bulan.Akan tetapi, bagaimana dia bisa pergi dari tempat ini?Dua hari kemudian saat makan malam, Yasmin duduk di meja makan dan menyapu pandanga

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 7

    Klara sedang berdiri tidak jauh dari pintu metal detektor. Dia tidak mengerti kenapa Yasmin ingin cepat-cepat pergi. Seakan-akan ada hantu yang mengejar Yasmin.Setengah jam kemudian, Klara melihat ada orang yang berlari ke arahnya.Yasmin mengontrol napasnya yang terengah-engah sebelum berkata, "Tante, berikan tiketnya." Lalu, dia mengambil paspor, KTP dan tiket pesawat yang telah disiapkan tantenya."Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?" tanya Klara.Orang bodoh pun tidak akan tertipu kalau Yasmin menjawab tidak apa-apa."Guruku menyuruhku pulang. Untuk sementara aku nggak tahu ada apa, tapi lumayan mendesak." Yasmin sejak awal telah menyiapkan alasannya.Di usianya yang sekarang, Yasmin memang belum wisuda sebab sebelumnya dia cuti sekolah karena hamil.Alasan Yasmin terdengar masuk akal, tapi Klara masih belum ingin Yasmin pergi. Klara menarik tangan Yasmin dengan enggan sambil berkata, "Yasmin, setelah kamu pulang, kamu hanya setor muka di pesta sebentar sebelum kamu pergi. L

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 8

    "Dengan begini, lain kali kamu nggak akan tersesat." Daniel mendekatkan diri ke kaca sambil menatap Yasmin dengan tajam."Ja ... jangan .... Aku nggak boleh mati ...." Tubuh Yasmin yang sudah tidak bertenaga merosot ke lantai. Suhu di sekitarnya membuat Yasmin menempel erat ke pintu kaca. Dia seakan-akan ingin menghirup udara segar di luar. "Lepaskan aku. Aku benar-benar ... nggak boleh mati .... Aku sudah menghilang dari hadapanmu, kenapa kamu menangkapku lagi?"Semua ucapan Yasmin tidak berguna. Dia mengarahkan matanya ke atas dan hanya bisa melihat kedua mata Daniel yang sinis seperti binatang buas itu. Daniel seolah-olah ingin dia mati!Yasmin mencengkeram dadanya yang sakit. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. "Jangan .... Aku berjanji aku nggak akan lari lagi. Ampuni aku .... Aku nggak mau mati, aku juga nggak akan lari lagi ...."Setelah Yasmin selesai berbicara, dia terjatuh ke lantai karena tidak ada oksigen yang bisa dihirupnya lagi.Pandangannya mulai kabur, tapi sosok

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 9

    Pintu kamar mandi dibuka tanpa peringatan. Yasmin pun berdiri di tempatnya dengan tegang. Dia menatap pria yang tiba-tiba muncul dengan gugup.Tatapan mata Daniel tampak sinis saat dia berkata, "Kamu mengunci pintu di wilayahku? Siapa yang memberimu izin?"Yasmin tidak menjawab karena tempat ini memang bukan kamarnya.Seluruh Teluk Bulan, termasuk Yasmin sendiri, adalah milik Daniel.Akan tetapi, Yasmin tidak boleh mengatakan alasan dia mengunci pintu."Aku ... aku takut ..." kata Yasmin dengan lemah.Mata tajam Daniel tertuju pada ponsel yang berada di tangan Yasmin. "Berikan."Yasmin paham maksud Daniel, dia pun menggenggam ponselnya makin erat.Dia sungguh tidak menyangka pada waktu ini Daniel akan mendatangi kamarnya. Semua ini sangat tidak terduga ...."Jangan membuatku mengulangi ucapanku!" Suara Daniel yang penuh ancaman menggemparkan satu kamar mandi.Jantung Yasmin berdebar. Dia pun terpaksa menyerahkan ponselnya.Setelah ponselnya berada di tangan Daniel, detak jantung Yasmin

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 10

    Wajah Yasmin langsung menjadi merah. Dia berpikir apakah ini tujuan Daniel? Untuk mempermalukannya?Sepertinya ini baru permulaan.Benar saja, raut wajah Nico pun berubah. "Apa maksudnya?""Apa ini tamu barumu? Pantas saja sudah lama nggak melihatmu. Apa dia memberimu lebih banyak uang daripadaku?" Pria itu lanjut menghina. "Katakan padaku, berapa dia memberimu? Aku akan melipatgandakannya."Yasmin sekali lagi melihat ke atas. Daniel masih di sana. Sambil memegang gelas birnya, dia sedang menonton kejadian ini dengan penuh minat."Apa yang dikatakannya benar?" Sikap Nico telah berubah."Masa aku berbohong? Kalau kamu nggak percaya, tanyalah orang-orang di bar ini apa aku mengatakan hal yang sebenarnya." Setelah itu, pria itu menarik seorang pelayan. Dia menunjuk Yasmin sambil bertanya, "Apa kamu mengenalnya?""Kenal. Dia adalah salah satu putri favorit tamu-tamu di sini," jawab pelayan itu.Setelah itu, pria itu menarik orang lain lagi dan orang itu mengatakan hal yang sama.Yasmin mel

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 11

    Daniel bukan ingin menangani pria itu. Dia melakukan itu hanya untuk memperlihatkannya kepada Yasmin.Yasmin berdiri di tepi jalan. Penglihatannya menjadi kabur dan dia menoleh dengan bingung.Kebetulan sebuah taksi berhenti dan penumpangnya turun. Tanpa memikirkan apa pun, Yasmin pun bergegas masuk ke dalam taksi tersebut. Dia menutup pintu mobil, kemudian segera memberi tahu sopir, "Ke kantor polisi!"Taksi tersebut langsung melaju pergi.Tangan Yasmin yang di atas lutut gemetar. Dia ingin mencari perlindungan. Meskipun dia tidak bisa meninggalkan Kota Imperial, dia akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan perbuatan keji Daniel.Setelah taksi tersebut berhenti di pintu masuk kantor polisi, Yasmin segera keluar, lalu melangkah masuk ke dalam.Saat ini lampu di kantor polisi masih terang-benderang. Semua orang sedang bekerja lembur hingga larut malam. Mereka seakan-akan tidak menyadari Yasmin yang tiba-tiba masuk.Yasmin menuju ke meja di sebelah dinding sembari melihat sekeliling.

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 12

    Yasmin jarang sakit. Demi anak-anaknya, dia juga tidak berani sakit, apalagi tidak sadarkan diri sampai tiga hari. Ini tidak pernah terjadi.Dia merasa tubuhnya lumayan kuat. Namun, setelah pulang dan diawasi oleh Daniel, Yasmin malah sakit dalam setengah bulan sampai begitu parah.Yasmin ketakutan, stres dan kedinginan. Tentu saja tubuhnya tidak bisa tahan ...."Makan makanan cair dulu." Helen menerima makanan yang diserahkan pembantu.Pembantu itu membantu meninggikan bantal Yasmin agar Yasmin bisa berbaring dengan lebih nyaman.Yasmin tercengang melihat Helen secara pribadi menyuapinya.Helen tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa. Menjagamu sampai kamu sehat juga adalah tugasku."Yasmin tidak mengatakan apa-apa dan menelan makanannya.Sekujur tubuhnya terasa lemas, matanya sakit dan dia juga tidak punya selera. Akan tetapi, demi anak-anaknya, Yasmin bisa menahan apa pun ....Setelah Yasmin selesai makan, dia berbaring ke bantal dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia terti

Latest chapter

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1181

    "Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1180

    "Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1179

    Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1178

    "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1177

    Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1176

    Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1175

    "Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1174

    "Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1173

    "Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status