Tubuh Yasmin langsung menjadi lemas dan dia bersandar ke tepi sofa.Ya. Dia memang sial.Kalau dia tidak sial, mana mungkin dia tidak dilepaskan Daniel ...."Kalian nggak boleh membawa pergi Yasmin. Kalau kalian mau mati, silakan tinggal!" kata Daniel sebelum menembak sebuah vas bunga sampai pecah."Aaa!" jerit Yasmin.Yasmin menoleh untuk melihat Jason dan Martin. Mereka juga terkejut, tapi untungnya mereka tidak terluka."Pengawal!" teriak Daniel.Pengawal yang berdiri di luar masuk. Mereka menatap Jason dan Martin dengan garang sambil bertanya, "Apa mau kami mengusir mereka?"Jason pasti tidak berani melawan balik karena dia tahu dia lebih lemah.Lagi pula, untuk apa ayah dan anak bertengkar?Martin tidak tega meninggalkan Yasmin. Kalau begitu, bukankah itu sama saja dia membiarkan Yasmin mati?Begitu mata Martin bertemu dengan mata Yasmin, dia tahu Yasmin sedang memberikannya kode untuk pergi.Martin tidak mau pergi!"Dia nggak akan membunuhku. Tenanglah," kata Yasmin dengan lemah.
Yasmin terhuyung mundur."Merasa hebat hanya karena kamu bisa mengambil pistol? Apa kamu tahu cara menembak? Mau aku mengajarimu, nggak?" Daniel pun langsung menarik pelatuknya ke arah dahi Yasmin."Aaa!" Yasmin memegang kepalanya. Kedua kakinya menjadi lemas sehingga dia hampir berlutut.Yasmin sadar kalau tubuhnya tidak terluka karena peluru pistol tidak mengenainya."Sebelum aku menembak untuk kedua kalinya, menghilang dari hadapanku," ujar Daniel dengan sinis.Yasmin langsung keluar dari aula utama.Lalu, dia masuk ke dalam mobil yang sedang menunggu di luar.Setelah mobilnya melaju cukup jauh, tubuhnya masih belum berhenti gemetar.Yasmin telah mengalami ketakutan yang luar biasa dan perlu beberapa waktu untuk menenangkan diri.Dia kembali ke apartemennya dan mengunci pintunya. Dia melempar kursi sambil berteriak, "Dasar Daniel gila! Dasar orang gila!"Ketika Yasmin berusia 20 tahun, Daniel belum semengerikan ini. Setidaknya Daniel tidak punya pistol!Bisa-bisanya dia mempunyai pi
Besok harinya, Yasmin mengirim pesan kepada Martin, tante dan pamannya kalau dia sudah aman.Ini agar mereka berhenti mengkhawatirkannya.Sebenarnya, Yasmin tidak ingin pergi ke rumah sakit bedah plastik. Lagi pula, tinggal 15 hari. Nanti dia juga akan menyelinap pergi, jadi bekerja selama 15 hari ini terasa sia-sia.Namun, kalau dia tidak pergi, Daniel akan mencurigainya.Yasmin pergi ke rumah sakit bedah plastik, lalu berpapasan dengan Stella. Stella langsung menyindir, "Wah, akhirnya kamu menunjukkan batang hidungmu juga. Sudah selesai mens?""Sudah," jawab Yasmin."Lemah sekali. Sepertinya lain kali kamu akan cuti lama setiap bulan! Aku nggak tahu kenapa perusahaan mau mempertahankan orang sepertimu. Karenamu, Supervisor dipecat. Benar-benar sial!" Setelah Stella selesai berbicara, dia pergi.Yasmin mengerutkan keningnya. Apa Stella sedang mencari masalah dengannya?Namun, situasi seperti ini benar-benar membuat Yasmin tidak nyaman. Bukankah kacau kalau semua orang cuti ketika mens
Saat Yasmin menuruni tangga, seorang wanita paruh baya lewat sambil membawa sekantong buah-buahan.Yasmin berhenti di anak tangga, kemudian berbalik dengan kaget.Wanita paruh baya itu lanjut menaiki tangga selangkah demi selangkah. Sepertinya dia tidak menyadari ada yang aneh.Napas Yasmin memburu ketika melihat punggung wanita itu. Dia sampai lupa bergerak.Apa itu ... ibunya?Bagaimana mungkin? Bukankah ibunya sudah meninggal?Akan tetapi, orang tadi ....Jangan-jangan Yasmin salah orang?Saat wanita paruh baya itu telah menaiki anak tangga terakhir, Yasmin tersadar, lalu segera mengejarnya.Yasmin mengikuti wanita paruh baya itu sampai sebuah gerbang kompleks.Kompleks itu sudah sangat tua. Ia bahkan tidak mempunyai satpam.Saat wanita paruh baya itu mengeluarkan kuncinya, dia baru menyadari ada yang tidak beres. Dia pun berbalik.Saat melihat wajah Yasmin, wanita paruh baya itu panik. Kantong di tangannya jatuh sehingga buah-buahannya berserakan ke mana-mana.Mata Yasmin berkaca-k
"Nggak mungkin! Mama pasti akan pulang!""Kita tunggu Mama bersama!"Julia memanyunkan bibirnya. "Benarkah? Tapi ... Mama masih lama baru pulang ...."Kedua kakaknya terdiam. Mereka juga tahu masih lama dan hari ini baru hari keempat.Julian yang sebagai kakak pertama teringat sesuatu. Matanya melebar dan wajahnya tampak serius. Matanya berbinar-binar karena kepikiran sesuatu. "Kalau Mama nggak pulang, kita yang pergi cari Mama!"Julius tidak mengatakan apa-apa. Dia merasa rencana Julian lumayan bagus.Julia melompat keluar dari selimutnya. Matanya juga mendadak berbinar-binar. "Benarkah? Tapi, Mama jauh sekali. Kata Nenek Rita ... Mama di Negara Khitan ....""Di Kota Imperial!" sambung Julian."Kita harus naik pesawat!" Mata Julia berkilau sebelum ia meredup. "Bagaimana caranya?"Kedua kakak Julia terdiam.Julius berkata, "Kita ikut orang dewasa, pasti bisa ke Kota Imperial!"Ketiga mata anak-anak pun berbinar-binar seperti bintang.Mereka mulai mengambil pensil dan kertas untuk menul
"Makmur sekali. Aku jamin kamu nggak akan kecewa ...."Mata ketiga anak kecil itu langsung berbinar-binar, kemudian segera mengikuti pasangan suami istri itu. Mereka sama-sama melewati pintu metal detektor.Mereka pasti bisa menemukan ibu mereka!Saat mereka berbaris, orang-orang di depan mengira mereka adalah anaknya orang yang di belakang. Sedangkan orang-orang di belakang mengira mereka adalah anaknya orang yang di depan."Tiga anak kecil itu menggemaskan sekali!""Anak kembar tiga! Tiga-tiganya cantik dan tampan!""Lucu sekali. Aku ingin mencubit pipi mereka ...."Jangankan orang yang berlalu-lalang, petugas keamanan pun terpesona oleh penampilan lucu ketiga anak kecil itu.Ketiga anak kecil itu pun diperiksa dengan wajah serius.Setelah diperiksa oleh petugas keamanan, Julia berkata dengan sebal, "Aku dicubit seorang kakak ....""Aku juga!""Aku juga!"Di ruang tunggu, ketiga anak itu mencari tempat duduk. Lalu, mereka duduk berjajar sambil menunggu pesawat dengan tenang.Sepuluh
"Aku sudah sangat tua. Aku nggak bisa bertahan lagi," kata Tante Rita di telepon.Yasmin memegang keningnya dengan tak berdaya. Kepalanya pusing karena dia sangat cemas.Yasmin pun tidak menyulitkan Tante Rita lagi. "Baik."Setelah panggilan berakhir, Yasmin duduk di tepi tempat tidur dengan lemas. Kepalanya berdengung.Bagaimana ini setelah anak-anaknya kemari? Apa Yasmin bisa pergi menjemput mereka? Bagaimana kalau nanti Daniel tahu?Anak-anak makin tidak boleh tinggal bersama Yasmin. Itu terlalu berbahaya!Yasmin tidak akan bisa menang dari Daniel!Karena Daniel membenci Yasmin, kemungkinan besar setelah Daniel mengambil anak-anaknya, Yasmin tidak akan punya kesempatan untuk melihat anak-anaknya lagi!Namun, siapa yang bisa membantu Yasmin?Setelah anak-anak tiba, harus ada orang yang pergi ke bandara untuk menjemput mereka!Tantenya tidak bisa. Martin juga tidak bisa ....Yasmin tiba-tiba kepikiran satu orang ....Di tengah malam, Yasmin keluar lewat pintu belakang apartemen. Lalu,
Julian melompat turun dari kursi. "Apa kamu benar-benar nenek kami?""Kenapa Mama nggak datang?""Di mana Mama?"Sofia langsung jatuh hati pada pandangan pertama ketika dia melihat ketiga anak yang menggemaskan itu.Apalagi Julia benar-benar mirip dengan Yasmin.Berbeda dengan Julian dan Julius, seharusnya mereka mirip dengan ayah mereka ....Sofia memegang tangan anak-anak yang lembut, lalu berkata, "Mama kalian menunggu di rumah. Kalian dapat melihatnya setelah kita pulang."Yasmin yang sedang di rumah menunggu dengan gelisah. Dia tidak bisa berdiri dan duduk dengan diam. Dia gugup sekali.Dia benar-benar tidak menyangka anak-anaknya akan terbang ke Kota Imperial. Orang-orang dewasa di sekitar pun tidak sadar!Mereka baru berusia dua tahun!Terdengar suara pintu dibuka. Begitu pintu terbuka, tiga sosok kecil bergegas masuk. Saat mereka melihat Yasmin, mereka langsung berlari dengan penuh semangat."Mama!""Mama!""Mama!"Yasmin pun melangkah maju, lalu langsung memeluk anak-anaknya d