Sebelum Yasmin pergi, dia tetap meninggalkan kartunya.Dia tidak mungkin menggunakan uang ibunya.Selama beberapa tahun ini, seharusnya ibunya juga hidup susah. Dari benda-benda di rumahnya, Yasmin bisa melihat kalau ibunya hidup sebatang kara.Yasmin kembali ke apartemennya.Ponselnya berada di meja kopi.Yasmin mengambilnya, lalu melihat tidak ada orang yang mencarinya. Dia paling takut Daniel akan mencarinya.Namun, akhir-akhir ini Daniel diam saja.Lebih baik pria itu tidak muncul lagi selamanya ....Sudah hampir jam tujuh pagi dan langit di luar cerah. Yasmin yang kekurangan tidur dan capek pun duduk di sofa.Dia akan mendapatkan paspornya dalam seminggu.Namun, dia tidak merasa terlalu yakin.Setiap detik Yasmin khawatir keberadaan anak-anaknya akan ketahuan ....Di rumah sakit bedah plastik, Yasmin yang sudah mau pulang kerja masih berpikir apakah dia mau pergi melihat anak-anaknya malam ini.Seharian ini dia tidak melihat anak-anak. Dia hanya mengirim pesan kepada ibunya untuk
Kezia melihat dua wanita berjalan keluar dari rumah sakit bedah plastik melalui jendelanya.Kezia yang kepikiran sebuah ide mengambil ponselnya, kemudian memfoto Yasmin.Setelah itu, dia menelepon paparazi pribadinya. "Bantu aku menyelidiki orang ini. Cari tahu dia menemui siapa saja. Kalau ada apa-apa, beri tahu aku."Setelah menutup telepon, Kezia tersenyum dengan licik.Pada malam hari, Yasmin menelepon anak-anaknya. "Ya, Mama baru pulang kerja .... Nggak boleh datang mencari Mama .... Mama agak lelah, jadi hari ini nggak bisa ke sana .... Jangan nakal-nakal, ya. Harus mendengar Nenek .... Oke, besok Mama akan pergi untuk melihat kalian ...."Akhirnya Yasmin mengalah.Anak-anak tidak memahami situasi berbahaya saat ini karena mereka baru berusia 2 tahun. Mereka masih di usia di mana mereka akan menangis dan menginginkan ibu mereka. Bagaimana Yasmin bisa memaksa mereka untuk bersikap pengertian seperti orang dewasa?Jadi, besok harinya Yasmin mengunjungi mereka.Saat sudah jam sebela
Ketika Yasmin sedang mencuci mukanya, anak-anak mengambil handuk di sebelah untuk mencuci wajah mereka sendiri."Sudah bersih?" tanya Yasmin."Sudah!" jawab anak-anak dengan serempak.Sofia menggoyangkan botol susu yang sudah dia siapkan. "Saatnya minum susu.""Oke, Nenek!"Yasmin menemani anak-anaknya makan sarapan, kemudian dia baru buru-buru pergi.Dia berjanji dia akan pulang dalam dua hari.Ketiga anak itu terlihat sedih dan tidak ingin ibu mereka pergi, tapi Yasmin tidak bisa melakukan apa-apa.Yasmin yang baru saja keluar dikejar oleh Sofia. "Kunci ini untukmu. Lain kali langsung buka pintu saja.""Baik."Paparazi yang sedang bersembunyi di sudut tangga pun mengambil foto.Setelah paparazi itu menyelesaikan tugasnya selama 24 jam, dia mengirimkan foto yang diambil pada Kezia.Kezia bertanya lewat telepon, "Apa ini?""Aku sudah membuntuti Yasmin seharian. Dia berangkat kerja dan pulang kerja sesuai jadwal. Lalu, dia hanya bertemu dengan seorang wanita.""Siapa?""Aku nggak tahu.
Seorang model pun mendekati Yasmin.Yasmin sangat takut, tapi orang yang sedang menahannya tidak bergerak.Model itu duduk di sebelah, lalu mulai menyentuh Yasmin dan ingin melepas celananya."Jangan sentuh aku! Pergi!"Kezia yang berada di seberang mengangkat ponselnya dan mengarahkan kameranya ke Yasmin untuk memulai merekam. "Yasmin, perhatikan ekspresimu atau kamu akan terlihat jelek.""Kezia, kamu ...." Yasmin hendak mengatakan sesuatu, tapi kemudian pintunya terbuka.Daniel sedang berdiri di depan pintu. Cahaya lampu di atas seakan-akan menghindari sosok Daniel yang tinggi karena ketakutan.Wajahnya yang tampan dan cuek menghadap ke dalam ruangan.Saat Yasmin melihat kemunculan Daniel yang tiba-tiba, dia tidak tahu apakah dirinya akan diselamatkan atau tidak.Kezia berdiri dan menyimpan ponselnya untuk menyembunyikan kejahatannya. "Kak ... Kak Daniel, kenapa kamu di sini?"Daniel berjalan masuk. Raut wajahnya tidak bisa dibaca ketika dia berkata, "Apa aku tidak boleh ke sini?""B
Yasmin melihat ke bawah. "Aku tahu. Tapi, terima kasih. Kalau bukan berkat kamu, aku nggak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ...."Daniel tidak menyangka Yasmin akan menyerah begitu cepat. Dengan tatapan sinis, dia berkata, "Kenapa? Kamu mengira aku datang untuk menolongmu?""Aku nggak peduli. Pokoknya, kekacauan ini berhenti karena kamu muncul ..." kata Yasmin dengan lemas.Daniel berkata dengan sinis, "Kamu adalah milikku. Orang lain nggak punya hak menyentuhmu."Yasmin mengerti maksud Daniel.Tidak peduli apa pun penyiksaannya, itu harus dilakukan oleh Daniel. Kalau tidak, kesenangannya akan berkurang."Bukankah aku sudah bilang kamu nggak boleh berhubungan dengan wanita jalang Keluarga Guntur itu? Apa kamu nggak bisa memahamiku?" kata Daniel dengan sangat sinis."Dia pergi ke rumah sakit bedah plastik sebagai pelanggan. Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh pergi cari tahu," kata Yasmin dengan jujur. Tantenya merasa dia sudah tua, jadi dia ingin melakukan perawatan."Lebih bai
"Oke. Nanti aku menyimpan ponselku.""Baik." Lalu, Yasmin tiba-tiba kepikiran sesuatu dan berkata, "Apa aku boleh pinjam ponselmu untuk menelepon seseorang? Anu .... Maaf, karena sedang jam kerja, kami nggak boleh memegang ponsel. Ada sesuatu yang ingin kuberi tahu orang rumah ....""Nggak apa-apa. Telepon saja." Pelanggan itu memberikan ponselnya dengan baik hati pada Yasmin."Terima kasih." Yasmin pun tidak menolak. Dia langsung menelepon ibunya. "Ibu, nanti sore apa kamu bisa membantuku membeli ponsel baru? Beli yang murah seperti dua jutaan. Aku akan mengambilnya ketika aku pergi ke tempatmu."Setelah itu, Yasmin mengembalikan ponsel pelanggan.Seperti biasa, setelah jam 11 malam, Yasmin mandi, mengganti pakaiannya, lalu keluar.Dia tetap menggunakan pintu belakang.Namun, dia tidak menyadari mobil Rolls Royce yang melaju ke kompleksnya.Melalui jendela mobilnya yang gelap, Daniel menatap ke kejauhan. Dia seperti binatang buas yang diam-diam menatap mangsanya.Jari-jarinya yang pan
"Aku akan tahu setelah aku masuk dan melihatnya." Daniel tidak langsung melepaskan Yasmin. Ekspresi Daniel tampak acuh tak acuh.Pada saat ini, ada orang yang membuka pintu dari dalam. Itu adalah Sofia yang terbangun karena suara bisik yang didengarnya. "Yasmin?""Jangan!" Yasmin terkejut. Secara insting, Yasmin belari menuju Daniel, lalu memeluk pinggangnya erat-erat.Daniel pun terdorong mundur beberapa langkah. Dia mengerutkan keningnya dan tatapannya menjadi sinis.Ketika Sofia melihat adegan itu, dia tercengang. Yang terpenting adalah Sofia sudah melihat wajah Daniel.Daniel sangat mirip dengan Julian dan Julius!Tanpa perlu bertanya, Sofia sudah tahu siapa pria itu.Tatapan mata Daniel terlalu menyeramkan sehingga Sofia tidak berani menatapnya balik."Ibu, masuk!" Yasmin tidak berani melepaskan Daniel karena dia takut pria itu akan melakukan apa-apa."Tapi ...." Sofia khawatir."Aku baik-baik saja!" kata Yasmin sambil melihat Sofia.Sofia pun tidak mengatakan apa-apa lagi dan men
Tangan Daniel berhenti bergerak. Dia menyipitkan matanya dan menatap bekas luka di perut rata Yasmin.Yasmin panik, lalu menutup bekas luka itu dengan tangannya sambil menjelaskan, "Tahun lalu aku menjalani operasi usus buntu ...."Bekas lukanya bukan di tengah, tapi agak melenceng. Yang terpenting adalah kulit Yasmin berbeda dengan yang lain.Setelah orang melahirkan, kulit orang lain menjadi kendor dan bahkan penuh dengan stretch mark.Akan tetapi, kulit Yasmin tidak begitu. Kulitnya halus dan lembut. Kecuali bekas lukanya, area lain tampak normal.Orang lain pasti akan sulit menebak kalau Yasmin sudah pernah melahirkan ....Saat Daniel sedang tercengang, muncul suara ledakan dari bawah. Rumah Yasmin pun berguncang, lalu bunyi alarm berbunyi di koridor.Alis tebal Daniel berkerut dan tatapannya tajam. "Aku sudah meremehkannya."Ponsel Daniel yang berada di dalam jas bergetar.Daniel melirik Yasmin sekilas sebelum berdiri untuk mengambil jasnya yang di lantai. Lalu, dia mengambil pons