"Oke. Nanti aku menyimpan ponselku.""Baik." Lalu, Yasmin tiba-tiba kepikiran sesuatu dan berkata, "Apa aku boleh pinjam ponselmu untuk menelepon seseorang? Anu .... Maaf, karena sedang jam kerja, kami nggak boleh memegang ponsel. Ada sesuatu yang ingin kuberi tahu orang rumah ....""Nggak apa-apa. Telepon saja." Pelanggan itu memberikan ponselnya dengan baik hati pada Yasmin."Terima kasih." Yasmin pun tidak menolak. Dia langsung menelepon ibunya. "Ibu, nanti sore apa kamu bisa membantuku membeli ponsel baru? Beli yang murah seperti dua jutaan. Aku akan mengambilnya ketika aku pergi ke tempatmu."Setelah itu, Yasmin mengembalikan ponsel pelanggan.Seperti biasa, setelah jam 11 malam, Yasmin mandi, mengganti pakaiannya, lalu keluar.Dia tetap menggunakan pintu belakang.Namun, dia tidak menyadari mobil Rolls Royce yang melaju ke kompleksnya.Melalui jendela mobilnya yang gelap, Daniel menatap ke kejauhan. Dia seperti binatang buas yang diam-diam menatap mangsanya.Jari-jarinya yang pan
"Aku akan tahu setelah aku masuk dan melihatnya." Daniel tidak langsung melepaskan Yasmin. Ekspresi Daniel tampak acuh tak acuh.Pada saat ini, ada orang yang membuka pintu dari dalam. Itu adalah Sofia yang terbangun karena suara bisik yang didengarnya. "Yasmin?""Jangan!" Yasmin terkejut. Secara insting, Yasmin belari menuju Daniel, lalu memeluk pinggangnya erat-erat.Daniel pun terdorong mundur beberapa langkah. Dia mengerutkan keningnya dan tatapannya menjadi sinis.Ketika Sofia melihat adegan itu, dia tercengang. Yang terpenting adalah Sofia sudah melihat wajah Daniel.Daniel sangat mirip dengan Julian dan Julius!Tanpa perlu bertanya, Sofia sudah tahu siapa pria itu.Tatapan mata Daniel terlalu menyeramkan sehingga Sofia tidak berani menatapnya balik."Ibu, masuk!" Yasmin tidak berani melepaskan Daniel karena dia takut pria itu akan melakukan apa-apa."Tapi ...." Sofia khawatir."Aku baik-baik saja!" kata Yasmin sambil melihat Sofia.Sofia pun tidak mengatakan apa-apa lagi dan men
Tangan Daniel berhenti bergerak. Dia menyipitkan matanya dan menatap bekas luka di perut rata Yasmin.Yasmin panik, lalu menutup bekas luka itu dengan tangannya sambil menjelaskan, "Tahun lalu aku menjalani operasi usus buntu ...."Bekas lukanya bukan di tengah, tapi agak melenceng. Yang terpenting adalah kulit Yasmin berbeda dengan yang lain.Setelah orang melahirkan, kulit orang lain menjadi kendor dan bahkan penuh dengan stretch mark.Akan tetapi, kulit Yasmin tidak begitu. Kulitnya halus dan lembut. Kecuali bekas lukanya, area lain tampak normal.Orang lain pasti akan sulit menebak kalau Yasmin sudah pernah melahirkan ....Saat Daniel sedang tercengang, muncul suara ledakan dari bawah. Rumah Yasmin pun berguncang, lalu bunyi alarm berbunyi di koridor.Alis tebal Daniel berkerut dan tatapannya tajam. "Aku sudah meremehkannya."Ponsel Daniel yang berada di dalam jas bergetar.Daniel melirik Yasmin sekilas sebelum berdiri untuk mengambil jasnya yang di lantai. Lalu, dia mengambil pons
"Selama aku bisa menghentikannya, luka kecil ini bukan apa-apa."Yasmin merasa sedih. "Semalam kenapa kamu mencariku?" tanyanya."Kamu nggak mengangkat teleponku, jadi aku kira telah terjadi sesuatu padamu. Untung aku pergi ke tempatmu. Aku mau bertanya apa kamu sudah mengurus paspormu? Apa kamu benar-benar nggak perlu bantuanku?""Aku sudah mengurus pasporku. Dua hari lagi selesai.""Aku berharap kamu bisa cepat-cepat bebas dari Daniel.""Ya ..." kata Yasmin.Dia ingin melarikan diri sejauh mungkin dari Daniel bersama anak-anaknya."Kapan pun kamu mau pergi, aku akan membantumu memesan tiket. Tenang saja. Aman, kok. Daniel nggak akan tahu.""Oke."Setelah panggilan berakhir, Yasmin menjadi tidak sabar.Sore hari, ketika anak-anak sedang tidur siang, Sofia pun mengambil kesempatan ini untuk pergi ke rumah Yasmin.Yasmin sudah memberi tahu Sofia lewat telepon kalau dia sudah mengganti kode sandi pintunya.Sofia pergi setelah dia meninggalkan ponsel Yasmin.Saat Sofia baru keluar dari ge
"Yasmin." Klara memegang tangan Yasmin.Yasmin tersadar, kemudian dia melihat raut wajah tantenya yang sedih. "Kamu nggak tahu, meskipun aku sudah menjadi anggota Keluarga Guntur dan mempunyai kehidupan yang diirikan orang lain, tahun itu aku juga berkorban. Aku setuju untuk nggak akan mempunyai anak selamanya."Selama ini Yasmin heran kenapa tante dan pamannya tidak mempunyai anak setelah menikah begitu lama. Ternyata ini alasannya."Jadi, Yasmin, menetap di sini saja, ya? Aku tahu kamu sedang memikirkan cara untuk pergi. Tapi, jangan pergi. Temani Tante, ya? Setelah kamu pergi, Tante benar-benar nggak punya siapa-siapa lagi."Yasmin pun merasa dilema. "Tante, aku ... aku juga terpaksa. Kita tunggu beberapa tahun, ya. Setelah Daniel nggak mengganggu, aku akan kembali, oke?"Yasmin tidak punya pilihan lain, masih ada anak-anaknya.Tidak masalah kalau dia tidak punya anak, dia akan bersedia menemani tantenya ...."Aku tahu seharusnya aku nggak memohon apa-apa padamu. Semua ini salahku .
"Apa kamu nggak percaya padaku?" tanya Martin dengan lembut.Yasmin memercayai Martin. Selama ini Martin telah membantunya.Karena Martin mempersiapkan semuanya, Yasmin perlu mendiskusikan rencana tersebut dengan ibunya.Dua hari ini Yasmin tidak pergi melihat anak-anaknya karena takut akan terjadi apa-apa.Dia mengatakan semuanya melewati telepon.Dia berencana pergi malam ini.Martin memesan tiket pesawat jam 12 malam.Pada jam 11, Yasmin sudah berpakaian rapi. Tangannya hanya menjinjing satu tas dan dia meninggalkan barang lainnya.Dia meninggalkan ponselnya yang dipasang pelacak di rumah. Dia turun dari tangga darurat, kemudian keluar dari gedung apartemen melewati pintu belakang.Ketika Yasmin melihat mobil Martin, dia berlari mendekati mobil tersebut.Martin membantu Yasmin membuka pintu.Yasmin pun langsung masuk ke dalam mobil.Mobil Porsche Martin menuju ke bandara."Jangan gugup," hibur Martin.Yasmin mencoba menenangkan dirinya, tapi seulas senyuman canggung masih terukir di
Yasmin merasa sekujur tubuhnya mendingin. Dia berkata dengan terbata-bata, "Ke .. kenapa kamu ... se ... seperti ini?""Kenapa? Karena seru! Apa kamu nggak berpikir begitu? Kamu nggak mengira aku akan mengkhianati kakakku demi kamu, 'kan? Kamu naif sekali." Martin menghela napas sambil menggelengkan kepalanya.Yasmin membelalakkan matanya dan air matanya menetes keluar.Dulu dia mengira Martin yang lembut tidak seperti Daniel, ternyata dia sudah salah menilai orang.Mereka semua gila!"Aduh, kamu menangis? Kasihan sekali ...." Martin mengulurkan tangannya untuk membelai pipi Yasmin.Yasmin pun menepis tangan Martin dengan kuat, kemudian dia menyepak pintu mobil."Ah!" Pintu mobil tersebut mengenai Martin sehingga dia terdorong mundur beberapa langkah. Ekspresinya langsung menjadi masam dan tatapan matanya berkilat jahat. Dia membuka pintu mobil dan langsung menarik Yasmin keluar. Kemudian, Martin mengangkat tangannya untuk menampar wajah Yasmin.Namun, sebelum tangan Martin sempat mend
Bagaimana mungkin Daniel akan melepaskan orang yang pernah menyinggungnya?!Yasmin duduk meringkuk di pojok.Dia sudah siap menerima hukuman setelah dia sampai rumah.Ini tidak penting.Sekarang ibunya dan anak-anak sedang menunggu instruksi Yasmin di bandara.Sofia membawa ketiga anak kecil ke bandara. Mereka sedang menunggu sambil makan.Makanan di dalam mulut si kembar tiga membuat pipi mereka seperti bakso. Terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Nenek, kapan Mama sampai?" tanya Julian."Sudah lama sekali," kata Julius."Nenek, apa Mama nggak akan datang?" tanya Julia dengan khawatir."Mama akan datang, kok. Kita tunggu lagi, ya." Sofia tidak berani menelepon Yasmin.Yasmin sudah berkata menunggu telepon darinya.Menurut waktu yang perjalanannya selama 40 menit, seharusnya Yasmin dari tadi sudah sampai.Sekarang dua jam sudah berlalu.Jangan-jangan sungguh telah terjadi sesuatu?Mobil Rolls Royce itu berhenti di Taman Royal. Sosok tinggi yang sedang berdiri di bawah langit malam me