"Nggak mungkin! Mama pasti akan pulang!""Kita tunggu Mama bersama!"Julia memanyunkan bibirnya. "Benarkah? Tapi ... Mama masih lama baru pulang ...."Kedua kakaknya terdiam. Mereka juga tahu masih lama dan hari ini baru hari keempat.Julian yang sebagai kakak pertama teringat sesuatu. Matanya melebar dan wajahnya tampak serius. Matanya berbinar-binar karena kepikiran sesuatu. "Kalau Mama nggak pulang, kita yang pergi cari Mama!"Julius tidak mengatakan apa-apa. Dia merasa rencana Julian lumayan bagus.Julia melompat keluar dari selimutnya. Matanya juga mendadak berbinar-binar. "Benarkah? Tapi, Mama jauh sekali. Kata Nenek Rita ... Mama di Negara Khitan ....""Di Kota Imperial!" sambung Julian."Kita harus naik pesawat!" Mata Julia berkilau sebelum ia meredup. "Bagaimana caranya?"Kedua kakak Julia terdiam.Julius berkata, "Kita ikut orang dewasa, pasti bisa ke Kota Imperial!"Ketiga mata anak-anak pun berbinar-binar seperti bintang.Mereka mulai mengambil pensil dan kertas untuk menul
"Makmur sekali. Aku jamin kamu nggak akan kecewa ...."Mata ketiga anak kecil itu langsung berbinar-binar, kemudian segera mengikuti pasangan suami istri itu. Mereka sama-sama melewati pintu metal detektor.Mereka pasti bisa menemukan ibu mereka!Saat mereka berbaris, orang-orang di depan mengira mereka adalah anaknya orang yang di belakang. Sedangkan orang-orang di belakang mengira mereka adalah anaknya orang yang di depan."Tiga anak kecil itu menggemaskan sekali!""Anak kembar tiga! Tiga-tiganya cantik dan tampan!""Lucu sekali. Aku ingin mencubit pipi mereka ...."Jangankan orang yang berlalu-lalang, petugas keamanan pun terpesona oleh penampilan lucu ketiga anak kecil itu.Ketiga anak kecil itu pun diperiksa dengan wajah serius.Setelah diperiksa oleh petugas keamanan, Julia berkata dengan sebal, "Aku dicubit seorang kakak ....""Aku juga!""Aku juga!"Di ruang tunggu, ketiga anak itu mencari tempat duduk. Lalu, mereka duduk berjajar sambil menunggu pesawat dengan tenang.Sepuluh
"Aku sudah sangat tua. Aku nggak bisa bertahan lagi," kata Tante Rita di telepon.Yasmin memegang keningnya dengan tak berdaya. Kepalanya pusing karena dia sangat cemas.Yasmin pun tidak menyulitkan Tante Rita lagi. "Baik."Setelah panggilan berakhir, Yasmin duduk di tepi tempat tidur dengan lemas. Kepalanya berdengung.Bagaimana ini setelah anak-anaknya kemari? Apa Yasmin bisa pergi menjemput mereka? Bagaimana kalau nanti Daniel tahu?Anak-anak makin tidak boleh tinggal bersama Yasmin. Itu terlalu berbahaya!Yasmin tidak akan bisa menang dari Daniel!Karena Daniel membenci Yasmin, kemungkinan besar setelah Daniel mengambil anak-anaknya, Yasmin tidak akan punya kesempatan untuk melihat anak-anaknya lagi!Namun, siapa yang bisa membantu Yasmin?Setelah anak-anak tiba, harus ada orang yang pergi ke bandara untuk menjemput mereka!Tantenya tidak bisa. Martin juga tidak bisa ....Yasmin tiba-tiba kepikiran satu orang ....Di tengah malam, Yasmin keluar lewat pintu belakang apartemen. Lalu,
Julian melompat turun dari kursi. "Apa kamu benar-benar nenek kami?""Kenapa Mama nggak datang?""Di mana Mama?"Sofia langsung jatuh hati pada pandangan pertama ketika dia melihat ketiga anak yang menggemaskan itu.Apalagi Julia benar-benar mirip dengan Yasmin.Berbeda dengan Julian dan Julius, seharusnya mereka mirip dengan ayah mereka ....Sofia memegang tangan anak-anak yang lembut, lalu berkata, "Mama kalian menunggu di rumah. Kalian dapat melihatnya setelah kita pulang."Yasmin yang sedang di rumah menunggu dengan gelisah. Dia tidak bisa berdiri dan duduk dengan diam. Dia gugup sekali.Dia benar-benar tidak menyangka anak-anaknya akan terbang ke Kota Imperial. Orang-orang dewasa di sekitar pun tidak sadar!Mereka baru berusia dua tahun!Terdengar suara pintu dibuka. Begitu pintu terbuka, tiga sosok kecil bergegas masuk. Saat mereka melihat Yasmin, mereka langsung berlari dengan penuh semangat."Mama!""Mama!""Mama!"Yasmin pun melangkah maju, lalu langsung memeluk anak-anaknya d
Sebelum Yasmin pergi, dia tetap meninggalkan kartunya.Dia tidak mungkin menggunakan uang ibunya.Selama beberapa tahun ini, seharusnya ibunya juga hidup susah. Dari benda-benda di rumahnya, Yasmin bisa melihat kalau ibunya hidup sebatang kara.Yasmin kembali ke apartemennya.Ponselnya berada di meja kopi.Yasmin mengambilnya, lalu melihat tidak ada orang yang mencarinya. Dia paling takut Daniel akan mencarinya.Namun, akhir-akhir ini Daniel diam saja.Lebih baik pria itu tidak muncul lagi selamanya ....Sudah hampir jam tujuh pagi dan langit di luar cerah. Yasmin yang kekurangan tidur dan capek pun duduk di sofa.Dia akan mendapatkan paspornya dalam seminggu.Namun, dia tidak merasa terlalu yakin.Setiap detik Yasmin khawatir keberadaan anak-anaknya akan ketahuan ....Di rumah sakit bedah plastik, Yasmin yang sudah mau pulang kerja masih berpikir apakah dia mau pergi melihat anak-anaknya malam ini.Seharian ini dia tidak melihat anak-anak. Dia hanya mengirim pesan kepada ibunya untuk
Kezia melihat dua wanita berjalan keluar dari rumah sakit bedah plastik melalui jendelanya.Kezia yang kepikiran sebuah ide mengambil ponselnya, kemudian memfoto Yasmin.Setelah itu, dia menelepon paparazi pribadinya. "Bantu aku menyelidiki orang ini. Cari tahu dia menemui siapa saja. Kalau ada apa-apa, beri tahu aku."Setelah menutup telepon, Kezia tersenyum dengan licik.Pada malam hari, Yasmin menelepon anak-anaknya. "Ya, Mama baru pulang kerja .... Nggak boleh datang mencari Mama .... Mama agak lelah, jadi hari ini nggak bisa ke sana .... Jangan nakal-nakal, ya. Harus mendengar Nenek .... Oke, besok Mama akan pergi untuk melihat kalian ...."Akhirnya Yasmin mengalah.Anak-anak tidak memahami situasi berbahaya saat ini karena mereka baru berusia 2 tahun. Mereka masih di usia di mana mereka akan menangis dan menginginkan ibu mereka. Bagaimana Yasmin bisa memaksa mereka untuk bersikap pengertian seperti orang dewasa?Jadi, besok harinya Yasmin mengunjungi mereka.Saat sudah jam sebela
Ketika Yasmin sedang mencuci mukanya, anak-anak mengambil handuk di sebelah untuk mencuci wajah mereka sendiri."Sudah bersih?" tanya Yasmin."Sudah!" jawab anak-anak dengan serempak.Sofia menggoyangkan botol susu yang sudah dia siapkan. "Saatnya minum susu.""Oke, Nenek!"Yasmin menemani anak-anaknya makan sarapan, kemudian dia baru buru-buru pergi.Dia berjanji dia akan pulang dalam dua hari.Ketiga anak itu terlihat sedih dan tidak ingin ibu mereka pergi, tapi Yasmin tidak bisa melakukan apa-apa.Yasmin yang baru saja keluar dikejar oleh Sofia. "Kunci ini untukmu. Lain kali langsung buka pintu saja.""Baik."Paparazi yang sedang bersembunyi di sudut tangga pun mengambil foto.Setelah paparazi itu menyelesaikan tugasnya selama 24 jam, dia mengirimkan foto yang diambil pada Kezia.Kezia bertanya lewat telepon, "Apa ini?""Aku sudah membuntuti Yasmin seharian. Dia berangkat kerja dan pulang kerja sesuai jadwal. Lalu, dia hanya bertemu dengan seorang wanita.""Siapa?""Aku nggak tahu.
Seorang model pun mendekati Yasmin.Yasmin sangat takut, tapi orang yang sedang menahannya tidak bergerak.Model itu duduk di sebelah, lalu mulai menyentuh Yasmin dan ingin melepas celananya."Jangan sentuh aku! Pergi!"Kezia yang berada di seberang mengangkat ponselnya dan mengarahkan kameranya ke Yasmin untuk memulai merekam. "Yasmin, perhatikan ekspresimu atau kamu akan terlihat jelek.""Kezia, kamu ...." Yasmin hendak mengatakan sesuatu, tapi kemudian pintunya terbuka.Daniel sedang berdiri di depan pintu. Cahaya lampu di atas seakan-akan menghindari sosok Daniel yang tinggi karena ketakutan.Wajahnya yang tampan dan cuek menghadap ke dalam ruangan.Saat Yasmin melihat kemunculan Daniel yang tiba-tiba, dia tidak tahu apakah dirinya akan diselamatkan atau tidak.Kezia berdiri dan menyimpan ponselnya untuk menyembunyikan kejahatannya. "Kak ... Kak Daniel, kenapa kamu di sini?"Daniel berjalan masuk. Raut wajahnya tidak bisa dibaca ketika dia berkata, "Apa aku tidak boleh ke sini?""B