Besok harinya, Yasmin mengirim pesan kepada Martin, tante dan pamannya kalau dia sudah aman.Ini agar mereka berhenti mengkhawatirkannya.Sebenarnya, Yasmin tidak ingin pergi ke rumah sakit bedah plastik. Lagi pula, tinggal 15 hari. Nanti dia juga akan menyelinap pergi, jadi bekerja selama 15 hari ini terasa sia-sia.Namun, kalau dia tidak pergi, Daniel akan mencurigainya.Yasmin pergi ke rumah sakit bedah plastik, lalu berpapasan dengan Stella. Stella langsung menyindir, "Wah, akhirnya kamu menunjukkan batang hidungmu juga. Sudah selesai mens?""Sudah," jawab Yasmin."Lemah sekali. Sepertinya lain kali kamu akan cuti lama setiap bulan! Aku nggak tahu kenapa perusahaan mau mempertahankan orang sepertimu. Karenamu, Supervisor dipecat. Benar-benar sial!" Setelah Stella selesai berbicara, dia pergi.Yasmin mengerutkan keningnya. Apa Stella sedang mencari masalah dengannya?Namun, situasi seperti ini benar-benar membuat Yasmin tidak nyaman. Bukankah kacau kalau semua orang cuti ketika mens
Saat Yasmin menuruni tangga, seorang wanita paruh baya lewat sambil membawa sekantong buah-buahan.Yasmin berhenti di anak tangga, kemudian berbalik dengan kaget.Wanita paruh baya itu lanjut menaiki tangga selangkah demi selangkah. Sepertinya dia tidak menyadari ada yang aneh.Napas Yasmin memburu ketika melihat punggung wanita itu. Dia sampai lupa bergerak.Apa itu ... ibunya?Bagaimana mungkin? Bukankah ibunya sudah meninggal?Akan tetapi, orang tadi ....Jangan-jangan Yasmin salah orang?Saat wanita paruh baya itu telah menaiki anak tangga terakhir, Yasmin tersadar, lalu segera mengejarnya.Yasmin mengikuti wanita paruh baya itu sampai sebuah gerbang kompleks.Kompleks itu sudah sangat tua. Ia bahkan tidak mempunyai satpam.Saat wanita paruh baya itu mengeluarkan kuncinya, dia baru menyadari ada yang tidak beres. Dia pun berbalik.Saat melihat wajah Yasmin, wanita paruh baya itu panik. Kantong di tangannya jatuh sehingga buah-buahannya berserakan ke mana-mana.Mata Yasmin berkaca-k
"Nggak mungkin! Mama pasti akan pulang!""Kita tunggu Mama bersama!"Julia memanyunkan bibirnya. "Benarkah? Tapi ... Mama masih lama baru pulang ...."Kedua kakaknya terdiam. Mereka juga tahu masih lama dan hari ini baru hari keempat.Julian yang sebagai kakak pertama teringat sesuatu. Matanya melebar dan wajahnya tampak serius. Matanya berbinar-binar karena kepikiran sesuatu. "Kalau Mama nggak pulang, kita yang pergi cari Mama!"Julius tidak mengatakan apa-apa. Dia merasa rencana Julian lumayan bagus.Julia melompat keluar dari selimutnya. Matanya juga mendadak berbinar-binar. "Benarkah? Tapi, Mama jauh sekali. Kata Nenek Rita ... Mama di Negara Khitan ....""Di Kota Imperial!" sambung Julian."Kita harus naik pesawat!" Mata Julia berkilau sebelum ia meredup. "Bagaimana caranya?"Kedua kakak Julia terdiam.Julius berkata, "Kita ikut orang dewasa, pasti bisa ke Kota Imperial!"Ketiga mata anak-anak pun berbinar-binar seperti bintang.Mereka mulai mengambil pensil dan kertas untuk menul
"Makmur sekali. Aku jamin kamu nggak akan kecewa ...."Mata ketiga anak kecil itu langsung berbinar-binar, kemudian segera mengikuti pasangan suami istri itu. Mereka sama-sama melewati pintu metal detektor.Mereka pasti bisa menemukan ibu mereka!Saat mereka berbaris, orang-orang di depan mengira mereka adalah anaknya orang yang di belakang. Sedangkan orang-orang di belakang mengira mereka adalah anaknya orang yang di depan."Tiga anak kecil itu menggemaskan sekali!""Anak kembar tiga! Tiga-tiganya cantik dan tampan!""Lucu sekali. Aku ingin mencubit pipi mereka ...."Jangankan orang yang berlalu-lalang, petugas keamanan pun terpesona oleh penampilan lucu ketiga anak kecil itu.Ketiga anak kecil itu pun diperiksa dengan wajah serius.Setelah diperiksa oleh petugas keamanan, Julia berkata dengan sebal, "Aku dicubit seorang kakak ....""Aku juga!""Aku juga!"Di ruang tunggu, ketiga anak itu mencari tempat duduk. Lalu, mereka duduk berjajar sambil menunggu pesawat dengan tenang.Sepuluh
"Aku sudah sangat tua. Aku nggak bisa bertahan lagi," kata Tante Rita di telepon.Yasmin memegang keningnya dengan tak berdaya. Kepalanya pusing karena dia sangat cemas.Yasmin pun tidak menyulitkan Tante Rita lagi. "Baik."Setelah panggilan berakhir, Yasmin duduk di tepi tempat tidur dengan lemas. Kepalanya berdengung.Bagaimana ini setelah anak-anaknya kemari? Apa Yasmin bisa pergi menjemput mereka? Bagaimana kalau nanti Daniel tahu?Anak-anak makin tidak boleh tinggal bersama Yasmin. Itu terlalu berbahaya!Yasmin tidak akan bisa menang dari Daniel!Karena Daniel membenci Yasmin, kemungkinan besar setelah Daniel mengambil anak-anaknya, Yasmin tidak akan punya kesempatan untuk melihat anak-anaknya lagi!Namun, siapa yang bisa membantu Yasmin?Setelah anak-anak tiba, harus ada orang yang pergi ke bandara untuk menjemput mereka!Tantenya tidak bisa. Martin juga tidak bisa ....Yasmin tiba-tiba kepikiran satu orang ....Di tengah malam, Yasmin keluar lewat pintu belakang apartemen. Lalu,
Julian melompat turun dari kursi. "Apa kamu benar-benar nenek kami?""Kenapa Mama nggak datang?""Di mana Mama?"Sofia langsung jatuh hati pada pandangan pertama ketika dia melihat ketiga anak yang menggemaskan itu.Apalagi Julia benar-benar mirip dengan Yasmin.Berbeda dengan Julian dan Julius, seharusnya mereka mirip dengan ayah mereka ....Sofia memegang tangan anak-anak yang lembut, lalu berkata, "Mama kalian menunggu di rumah. Kalian dapat melihatnya setelah kita pulang."Yasmin yang sedang di rumah menunggu dengan gelisah. Dia tidak bisa berdiri dan duduk dengan diam. Dia gugup sekali.Dia benar-benar tidak menyangka anak-anaknya akan terbang ke Kota Imperial. Orang-orang dewasa di sekitar pun tidak sadar!Mereka baru berusia dua tahun!Terdengar suara pintu dibuka. Begitu pintu terbuka, tiga sosok kecil bergegas masuk. Saat mereka melihat Yasmin, mereka langsung berlari dengan penuh semangat."Mama!""Mama!""Mama!"Yasmin pun melangkah maju, lalu langsung memeluk anak-anaknya d
Sebelum Yasmin pergi, dia tetap meninggalkan kartunya.Dia tidak mungkin menggunakan uang ibunya.Selama beberapa tahun ini, seharusnya ibunya juga hidup susah. Dari benda-benda di rumahnya, Yasmin bisa melihat kalau ibunya hidup sebatang kara.Yasmin kembali ke apartemennya.Ponselnya berada di meja kopi.Yasmin mengambilnya, lalu melihat tidak ada orang yang mencarinya. Dia paling takut Daniel akan mencarinya.Namun, akhir-akhir ini Daniel diam saja.Lebih baik pria itu tidak muncul lagi selamanya ....Sudah hampir jam tujuh pagi dan langit di luar cerah. Yasmin yang kekurangan tidur dan capek pun duduk di sofa.Dia akan mendapatkan paspornya dalam seminggu.Namun, dia tidak merasa terlalu yakin.Setiap detik Yasmin khawatir keberadaan anak-anaknya akan ketahuan ....Di rumah sakit bedah plastik, Yasmin yang sudah mau pulang kerja masih berpikir apakah dia mau pergi melihat anak-anaknya malam ini.Seharian ini dia tidak melihat anak-anak. Dia hanya mengirim pesan kepada ibunya untuk
Kezia melihat dua wanita berjalan keluar dari rumah sakit bedah plastik melalui jendelanya.Kezia yang kepikiran sebuah ide mengambil ponselnya, kemudian memfoto Yasmin.Setelah itu, dia menelepon paparazi pribadinya. "Bantu aku menyelidiki orang ini. Cari tahu dia menemui siapa saja. Kalau ada apa-apa, beri tahu aku."Setelah menutup telepon, Kezia tersenyum dengan licik.Pada malam hari, Yasmin menelepon anak-anaknya. "Ya, Mama baru pulang kerja .... Nggak boleh datang mencari Mama .... Mama agak lelah, jadi hari ini nggak bisa ke sana .... Jangan nakal-nakal, ya. Harus mendengar Nenek .... Oke, besok Mama akan pergi untuk melihat kalian ...."Akhirnya Yasmin mengalah.Anak-anak tidak memahami situasi berbahaya saat ini karena mereka baru berusia 2 tahun. Mereka masih di usia di mana mereka akan menangis dan menginginkan ibu mereka. Bagaimana Yasmin bisa memaksa mereka untuk bersikap pengertian seperti orang dewasa?Jadi, besok harinya Yasmin mengunjungi mereka.Saat sudah jam sebela