Share

Bab. 99

Luna mendengus dan tersenyum mengejek. "Bangun tidur sudah langsung melamarku? Minimal ada cincin berlian dan bunga," katanya bercanda, mencoba mencairkan suasana.

"Benarkah? Jika aku menyiapkan semuanya, apakah nanti kamu akan menerima lamaranku?" balas Rayyanza, setengah bercanda.

"Tentu saja tidak!" Luna memutar bola matanya, pura-pura kesal.

Rayyanza mencubit hidung Luna dengan gemas, kemudian beranjak. "Sudah, aku harus bersiap-siap pergi ke kantor."

Pria itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu, Luna menyiapkan roti sandwich dan segelas teh manis hangat, lalu menatanya di atas meja ruang televisi.

Beberapa saat kemudian, Rayyanza keluar dari kamar mandi. Luna tercekat melihat tubuh yang hanya terbalut handuk hingga sebatas pinggang. Dada bidang dengan sedikit otot membuat Luna menelan salivanya secara otomatis.

Rayyanza melangkah dengan meninggalkan jejak basah di lantai, masuk ke dalam kamar Luna untuk mengenakan pakaian.

"Sayang ...," panggil Rayy
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Merisa storia
pokoknya, simak terus ya, kak. Hehehe ....
goodnovel comment avatar
Ahmadfirdaus
gimna nasib luna kedepan nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status