Share

Bab. 100

Di dalam unit apartemen penthouse, Luna termangu. Pikirannya berkelana jauh, dan perasaanya pun campur aduk.

"Halo ... Luna?" Suara Amanda memecah lamunannya.

Luna terkesiap. "Ah, ya, Manda," ia berusaha menenangkan suaranya. "Aku yakin itu hanya sekadar mimpi. Tidak usah terlalu dipikirkan, namanya juga bunga tidur."

"Tapi, perasaanku juga tidak enak, Luna," Amanda melanjutkan, kekhawatiran terdengar jelas dalam suaranya.

Luna kembali termenung. Rasa bersalah menyelimuti hatinya, membuat dadanya terasa berat.

"Oh ya, kapan kamu akan kembali ke Indonesia?" tanya Luna, mengalihkan pembicaraan.

"Sekitar empat bulan lagi," sahut Amanda.

"Ternyata masih lama, ya?"

"Pekerjaanku di sini belum selesai. Ayo, main ke sini bersama Rayyan. Aku sangat merindukanmu," ungkap Amanda. "Oh, ya, kapan kamu kembali bekerja?"

"Ya, nanti kapan-kapan aku main ke Singapura. Kalau untuk masuk bekerja, aku belum tahu, tapi kemungkinan minggu depan," jawab Luna, berusaha terdengar tenang.

"Jika kam
Merisa storia

Halo, Kakak-kakak pembaca setiaku .... Aku ingin mengucapkan banyak-banyak terimakasih sama Kakak-Kakak semua karena sudah setia membaca ceritaku. Dan, terima kasih juga untuk yang sudah memberikan votenya. Aku gak menyangka ternyata sudah banyak yang memberiku vote ya ..., jadi terharu. Sekali lagi, terima kasih banyak ya .... Love you .... ♡♡♡

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status