Share

ASK-142

Indah terkejut tapi tidak marah. Untung juga pada saat itu Arsya tidak melihat rambut-rambut di lengannya yang dengan cepat mengkhianati. Semuanya bergidik. Aliran darahnya berdesir dan ia tidak tahu harus membuang pandangannya ke mana.

Sore itu Arsya sepertinya sengaja berputar-putar agar semakin lama tiba mengantarkan Indah ke rumah yang baru. Walau masih tidak terlalu banyak bicara, Arsya terlihat ceria dari yang terakhir kali terlihat.

“Makasih makan siangnya,” kata Indah, berpura-pura menunduk membetulkan pakaian.

“Kapan mulai masuk kerja di Pelita Sentosa? Yakin masih mau kerja di sana?” Arsya bersandar ke pintu mobil.

Indah mengangguk. “Setidaknya saya harus mencoba. Karena masa depan tidak ada yang tahu, kan?” Rasa penasarannya belum terbayarkan. Ia merasa memang harus menjalankan rencana yang sudah ia susun karena ia belum memutuskan sesuatu. “Tadi Bapak bilang tidak apa-apa, kan?”

“Iya. Tidak apa-apa, kok. Kamu juga punya kegiatan. Tapi pesan saya … jangan terlalu banyak te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (27)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
duh berasa kayak anak muda mau kencan ya
goodnovel comment avatar
Umi Naziha
memang dasarnya tipe tipe perempuan yang manut dan mudah diatur.kalau orang Jawa bilang nrimo
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
apakah yang akan terjadi selanjutnya.......jeng jeng jeng makasih njusss upnya,sehat selalu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status