Home / Fiksi Remaja / Alisya / 9 - Bintang

Share

9 - Bintang

Author: Taaa
last update Last Updated: 2021-06-08 19:30:11

Ujung dari perjuangaan, akan berakhir manis

Sekolah yang diimpikan sedari kecil akan ditinggal, Aiys menikmati setiap detik di sekolah ini. Tahlita dan Melati yang menemani Aiys dibuat geleng-geleng kepala oleh sikap Aiys. Kenapa tidak, Aiys memotret setiap inci sekolahnya.

"Semua siswa-siswa berkumpul di aula!!" pengumuman dari kantor.

"Aiys, ayoo ke aula," ajak Melati.

Aiys memandang Melati dan Tahlita bergantian, masih ada satu tempat yang belum mereka jejaki. "Kolom renang, belum," kata Aiys pelan.

Mata Tahlita langsung melotot memandang Aiys, "Aiys, benar kata Keysa, hanya 10 hari Aiys," kata Tahlita penuh penekanan.

Aiys tidak mau, "Sekali ini," pinta Aiys.

Tahlita mengalihkan pandangan ke Melati, "Gimana?" tanyanya.

Melati mengangguk pertanda iya. Aiys memandangi sedari tadi, melihat Melati mengangguk. Aiys langsung memeluk kedua temannya itu, "Terimakasih," tambah Aiys.

Tahlita hanya diam, sedangkan Melati, "Cepat ya," kata Melati sambil tersenyum ke Aiys.

Mereka bergegas menuju area kolom renang yang letaknya di belakang sekolah. Sesampainya disana Aiys dengan sigap langsung memotret.

"Aiys BAKALAN RINDU SEKOLAH INI," teriak Aiys yang lansung mengagetkan Tahlita dan Melati.

Melihat aksi Aiys, Tahlita dan Melati hanya bisa dibuat geleng-geleng kepala. Aiys, Tahlita, dan Melati segera menuju aula yang telah dipenuhi siswa-siswi SMA Nusantara. Aiys langsung melihat Juna bersama Keysa menghampiri dirinya, menyadari itu Tahlita dan Melati segera pergi menuju teman-teman kelasnya.

"Sekali lagi, terimakasih." ucap Aiys ke Tahlita dan Melati.

"Darimana?" tanya Juna sesampai dihadapan Aiys.

Aiys melihat wajah Juna dengan tatapan sayunya, "Keliling sekolah , Jun," ucapnya jujur.

Juna terdiam, 'Benar, kata Keysa. Sifat dan sikap Aiys belakangan ini rada aneh' pikirnya sendiri.

Juna menatap Aiys, "Ayo, masuk,"

Juna, Aiys, dan Keysa segera masuk ke dalam Aula. Aiys dan Keysa segera menghamburkan diri di kelasnya. Sedangkan Juna ke panggung untuk memberikan sepatah atau dua patah kata.

Pembawa acara mulai, "dan yang paling kita tunggu... PEMBACAAN BINTANG KELAS DAN BINTANG SMA NUSANTARA.." katanya dengan penuh antusias.

Hiruk pikuk tepuk tangan bergelombang memenuhi aula. Aiys deg.. deg.. kan. Nampak Aiys berusaha untuk tersenyum walau ritme jantungnya sedang berpacu.

Pembawa acara di panggung tersenyum puas, "Terimakasih," ucapnya. "Kita mulai dari kelas X Ipa 1, MANA SUARA X IPA 1???"

Kelas yang dipanggil segera heboh bertepuk tangan, Keysa termasuk paling semangat bertepuk ria.

"Semangat sekali, dan juara tiga dengan rata-rata nilai 87,56 di raih oleh.... duk..duk..dukk," heboh dengan tatapan penasaran.

Keysa memandangi Aiys, "Tenang! Usaha kamu tidak bakalan sia-sia," memegang pundak Aiys.

Mata Aiys mulai berkaca, "Than.." belum sempat Aiys melanjutkan katanya.

"KEYSA ANETRA FESYLA.”

Aiys segera memeluk Keysa, Keysa masih terdiam kerena kaget, "Terimakasih dan selamat Key," ucap Aiys lembut.

Keysa membalas pelukan Aiys, "Terimakasih Aiyss," dengan mata berlinang.

Keysa segera melangkahkan kaki menuju panggung. Aiys menatap kepergian Keysa dengan hati yang senang bercampur was-was. Dirinya bagaimana?

Pembawa acara segera melanjutkan, "Juara dua dengan rata-rata nilai 91,34. Diraih olehh.... duk.. duk..duk.." katanya.

Mendengar rata-rata nilai segitu harapan Aiys mulai kandas satu persatu-satu. Ditatap nanarnya panggung sekilas. Nampak Juna yang tersenyum indah untuk dirinya.

"GALI ZOFARY WYRGE,"

Kelas Aiys semakin bersorak, termasuk Aiys. Aiys sudah hilang harapan, tidak mungkin lagi Aiys bakalan maju ke depan.

"Dan bintang kelas X Mipa 1 dengan rata-rata nilai 97,.... untuk koma tidak disebutkan, agar menjadi kejutan waktu pengumuman bintang SMA NUSA, bintang kelas X IPA 1 diraih oleh....duk..duk.. duk.." heboh.

Mendengar rata-rata yang sangat tinggi, aula yang tadinya hiruk pikuk seketika diam.

"Tidak apa-apa Aiys tidak membawa kali ini, nanti di sekolah baru Aiys akan lebih tingkatkan," kata Aiys pelan.

Teman kelas Aiys mulai menatap satu dengan yang lainnya.

"ALISYA CANTARA."

Mendengar namanya di sebut Aiys terdiam dan mulai meneteskan air mata, Aiys dipeluk teman kelasnya bersama.

"Selamat Aiys,"

"Selamat sayang,"

"Kamu hebat, selamat Aiysku,"

Aiys meneteskan air mata, "Terimakasih semua," katanya sambil melangkah maju ke depan.

Hiruk pikuk aula penuh dengan tepuk tangan, "Kita sambut bintang kela X Ipa 1, ALISYA CANTARAAAA," kata pembawa acara sesampainya Aiys di panggung.

Keysa segera menghampiri Aiys, memeluknya erat. "Benar dugaanku, kamu bakalan naik panggung," katanya pelan.

Aiys terdiam, tidak tau berkata apalagi, "Terimakasih Key," katanya.

Juna tersenyum bangga pada Aiys. Aiys yang melihat Juna tersenyum indah.

Pembacaan pemuncak dan bintang kelas telah selesai, tibalah saatnya pembacaan bintang SMA NUSANTARA.

Pembawa acara merubah posisi berdirinya, di samping mc telah tersedia dua salempang, dua jubah, dan satu mahkota bintang SMA NUSANTARA.

"Akan di panggil dua orang peraih nilai tertinggi, kepada yang dipanggil segera maju ke depan," kata mc kepada pemuncak kelas.

Musik dibunyikan, menambah rasa penasaran. Aula diam dan hening.

"Juna Qowely Defano."

Hiruk pikuk tepuk tangan memenuhi aula. Tidak heran Juna termasuk salah satu kandidat. Selain memiliki jiwa leader yang tinggi, kecerdasan Juna tidak bisa di ragukan.

Juna tersenyum ke arag Aiys, Aiys dengan cepat membalas senyuman itu.

"Yang kedua... duk.. duk.. duk.." senyum.

Aula mulai bising, yang mulai menerka-nerka.

"Adalah.." sambungnya.

Seketika aula diam, "Alisya Cantara,"

Aiys kaget, seketika dirinya telah dipeluk Keysa. Sorak sorai aula.

Saat ini, Aiys dan Juna telah berdiri di depan panggung. Saling  berhadapan. Telah ada Bapak Teno yang berdiri di samping mereka sambil memegang mahkota. Mahkota turun-temurun, yang tadinya mahkota ini dipegang Daffa. Pak Teno mulai mengelilingi Aiys dan Juna. Siapa yang melihat pasti dibuat tegang dan penasaran. Pak Teno seakan-akan meletakkan mahkota di atas kepala Aiys dan Juna secara bergantian. Aiys menatap wajah Juna yang tenang, sedang dirinya sudah gelisah karena sangat deg.. deg.. kan. Menyadari Aiys menatap dirinya, Juna tersenyum kepada Aiys, menambah kadar kegantengan pada dirinya.

"Dannn BINTANG SMA NUSANTARA ADALAH.." heboh.

Penonton sudah dibuat penasaran, ada yang mulai meremas tangan temannya geram melihat pembawa acara yang selalu bikin penasaran.

"ADALAH....."

Pak Teno meletakkan mahkota di kepala ..

"ALISYA CANTARAA, nilai rata-rata 97,89"

Aiys kaget, mahkota itu sekarang sudah berapa di kepalanya. Juna tersenyum puas memandang Aiys. Penonton hebah sorak-sorai.

Pak Teno segera memasangkan Aiys Jubah kebesaran dan salempang Bintang SMA NUSANTARA.  Aiys masih dibuat tidak percaya, seketika rasa lelahnya terbayar sudah.

Pada dingin udara malam

Aku berteman rembulan

Aku menatap, tersenyum padanya

Rembulan sanksi bisu,

Aku berpeluk kertas

Menyelami bacaan

Menggoreskan simbol pada secarik kertas

Pada rembulan, aku bercerita

Tentang hari ini, yang aku dambakan

Dan sekarang terwujud,

Rembulan dan Bintang

Terimakasih

Juna menatap Aiys, "Selamat sayang," katanya pelan.

Aiys terdiam mendengar ucapan Juna, segera Aiys mengangguk. "Terimakasih," senyumnya.

"Perjuanganmu hebat," sambung Juna.

"Ini berkat kamu juga," balas Aiys.

"Bidadari seperti dirimu pantas memakai mahkota itu. Cantik," sambung Juna.

Aiys tersenyum membalas ucapan Juna.

Setelah selesai Pak Teno memasangkan pada Aiys, berpindah ke Juna.

"Juna Qowely Defano dengan rata-rata nilai 97,85 sangat beda tipia," kata mc.

Pak Teno segera memasangkan jubah kebesaran dan salempang ke Juna.

Berusaha saja dulu !!!

Tidak akan ada kata gagal dalam berproses.

Related chapters

  • Alisya   10 - Selamat Tinggal sahabat

    Benar, jika hati telah berkaitanBerjarak adalah malapetaka besarAiys berjalan keluar disusul Keysa, setelah pembagian rapor dan asyik berfoto. Aiys memandang dirinya lewat pantulan camera ponselnya."Tidak sampai 24 jam mahkota ini di kepala Aiys, dan aku harus melepaskanmu," kata Aiys sendiri sambil melihat mahkota yang terpasang cantik di kepalanya."Aiyss," panggil Keysa.Aiys kaget, ternyata Keysa sudah jauh meninggalkan dirinya. "Perasaan tadi aku yang duluan," kata Aiys sendiri.Aiys segera menyusul Keysa, "Aiys, katanya mau jalan. Ayoo," ajak Keysa cepat.Aiys memandang sekelilingnya, "Tunggu Key, Aiys mau ke ruang majelis guru bentar," katanya.Keysa berfikir sejenak, "Mau apa?" Tanyanya."Rahasia," kata Aiys tersenyum."Gue ikut," kata Keysa.Aiys berfikir sejenak, menaruh tangan di kepalanya. "Hmm,""Kenapa?" tanya Keysa lagi.Aiys segera menyatukan kedua telapak

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   11 - Perlombaan

    Semut yang kecil mampu meluluhkan ratakan musuh dengan kerjasamaAiys terbangun ketika mobil sekolah yang mereka naiki masuk ke halaman gedung yang megah dengan berbagai spanduk telah terpasang di depannya."SELAMAT DATANG PESERTA OLIMPIADE SAINS"Aiys masih mencoba mengumpulkan tenaganya dan baru menyadari Juna yang terlelap di bahunya. Aiys segera mengambil ponsel miliknya dan memfoto Juna, tidak satu malahan Aiys mengunakan berbagai filter di Instagram. Dari berbagai macam filter hewan hingga bunga digunakan Aiys."Aiys, bakalan rindu," bisik Aiys ke menatap foto mereka berdua.Sebelum mobil berhenti Aiys segera membangunkan Juna, "Juna, bangun," tepuk Aiys pelan.Juna segera membuka matanya dan terdiam mengumpulkan nyawanya. "Udah sampai ya?" Tanya Juna dengan mengamati sekeliling.Teman-temannya yang lain juga banyak yang tidur, hingga Bu Nita, "Anak-anak bangun, kita udah sampai," tepat ketika mobil udah berhenti.

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   12 - Medan Juang

    Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatanSemuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi."Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.Mendengar cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain."Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys."Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya."Iiihh s

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   PROLOG

    Kenapa bumi ditakdirkan menemani matahari? Padahal mereka tidak bisa dipersatukan. Kenapa mereka terus dipaksa keadaan untuk bertemu tanpa bisa saling menggenggam? Apa gunanya kehangatan tanpa bisa memiliki? Sedang kita mengetahui, kehancuranlah akhir dari cerita mereka. Aku percaya, bumi tanpa mentari hanyalah kegelapan dalam ruang nyata. Meraba tanpa arah, melihat tanpa kejelasan, teka-teki tiada jawaban. Diantara banyaknya manusia dibumi ini, kenapa aku dipertemukan dengan kamu? Izinkan aku mengenalmu lebih dalam, walau aku tak yakin dengan rasa ini ~Alisya Cantara Benar, semua hiruk-pikuk dalam perjalanan waktu. Bergandenganlah tanpa melupakan bintang yang lebih bersinar! Benderanglah tanpa menyilaukan! Bersamalah tanpa berpisah dan datanglah tanpa pergi! Walau tak bisa saling memiliki ~ Farhan Sharique Zhafran

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   1 – Daffa dan Kota Biru

    Bicara tentang jejak mengingatkan goresan Kutatap sekeliling, kilauan jingga menghiasi langit sore. Nampak jelas bayangan memantul pada genangan air. Sampai kapan aku akan terjebak labirin masa lalu? Sungguh, aku ingin melupakan, lelaki yang satu tahun belakangan menciptakan titik kenangan yang indah. Biasanya, habis hujan begini. Kak Daffa sering meneleponku sambil bilang, "Percayalah sayang. 99,9% hujan yang turun bukan air, tapi rasa rinduku padamu." Kak Daffa selalu berhasil membuat aku tersenyum, kisah yang kami ciptakan dengan jarak usia terpaut dua tahun membuat aku harus mengikhlaskannya. Dia lebih memilih melanjutkan studi di negara Jerman dan sudah dipastikan, aku tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Hampir setengah jam aku melamun, menatap dengan tatapan kosong. Aku, Alisya Cantara remaja kecil berusia 16 tahun. Kenangan yang tercipta bersama kak Daffa begitu indah, bantu Aiys melupakan goresan jejak yang terlukis.

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   2 - Awal Kepergian

    Semakin kuhapus, semakin timbul “Aiys, cepat! Nanti telat, ” panggil mamanya. “Iya Ma, bentar,” sahut Aiys. Aiys bergegas turun untuk serapan, “Ma, papa mana?” tanya Aiys tidak mendapatkan papanya di ruang makan. “Papa lagi keluar kota, penerbangan dini hari tadi,” jawab mama santai. “Emang papa jadi pindah kerja, Ma?” tanya Aiys lagi. Mama Aliana mendekat ke Aiys, “Belum pasti sayang,” ucapnya. “Ayo serapan cepat, nanti telat,” tambah mama Aliana sambil mengelus kelapa Aiys. Aiys masih memikirkan penyataan mamanya barusan, “Ayo makan, nanti telat,” perintah mama lagi. Aiys mempercepat geraknya, benar kata mamanya. Dia bias telat kalau terus memikirkan hal yang belum pasti. “Aiys berangkat dulu Ma,” pamit Aiys. “Hati-hati sayang,” Kata mama Aliana sambil memeluk tubuh Aiys. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri, Aiys tidak mengerti apa yang dijelaskan Bu Neni di depan. Papan tulis adala

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   3 – Melapaskan

    Jika tak mampu, jangan berucap! Hari-hari berjalan mengikuti aturannya, tidak ada yang beda, tiap detiknya masih sama; tentang luka. Tidak ada yang berkesan, tidak ada yang istimewa. Hari-hari Aiys hanya di selimuti kenangan. Setiap tempat di kota ini mengisahkan jejak tentang Daffa. Tepat di cafe ini, tempat Aiys dan Daffa melepaskan sisa penat sehabis sekolah. Setiap pulang sekolah, selalu kesini. Tidak pernah bosan, padahal waktu istirahat selalu ketemu di sekolah. Aiys melangkahkan kaki, sekarang posisinya tepat di depannya. COFFE JANJI JIWA Aiys pandangi selagi lagi, tidak tau kenapa. Pikirannya mengarahkan kesini. Padahal Aiys sudah berniat tidak akan menginjak tempat ini lagi. Aku masih berperang dengan hati dan logika. Tubuhnya semakin kecil, terlihat jelas urat nadi berwarna hijau kebiruan. Tiga bulan ditinggal abang Daffa tanpa kabar membuat Aiys stress dan malas dalam semua kegiatan.

    Last Updated : 2021-05-10

Latest chapter

  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

  • Alisya   12 - Medan Juang

    Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatanSemuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi."Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.Mendengar cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain."Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys."Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya."Iiihh s

  • Alisya   11 - Perlombaan

    Semut yang kecil mampu meluluhkan ratakan musuh dengan kerjasamaAiys terbangun ketika mobil sekolah yang mereka naiki masuk ke halaman gedung yang megah dengan berbagai spanduk telah terpasang di depannya."SELAMAT DATANG PESERTA OLIMPIADE SAINS"Aiys masih mencoba mengumpulkan tenaganya dan baru menyadari Juna yang terlelap di bahunya. Aiys segera mengambil ponsel miliknya dan memfoto Juna, tidak satu malahan Aiys mengunakan berbagai filter di Instagram. Dari berbagai macam filter hewan hingga bunga digunakan Aiys."Aiys, bakalan rindu," bisik Aiys ke menatap foto mereka berdua.Sebelum mobil berhenti Aiys segera membangunkan Juna, "Juna, bangun," tepuk Aiys pelan.Juna segera membuka matanya dan terdiam mengumpulkan nyawanya. "Udah sampai ya?" Tanya Juna dengan mengamati sekeliling.Teman-temannya yang lain juga banyak yang tidur, hingga Bu Nita, "Anak-anak bangun, kita udah sampai," tepat ketika mobil udah berhenti.

  • Alisya   10 - Selamat Tinggal sahabat

    Benar, jika hati telah berkaitanBerjarak adalah malapetaka besarAiys berjalan keluar disusul Keysa, setelah pembagian rapor dan asyik berfoto. Aiys memandang dirinya lewat pantulan camera ponselnya."Tidak sampai 24 jam mahkota ini di kepala Aiys, dan aku harus melepaskanmu," kata Aiys sendiri sambil melihat mahkota yang terpasang cantik di kepalanya."Aiyss," panggil Keysa.Aiys kaget, ternyata Keysa sudah jauh meninggalkan dirinya. "Perasaan tadi aku yang duluan," kata Aiys sendiri.Aiys segera menyusul Keysa, "Aiys, katanya mau jalan. Ayoo," ajak Keysa cepat.Aiys memandang sekelilingnya, "Tunggu Key, Aiys mau ke ruang majelis guru bentar," katanya.Keysa berfikir sejenak, "Mau apa?" Tanyanya."Rahasia," kata Aiys tersenyum."Gue ikut," kata Keysa.Aiys berfikir sejenak, menaruh tangan di kepalanya. "Hmm,""Kenapa?" tanya Keysa lagi.Aiys segera menyatukan kedua telapak

  • Alisya   9 - Bintang

    Ujung dari perjuangaan, akan berakhir manisSekolah yang diimpikan sedari kecil akan ditinggal, Aiys menikmati setiap detik di sekolah ini. Tahlita dan Melati yang menemani Aiys dibuat geleng-geleng kepala oleh sikap Aiys. Kenapa tidak, Aiys memotret setiap inci sekolahnya."Semua siswa-siswa berkumpul di aula!!" pengumuman dari kantor."Aiys, ayoo ke aula," ajak Melati.Aiys memandang Melati dan Tahlita bergantian, masih ada satu tempat yang belum mereka jejaki. "Kolom renang, belum," kata Aiys pelan.Mata Tahlita langsung melotot memandang Aiys, "Aiys, benar kata Keysa, hanya 10 hari Aiys," kata Tahlita penuh penekanan.Aiys tidak mau, "Sekali ini," pinta Aiys.Tahlita mengalihkan pandangan ke Melati, "Gimana?" tanyanya.Melati mengangguk pertanda iya. Aiys memandangi sedari tadi, melihat Melati mengangguk. Aiys langsung memeluk kedua temannya itu, "Terimakasih," tambah Aiys.Tahlita hanya diam, sedangkan Mela

  • Alisya   8 - Menuju Perpisahan

    Biarkan membekas, jangan mencoba menghapusBiarkan abadi, dalam bingkai bernama kenanganHari berlalu, jam berganti, menit bertukar, dan detik berlari. Tiga hari lagi lomba, dan dihari ini Aiys sudah harus selesai semua packagingnya. Aiys pandanggi setiap sudut kamarnya. Kamar bernuansa putih dipadukan beberapa tanaman hijau asli atau organik."Selamat tinggal kamar," kata Aiys mencoba kuat.Aiys segera mengambil foto setiap kamarnya, tidak luput dengan dirinya ikut bersuah foto. Kamar Aiys sekarang mulai sepi, barang-barang Aiys ada yang di jual dan sebagian lagi sudah menuju kediaman barunya, yaitu di desa. Aiys masih berusaha menerima takdir, Aiys masih menganggap dirinya bermimpi. Namun setiap kali Aiys berpikiran itu, Aiys segera berusa menyadarkan dirinya."Aiys semangat," katanya sendiri dengan mata berkaca.Aiys telusuri setiap sudut kamarnya, masih tersisa beberapa foto disana. Aiys pandanggi satu persatu."

  • Alisya   7 - Kepindahan

    Layaknya secangkir kopiAkan manis jika gula dan kopinya menyatu dalam satu larutan namun akan hambar jika kedua hal tersebut berdampingan namun tidak menyatu.Aiys setengah berlari keluar dari kamarnya, kenapa Aiys bisa ketiduran. Pasti Juna lama menunggu Aiys. Dari tangga Aiys dapat melihat jelas Juna bicara bersama mamanya."Maaf ," sesampainya Aiys di ruang tamu. "Udah lama?" tanya Aiys."Kamu, udah 2 jam Juna nungguin kamu," omel mama."DUA JAM?" pekik Aiys dan matanya melotot."Ya," jawab mama santai, sedangkan Juna hanya tersenyum."Mama, kenapa tidak bangunin Aiys dari tadi??" rengeknya."Dilarang Juna," kata mama sambil tertawa.Aiys langsung mengalihkan pandangannya ke Juna, "Junaaa," kata Aiys dengan nada yang berbeda.Juna tidak menjawab, ia lebih memilih diam dan tetap tersenyum."Jun," sapa Aiys lagi.Juna langsung menatap Aiys, "Jadi?" tanyanya mengangkat satu alis.

  • Alisya   6 – Lembaran Baru?

    Dedaunan yang gugur menciptakan kehidupan baruAiys berjalan keluar ruangan ujian dengan senyum kebahagiaannya, masa-masa ujianpun selesai."Akhirnya," sambil memeluk Keysa yang tadinya duluan keluar.Dari arah lain, Juna melangkah dengan sebuket bunga yang ia genggam."Bentar lagi, bunga ini akan berpindah tangan. Semoga kamu suka," bisiknya dalam hati.Aiys bahagia kali, rasanya beban yang ia pikul terlepaskan. Malamnya Aiys bisa tidur nyenyak, biasanya hanya tidur dua sampai tiga jam. Tekad dan target harus di capai, begitulah Alisya."Malam nanti, gue bisa tidur nyenyak," tawanya pada Keysa."Lu nya kali, yang terlalu ambil pusing soal ujian," dingin Keysa.Aiys memandang tajam Keysa seketika, "Keysa, Alisya sudah kembali," dengan gayanya sok imut."Iyaa, syukur," balas Keysa dengan sedikit tawanya, lalu Keysa mengalihkan pandangannya ke belakang."Aiys, Aiys," heboh Keysa.Aiys masih fokus pad

  • Alisya   5 - Fisika dan Juna

    Rumus dan trik, dua istilah kunci kemudahan Aiys segera siap-siap untuk berangkat sekolah, melihat dirinya sekilas dari pantulan cermin sambil tersenyum. "Aiys, bisa," katanya. [Aku udah di depan,] pesan Juna. Mendengar nada ponsel, Aiys segera mengambil dan melihatnya, ternyata dari Juna. "Aiys," panggil mama. Aiys segera membuka pintu dan menampilkan senyum terindah miliknya. "Bahagia kali anakku, apa kerana berangkat bareng? Huummz," Mama memeluk tubuh Aiys, sambil tersenyum. "Juna, Ma" bela Aiys. "Ooo, Juna namanya," Senyum mama, menggoda Aiys. "Mama," rengek Aiys. "Kesana gih, kesian Junanya," suruh mama. Aiys mencium sekilas pipi mamanya lalu segera menghampiri Juna. "Maaf, menunggu," senyum aiys. "Santai saja," jawab Juna. "Udah siap?" tanya Juna lagi. "Udah, yok," ajak Aiys sambil berjalan. "Ma, kita berangkat dulu,"

DMCA.com Protection Status