Home / Fiksi Remaja / Alisya / 12 - Medan Juang

Share

12 - Medan Juang

Author: Taaa
last update Last Updated: 2021-06-08 19:33:47

Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatan

Semuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi.

"Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.

Mendengar  cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.

Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain.

"Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys.

"Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.

Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.

Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.

Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."

Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya.

"Iiihh sebal," kata Aiys sambil memajukan bibirnya.

"Kenapa, mau disuapin. Bilangg," kata Juna sambil mengangkat alisnya.

Aiys segera menggeleng, "Tidak Jun," balasnya.

Juna malah telah siap dengan satu sendok di depannya, "Aku tidak menerima penolakan, buka mulutnya," kata Juna.

"Juna," balas Aiys.

Juna melihat sekeliling dan ternyata banyak orang yang memandangi mereka. Juna urungkan niatnya menyuapi Aiys.

Saat ini, Juna, Aiys dan Tasya sudah berada di ruangan fisika lagi. Sebentar lagi pengumuman, dan benar saja hasilnya keluar. Juna segera mengecek hasilnya.

"Kita lolos," kata Juna.

“Horee," balas Tasya dan Aiys sambil berpelukan.

"Berapa pointnya?" tanya Tasya.

Juna segera mengecek lagi, "Tidak ditampilkan," jawabnya.

Pembawa berdiri di depan, "Selamat bagi yang lolos, yang belum lolos kalian sudah, LUAR BIASA" katanya. "Jumlah point tidak kami tampilkan, untuk menjadi kejutan diakhir," jelasnya.

Resmi berganti status menjadi Finalis, "Sesi 3 cepat tepat. Disini kita akan bagi juga 3 sesi. Satu sesi akan bertarung 3 tim. Siapa yang menang akan bertarung setiap sesinya akan kita tarungkan lagi, satu sesi terdiri dari 5 soal," jelas pembawa. "Leader tim, silahkan maju ke depan ambil nomor lot," perintah pembawa acara.

Juna dan 8 leader lainnya segera maju ke depan mengambil nomor lot, "SATU," kata Juna ketika melihat hasilnya.

Aiys dan Tasya terdiam mendengar itu. Juna segera kembali ke tempatnya bersamaan dengan leader lainnya.

"Kita bisa," kata Juna. "Nanti semuanya cari, siapa dapat dan pasti langsung tekan bel," jelas Juna.

Aiys dan Tasya mengangguk, Sesi 3 segera dimulai. Juna, Aiys, dan Tasya telah duduk di kursi dengan satu bel di depan Juna dan 3 lembar kertas buram dan 3 pena.

"Tim satu siap?" tanya pembawa acara.

"SIAP," Jawab Juna santai namun terdengar tegas.

"Tim dua?"

"Kami SIAP,"  kata mereka.

"Tim Tiga?"

"Oke, ketiga tim sudah siap. Silahkan bacakan soalnya!!" perintah pembawa acara.

Soal dibacakan, ketiga tim sibuk mencari. Aiys, Juna, dan Tasya penuh dengan kosentrasinya, menorehkan angka demi angka.

"TEEETTTT," bel di tekan Juna.

"Tim satu silahkan," jelas pembawa acara.

"0,8 Newton," jelas Juna.

"Benar, satu point untuk tim satu, soal nomor dua,"

"TEEEETTT," kali ini Aiys menekan bel.

"67,45 Gram," jawab Aiys.

"Benar, 2 pont untuk tim satu. Soal nomor tiga,"

Ketika Juna hendak menekan bel, "TETTTT,"

"567,78 S," jawab kelompok tiga.

"Benar, 1 point untuk kelompok tiga. 2 soal lagi, soal nomor 4,"

"TEEETTTTT," lagi kelompok tiga menekan bel dahuluan.

"0,06 m,"

"Benar, 2 point untuk kelompok tiga, soal terakhir."

Juna, Aiys, dan Tasya saat inj tegang. Skor mereka sama dengan kelompok tiga.

Soal telah dibacakan, namun di 5 detik terakhir penghitungan masih belum ada tim yang menekan hingga, "TEEEEEEEETTTTT," tekan Juna.

"4,6 Kg," jelas Juna.

Pembawa acara terdiam sebentar, "Jawabannya, ..... BENAR!! Selamat kelompok satu," kata terangnya.

Juna,Aiys dan Tasya sama-sama menyandarkan kepalanya ke belakang lalu tersenyum. 6 tim lagi bertarung. Juna, Aiys, dan Tasya mengamati dengan diamnya.

Tak butuh waktu lama, ketika tim telah terkumpul. Itu dari SMA NUSANTARA, SMA DIRWAGA, dan SMA GARUDA. Sekarang ketiga tim itu telah duduk untuk memperebutkan nilai terbaiknya.

"Semuanya siap??"

"SIAP," jawab mereka kompak.

Soal mulai dibacakan, saat ini SMA NUSA berhasil mempimpin dengan skor dua, sedangkan SMA DIRWAGA dan SMA GARUDA memiliki satu point.

"Soal terkahir, seekor ikan berada di dasar akuarium penuh air yang isinya 25 cm. Jika masa jenis air 1.000 kg/m3 tekanan hidrotastis ikan tersebut adalah?"

Juna, Aiys, dan Tasya dengan cepat mencari, Aiys segera menekan bel namun, "TEEETTT," bel terlebih dahulu di tekan SMA GARUDA. Aiys masih berharap, mereka salah menjawabnya.

"2500 pa,"

Jawaban yang sama didapat dengan Aiys.

"BENAR,"

"Selamat, dan pukul 13.30 kita akan mengumumkan juara di lantai satu,"

Juna, Aiys, dan Tasya segera keluar menuju lantai satu. 10 menit lagi pengumuman.

"Kita bisa," semangat Juna walau Juna tidak begitu yakin.

Aiys dan Tasya tersenyum. Mereka telah berkumpul dengan timnya masing-masing. Kimia dan Geografi tidak sampai ke tiga besar. Namun itu tidak menyurutkan masih ada 7 bidang lagi yang sampai.

"Yang kita tunggu-tunggu, PENGUMUMAN JUARA OLIMPIADEEEEEE," antusias pembawa acara di depan.

"Sekolah mana yang akan merebut Piala Kejuaraan ini??"

"Benarr,, SEKOLAH MANA???" ruangan hebah dengan sorak sorai dan menyebut nama sekolah masing-masing.

"Langsung saja, juara 3 bidang Astronomi SMAN HANDAYANI,"

"JUARA DUA,, dagg.. dig.. dugg, SMA TIMUR.."

"Dan JUARA SATUUUUU SMA NUSANTARA," teriak pembawa bersamaan dengan pelukan ke kontingen Astronomi.

Masih ada satu bidang lomba lagi yang belum diumumkan, dan itu lomba Fisika. Saat ini, perolehan Medali Emas SMA NUSANTARA dan SMA GARUDA sama, sama-sama tiga medali emas.

"JUARA TIGA FISIKA, SMA ADIWIRGA," teriak pembawa acara.

Juna, Aiys, dan Tasya sangat gugup. Mereka penentu piala kejuaraan itu. Juna menatap Aiys, tampak cemas diwajah Aiys.

"Wahh ini, SMA NUSANTARA dan SMA GARUDA sama-sama telah mengondrol 3 medali emas, ini penentunya," kata  pembawa acara.

"Siapa yang bakalan bawa pulang PIALA KEJUARAN?" teriak pembawa acara.

"SMA NUSANTARA,"

"SMA GARUDAA"

"NUSANTARA, GARUDAAAA"

"Dan JUARA DUA SMA.. " potong pembawa acara.

"GARUDAAAAAA, OTOMATIS SMA NUSANTARA ,SELAMAT MEMBAWA PIALA KEJUARAAN," teriak pembawa acara.

Mendengar itu Juna segera memeluk Aiys meluapkan rasa bahagia, Aiys yang kaget tidak membalas apa-apa, reaksi spontan Juna mendapat kata, "Ciee.. ciee.. cieee," dari teman-temannya.

Juna segera melepaskan pelukan dan merasa malu apalagi di depan gurunya. Bu Nita dan guru lainnya yang mendampingi segera memeluk Aiys, Juna, Tasya.

Aiys, Juna, dan Tasya segera menaiki panggung. Penyerahan Piala Kejuaraan diterima Bu Nita. Bu Nita bersama guru lainnya tak henti-hentinya mengumbar senyum terindah mereka.

Related chapters

  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   PROLOG

    Kenapa bumi ditakdirkan menemani matahari? Padahal mereka tidak bisa dipersatukan. Kenapa mereka terus dipaksa keadaan untuk bertemu tanpa bisa saling menggenggam? Apa gunanya kehangatan tanpa bisa memiliki? Sedang kita mengetahui, kehancuranlah akhir dari cerita mereka. Aku percaya, bumi tanpa mentari hanyalah kegelapan dalam ruang nyata. Meraba tanpa arah, melihat tanpa kejelasan, teka-teki tiada jawaban. Diantara banyaknya manusia dibumi ini, kenapa aku dipertemukan dengan kamu? Izinkan aku mengenalmu lebih dalam, walau aku tak yakin dengan rasa ini ~Alisya Cantara Benar, semua hiruk-pikuk dalam perjalanan waktu. Bergandenganlah tanpa melupakan bintang yang lebih bersinar! Benderanglah tanpa menyilaukan! Bersamalah tanpa berpisah dan datanglah tanpa pergi! Walau tak bisa saling memiliki ~ Farhan Sharique Zhafran

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   1 – Daffa dan Kota Biru

    Bicara tentang jejak mengingatkan goresan Kutatap sekeliling, kilauan jingga menghiasi langit sore. Nampak jelas bayangan memantul pada genangan air. Sampai kapan aku akan terjebak labirin masa lalu? Sungguh, aku ingin melupakan, lelaki yang satu tahun belakangan menciptakan titik kenangan yang indah. Biasanya, habis hujan begini. Kak Daffa sering meneleponku sambil bilang, "Percayalah sayang. 99,9% hujan yang turun bukan air, tapi rasa rinduku padamu." Kak Daffa selalu berhasil membuat aku tersenyum, kisah yang kami ciptakan dengan jarak usia terpaut dua tahun membuat aku harus mengikhlaskannya. Dia lebih memilih melanjutkan studi di negara Jerman dan sudah dipastikan, aku tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Hampir setengah jam aku melamun, menatap dengan tatapan kosong. Aku, Alisya Cantara remaja kecil berusia 16 tahun. Kenangan yang tercipta bersama kak Daffa begitu indah, bantu Aiys melupakan goresan jejak yang terlukis.

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   2 - Awal Kepergian

    Semakin kuhapus, semakin timbul “Aiys, cepat! Nanti telat, ” panggil mamanya. “Iya Ma, bentar,” sahut Aiys. Aiys bergegas turun untuk serapan, “Ma, papa mana?” tanya Aiys tidak mendapatkan papanya di ruang makan. “Papa lagi keluar kota, penerbangan dini hari tadi,” jawab mama santai. “Emang papa jadi pindah kerja, Ma?” tanya Aiys lagi. Mama Aliana mendekat ke Aiys, “Belum pasti sayang,” ucapnya. “Ayo serapan cepat, nanti telat,” tambah mama Aliana sambil mengelus kelapa Aiys. Aiys masih memikirkan penyataan mamanya barusan, “Ayo makan, nanti telat,” perintah mama lagi. Aiys mempercepat geraknya, benar kata mamanya. Dia bias telat kalau terus memikirkan hal yang belum pasti. “Aiys berangkat dulu Ma,” pamit Aiys. “Hati-hati sayang,” Kata mama Aliana sambil memeluk tubuh Aiys. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri, Aiys tidak mengerti apa yang dijelaskan Bu Neni di depan. Papan tulis adala

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   3 – Melapaskan

    Jika tak mampu, jangan berucap! Hari-hari berjalan mengikuti aturannya, tidak ada yang beda, tiap detiknya masih sama; tentang luka. Tidak ada yang berkesan, tidak ada yang istimewa. Hari-hari Aiys hanya di selimuti kenangan. Setiap tempat di kota ini mengisahkan jejak tentang Daffa. Tepat di cafe ini, tempat Aiys dan Daffa melepaskan sisa penat sehabis sekolah. Setiap pulang sekolah, selalu kesini. Tidak pernah bosan, padahal waktu istirahat selalu ketemu di sekolah. Aiys melangkahkan kaki, sekarang posisinya tepat di depannya. COFFE JANJI JIWA Aiys pandangi selagi lagi, tidak tau kenapa. Pikirannya mengarahkan kesini. Padahal Aiys sudah berniat tidak akan menginjak tempat ini lagi. Aku masih berperang dengan hati dan logika. Tubuhnya semakin kecil, terlihat jelas urat nadi berwarna hijau kebiruan. Tiga bulan ditinggal abang Daffa tanpa kabar membuat Aiys stress dan malas dalam semua kegiatan.

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   4 - Bangkit

    Untuk apa terkubur dalam kenang, jikalau ia tak mempedulikan Kerumunan dilihat dari atas, desak-desakan. Bel pulang berbunyi 10 menit yang lalu ditambah dengan pengumuman daftar ujian akhir semester. Tidak terbayang, begitu cepat Aiys lalui bertemu teman baru, sekolah baru, suasana baru, dan hati yang baru. Langkah kakinya terus bergerak, mengikuti alur yang dibuat tangga. Koridor sekolah sudah menyepi, ditatap Keysa yang sedang asyik dengan ponsel miliknya. Aiys buru-buru menuju madding sekolah hingga.. "Brakk.. bamm.." buku yang dibawa Pak Zardi berhamburan. "Aduh,," kata Aiys menegang kepala yang mendadak terasa pusing, namun segera ditepis cepat rasa itu, ada orang yang membutuhkan bantuannya. "Pak Zardi," pekik Aiys. Pak Hardi terduduk lemas di lantai, Aiys tidak tau seberapa keras tabrakannya hingga membuat pak Hardi lemas begini. "Keysa.." panggil Aiys. "KEYSAAAAA," panggilnya lagi, keysa asyik dengan po

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   5 - Fisika dan Juna

    Rumus dan trik, dua istilah kunci kemudahan Aiys segera siap-siap untuk berangkat sekolah, melihat dirinya sekilas dari pantulan cermin sambil tersenyum. "Aiys, bisa," katanya. [Aku udah di depan,] pesan Juna. Mendengar nada ponsel, Aiys segera mengambil dan melihatnya, ternyata dari Juna. "Aiys," panggil mama. Aiys segera membuka pintu dan menampilkan senyum terindah miliknya. "Bahagia kali anakku, apa kerana berangkat bareng? Huummz," Mama memeluk tubuh Aiys, sambil tersenyum. "Juna, Ma" bela Aiys. "Ooo, Juna namanya," Senyum mama, menggoda Aiys. "Mama," rengek Aiys. "Kesana gih, kesian Junanya," suruh mama. Aiys mencium sekilas pipi mamanya lalu segera menghampiri Juna. "Maaf, menunggu," senyum aiys. "Santai saja," jawab Juna. "Udah siap?" tanya Juna lagi. "Udah, yok," ajak Aiys sambil berjalan. "Ma, kita berangkat dulu,"

    Last Updated : 2021-05-10
  • Alisya   6 – Lembaran Baru?

    Dedaunan yang gugur menciptakan kehidupan baruAiys berjalan keluar ruangan ujian dengan senyum kebahagiaannya, masa-masa ujianpun selesai."Akhirnya," sambil memeluk Keysa yang tadinya duluan keluar.Dari arah lain, Juna melangkah dengan sebuket bunga yang ia genggam."Bentar lagi, bunga ini akan berpindah tangan. Semoga kamu suka," bisiknya dalam hati.Aiys bahagia kali, rasanya beban yang ia pikul terlepaskan. Malamnya Aiys bisa tidur nyenyak, biasanya hanya tidur dua sampai tiga jam. Tekad dan target harus di capai, begitulah Alisya."Malam nanti, gue bisa tidur nyenyak," tawanya pada Keysa."Lu nya kali, yang terlalu ambil pusing soal ujian," dingin Keysa.Aiys memandang tajam Keysa seketika, "Keysa, Alisya sudah kembali," dengan gayanya sok imut."Iyaa, syukur," balas Keysa dengan sedikit tawanya, lalu Keysa mengalihkan pandangannya ke belakang."Aiys, Aiys," heboh Keysa.Aiys masih fokus pad

    Last Updated : 2021-05-14

Latest chapter

  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

  • Alisya   12 - Medan Juang

    Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatanSemuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi."Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.Mendengar cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain."Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys."Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya."Iiihh s

  • Alisya   11 - Perlombaan

    Semut yang kecil mampu meluluhkan ratakan musuh dengan kerjasamaAiys terbangun ketika mobil sekolah yang mereka naiki masuk ke halaman gedung yang megah dengan berbagai spanduk telah terpasang di depannya."SELAMAT DATANG PESERTA OLIMPIADE SAINS"Aiys masih mencoba mengumpulkan tenaganya dan baru menyadari Juna yang terlelap di bahunya. Aiys segera mengambil ponsel miliknya dan memfoto Juna, tidak satu malahan Aiys mengunakan berbagai filter di Instagram. Dari berbagai macam filter hewan hingga bunga digunakan Aiys."Aiys, bakalan rindu," bisik Aiys ke menatap foto mereka berdua.Sebelum mobil berhenti Aiys segera membangunkan Juna, "Juna, bangun," tepuk Aiys pelan.Juna segera membuka matanya dan terdiam mengumpulkan nyawanya. "Udah sampai ya?" Tanya Juna dengan mengamati sekeliling.Teman-temannya yang lain juga banyak yang tidur, hingga Bu Nita, "Anak-anak bangun, kita udah sampai," tepat ketika mobil udah berhenti.

  • Alisya   10 - Selamat Tinggal sahabat

    Benar, jika hati telah berkaitanBerjarak adalah malapetaka besarAiys berjalan keluar disusul Keysa, setelah pembagian rapor dan asyik berfoto. Aiys memandang dirinya lewat pantulan camera ponselnya."Tidak sampai 24 jam mahkota ini di kepala Aiys, dan aku harus melepaskanmu," kata Aiys sendiri sambil melihat mahkota yang terpasang cantik di kepalanya."Aiyss," panggil Keysa.Aiys kaget, ternyata Keysa sudah jauh meninggalkan dirinya. "Perasaan tadi aku yang duluan," kata Aiys sendiri.Aiys segera menyusul Keysa, "Aiys, katanya mau jalan. Ayoo," ajak Keysa cepat.Aiys memandang sekelilingnya, "Tunggu Key, Aiys mau ke ruang majelis guru bentar," katanya.Keysa berfikir sejenak, "Mau apa?" Tanyanya."Rahasia," kata Aiys tersenyum."Gue ikut," kata Keysa.Aiys berfikir sejenak, menaruh tangan di kepalanya. "Hmm,""Kenapa?" tanya Keysa lagi.Aiys segera menyatukan kedua telapak

  • Alisya   9 - Bintang

    Ujung dari perjuangaan, akan berakhir manisSekolah yang diimpikan sedari kecil akan ditinggal, Aiys menikmati setiap detik di sekolah ini. Tahlita dan Melati yang menemani Aiys dibuat geleng-geleng kepala oleh sikap Aiys. Kenapa tidak, Aiys memotret setiap inci sekolahnya."Semua siswa-siswa berkumpul di aula!!" pengumuman dari kantor."Aiys, ayoo ke aula," ajak Melati.Aiys memandang Melati dan Tahlita bergantian, masih ada satu tempat yang belum mereka jejaki. "Kolom renang, belum," kata Aiys pelan.Mata Tahlita langsung melotot memandang Aiys, "Aiys, benar kata Keysa, hanya 10 hari Aiys," kata Tahlita penuh penekanan.Aiys tidak mau, "Sekali ini," pinta Aiys.Tahlita mengalihkan pandangan ke Melati, "Gimana?" tanyanya.Melati mengangguk pertanda iya. Aiys memandangi sedari tadi, melihat Melati mengangguk. Aiys langsung memeluk kedua temannya itu, "Terimakasih," tambah Aiys.Tahlita hanya diam, sedangkan Mela

  • Alisya   8 - Menuju Perpisahan

    Biarkan membekas, jangan mencoba menghapusBiarkan abadi, dalam bingkai bernama kenanganHari berlalu, jam berganti, menit bertukar, dan detik berlari. Tiga hari lagi lomba, dan dihari ini Aiys sudah harus selesai semua packagingnya. Aiys pandanggi setiap sudut kamarnya. Kamar bernuansa putih dipadukan beberapa tanaman hijau asli atau organik."Selamat tinggal kamar," kata Aiys mencoba kuat.Aiys segera mengambil foto setiap kamarnya, tidak luput dengan dirinya ikut bersuah foto. Kamar Aiys sekarang mulai sepi, barang-barang Aiys ada yang di jual dan sebagian lagi sudah menuju kediaman barunya, yaitu di desa. Aiys masih berusaha menerima takdir, Aiys masih menganggap dirinya bermimpi. Namun setiap kali Aiys berpikiran itu, Aiys segera berusa menyadarkan dirinya."Aiys semangat," katanya sendiri dengan mata berkaca.Aiys telusuri setiap sudut kamarnya, masih tersisa beberapa foto disana. Aiys pandanggi satu persatu."

  • Alisya   7 - Kepindahan

    Layaknya secangkir kopiAkan manis jika gula dan kopinya menyatu dalam satu larutan namun akan hambar jika kedua hal tersebut berdampingan namun tidak menyatu.Aiys setengah berlari keluar dari kamarnya, kenapa Aiys bisa ketiduran. Pasti Juna lama menunggu Aiys. Dari tangga Aiys dapat melihat jelas Juna bicara bersama mamanya."Maaf ," sesampainya Aiys di ruang tamu. "Udah lama?" tanya Aiys."Kamu, udah 2 jam Juna nungguin kamu," omel mama."DUA JAM?" pekik Aiys dan matanya melotot."Ya," jawab mama santai, sedangkan Juna hanya tersenyum."Mama, kenapa tidak bangunin Aiys dari tadi??" rengeknya."Dilarang Juna," kata mama sambil tertawa.Aiys langsung mengalihkan pandangannya ke Juna, "Junaaa," kata Aiys dengan nada yang berbeda.Juna tidak menjawab, ia lebih memilih diam dan tetap tersenyum."Jun," sapa Aiys lagi.Juna langsung menatap Aiys, "Jadi?" tanyanya mengangkat satu alis.

  • Alisya   6 – Lembaran Baru?

    Dedaunan yang gugur menciptakan kehidupan baruAiys berjalan keluar ruangan ujian dengan senyum kebahagiaannya, masa-masa ujianpun selesai."Akhirnya," sambil memeluk Keysa yang tadinya duluan keluar.Dari arah lain, Juna melangkah dengan sebuket bunga yang ia genggam."Bentar lagi, bunga ini akan berpindah tangan. Semoga kamu suka," bisiknya dalam hati.Aiys bahagia kali, rasanya beban yang ia pikul terlepaskan. Malamnya Aiys bisa tidur nyenyak, biasanya hanya tidur dua sampai tiga jam. Tekad dan target harus di capai, begitulah Alisya."Malam nanti, gue bisa tidur nyenyak," tawanya pada Keysa."Lu nya kali, yang terlalu ambil pusing soal ujian," dingin Keysa.Aiys memandang tajam Keysa seketika, "Keysa, Alisya sudah kembali," dengan gayanya sok imut."Iyaa, syukur," balas Keysa dengan sedikit tawanya, lalu Keysa mengalihkan pandangannya ke belakang."Aiys, Aiys," heboh Keysa.Aiys masih fokus pad

  • Alisya   5 - Fisika dan Juna

    Rumus dan trik, dua istilah kunci kemudahan Aiys segera siap-siap untuk berangkat sekolah, melihat dirinya sekilas dari pantulan cermin sambil tersenyum. "Aiys, bisa," katanya. [Aku udah di depan,] pesan Juna. Mendengar nada ponsel, Aiys segera mengambil dan melihatnya, ternyata dari Juna. "Aiys," panggil mama. Aiys segera membuka pintu dan menampilkan senyum terindah miliknya. "Bahagia kali anakku, apa kerana berangkat bareng? Huummz," Mama memeluk tubuh Aiys, sambil tersenyum. "Juna, Ma" bela Aiys. "Ooo, Juna namanya," Senyum mama, menggoda Aiys. "Mama," rengek Aiys. "Kesana gih, kesian Junanya," suruh mama. Aiys mencium sekilas pipi mamanya lalu segera menghampiri Juna. "Maaf, menunggu," senyum aiys. "Santai saja," jawab Juna. "Udah siap?" tanya Juna lagi. "Udah, yok," ajak Aiys sambil berjalan. "Ma, kita berangkat dulu,"

DMCA.com Protection Status