Home / Young Adult / Alisya / 5 - Fisika dan Juna

Share

5 - Fisika dan Juna

Author: Taaa
last update Last Updated: 2021-05-10 22:08:01

Rumus dan trik, dua istilah kunci kemudahan

Aiys segera siap-siap untuk berangkat sekolah, melihat dirinya sekilas dari pantulan cermin sambil tersenyum.

"Aiys, bisa," katanya.

[Aku udah di depan,] pesan Juna.

Mendengar nada ponsel, Aiys segera mengambil dan melihatnya, ternyata dari Juna.

"Aiys," panggil mama.

Aiys segera membuka pintu dan menampilkan senyum terindah miliknya.

"Bahagia kali anakku, apa kerana berangkat bareng? Huummz," Mama memeluk tubuh Aiys, sambil tersenyum.

"Juna, Ma" bela Aiys.

"Ooo, Juna namanya," Senyum mama, menggoda Aiys.

"Mama," rengek Aiys.

"Kesana gih, kesian Junanya," suruh mama.

Aiys mencium sekilas pipi mamanya lalu segera menghampiri Juna.

"Maaf, menunggu," senyum aiys.

"Santai saja," jawab Juna.

"Udah siap?" tanya Juna lagi.

"Udah, yok," ajak Aiys sambil berjalan.

"Ma, kita berangkat dulu," kata Aiys sambil mencium dan salim pada mamanya.

"Bantu doa Aiys dapat ujian Ma," tambah aiys.

Kita, kita aku dan kamu, kenapa Aiys sebut kita? Juna berfikir tepatnya melamun. hingga tidak menyadari aiys yang memandanginya sedari tadi. Aiys mencoba melambaikan tangan di depan Juna, namun tiada respon. Mama Aiys tersenyum melihat tingkah Juna.

"Hello Jun," Aiys masih melambaikan tangannya.

"Aku sayang kamu Aiys," kata Juna dengan ketidak sadarannya.

"Apa, Jun?" tanya Aiys sekali lagi untuk memastikan pendengarannya.

Aiys rasa ada yang salah sama pendengarannya. Juna salah tingkah dan segera menyalami tangan mama aiys pamit untuk berangkat ke sekolah.

"Jun," panggil aiys.

Juna hanya diam, ia malu karena telah melakukan hal yang sangat fatal dalam hidupnya. “Kenapa aku bisa bertindak segila itu,” tanyanya pada diri sendiri.

Juna melirik ke sampingnya, tampak Aiys sedang duduk nyaman sambil fokus ke depan.

"Gimana?" tanya Juna memecahkan keheningan.

"Gimana apanya, Jun?" balik tanya Aiys, Aiys rasa pertanyaan Juna sangat ambigu.

"Persiapan ujiannya?" tanya Juna mengulangnya.

"Aiys udah berusaha belajar semampu Aiys," jelas Aiys.

Juna memperhatikan Aiys sekilas, "Kenapa lemas gitu? Semangat dong," senyum juna menghadap aiys.

"Aiys mengejar materi sendiri, sulit" jujur Aiys.

Juna paham, Aiys belakanggan ini tidak ada fokus belajar, akhirnya gini. Juna telah memperhatikan Aiys sejak lama.

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Juna.

"Mau?" antusias Aiys.

"Iya," santai Juna.

"Aiys kesulitan di fisika, ada beberapa materi yang Aiys tidak paham, apa  bisa bantu?" tanya Aiys ke Juna.

"Fisika ya, aku coba," jawab Juna.

"Horee," Aiys kesenangan tanpa sadar ia memeluk Juna yang sedang menyetir. Juna yang tidak siap dengan reaksi Aiys, kaget hingga hampir hilang kendali syukur jalanan sepi.

"Maaf," nunduk Aiys, karena sikap Aiys kelewatan batas.

Aduh Alisya, Lu ngapain peluk  Juna, sesal Aiys sendiri.

"Iya, tidak apa-apa kok," kata Juna beusaha santai.

Padahal dalam hati Juna sedang bermekaran berbagai bunga. Alisya, kamu memang bisa menangkap hatiku. Mereka berdua memasuki pekarangan sekolah 15 menit sebelum bel masuk.

"Kesana yok," ajak Juna sambil menunjuk gazebo.

"Ngapain, Jun?" tatap Aiys kebingungan.

"Masih 15 menit lagi, katanya kesulitan dalam fisika," jelas Juna.

Aiys tidak menjawab pertanyaan Juna hanya saja ia menarik tangan Juna menuju gazebo.

banyak tatap mata yang memandang Aiys dan Juna.

"WHAT? Juna dan Alisya, mereka pacaran?" tanya cewe berkacamata pada temannya.

"Alisya pacarnya Daffa," jelas cewe dengan rambut kepang kuda.

"Gue dengar Alisya dengan Daffa udah putus," timbrung cewe dengan tas pink.

"Benar?" kaget kedua cewe itu.

"Gila juga Alisya," kata cewe kepang kuda.

Aiys dapat mendengar semua pembicaraan mereka tentang dirinya, namun memilih tidak  memperdulikan. Aiys senang, Juna mau mengajarinya. Tekad Aiys, Aiys harus menjadi bintang sekolah ini.

"Bagian mana yang kurang mengerti?" tanya Juna setelah mereka duduk di gazebo.

Aiys segera mengeluarkan bukunya, disana tampak jelas tentang sin, cos, tan, dan sudut mereka.

"Bagian ini," tunjuk Aiys.

Juna melihat, dan terdiam sejenak.  

"Kenapa diam?" tanya Aiys.

"Ini punya trik menghafalnya," jawab Juna.

"Apa, Jun?" antusias Aiys.

"Semua cintaku positif," jelas Juna.

Aiys tertawa, pagi-pagi Aiys udah dibuat baper Juna, Aiys keingat kejadian tadi pagi di rumahnya.

"Maksudnya, Jun?" tanya aiys setelah tertawa, Juna hanya tersenyum melihat aiys tertawa sambil menahan malu.

"Maksudnya, kuadran satu semuanya positif sin cos dan tan. kalau kuadran dua hanya sin yang positif, jadi cos dan tan di kuadran dua negatif, kuadran tiga hanya tan yang postif, jadi cos dan sin disana negati, dan di kuadran empat hanya cos yang postif, tan dan sin di kuadran empat negatif. Makanya disingkat, semua cintaku positif," tutur Juna pada Aiys.

Dua menit kemudian bel masuk berbunyi, tandanya ujian akan segera di mulai. Aiys dan Juna segera keluar dari gazebo.

"Terimakasih, Jun," ucap Aiys sambil mereka jalan bareng.

Juna hanya tersenyum, dari kejauhan Keysa memandang Aiys, tapi tidak ia ketahui bersama siapa Aiys berjalan beriringan. Keysa langsung menghampiri Aiys.

 "Aiys," sapa Keysa.

Aiys dan Juna kaget segera menoleh kearah sumber suara, Aiys dapati Keysa dengan senyum indahnya.

“Eh, Keysa, bikin kaget aja,” jawab Aiys sambil memegang dadanya.

            Keysa merilik Juna seakan meminta penjelasan sama Aiys kenapa mereka bisa bersama. Aiys yang mengerti langsung tersenyum seakan bicara, nanti aku jelasakan.

            “Aiys, nanti pulang sama saya ya,” ajak Juna.

            “Jangan Jun!, merepotkan nanti,” balas Aiys.

            Mata Keysa membesar mendengar Aiys memanggil Juna dengan namanya tanpa ada tambahan kakak, abang, dan yang lainya.

            “Tadi sama saya, terus pulangnya sendiri, nanti saya di cap tidak bertanggung jawab sama mama kamu,” jelas Juna dingin.

            Keysa masih setia menjadi pendengar terbaik dan begitu kaget dengang pernyataan Juna barusan.

            “Nanti pulang sama saya, saya tidak menerima penolakkan!” kata Juna.

            Aiys berfikir sejenak, benar kata Juna nanti Juna bisa dibilang lelaki yang tidak bertanggung jawab sama mamanya.

            “Boleh, asal tidak merepotkan ya,” ucap Aiys dengan senyum termanisnya.

Aiys, Keysa, dan Juna berjalan beriringan dan baru berpisah dilantai dua. Ruang ujian Aiys dan Keysa berada di lantai tiga sedangkan Juna lantai dua.

"Ciee.. ciee.." goda Keysa.

"Jadi sekarang sama ketua osis ya?" tanya lagi dengan senyum jahilnya.

"Padahal malam tadi yang minta nomor lu Gibral,"

"Apa?" kaget Aiys.

"Aduh, keceplosan," kata keysa sambil tersenyum jahil dan berlari meninggal Aiys yang kebingungan sendirian.

Kode yang kau perlihatkan sungguh nyata, membuatku tersenyum dan bahagia. Haruskah aku menterjemahkan atau menunggu kau terjemahankan? ~ alisya

Aiys segera berbaris di depan kelas, Keysa yang sempat membuat moodnya kurang baik sudah berdiri indah dengan senyum mekarnya. Wahyu sebagai ketua kelas telah mengambil alih mempimpin barisan sebelum masuk ke dalam ruangan ujian. Ruang ujian 12 dalam sekejab mata langsung terisi penuh dengan kuota dalam satu kelas 20 orang.

"Semua yang berhubungan dengan hal-hal membuat proses ujian terganggu, tolong singkirkan. Tasnya taruh di depan," perintah pengawas ujian.

"Key," ucap Aiys.

"Yap, apa Jun?" tawa Keysa.

"Lu ganggu gue, sana keh," tawa Aiys.

"Alisya," tegur pengawas.

Keysa tertawa dalam diamnya memandangi nasib sahabatnya, sedangkan Aiys terdiam karena merasa bersalah. Pengawas ujian segera membagikan lembaran jawaban dan soal berdasarkan paket yang mereka dapatkan.

"Ujian berlangsung selama 120 menit, sebelum ujian. Silahkan berdoa menurut kepercayaan masing-masing!" jelas pengawas.

Penghuni ruang 12 berdoa dengan khusyuknya, meminta segala macam bantuan dari sang pengusaha jagat raya. Aiys buka soalnya, ia periksa satu persatu dan ternyata ada essay. Di kisi-kisi tidak menyebutkan ada soal essay.

"Aiys, tenang. Kamu bisa!" katanya kecil menyemangati diri.

Aiys mengejarkan soal essay terlebih dahulu, mengingat waktu 120 menit dengan 45 soal pilihan ganda 5 soal essay, ia takut kekurangan waktu. Tepat di soal essay nomor 3 tentang kuadran sin, cos, dan tan. Aiys tersenyum.

"Terimakasih, Jun" ucapnya.

Perkataannya didengar Keysa, Keysa langsung batuk dengan tujuan menggoda Aiys. Aiys hanya tersenyum kecil memandang Keysa. Aiys langsung fokus, tidak lama kemudian Aiys tersenyum karena telah selesai mengerjakan soal essay. Cepat Aiys membuka soal pilihan ganda. Tangan Aiys sangat cekatan, ia percaya bisa mengerjakannya.

"15 menit lagi, waktu ujian anda tersisa!" intruksi dari bel di kantor.

15 menit lagi, masih ada 10 soal yang belum Aiys kerjakan. Satu persatu teman Aiys sudah keluar, membuat konsentrasi Aiys membuyar. Aiys mengigit bibir bawahnya dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, berusaha membuat dirinya tenang. Di pelipis Aiys mulai berkeringat, Aiys tetap mengerjakan soalnya.

"Aiys, gue duluan," ucap Keysa. Aiys tak merespon hanga senyum kecil ia berikan ke Keysa.

"5 menit lagi," kata pengawas.

            Di ruangan 12 hanya Aiys sendiri yang tersisa. Aiys masih mengerjakan soal sebisanya. Masih ada 3 soal lagi.

"Aduhh, ini gimana caranya?" teriak Aiys frustrasi.

Aiys tetap mencoba, satu soal lagi.

"Ayo Aiys, kamu bisa!" katanya lagi.

"Waktu ujian anda telah berakhir," intruksi bel di kantor bertepatan dengan selesainya Aiys menghitamkan lembar jawaban nomor 45.

Aiys tersenyum, semua usahanya telah ia kerahkan. Aiys memijat pelipisnya yang sedikit terasa pusing. Aiys menyalami pengawas lalu keluar ruang ujian. Ternyata di depan pintu sudah berdiri Juna dengan sahabat di tambah sahabatnya sendiri yaitu Keysa. Juna segera menyodorkan minuman yang ia beli di kantin untuk Aiys. Tanpa basa-basi Aiys segera menerima dan meneguknya. Selama ujian Aiys sangat kehausan.

"Lama amat Aiys," ledek Keysa, Aiys hanya tersenyum tanpa menjawab.

"Jun," tatap Gibral.

Diikuti tawanya Alan, Juna sudah salah tingkah sedari tadi ketika Aiys langsung mengambil meminum yang ia berikan.

"Thanks Jun," ucap Aiys.

Juna hanya tersenyum, "Lapar?" tanya Juna.

"Loo, hanya Aiys saja yang ditanyakan. Sejak tadi ni perut keronconggan," teriak Alan.

"Sobat kita lagi berusaha, diam lu!!" timbal Gibral dengan tawanya.

Aiys tersenyum melihat aksi sahabat Juna, "Lumayan," balas Aiys.

"Mau ke kantin?" tawar Juna.

Aiys memandang Keysa, Keysa yang mengerti langsung mengangguk.

"Boleh," senyum Aiys lalu berdiri di samping Juna.

"Jadi benar, hanya Aiys yang di ajak?" ledek Alan.

"Yok semuanya, Keysa juga," kata Aiys.

Mereka berjalan menuju kantin. Aiys dan Juna berjalan sejajar samahalnya dengan Keysa dan Gibral, sedangkan Alan.

"Woi, gue jomblo," teriak Alan dari belakang.

"Kita semua jomblo," tatap Gibral.

"Keysa jomblo kan?" tanya Gibral memastikan.

Keysa hanya mengangguk,

"Tapi kalian jalannya ada pasangan," balas Alan.

"Makanya usaha sana," ledek Gibral.

Alan berjalan cepat mendahului para sahabatnya. Selama perjalanan menuju kantin, banyak pasang mata yang melihatnya. Terutama tatapan mereka terfokus pada Aiys dan Juna. Sesampainya di kantin, semua mata disana terfokus pada Aiys dan Juna. Aiys yang sedari tadi memegang pelipisnya membuat Juna kuatir, tangan Aiys dan Juna genggaman. Banyak yang kecewa melihat Juna dan Aiys, mereka pasangan yang cocok ganteng dan sama-sama cantik.

"Makan apa?" tanya Juna.

"Nasi goreng," kata Aiys.

"Yang lain?" tanya Juna.

"Mau ditraktir ini?" tanya Alan memastikan.

"Emang udah jadian apa?" ledek Gibral.

"Ga jadi, bayar.." belum sempat Juna menyelesaikan pembicaraannya.

"Ga, iya..iya.. traktir ya," Alan dengan gayanya.

"Keysa, mau apa?" tanya Juna.

"Samaan saja dengan Aiys," jawab Keysa.

Juna segera memesan 5 nasi goreng buat mereka semua. Aiys, Keysa duduk bersebelahan dan berhadapan dengan Juna, keysa dengan Gibral. Jangan tanya Alan ia telah menyibukkan diri dengan game cacingnya.

"Masih pusing?" tanya Juna.

"Sedikit," jawab Aiys dengan senyum kecilnya.

Tampak wajah Aiys pucat, ia lupa tadi serapan ditambah ujian pertamanya fisika. Pesanan mereka datang, dengan cepat langsung menyantapnya.

Aiys tersenyum bahagia.

Terimakasih tuhan,

Telah mempertemukan

Mengukir jejak kebahagiaan ~ Alisya

Related chapters

  • Alisya   6 – Lembaran Baru?

    Dedaunan yang gugur menciptakan kehidupan baruAiys berjalan keluar ruangan ujian dengan senyum kebahagiaannya, masa-masa ujianpun selesai."Akhirnya," sambil memeluk Keysa yang tadinya duluan keluar.Dari arah lain, Juna melangkah dengan sebuket bunga yang ia genggam."Bentar lagi, bunga ini akan berpindah tangan. Semoga kamu suka," bisiknya dalam hati.Aiys bahagia kali, rasanya beban yang ia pikul terlepaskan. Malamnya Aiys bisa tidur nyenyak, biasanya hanya tidur dua sampai tiga jam. Tekad dan target harus di capai, begitulah Alisya."Malam nanti, gue bisa tidur nyenyak," tawanya pada Keysa."Lu nya kali, yang terlalu ambil pusing soal ujian," dingin Keysa.Aiys memandang tajam Keysa seketika, "Keysa, Alisya sudah kembali," dengan gayanya sok imut."Iyaa, syukur," balas Keysa dengan sedikit tawanya, lalu Keysa mengalihkan pandangannya ke belakang."Aiys, Aiys," heboh Keysa.Aiys masih fokus pad

    Last Updated : 2021-05-14
  • Alisya   7 - Kepindahan

    Layaknya secangkir kopiAkan manis jika gula dan kopinya menyatu dalam satu larutan namun akan hambar jika kedua hal tersebut berdampingan namun tidak menyatu.Aiys setengah berlari keluar dari kamarnya, kenapa Aiys bisa ketiduran. Pasti Juna lama menunggu Aiys. Dari tangga Aiys dapat melihat jelas Juna bicara bersama mamanya."Maaf ," sesampainya Aiys di ruang tamu. "Udah lama?" tanya Aiys."Kamu, udah 2 jam Juna nungguin kamu," omel mama."DUA JAM?" pekik Aiys dan matanya melotot."Ya," jawab mama santai, sedangkan Juna hanya tersenyum."Mama, kenapa tidak bangunin Aiys dari tadi??" rengeknya."Dilarang Juna," kata mama sambil tertawa.Aiys langsung mengalihkan pandangannya ke Juna, "Junaaa," kata Aiys dengan nada yang berbeda.Juna tidak menjawab, ia lebih memilih diam dan tetap tersenyum."Jun," sapa Aiys lagi.Juna langsung menatap Aiys, "Jadi?" tanyanya mengangkat satu alis.

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   8 - Menuju Perpisahan

    Biarkan membekas, jangan mencoba menghapusBiarkan abadi, dalam bingkai bernama kenanganHari berlalu, jam berganti, menit bertukar, dan detik berlari. Tiga hari lagi lomba, dan dihari ini Aiys sudah harus selesai semua packagingnya. Aiys pandanggi setiap sudut kamarnya. Kamar bernuansa putih dipadukan beberapa tanaman hijau asli atau organik."Selamat tinggal kamar," kata Aiys mencoba kuat.Aiys segera mengambil foto setiap kamarnya, tidak luput dengan dirinya ikut bersuah foto. Kamar Aiys sekarang mulai sepi, barang-barang Aiys ada yang di jual dan sebagian lagi sudah menuju kediaman barunya, yaitu di desa. Aiys masih berusaha menerima takdir, Aiys masih menganggap dirinya bermimpi. Namun setiap kali Aiys berpikiran itu, Aiys segera berusa menyadarkan dirinya."Aiys semangat," katanya sendiri dengan mata berkaca.Aiys telusuri setiap sudut kamarnya, masih tersisa beberapa foto disana. Aiys pandanggi satu persatu."

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   9 - Bintang

    Ujung dari perjuangaan, akan berakhir manisSekolah yang diimpikan sedari kecil akan ditinggal, Aiys menikmati setiap detik di sekolah ini. Tahlita dan Melati yang menemani Aiys dibuat geleng-geleng kepala oleh sikap Aiys. Kenapa tidak, Aiys memotret setiap inci sekolahnya."Semua siswa-siswa berkumpul di aula!!" pengumuman dari kantor."Aiys, ayoo ke aula," ajak Melati.Aiys memandang Melati dan Tahlita bergantian, masih ada satu tempat yang belum mereka jejaki. "Kolom renang, belum," kata Aiys pelan.Mata Tahlita langsung melotot memandang Aiys, "Aiys, benar kata Keysa, hanya 10 hari Aiys," kata Tahlita penuh penekanan.Aiys tidak mau, "Sekali ini," pinta Aiys.Tahlita mengalihkan pandangan ke Melati, "Gimana?" tanyanya.Melati mengangguk pertanda iya. Aiys memandangi sedari tadi, melihat Melati mengangguk. Aiys langsung memeluk kedua temannya itu, "Terimakasih," tambah Aiys.Tahlita hanya diam, sedangkan Mela

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   10 - Selamat Tinggal sahabat

    Benar, jika hati telah berkaitanBerjarak adalah malapetaka besarAiys berjalan keluar disusul Keysa, setelah pembagian rapor dan asyik berfoto. Aiys memandang dirinya lewat pantulan camera ponselnya."Tidak sampai 24 jam mahkota ini di kepala Aiys, dan aku harus melepaskanmu," kata Aiys sendiri sambil melihat mahkota yang terpasang cantik di kepalanya."Aiyss," panggil Keysa.Aiys kaget, ternyata Keysa sudah jauh meninggalkan dirinya. "Perasaan tadi aku yang duluan," kata Aiys sendiri.Aiys segera menyusul Keysa, "Aiys, katanya mau jalan. Ayoo," ajak Keysa cepat.Aiys memandang sekelilingnya, "Tunggu Key, Aiys mau ke ruang majelis guru bentar," katanya.Keysa berfikir sejenak, "Mau apa?" Tanyanya."Rahasia," kata Aiys tersenyum."Gue ikut," kata Keysa.Aiys berfikir sejenak, menaruh tangan di kepalanya. "Hmm,""Kenapa?" tanya Keysa lagi.Aiys segera menyatukan kedua telapak

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   11 - Perlombaan

    Semut yang kecil mampu meluluhkan ratakan musuh dengan kerjasamaAiys terbangun ketika mobil sekolah yang mereka naiki masuk ke halaman gedung yang megah dengan berbagai spanduk telah terpasang di depannya."SELAMAT DATANG PESERTA OLIMPIADE SAINS"Aiys masih mencoba mengumpulkan tenaganya dan baru menyadari Juna yang terlelap di bahunya. Aiys segera mengambil ponsel miliknya dan memfoto Juna, tidak satu malahan Aiys mengunakan berbagai filter di Instagram. Dari berbagai macam filter hewan hingga bunga digunakan Aiys."Aiys, bakalan rindu," bisik Aiys ke menatap foto mereka berdua.Sebelum mobil berhenti Aiys segera membangunkan Juna, "Juna, bangun," tepuk Aiys pelan.Juna segera membuka matanya dan terdiam mengumpulkan nyawanya. "Udah sampai ya?" Tanya Juna dengan mengamati sekeliling.Teman-temannya yang lain juga banyak yang tidur, hingga Bu Nita, "Anak-anak bangun, kita udah sampai," tepat ketika mobil udah berhenti.

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   12 - Medan Juang

    Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatanSemuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi."Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.Mendengar cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain."Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys."Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya."Iiihh s

    Last Updated : 2021-06-08
  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

    Last Updated : 2021-06-08

Latest chapter

  • Alisya   13 - Juna

    Kehidupan selalu punya misteri"Gedung ini, akan menjadi saksi bisu perjuangan Aiys, terimakasih," guman Aiys sendiri lalu segera masuk kedalam bus.Semuanya bahagia piala kejuaraan kembali mereka rebut setelah berpindah tangan ke SMA Garuda. Di dalam mobil berbagai lagu dinyanyikan dengan lantang lewat pengeras suara di depan. Aiys dan Juna ikut terbuai alunan lagu. Tidak sampai 30 menit bus yang tadinya sangat hiruk pikuk mendadak diam. Sudah banyak diantara mereka yang tidur dan segera bertemu dengan mimpi.Tidak tau mengapa, Aiys tidak mengantuk sama sekali. Aiys melihat Juna sekilas, masih dengan wajah dinginnya menatap ke depan.Juna menyadari di tatap Aiys, "Kenapa lihat-lihat, ntar suka," ledek Juna.Aiys segera membuang muka, "Tidak," katanya jutek.Juna mengalihkan pandangan ke Aiys, "Benar??" tanyanya dengan manja.Diperlakukan seperti itu Aiys malah makin ngambek, "Ya, aku minta maaf,"

  • Alisya   12 - Medan Juang

    Berikanlah yang terbaik di setiap kesempatanSemuanya semifinalis segera keluar dan berkumpul dengan kontingen mereka satu sekolah. Bu Anita memerintahkan untuk berkumpul di lantai satu tepatnya di tempat pembukaan tadi."Apapun itu, pasti yang terbaik. Sekarang istirahat dan makananlah setelah itu beribadah!" jelas Bu Nita.Mendengar cerita, syukur 9 bidang lomba yang diikuti semua masuk ke sesi dua.Juna makan siang berhadapan dengan Aiys, sedangkan Tasya sudah pergi bersama teman-temannya yang lain."Aku menang ya," kata Juna di sela makan bersama Aiys."Iya tau," jawab Aiys dengan senyum.Juna tersenyum, "Jadi bebas apapun nanti ya," kedipan mata Juna.Aiys merasa Juna sangat berbeda, Juna sekarang dengan Juna yang tadi lagi lomba. Namun Aiys bangga, Juna bisa memposisikan tempatnya.Aiys melotot menatap Juna, "Jangan aneh-aneh Jun."Juna malah tersenyum, "Bebas akulah," tawanya."Iiihh s

  • Alisya   11 - Perlombaan

    Semut yang kecil mampu meluluhkan ratakan musuh dengan kerjasamaAiys terbangun ketika mobil sekolah yang mereka naiki masuk ke halaman gedung yang megah dengan berbagai spanduk telah terpasang di depannya."SELAMAT DATANG PESERTA OLIMPIADE SAINS"Aiys masih mencoba mengumpulkan tenaganya dan baru menyadari Juna yang terlelap di bahunya. Aiys segera mengambil ponsel miliknya dan memfoto Juna, tidak satu malahan Aiys mengunakan berbagai filter di Instagram. Dari berbagai macam filter hewan hingga bunga digunakan Aiys."Aiys, bakalan rindu," bisik Aiys ke menatap foto mereka berdua.Sebelum mobil berhenti Aiys segera membangunkan Juna, "Juna, bangun," tepuk Aiys pelan.Juna segera membuka matanya dan terdiam mengumpulkan nyawanya. "Udah sampai ya?" Tanya Juna dengan mengamati sekeliling.Teman-temannya yang lain juga banyak yang tidur, hingga Bu Nita, "Anak-anak bangun, kita udah sampai," tepat ketika mobil udah berhenti.

  • Alisya   10 - Selamat Tinggal sahabat

    Benar, jika hati telah berkaitanBerjarak adalah malapetaka besarAiys berjalan keluar disusul Keysa, setelah pembagian rapor dan asyik berfoto. Aiys memandang dirinya lewat pantulan camera ponselnya."Tidak sampai 24 jam mahkota ini di kepala Aiys, dan aku harus melepaskanmu," kata Aiys sendiri sambil melihat mahkota yang terpasang cantik di kepalanya."Aiyss," panggil Keysa.Aiys kaget, ternyata Keysa sudah jauh meninggalkan dirinya. "Perasaan tadi aku yang duluan," kata Aiys sendiri.Aiys segera menyusul Keysa, "Aiys, katanya mau jalan. Ayoo," ajak Keysa cepat.Aiys memandang sekelilingnya, "Tunggu Key, Aiys mau ke ruang majelis guru bentar," katanya.Keysa berfikir sejenak, "Mau apa?" Tanyanya."Rahasia," kata Aiys tersenyum."Gue ikut," kata Keysa.Aiys berfikir sejenak, menaruh tangan di kepalanya. "Hmm,""Kenapa?" tanya Keysa lagi.Aiys segera menyatukan kedua telapak

  • Alisya   9 - Bintang

    Ujung dari perjuangaan, akan berakhir manisSekolah yang diimpikan sedari kecil akan ditinggal, Aiys menikmati setiap detik di sekolah ini. Tahlita dan Melati yang menemani Aiys dibuat geleng-geleng kepala oleh sikap Aiys. Kenapa tidak, Aiys memotret setiap inci sekolahnya."Semua siswa-siswa berkumpul di aula!!" pengumuman dari kantor."Aiys, ayoo ke aula," ajak Melati.Aiys memandang Melati dan Tahlita bergantian, masih ada satu tempat yang belum mereka jejaki. "Kolom renang, belum," kata Aiys pelan.Mata Tahlita langsung melotot memandang Aiys, "Aiys, benar kata Keysa, hanya 10 hari Aiys," kata Tahlita penuh penekanan.Aiys tidak mau, "Sekali ini," pinta Aiys.Tahlita mengalihkan pandangan ke Melati, "Gimana?" tanyanya.Melati mengangguk pertanda iya. Aiys memandangi sedari tadi, melihat Melati mengangguk. Aiys langsung memeluk kedua temannya itu, "Terimakasih," tambah Aiys.Tahlita hanya diam, sedangkan Mela

  • Alisya   8 - Menuju Perpisahan

    Biarkan membekas, jangan mencoba menghapusBiarkan abadi, dalam bingkai bernama kenanganHari berlalu, jam berganti, menit bertukar, dan detik berlari. Tiga hari lagi lomba, dan dihari ini Aiys sudah harus selesai semua packagingnya. Aiys pandanggi setiap sudut kamarnya. Kamar bernuansa putih dipadukan beberapa tanaman hijau asli atau organik."Selamat tinggal kamar," kata Aiys mencoba kuat.Aiys segera mengambil foto setiap kamarnya, tidak luput dengan dirinya ikut bersuah foto. Kamar Aiys sekarang mulai sepi, barang-barang Aiys ada yang di jual dan sebagian lagi sudah menuju kediaman barunya, yaitu di desa. Aiys masih berusaha menerima takdir, Aiys masih menganggap dirinya bermimpi. Namun setiap kali Aiys berpikiran itu, Aiys segera berusa menyadarkan dirinya."Aiys semangat," katanya sendiri dengan mata berkaca.Aiys telusuri setiap sudut kamarnya, masih tersisa beberapa foto disana. Aiys pandanggi satu persatu."

  • Alisya   7 - Kepindahan

    Layaknya secangkir kopiAkan manis jika gula dan kopinya menyatu dalam satu larutan namun akan hambar jika kedua hal tersebut berdampingan namun tidak menyatu.Aiys setengah berlari keluar dari kamarnya, kenapa Aiys bisa ketiduran. Pasti Juna lama menunggu Aiys. Dari tangga Aiys dapat melihat jelas Juna bicara bersama mamanya."Maaf ," sesampainya Aiys di ruang tamu. "Udah lama?" tanya Aiys."Kamu, udah 2 jam Juna nungguin kamu," omel mama."DUA JAM?" pekik Aiys dan matanya melotot."Ya," jawab mama santai, sedangkan Juna hanya tersenyum."Mama, kenapa tidak bangunin Aiys dari tadi??" rengeknya."Dilarang Juna," kata mama sambil tertawa.Aiys langsung mengalihkan pandangannya ke Juna, "Junaaa," kata Aiys dengan nada yang berbeda.Juna tidak menjawab, ia lebih memilih diam dan tetap tersenyum."Jun," sapa Aiys lagi.Juna langsung menatap Aiys, "Jadi?" tanyanya mengangkat satu alis.

  • Alisya   6 – Lembaran Baru?

    Dedaunan yang gugur menciptakan kehidupan baruAiys berjalan keluar ruangan ujian dengan senyum kebahagiaannya, masa-masa ujianpun selesai."Akhirnya," sambil memeluk Keysa yang tadinya duluan keluar.Dari arah lain, Juna melangkah dengan sebuket bunga yang ia genggam."Bentar lagi, bunga ini akan berpindah tangan. Semoga kamu suka," bisiknya dalam hati.Aiys bahagia kali, rasanya beban yang ia pikul terlepaskan. Malamnya Aiys bisa tidur nyenyak, biasanya hanya tidur dua sampai tiga jam. Tekad dan target harus di capai, begitulah Alisya."Malam nanti, gue bisa tidur nyenyak," tawanya pada Keysa."Lu nya kali, yang terlalu ambil pusing soal ujian," dingin Keysa.Aiys memandang tajam Keysa seketika, "Keysa, Alisya sudah kembali," dengan gayanya sok imut."Iyaa, syukur," balas Keysa dengan sedikit tawanya, lalu Keysa mengalihkan pandangannya ke belakang."Aiys, Aiys," heboh Keysa.Aiys masih fokus pad

  • Alisya   5 - Fisika dan Juna

    Rumus dan trik, dua istilah kunci kemudahan Aiys segera siap-siap untuk berangkat sekolah, melihat dirinya sekilas dari pantulan cermin sambil tersenyum. "Aiys, bisa," katanya. [Aku udah di depan,] pesan Juna. Mendengar nada ponsel, Aiys segera mengambil dan melihatnya, ternyata dari Juna. "Aiys," panggil mama. Aiys segera membuka pintu dan menampilkan senyum terindah miliknya. "Bahagia kali anakku, apa kerana berangkat bareng? Huummz," Mama memeluk tubuh Aiys, sambil tersenyum. "Juna, Ma" bela Aiys. "Ooo, Juna namanya," Senyum mama, menggoda Aiys. "Mama," rengek Aiys. "Kesana gih, kesian Junanya," suruh mama. Aiys mencium sekilas pipi mamanya lalu segera menghampiri Juna. "Maaf, menunggu," senyum aiys. "Santai saja," jawab Juna. "Udah siap?" tanya Juna lagi. "Udah, yok," ajak Aiys sambil berjalan. "Ma, kita berangkat dulu,"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status