Tari adalah seorang wanita cantik yang akan menggelar acara pernikahannya dengan Aji. Namun saat ijab qobul akan di ucapkan, ada seseorang yang datang dan mengacaukan semuanya. Akankah Tari dan Aji melanjutkan acara pernikahan itu? dan siapa orang yang berani merusak acara pernikahannya?
ดูเพิ่มเติม“Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace
“Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam
Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be
“Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.
“Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de
“Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru
“Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu
“Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken
“Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan
Terlihat sepasang pengantin yang tengah bahagia, ketika duduk berdua di depan Pak Penghulu untuk segera melaksanakan ijab kabul."Bagaimana? Mas Aji sudah siap?" tanya pak Penghulu sebelum berjabat tangan dengan Aji."Sudah, Pak, Saya sudah siap." ujar Adi dengan mantap."Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan saya kawinkan Tri Maharani Binti Irwan dengan maskawin seperangkat alat shalat, dan uang tunai sebesar enam puluh juta dibayar tunai,""Saya terima nikah dan kawinnya, Tari Maharani Binti Irwan, dengan maskawin berupa seperangkat alat Shalat dan uang tunai senilai enam puluh juta rupiah dibayar tunai." ujar Aji“Bagaimana para saksi? Sah?"“Sah...!”“Tunggu dulu!”Terdengar suara seseorang yang menghentikan ijab kabul tersebut.Semua orang memandang wanita berparas cantik itu, ia berjalan membelah semua orang yang sedang berkerumun menyaksikan acara ijab kabul Tari dan juga Aji.Wanita cantik yang belum diketahui namanya itu sedang menangis sambil memegang benda kecil yang b
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น