Share

episode 7

Author: RUKMINI
last update Last Updated: 2024-01-24 18:32:09

“Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.

Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.

Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.

“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.

Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.

“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.

“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.

“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.

“Lah, kenapa bisa gitu? jadi sekarang kakak sudah tidak kasihan lagi nih sama Aku?” ujar Tari sambil mengerucutkan bibirnya.

Ali yang sejak tadi kesal karena sikap Tari yang terlalu baik kepada orang, akan tetapi dalam sekejap perasaan kesalnya itu berubah menjadi gemas.

Bukan Tari namanya yang tidak bisa merubah mood seseorang, seperti yang di alami oleh Ali saat ini.

“Sudah, enggak usah cemberut kayak gitu! Senyum dong, kan tujuan kakak membawa kamu itu untuk have fun.” ujar Ali.

*

*

Sementara Dara dan Bu Ati sedang merasakan kebahagiaan yang luar biasa, karena habis mendapatkan cek yang bernilai sangat tinggi bagi kedua wanita itu.

“Bu, kita kaya Bu.” ujar Dara dengan full senyum.

“Tuh kan, apa kata Ibu. Rencana kita pasti berhasil, kamu sih enggak mau percaya sama Ibu." seru Bu Ati.

“Iya Bu, sekarang Dara percaya sama Ibu. Nanti kita Shopping yuk Bu? Mumpung lagi banyak duit." ajak Dara.

Aji yang mendengar ada kegaduhan di depan rumah langsung keluar.

“Ada apa sih rame-rame?” tanya Aji.

“Ini loh Kak, Aku abis dapat durian runtuh,” seru Dara dengan girang.

“Mana duriannya? Kok gak ada?”

Dara menepuk jidatnya, dia tidak habis pikir dengan sang Kakak yang tidak mengerti maksud dari peribahasa yang ia ucapkan.

“Maksudku, Dara abis dapat rejeki nomplok Kak!” kesal Dara.

“Hahaha! Rejeki nomplok dari mana? Jangan kebanyakan menghayal kamu.”

“Nih lihat!”

Dara langsung menunjukkan cek yang di beri oleh Tari, Aji yang melihat itu langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

Dia mengambil cek itu dengan tangan yang bergetar, matanya tidak mampu untuk berkedip.

“I-ini beneran?” tanya Aji.

“Beneran dong, Masa bohong.” seru Dara.

“Dari mana kamu mendapatkan cek ini?” tanya Aji.

“Dari Kak Tari dong.”

“Ta-tari! Kok bisa?”

Aji mulai curiga dengan keaslian cek itu, setaunya jika Tari tidak akan begitu mudahnya memberikan uangnya apalagi dengan nominal yang begitu besar.

“Bisa dong, kan dulu dia pernah berjanji sama Aku, kalu dia akan membelikan aku hp baru.” jelas Dara.

“Tapikan kalu dia jadi nikah sama kakak Dar, sekarang kan kakak sama dia nikahnya enggak jadi.”

“Terserah ah, pokoknya besok Dara sama Ibu mau pergi belanja” tukas Dara.

Tidak mau mendengar perkataan dari Aji lagi, gadis cantik itu langsung mengambil cek yang ada di tangan sang Kakak dan berlalu pergi.

Selepas kepergian Dara, Aji duduk termenung di teras depan rumah. Ia memikirkan cek pemberian dari Tari.

*

*

Di tempat lain, Tari dan Ali sedang makan di sebuah restoran ala Timur Tengah.

Keduanya tapak kelihatan sedang tertawa bersama, sambil menceritakan sesuatu yang sangat lucu.

“Hahah...kamu benar-benar jahil banget sih Dek." ujar Ali yang terus tertawa.

“Enggak kok Kak, itu belum seberapa.” seru Tari.

“Pasti sekarang mereka sedang merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa,” ujar Ali.

“Iya, lagian sayang dong. Aku memberi uang segitu banyaknya, memang cari duit enggak capek.” seru Tari.

“Ya udah, kita pesan makanan yuk," ujar Ali, “oh ya, sehabis ini kamu mau ke mana lagi Dek?” tanya Ali.

“Aku mau ke Danau kak." ujar Tari dengan pandangan kosong.

Masih ada pancaran yang Ali lihat dari sorot mata Tari, ia mengerti. Tari tidak akan mudah untuk melupakan laki-laki yang kini telah mengkhianati dirinya.

Tiga tahun lamanya Tari dan Aji menjalin hubungan asmara, sehingga banyak tempat yang mereka singgahi. Seperti saat ini, Tari dan Ali sedang makan bersama di sebuah restoran yang di mana banyak kenangan bersama dengan Aji.

“Kamu kenapa sedih Dek?” tanya Ali yang melihat Tari berubah moodnya.

“Enggak kenapa-kenapa kok Kak” seru Tari yang memancarkan senyum indahnya.

“Ya sudah Ayok makan."

Demi menghormati Ali, Tari pun mulai memakan hidangan yang telah di pesan.

Walaupun terasa sulit untuk menelan akan tetapi, Tari terus memaksakan supaya makanan itu bisa tertelan.

Cairan bening yang berada di kelopak matanya pun kini meleleh, semakin ia memaksa untuk menelannya, maka tenggorokan Tari semakin menolaknya.

“Sini peluk!” ujar Ali, “maafin kakak ya? Kakak sudah kurang ajar mengajar kamu ke tempat ini." sambungnya.

Ali tahu, bahwa membawa Tari ke tempat ini adalah hal yang sangat menyakitkan baginya. Bagaimana tidak, tempat inilah yang menjadi saksi ketika Tari di lamar oleh kekasih hatinya yaitu Aji.

“Enggak kok Kak, bukan salah kakak. Akunya saja yang cengeng, yang belum bisa melupakan semua kenangan yang ada di tempat ini.” jelasnya.

“Ya sudah, kalau begitu sekarang makan dulu. Nanti kita pergi ke Danau” usul Ali, “sini Kakak hapus air matanya, orang cantik itu enggak boleh sedih.” sambungnya lagi.

Ada debaran yang berbeda ketika Ali menatap dan menghapus air mata di wajah cantik Tari.

Sejak kecil mereka memang sudah bersahabat lama, Ali yang pertama kali melihat Tari saat di depan gang kompleks. Waktu itu usia Tari baru menginjak sepuluh tahun, dan Ali baru berusia dua puluh tahun.

Di gang tersebut, Tari sedang menangisi kucing kesayangannya yang mati karena di tabrak oleh pengendara motor. Dia terus menangis meraung sambil memeluk kucing yang penuh dengan darah.

Ali yang melihat itu merasa tidak tega, karena ia mengingat adik perempuannya yang telah meninggal. Ia menghampiri Tari kecil sambil membawa lolipop di tangannya, dengan sekuat tenaga Ali membujuk Tari agar tidak menangis lagi.

Beberapa menit kemudian, tangisan Tari pun terhenti dan di situlah mereka mulai akrab dan suka bertemu, kemudian mereka berjanji untuk menjadi sahabat dari kecil hingga sekarang.

Seiring berjalannya waktu, Tari kecil pun tumbuh menjadi dewasa. Ia tumbuh menjadi wanita yang cantik, baik, dan lemah lembut.

Pria yang berjanji akan menjadi sahabatnya itu, kini malah mempunyai perasaan yang tumbuh lebih dari sekedar sahabat. Akan tetapi, ia simpan dengan rapat-rapat dan tentunya Tari tidak mengetahui itu semua.

“Kak Ali!”

Ali yang asyik melamun tiba-tiba di kagetkan oleh suara Tari yang memanggil namanya.

“Eh iya, ada apa?” tanya Ali.

“Kakak melamun, mikirin apa?”

“Ah enggak kok, yuk kita pergi sekarang.” ajak Ali.

Namun, ketika Tari dan Ali akan meninggalkan restoran itu tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menuduh Tari yang bukan-bukan.

“Dasar wanita murahan!”

Related chapters

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

    Last Updated : 2024-01-25
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

    Last Updated : 2024-01-27
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

    Last Updated : 2024-01-28
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

    Last Updated : 2024-01-29
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 12

    Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be

    Last Updated : 2024-02-03
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 13

    “Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam

    Last Updated : 2024-02-03
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 14

    “Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace

    Last Updated : 2024-05-25
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 1

    Terlihat sepasang pengantin yang tengah bahagia, ketika duduk berdua di depan Pak Penghulu untuk segera melaksanakan ijab kabul."Bagaimana? Mas Aji sudah siap?" tanya pak Penghulu sebelum berjabat tangan dengan Aji."Sudah, Pak, Saya sudah siap." ujar Adi dengan mantap."Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan saya kawinkan Tri Maharani Binti Irwan dengan maskawin seperangkat alat shalat, dan uang tunai sebesar enam puluh juta dibayar tunai,""Saya terima nikah dan kawinnya, Tari Maharani Binti Irwan, dengan maskawin berupa seperangkat alat Shalat dan uang tunai senilai enam puluh juta rupiah dibayar tunai." ujar Aji“Bagaimana para saksi? Sah?"“Sah...!”“Tunggu dulu!”Terdengar suara seseorang yang menghentikan ijab kabul tersebut.Semua orang memandang wanita berparas cantik itu, ia berjalan membelah semua orang yang sedang berkerumun menyaksikan acara ijab kabul Tari dan juga Aji.Wanita cantik yang belum diketahui namanya itu sedang menangis sambil memegang benda kecil yang b

    Last Updated : 2023-12-27

Latest chapter

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 14

    “Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 13

    “Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 12

    Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 7

    “Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 6

    “Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status