Share

bab 4

Author: RUKMINI
last update Last Updated: 2023-12-28 10:58:27

Tiga hari kemudian, sejak kejadian itu Tari sama sekali tidak beranjak dari kamarnya, ia s’lalu berdiam diri di kamar. Bahkan setiap kali teman kerjanya ingin berkunjung ke kediamannya ia s’lalu menolak, alasannya bahwa dirinya sedang tidak enak badan.

Kali ini, untuk pertama kalinya ia berdandan sangat cantik dengan taburan makeup yang flawles dan di padukan dengan dres yang berwarna soft blue. Dapat menambah kesan cantik dan ke anggunan pada dirinya.

“wah...! hari ini anak Ibu cantik sekali, mau ke mana?” tanya Bu Asti.

“Aku mau ketemu sama Pak Andre, Bu. mau mengurusi tentang perceraianku bersama Mas Aji” ujar Tari.

Terlihat raut wajah yang murung dari Bu Asti, ia sangat menyayangkan semua hal ini. Bu Asti tidak menyangka kalu Aji tega berkhianat di belakang anaknya, padahal Tari sudah memberikan apa yang ia mau, seperti uang yang nilainya cukup besar.

Aji pernah meminta uang untuk modal usaha, ia akan membangun sebuah restoran didaerah Jakarta, sekarang ini usahanya cukup berkembang pesat dan selalu ramai pengunjung, akan tetapi di balik kesuksesan itu semua, dia malah lupa dengan Tari dan dia lebih memilih berselingkuh dengan Yasmin.

“Emangnya kamu sudah yakin dengan keputusan kamu, Sayang?” tanya Bu Asti.

“Iya Bu, Aku sudah yakin dan Aku juga sudah memikirkan ini dengan sangat matang." jawab Tari.

“Ya sudah, kalu begitu mari kita sarapan,” ujar Bu Asti, “ oh ia Ibu lupa, kamu harus berjanji ya sama Ibu? Kamu tidak boleh sedih lagi, apalagi harus berdiam diri di dalam kamar terus.” sambungnya lagi..

Tari tersenyum karena melihat ekspresi Ibunya yang nampak mengerucutkan bibirnya.

"Iya, Bu. Aku janji tidak akan bersedih lagi.” ujar Tari.

Kemudian mereka menikmati sarapan dengan khidmat.

Selesai sarapan, Tari akan menemui Pak Andre selaku pengacara, Tari ingin secepatnya menyelesaikan semua masalah ini.

“Bu, Pak, Aku pamit ya?” ujar Tari.

“Hati-hati ya Nak, jangan melamun bawa kendaraannya!” titah Pak Irwan.

“Siap Bos!” seru Tari sambil memberi hormat kepada Bapaknya.

Tari pun pergi dengan menggunakan sepeda motor maticnya, sebenarnya dia juga mempunyai mobil pribadi namun, Tari tidak mau terkena macet. Jadi dia lebih memilih mengendarai sepeda motornya dibandingkan dengan mobil pribadinya itu.

“Astaga...! Aku lupa belum isi bensin, lagi!” kesal Tari, “mudah-mudahan saja di depan ada yang menjual bensin.” sambungnya lagi.

Mau tidak mau Tari harus mendorong motornya sampe depan komplek perumahannya.

Setelah beberapa menit kemudian, Tari menemukan warung yang menjual bensin secara ecer, dan ia langsung datang menghampiri warung tersebut.

“Alhamdulillah, gak papa deh! Isi bensin pertalite juga, yang penting ini motor bisa hidup lagi." gumamnya.

“Bu...! bensinnya dua liter ya!” ujar Tari.

“Oke Neng, tunggu sebentar!” ujar si Ibu tukang bensin.

Sambil menunggu si Ibu menuangkan bensin, tiba-tiba Tari mendengar segerombolan ibu-ibu yang tengah asik ngerumpi.

Tari sedikit tersentak, ketika salah satu ibu-ibu yang berada di sana menyebutkan nama pria yang tidak asing lagi bagi dirinya, siapa lagi kalu bukan Aji.

“Eh...! para ibu-ibu di sini sudah pada tahu belum? gosip yang lagi panas di kampung kita ini?” ujar Ibu-ibu yang memakai daster yang bergambar tanaman janda bolong.

“Belum, emangnya ada gosip apaan sih?” tanya Ibu-ibu yang memakai baju warna kuning.

“Itu loh, si Aji yang kemarin pas Nikah di samperin sama wanita hamil, itu loh.”

“Oh...! iya Aku tahu, kenapa emang?”

“Tiga Hari lagi, dia akan mengadakan pesta pernikahannya dengan Yasmin."

Deg!

Ada perasaan yang tidak enak ketika mendengar perkataan dari sekelompok ibu-ibu tersebut, belum sembuh luka yang ada di hatinya setelah kejadian di acara pernikahannya, kini hati Tari kembali berdenyut nyeri ketika mendengar bahwa Aji akan menggelar pesta pernikahannya dengan Yasmin.

“Akhirnya kamu mau juga untuk bertanggung jawab Mas," ujar Tari dengan hati yang mencelos.

Tari tidak menyangka perjalanan cinta yang menurutnya baik-baik saja akan menjadi hancur berantakan seperti ini.

Tidak mudah bagi wanita cantik itu untuk melupakan semua kenangan manis bersama dengan Aji, bagaimana tidak, Aji dan Tari menjalin hubungan cukup lama, yakni sekitar empat tahun.

Akan menjadi sangat sulit baginya untuk bisa pulih dari rasa sakit itu, dan butuh perjuangan untuk bisa melupakan semua tentang dirinya.

“Bismillah...! semoga Aku bisa melewati jalan hidup yang penuh dengan duri ini." ujar Tari yang menyemangati dirinya sendiri.

“sudah Neng!” ujar Ibu tukang bensin.

“Astagfirullah! Saya kaget Bu." ujar Tari yang berjingkrak kaget.

“Makanya, Neng. Jangan suka melamun, nanti jodohnya bisa diambil orang!” ujar Ibu itu dan berlalu pergi meninggalkan Tari.

Tari hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar ucapan Ibu tadi, pasalnya memang benar ia batal nikah meskipun ijab kabul sudah di ucapkan, akan tetapi, ia batal nikah bukan jodohnya yang di rebut, melainkan itu adalah tindakan yang di lakukan secara di sengaja oleh pihak tersebut.

“Sudah ah...! ngapain sih harus di pikirin lagi, kayak enggak ada kerjaan yang lain saja." tandas Tari.

Wanita cantik yang memiliki rambut panjang itu pun kembali melanjutkan perjalanannya.

Setelah tiba di sebuah restoran, terlihat seorang pria bertubuh tambun sedang duduk di meja nomor lima.

Rupanya dia datang terlebih dahulu di bandingkan dengan Tari yang datang agak terlambat, gara-gara menguping obrolan Ibu-ibu yang sedang membicarakan Aji, jadi ia sedikit melupakan pertemuannya dengan Pengacara keluarganya.

“Maaf Pak, saya terlambat. Tadi ada urusan yang mendadak." kilah Tari.

“Tidak apa-apa Mbak, saya juga baru datang kok.” ujar Pak Andre.

“Sebelum kita melanjutkan ke pembicaraan yang lebih serius, bagaimana kalau kita memesan minuman dulu Pak? “ ujar Tari menawarkan.

“Boleh Mbak, boleh. Kebetulan saya di rumah belum sarapan. “ ujar Pak Andre.

Kemudian Tari memanggil waiters, untuk memesan makanan dan minuman.

Di lain tempat, Aji sedang mempersiapkan acara pernikahannya dengan Yasmin, sebelumnya pria itu tidak mau untuk bertanggung jawab dan menikahi Yasmin.

Karena dia bersikukuh akan mempertahankan rumah tangganya dengan Tari, meskipun Tari sudah memperingatinya untuk segera menalaknya.

Aji terpaksa harus menikah dengan Yasmin, karena wanita yang tengah berbadan dua itu mengancam Aji akan di laporkan ke polisi untuk masuk penjara, jika ia tidak mau bertanggung jawab atas ulahnya itu.

“Bu...! Tolong Aji, Bu. Aji enggak mau menikahi Yasmin.” ujar Aji yang merengek kepada ibunya.

“Ini semua ulah kamu! Ya kamu harus bertanggung jawab, masa kamu mau enaknya saja!” tukas Bu Ati.

Pria berkulit sawo matang itu menggaruk kepalanya, ia memikirkan bagaimana cara agar pernikahannya bersama dengan Yasmin itu batal.

Akan tetapi, sampai saat ini ia tidak kunjung menemukan alasan yang tepat untuk membatalkan semua ini.

“Aku harus melakukan sesuatu, supaya pernikahan ini batal!” ujar Aji.

Kemudian tanpa sepengetahuan Aji ada seseorang yang mendengar ucapannya dan langsung datang untuk menghampiri.

“Apa kamu bilang...!” ujar seseorang itu.

Related chapters

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 5

    “Apa kamu bilang!"Deg!Aji terperanjat ketika mendengar teriakkan yang sangat melengking itu, suara itu seperti sudah tidak asing lagi bagi dirinya.Dengan perlahan, pria yang memiliki rambut ikal itu langsung melihat ke arah sumber suara yang sudah mengagetkannya.Benar saja yang di ucapkan oleh Aji, ternyata wanita yang tadi berteriak itu adalah Bu Nesih, dia adalah adik dari Bu Ati. Orangnya memang terkenal sangat tegas dan bertanggung jawab, jadi tidak heran jika dia terlihat akan sangat marah ketika Aji tidak mau untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dia buat.Terlihat wanita yang ditaksir berumur lima puluh tahunan itu sedang berdiri sambil bertolak pinggang.Matanya menatap tajam ke arah Aji, dia sangat marah ketika mendengar kabar bahwa keponakannya telah menghamili anak orang lain.“Beraninya kau mau mempermainkan acara yang sangat sakral ini! saya akan memotong burungmu itu, jika kamu dengan beraninya membatalkan pernikahan!” tegas Bu Nesih.Seketika Aji langsung memeg

    Last Updated : 2023-12-28
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 6

    “Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan

    Last Updated : 2024-01-09
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 7

    “Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken

    Last Updated : 2024-01-24
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

    Last Updated : 2024-01-25
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

    Last Updated : 2024-01-27
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

    Last Updated : 2024-01-28
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

    Last Updated : 2024-01-29
  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 12

    Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be

    Last Updated : 2024-02-03

Latest chapter

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 14

    “Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 13

    “Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 12

    Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 7

    “Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 6

    “Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan

DMCA.com Protection Status