Share

episode 3

Author: RUKMINI
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ada yang mencariku Bu? Siapa?” tanya Tari.

“Nak Ali, sahabat kamu waktu kecil," ujar Bu Asti.

“Kak Ali? Benarkah itu kak Ali Bu?” tanya Tari.

Tari terlihat bahagia, ketika mendengar nama Ali yang Bu Asti sebut.

Dengan langkah cepat ia menyusuri anak tangga yang berada di rumanya, sementara Ali sedang duduk di sofa menunggu kedatangan Tari sambil memainkan handphone miliknya.

“Kak Ali...!” pekik Tari.

Ali pun menengok ke arah sumber suara yang telah memanggil namanya, namun tidak yang seperti ia bayangkan.

Pria berkulit sawo matang itu membayangkan, jika hari ini Tari akan berpenampilan seperti pengantin pada umumnya, di mana si pengantin wanita akan di rias dengan balutan makeup yang sangat cantik dan juga mengenakan kebaya yang sangat indah.

Pria itu melihat Tari dengan raut wajah kebingungan, karena melihat penampilannya seperti orang yang tidak waras.

Riasan makeup yang acak-acakan, rambut yang semerawut, dan juga ada jejak air mata yang belum Tari hapus.

“Ini kamu Dek?” tanya Ali.

“Kenapa?, Aku jelek ya? Hahah."

“Apa yang sebenarnya telah terjadi Dek?, cerita sama kakak?”

Air mata yang sudah mengering, kini lolos lagi dari mata wanita cantik itu, dan Kembali ia mengeluarkan unek-uneknya lewat air mata, walaupun Tari tidak mengatakan apa pun akan tetapi, Ali sudah tau apa yang tengah Tari rasakan.

Ali merengkuh tubuh Tari untuk dipeluknya, seketika wanita itu langsung menangis tersedu-sedu.

“Udah ya, jangan nangis lagi.” ujar Ali

“Dosa apa yang telah Aku perbuat Ka?, sehingga Allah marah dan memberi cobaan kepadaku dengan cara seperti ini." ucap Tari.

“Sang Maha Pencipta mengetahui bahwa kamu itu wanita yang kuat dan juga baik, jadi kamu itu tidak boleh menuduh yang tidak-tidak kepada sang Maha penguasa alam semesta ini,” ujarnya, “malah kamu harus bersyukur, berkat kejadian ini kamu jadi mengetahui siapa Aji sebenarnya.” sambung Aji.

“Apa kakak sudah tahu apa yang saat ini telah terjadi pada acara pernikahanku?” tanya Tari.

“Sudah, tapi kakak mau mendengarnya dari mulut kamu langsung” ujar Ali, “enggak kenapa-kenapakan kalau kaka minta kamu untuk bercerita lagi?” sambungnya.

Prok! Prok! Prok.

Terdengar suara tepukan tangan dari seseorang, lalu Tari dan Ali pun menengok ke arah sumber suara itu.

Ternyata orang itu adalah calon adik iparnya Tari dan juga calon Ibu mertuanya.

Mereka berdua memandang Tari dengan pandangan yang sangat sinis, karena mereka melihat jika Tari sedang menangis sambil di peluk oleh seorang laki-laki yang baru pertama kali mereka lihat.

“Wah...wah...wah! ternyata sifat asli kamu itu seperti ini ya?" ujar Ati, “M-u-r-a-h-a-n!” sambungnya sambil dieja.

Tari pun melepaskan tangan Ali, kemudian dia menghampiri kedua wanita itu dengan gayanya yang hebring.

“Jaga ucapan Ibu! Saya tidak seperti itu!” tandas Tari.

“Tidak seperti itu bagaimana?” ujar Dara, “ orang jelas-jelas kita melihat kamu sedang di peluk sama laki-laki lain, atau jangan-jangan ini adalah alasan kamu yang meminta talak sama kakakku, ngaku kamu?” sambungnya lagi.

Tari mengepalkan tangannya dengan kuat, ingin rasanya ia menghajar kedua wanita yang tidak tahu malu itu, akan tetapi ia masih mempunyai adab kepada orang yang lebih tua darinya.

“Memangnya kalian mau apa ke sini?” ujar Ali yang ikut bicara.

“Wah Bu, rupanya laki-laki simpanannya mbak Tari mau ikut bicara juga." ujar Dara.

“Kita ke sini mau menarik lagi uang seserahan dan juga barang-barang yang anak saya berikan kepada wanita murahan ini!” ujar Bu Ati dengan melipatkan kedua lengannya di atas dada.

Wanita cantik yang masih memakai kebaya itu sudah tidak tahan lagi dengan omongan calon ibu mertua dan calon adik iparnya itu.

Beruntung semua sifat keluarga Aji telah terbongkar, sebelum melakukan malam pengantinnya dengan pria yang telah mengkhianati dirinya itu.

“Saya akan kembalikan semuanya!, dan sekarang saya minta Ibu beserta Dara pergi dari kediaman orang tuaku!” usir Tari yang nampak berapi-api.

Wanita yang mengenakan kebaya dan sanggul itu tidak terima dengan sikap calon menantunya, yang menurutnya tidak mempunyai adab dan sopan santun itu.

“Saya juga tidak betah berlama-lama di sini! Baru punya rumah segini saja sudah belagu!” ujar bu Ati.

“Dan kamu mbak! Saya sumpahin biar enggak laku dan menjadi erawan tua, hahaha.” ujar Dara sambil menunjuk ke arah wajah Tari.

“Ayok Buk kita pulang.” ajak Dara.

“Ayok, jangan lupa! Kembalikan uang seserahan itu.” ujar Bu Ati sekali lagi.

Kedua wanita itu pun berlenggang pergi meninggalkan Tari yang sedang di liputi oleh amarah, beruntung ada Ali yang menghalau Tari, jika tidak. Tari akan membalas semua perkataan calon ibu mertuanya dan juga adik iparnya itu.

“Astagfirullah ya Allah,” ujar Tari sambil mengusap wajahnya yang bersimbah dengan air mata.

“Kamu yang sabar ya?” ujar Ali.

Tari hanya menjawab dengan anggukan saja dan memilih duduk dan bercerita dengan Ali, itung-itung melepas rindu karena sudah 2 tahun tidak bertemu.

*

Di kediaman Aji, ia sedang mengamuk tidak karuan. Dia kesal benar-benar sangat kesal kepada Yasmin yang tiba-tiba datang dan merusak semua rencananya.

“Sial...! kenapa perempuan tidak berguna itu harus datang di saat yang tidak tepat sih." teriak Aji.

Bu Ati yang baru saja datang dari rumah Tari tiba-tiba dibuat marah dengan kelakuan putra pertamanya itu.

Bagaimana tidak? Semua barang -barang yang terdapat di rumahnya itu pecah dan berserakan akibat ulah Aji yang mengamuk tidak terima.

“Ya ampun, Aji...! apa-apaan sih, kamu ha!” ujar Bu Ati dengan suara yang cemprengnya.

“Ya ampun Kak! Kenapa bisa kayak gini?” tanya Dara yang baru datang juga.

Setelah mendengar teriakan dua wanita itu, Aji langsung menghentikan aksinya. Dia terduduk dengan penuh amarah di dalam dadanya.

“Pokonya Aku gak mau cerai sama Tari Bu."ujar Aji.

“Yakin kakak tidak mau berpisah sama si Tari itu!” ujar Dara, “ nah Kakak lihat kelakuan wanita murahan itu.” ujarnya lagi sambil

memperlihatkan sebuah video yang di mana Tari sedang berpelukan bersama Aji.

Rupanya secara diam-diam Dara merekam Tari, bukan tanpa alasan wanita berambut sebahu itu merekam Tari dan juga Ali yang sedang berpelukan.

Dara mempunyai rencana untuk membuat gosip terpanas di kompleksnya, agar Tari merasa jera dan malu atas sikapnya yang telah berani mengusir dirinya dan ibunya di hadapan orang lain.

“Ini...! kamu mendapatkan video ini dari mana?” tanya Aji.

“Gak penting Aku mendapatkan video ini dari mana,” ujar Dara.

Aji kembali melihat ke dalam video tersebut, ada rasa api cemburu yang tumbuh dalam dirinya ketika melihat wanita yang beberapa jam lalu mengatakan ingin di talak olehnya.

“Jadi ini alasan kamu ingin minta talak dariku!” ujar Aji, “awas kamu Tari! Aku akan membuat dirimu menyesal karena sudah berani macam-macam padaku!” sambungnya lagi.

Related chapters

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    bab 4

    Tiga hari kemudian, sejak kejadian itu Tari sama sekali tidak beranjak dari kamarnya, ia s’lalu berdiam diri di kamar. Bahkan setiap kali teman kerjanya ingin berkunjung ke kediamannya ia s’lalu menolak, alasannya bahwa dirinya sedang tidak enak badan.Kali ini, untuk pertama kalinya ia berdandan sangat cantik dengan taburan makeup yang flawles dan di padukan dengan dres yang berwarna soft blue. Dapat menambah kesan cantik dan ke anggunan pada dirinya.“wah...! hari ini anak Ibu cantik sekali, mau ke mana?” tanya Bu Asti. “Aku mau ketemu sama Pak Andre, Bu. mau mengurusi tentang perceraianku bersama Mas Aji” ujar Tari.Terlihat raut wajah yang murung dari Bu Asti, ia sangat menyayangkan semua hal ini. Bu Asti tidak menyangka kalu Aji tega berkhianat di belakang anaknya, padahal Tari sudah memberikan apa yang ia mau, seperti uang yang nilainya cukup besar.Aji pernah meminta uang untuk modal usaha, ia akan membangun sebuah restoran didaerah Jakarta, sekarang ini usahanya cukup berkemba

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 5

    “Apa kamu bilang!"Deg!Aji terperanjat ketika mendengar teriakkan yang sangat melengking itu, suara itu seperti sudah tidak asing lagi bagi dirinya.Dengan perlahan, pria yang memiliki rambut ikal itu langsung melihat ke arah sumber suara yang sudah mengagetkannya.Benar saja yang di ucapkan oleh Aji, ternyata wanita yang tadi berteriak itu adalah Bu Nesih, dia adalah adik dari Bu Ati. Orangnya memang terkenal sangat tegas dan bertanggung jawab, jadi tidak heran jika dia terlihat akan sangat marah ketika Aji tidak mau untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dia buat.Terlihat wanita yang ditaksir berumur lima puluh tahunan itu sedang berdiri sambil bertolak pinggang.Matanya menatap tajam ke arah Aji, dia sangat marah ketika mendengar kabar bahwa keponakannya telah menghamili anak orang lain.“Beraninya kau mau mempermainkan acara yang sangat sakral ini! saya akan memotong burungmu itu, jika kamu dengan beraninya membatalkan pernikahan!” tegas Bu Nesih.Seketika Aji langsung memeg

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 6

    “Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 7

    “Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

Latest chapter

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 14

    “Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 13

    “Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 12

    Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 11

    “Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 10

    “Ibu...!” pekik Dara.Bu Ati yang memiliki riwayat penyakit jantung langsung jatuh pingsan, dia sangat syok ketika mendengar pengakuan dari Dara.“Tolong... Tolong bantu bawa Ibu saya ke rumah sakit, saya mohon,“ pinta Dara kepada orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.Akhirnya beberapa orang mau membantu untuk membawa Bu Ati ke Rumah Sakit. Namun, ketika Dara hendak mengikuti ibunya dari belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.“Mbak... Mbak mau ke mana? Bayar dulu bajunya?” Ternyata yang menarik lengan Dara itu adalah pegawai butik yang ia kunjungi.“emm... Maaf Mbak enggak jadi,” Ucap Dara yang tampak malu.“Loh... Kok enggak jadi, sudah kami bungkus loh Mbak, bagaimana sih!” pegawai butik itu terlihat kesal dengan ulah Dara yang malah tidak jadi membeli. Padahal baju-baju yang Dara pilih itu sudah siap di bungkus.“Maaf, Mbak. Saya buru-buru,” gadis cantik itu langsung menghempaskan tangannya dan lari meninggalkan butik tersebut.Di lain tempat, Ali sedang cekcok de

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 9

    “Mas Ali!”Terdengar suara pekikan wanita yang memanggil nama Ali dari arah belakang, dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Ali dan juga Tari.Ada kilatan amarah dari pancaran matanya, yang menandakan bahwa ia sedang marah.Wanita itu menatap wajah Ali dengan beringas, seperti harimau yang akan menyergap mangsanya.“Maksudnya apa ini Mas!, wanita ini siapa?” Ujar wanita itu.“Aku bisa jelasin semuanya sama kamu Lis.” ujar Ali.“Dia siapa Kak?” tanya Tari.“Oh rupanya kamu belum tahu saya,” ujar Lisda, “perkenalkan nama saya Lisda, calon istrinya Mas Ali!" sambungnya.Tari terkejut, ia tidak tahu kalau rupanya Ali sudah memiliki calon istri. Ali sama sekali belum pernah menceritakan semua tentang calon istrinya itu, jadi wajar jika Tari merasa tidak enak kepada Lisda. Karena dia tidak mau di tuduh yang bukan-bukan, apa lagi jika di tuduh sebagai perusak hubungan orang lain.“Ma—maaf Mbak, saya tidak tahu jika Kak Ali ternyata sudah punya calon istri. Sekali lagi saya minta maaf.“ seru

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 8

    “Dasar wanita murahan!”Terlihat ada seorang wanita yang sedang berdiri sambil menenteng sebuah paper bag, yang berisikan baju-baju yang bermerek.Wanita itu menatap rendah ke arah Tari yang akan pergi meninggalkan restoran bersama dengan Ali.“Apa maksud kamu berucap seperti itu sama saya, Sal?” Kesal Tari.Nama wanita cantik itu adalah Salsa adik kedua dari Aji, usia antara Tari dan Salsa itu hanya selisih satu tahun yaitu dua puluh empat tahun.“Jadi ini alasan kamu, minta di talak sama kakakku?” ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya.“Alasan saya minta cerai dari kakakmu itu, karena dia telah menghamili wanita lain.“ jelas Tari.“Halah, tidak usah banyak alasan deh. Aku tahu kok, kamu pasti mempunyai hubungan dengan laki-laki ini kan!” tuduhnya.Tari yang emosi, ingin menghampiri Salsa namun, di cegah oleh Ali dan membawanya untuk pergi meninggalkan Salsa.“Tidak usah mendengarkan ucapan dia, mending kita pergi saja dari sini." ajak Ali.Wanita cantik yang menggunakan dress itu

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 7

    “Nih!” Ujar Tari sambil memberikan cek senilai sepuluh juta rupiah.Seketika mata gadis yang masih berumur sembilan belas tahun itu membelalak lebar, ia hampir kehilangan kesadarannya karena habis mendapatkan durian runtuh dari Tari.Tari yang melihat itu tidak mau kehilangan kesempatannya untuk segera pergi bersama dengan Ali.“Ayok Kak, kita pergi dari sini.” ajak Tari.Aji dan Tari langsung pergi melesat dari hadapan Bu Ati dan juga Dara. Di tengah perjalanan, Ali sangat penasaran dengan cek yang di berikan oleh Tari, nilainya yang cukup fantastis membuat Ali sedikit protes dan tidak terima, kenapa tari mau memberi uang kepada Bu Ati dan Juga Dara, padahal sikap mereka berdua sangat tidak terpuji.“Dek, kamu jadi orang kok baik banget sih! Sekali-kalilah Dek, kasih mereka pelajaran jangan malah dikasih duit malah keenakan nanti." protes Ali.“Apaan sih Kak, kenapa kakak malah protes? Bukannya dukung Aku." seru Tari.“Enggak kali ini kakak tidak akan dukung kamu!” ketusnya.“Lah, ken

  • Air Mata Di Hari Pernikahanku    episode 6

    “Aduh...!” Pekik Tari.“Mbak enggak kenapa-kenapa?”Tari tidak menghiraukan pertanyaan dari pria itu, dia lebih memilih untuk pergi dari kedai bakso tersebut.Rencana yang ingin makan bakso di tempat menjadi gagal oleh ular Dara, dia merusak semuanya dan hampir mencelakai dirinya.“Ah s14l! Kenapa harus ada pria itu sih, padahal sedikit lagi Aku akan mempermalukan dia di tempat umum.” kesal Dara.Dengan menghentakkan kakinya kini ia pun pergi meninggalkan kedai bakso itu. Dengan muka yang di tekuk dia berjalan menuju rumah yang kebetulan tidak jauh dari kedai bakso tersebut.“Kamu kenapa Ra? Kok mukanya cemberut gitu, ada apa?” tanya Bu Ati yang melihat anak perempuannya yang pulang sambil menampakkan wajah yang di tekuk.“Itu Bu, Aku kesal sama Mbak Tari.“ seru Dara.“ kesal kenapa? Emangnya kamu ketemu sama Tari di mana?”“Di kedai bakso cuangki yang ada di depan kompleks Bu” ujar Dara, “Aku lihat mbak Tari yang sedang membeli bakso di situ, terus Aku samperin dan Aku nagih janji yan

DMCA.com Protection Status