Share

Bab 6

Penulis: Shana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam.

"Ratu, apa yang ter ...."

Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.

Suara laki-laki!

Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.

Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah.

"Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"

Sifa tercengang.

Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?

Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!

Di dalam kelambu.

Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.

Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.

Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki itu sangat kuat.

"Ratu, apa kamu tidak mau menjelaskan apa-apa padaku?"

Nada bicara Kaisar terdengar misterius, membuat siapa pun yang mendengarnya menjadi takut.

Jika yang menghadapi hal ini adalah gadis biasa, pasti gadis itu sudah terbata-bata dan kebingungan.

Tapi tidak dengan Nabila, dia tetap terlihat tenang.

"Aku menyiapkan belati ini untuk menjaga keamananku sendiri, bukan untuk membunuh Kaisar."

Sifat Nabila tidak selembut Nadine, dia berkata dengan nada bicara datar nan tegas.

Dia memperlakukan Kaisar seperti orang lain, tidak sebagai suaminya sendiri.

Tapi Kaisar hanya tersenyum sinis.

Dia merampas belati Nabila dan duduk.

Tidak ada lampu di tempat itu, hanya ada sedikit cahaya bulan yang masuk, kamar itu terlihat redup.

Nabila bisa melihat laki-laki yang sedang duduk di tepi kasur itu dengan samar. Dia mengenakan piama longgar dan tampak garang.

Sepertinya dia sedang memainkan belati itu.

Suasana terasa begitu sunyi.

Nabila duduk, dia menjaga jarak dengan Kaisar demi menjaga keselamatan.

Tiba-tiba Kaisar membalikkan badannya dan menodongkan belati itu ke leher Nabila.

Gadis itu tetap tenang dan tidak bergerak.

"Orang yang paling sering kubunuh adalah orang yang merasa dirinya paling pintar."

"Kamu seorang Kaisar. Orang yang kamu bunuh memang pantas dibunuh."

"Hahaha!" Kaisar tertawa dengan puas, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ketakutan.

Dia tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan, mencekik leher Nabila dengan satu tangan dan menekan gadis itu ke sandaran kasur di belakangnya.

Laki-laki itu menekannya dengan kuat dan bertanya padanya dengan nada memojokkan.

"Menurutmu, kamu pantas dibunuh atau tidak, Ratu?"

Dia sengaja memelankan tempo bicaranya, seakan sedang menginterogasi narapidana dengan pisau yang tumpul.

Nabila bisa merasakan kekuatannya. Meski Kaisar menekannya dengan kuat, itu tidak membuatnya kehabisan napas, tapi cukup membuatnya merasa tidak nyaman.

"Hidupku ada di tanganmu. Aku tidak berhak melawan."

"Aku memintamu untuk menjawab!" Kaisar memperlihatkan sikap kasarnya, tubuhnya memancarkan aura yang sangat dingin.

"Kalau begitu, aku rasa kamu tidak perlu membunuhku."

Nabila menjawabnya dengan sangat jujur.

"Oh ya? Aku dengar, kamu sudah tidak perawan."

Nabila sama sekali tidak panik.

"Itu hanya rumor, untuk mengetahui kebenarannya, coba saja sendiri."

"Baik, aku akan mencari jawabannya."

Selesai berbicara, Kaisar mendorong Nabila ke kasur.

Kaisar begitu kuat.

Untung saja Nabila tidak lemah.

Kalau saja yang berada di posisi ini adalah Nadine, mungkin dia akan terluka.

Tiba-tiba, sebuah benda keras menekan perutnya.

Lebih parahnya lagi, laki-laki itu mencengkeram tangan Nabila dan menyuruhnya untuk memegang belati itu sendiri.

Belati itu terasa dingin.

Dia berbisik dengan nada bicara jahat.

"Aku tidak mau mengotori tubuhku, kamu lakukan sendiri saja."

Nabila langsung naik pitam.

Kaisar tiran itu memang tidak punya hati!

Di sisi lain, dia merasa lega karena Nadine tidak harus mengalami hal ini.

Nabila memegang belati itu, tangannya bergetar karena marah.

"Ratu, kalau kamu tidak segera melakukannya, aku bisa panggil orang lain untuk bantu kamu." Kaisar berkata dengan tidak berperasaan.

Nabila melepas tali pakaiannya tanpa ragu.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Kastini
kejam sekali kaisarnya
goodnovel comment avatar
Nurhaeni
Lanjut dong
goodnovel comment avatar
tri hartati
bagus jalan ceritanya,penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 7

    Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 8

    Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat waja

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 9

    Rio merasa sedikit kesal dan mencoba menasihatinya."Apa yang Kaisar lakukan terhadap Ratu itu kejam."Yohan sudah pergi, hanya punggungnya yang terlihat. Meski demikian, wibawanya tetap terasa.Ujung pakaian Yohan tertiup angin, dia menuruni tangga dan melihat ke arah yang jauh. Dia dapat melihat pemandangan seluruh taman istana dan peternakan kuda, termasuk Ratu yang berhasil menaklukkan kuda.Nabila yang menunggangi kuda itu terlihat seperti gadis dalam ingatannya....Karena masih merasa syok, Ibu Suri kembali ke Istana Giok terlebih dulu.Sementara Nabila kembali ke istananya sendiri, Istana Rubi.Menurut aturan kerajaan, para selir harus memberi hormat pada Ratu.Tapi selir yang datang untuk memberi hormat pada Nabila hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit atau sedang mempunyai urusan lain.Nabila juga tidak mau berbasa-basi dengan mereka. Setelah menyapa sebentar, dia lantas menyuruh mereka untuk pergi.Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyampai

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 10

    Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat."Salam hormat, Kakak Ipar!"Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.Sifa tercengang saat melihat Rio.Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!Andai saja Nabila menikah dengannya ....Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara."Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak.""Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 11

    Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 12

    Ruang Kerja Istana.Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin."Ratu menginginkan Cap Emas?"Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran."Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang."Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya.""Hamba mengerti!"....Di luar Ruang Kerja Istana.Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila."Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja.""

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 13

    Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 14

    Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 306

    Istana Ruyih.Permaisuri Agung kembali bertanya, "Cuma memindahkan Ratu ke Istana Pengasingan? Bagaimana dengan dekret pelengserannya?"Pelayan itu merasa kebingungan."Dekret pelengseran Ratu ... masih belum ada."Permaisuri Agung mengerutkan keningnya.Apa yang ingin dilakukan Kaisar?Apakah dia tidak berencana melengserkan Ratu?Tidak, pikirannya telah berlebihan.Kaisar melupakan hal ini karena sibuk dengan urusan negaranya."Tidak masalah, tunggu selama beberapa hari lagi."Melengserkan ratu harus melalui banyak proses dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat.Pada saat ini di Istana Giok.Reaksi Ibu Suri sangat besar saat mendengar kabar Kaisar akan melengserkan Ratu."Ini ide dari Permaisuri Agung lagi?""Kenapa Kaisar sangat patuh dengan ucapannya! Berhubungan badan dengan Ratu dan memanggil Selir Jessy untuk tidur bersama dengannya juga merupakan ide Permaisuri Agung. Sekarang Kaisar bahkan tidak berdiskusi denganku tentang pelengseran Ratu!""Dia sudah tidak menganggapku

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 305

    Permaisuri Agung merasa sedikit terkejut, dia sama sekali tidak menyangka Kaisar akan langsung setuju untuk melengserkan Ratu.Sepertinya sebelum ini Kaisar menolak untuk melengserkannya karena anak di dalam perut Ratu.Hanya saja Yohan kembali berkata."Hal ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, apakah Nenek sudah punya alasan untuk melengserkannya?"Permaisuri Agung berpikir selama beberapa waktu.Memang tidak bisa melengserkan Ratu dengan sembarangan jika Ratu tidak melakukan kesalahan.Hanya saja apa yang dikatakan di dalam buku takdir tidak baik untuk disebarkan pada dunia luar.Permaisuri Agung merasa kesulitan pada saat ini."Katakan saja pada orang-orang kalau Ratu memiliki penyakit kronis."...Kabar tentang Ratu yang keguguran segera tersebar ke Kediaman Feno.Nadif seperti sedang menghadapi musuh dan duduk bersandar di kursi setelah mendengar kabar ini."Anaknya keguguran?"Cucunya, calon pemimpin dan kejayaan Keluarga Feno sudah menghilang!Nyonya Mirna lebih mengkhaw

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 304

    Cuaca masih sangat dingin pada saat ini.Para pelayan istana ditekan di atas tanah dengan berjajar dan terus dipukul dengan tongkat sampai kulit mereka robek serta memperlihatkan daging di dalamnya.Semua orang mengatakan Kaisar adalah orang yang sangat kejam, tapi Jessy belum pernah melihatnya.Saat ini hatinya merasa sedikit tidak tenang setelah melihat hal ini.Jessy menahan perasaan tidak nyamannya dan berjalan ke aula dalam.Jessy melihat Kaisar sedang duduk di samping tempat tidur sambil mengerutkan keningnya.Sedangkan Ratu sedang berbaring di atas tempat tidur dan sepertinya masih belum sadar."Aku memberi salam pada Kaisar ...." Jessy melangkah maju dan berkata dengan suara yang lembut.Yohan menoleh setelah mendengar suaranya.Terdapat tatapan mencela di mata Yohan."Di luar sangat dingin dan untuk apa kamu datang ke sini?"Terdapat sedikit nada kekhawatiran dalam ucapan Yohan.Jessy menjawab dengan lembut, "Aku khawatir dengan Yang Mulia Ratu. Kaisar, bagaimana kondisi Ratu

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 303

    Nabila tidak tahu bagaimana dirinya bisa jatuh pingsan.Nabila melihat Yohan sedang duduk di samping tempat tidur dengan ekspresi yang masam dan tatapan yang tajam setelah tersadar kembali."Kamu sudah bangun?" tanyanya dengan suara yang serak dan penuh dengan aura membunuh.Nabila menatap ke kejauhan dan melihat Sifa sedang berlutut di tanah.Kemudian terdengar teriakan kesakitan di luar aula.Soraya juga sedang disiksa dengan kejam.Soraya berteriak dengan keras sambil dipukuli."Kaisar, Hamba sangat setia pada Yang Mulia! Kaisar, Hamba sama sekali tidak punya alasan untuk mencelakai anak Anda ...."Nabila ingin berdiri, tapi Yohan berkata dengan dingin pada saat ini."Berbaringlah!"Nabila merasa kebingungan.Hanya saja dia bisa dengan jelas merasakan bahwa tubuhnya sangat lemah.Seperti kekurangan darah ....Suara Yohan sekecil kerikil dengan aura yang dingin."Nyawamu akan berada dalam bahaya kalau benar-benar mengandung."Nabila mengerutkan keningnya.Apakah separah itu?Sifa men

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 302

    "Yang Mulia Ratu," ujar Selir Julia sambil berjalan keluar dari belakang pohon dengan tatapan yang serius.Nabila bertanya dengan datar, "Ada masalah?"Selir Julia mengangguk dengan ragu-ragu.Kemudian Selir Julia mengikuti Nabila ke Istana Rubi.Selir Julia segera berlutut di hadapan Nabila setelah memasuki aula dalam."Yang Mulia Ratu, tolong bantu aku!"Nabila duduk di kursi dengan ekspresi yang sangat tenang."Kamu mau tidur bersama Kaisar?" tanya Nabila dengan dingin.Selir Julia menggigit bibirnya dan mengangguk dengan susah payah.Kemudian matanya berlinangan air mata dan berkeluh kesah di hadapan Nabila."Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk merebut kasih sayang.""Aku datang ke istana lebih cepat daripada Selir Jessy, tapi ... tapi Selir Jessy bisa tidur bersama dengan Kaisar dan aku merasa tidak terima dengan hal ini.""Yang Mulia Ratu, ucapan Selir Nita malam ini tidak ada salahnya. Saat ini Anda sedang hamil dan tidak bisa melayani Kaisar, sudah pasti ada orang yang ingin

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 301

    Istana Rubi.Ratu sama sekali tidak bereaksi terhadap Selir Jessy yang dipanggil untuk melayani Kaisar di malam hari dan malah Soraya yang merasa sangat cemas.Yang Mulia Ratu bukanlah satu-satunya orang yang disukai oleh Kaisar kalau Selir Jessy juga mengandung anak laki-laki!Apalagi Selir Jessy terlihat sangat mirip dengan Selir Suci, Kaisar ingin tidur bersamanya saat ini dan pasti akan sangat menyayangi Selir Jessy setelah ini.Kenapa Yang Mulia Ratu masih ingin pergi ke Istana Giok untuk merayakan ulang tahun Selir Nita!Istana Giok.Ibu Suri, Ratu dan beberapa selir yang lain sedang merayakan ulang tahun Selir Nita, tapi suasana di antara mereka tidak ramai pada saat ini.Hati semua orang tertuju pada Paviliun Karsi.Arak yang mereka minum hari ini benar-benar sangat hambar.Ibu Suri juga pernah menjadi selir biasa seperti mereka dan mengetahui isi pikiran mereka.Ibu Suri berkata dengan penuh arti."Kalian semua sudah menjadi saudara setelah memasuki istana dan istana ini baru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 300

    Di Istana Permata.Selir Nita yang sedang berdandan tiba-tiba menepukkan tusuk konde ke meja. Dayang yang menyisir rambut di belakang ketakutan dan langsung berlutut."Nyonya, mohon ampun!"Selir Nita menatap pantulan dirinya di cermin dengan ekspresi mata rumit.Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-20.Wajah Selir Nita tidak lagi muda karena kesedihan dan kegalauan selama bertahun-tahun. Wajahnya hanya tampak cerah dan kenyal setelah berdandan.Siapa yang akan percaya? Meskipun dia menduduki posisi selir, dia belum pernah melakukan hubungan intim dengan kaisar.Tidak hanya ratu sudah mendahuluinya, Jessy yang baru masuk ke istana kurang dari setahun juga mendahuluinya!Bahkan di hari ulang tahunnya ....Selir Nita bertanya lagi,"Kaisar benar-benar minta Selir Jessy mendampinginya?"Dayang berlutut di lantai dan mengangguk."Ya ... benar."Dayang tahu Selir Nita marah, tetapi dia tidak berani berbohong.Seluruh istana sudah mendapat kabar bahwa Selir Jessy akan mendampingi kaisar ma

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 299

    Nabila lebih tahu dari siapa pun bahwa senapan bambu modifikasi itu kelihatannya dapat diproduksi, tetapi nyatanya tidak semudah itu.Sketsa yang dibanggakan oleh Elsa dan dipersembahkan untuk mendapat ketenaran sebenarnya adalah sketsa buangan Nabila.Pada saat ini, di Departemen Pembuatan Senjata, semua orang mengitari sketsa senjata itu.Mata mereka berbinar. Mereka tidak segan untuk memberi pujian."Elsa sungguh adalah pahlawan wanita! Dia bahkan bisa membuat sketsa sebagus ini!""Sudah lama tidak ada sketsa sebagus ini di Departemen Pembuatan Senjata kita! Kabari tukang-tukang, tunda yang lain dan dahulukan pembuatan senapan bambu model baru ini!""Aku sudah tidak sabar!"Setelah terus melihat sketsa itu, mereka pun kagum kepada Elsa.Wanita luar biasa semacam itu sungguh langka.Mereka bersyukur Elsa lahir dan tumbuh besar di Negara Naki.Senapan bambu juga disebut sebagai senapan api. Yang pendek sekitar 30-an cm, yang panjang sekitar 200-an cm.Bentuknya berupa tabung panjang.

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 298

    Melihat kaisar meninggalkan Istana Rubi, Elsa bergegas menyusul.Sebagai pengawas gerbang, Elsa tidak boleh masuk ke istana tanpa mendapat panggilan.Selain itu, Elsa adalah perempuan. Meskipun memiliki jabatan yang tinggi, Elsa tidak dapat mengikuti rapat pemerintahan dan berdiskusi tentang politik.Intinya, jarang ada kesempatan bagi Elsa untuk bertemu dengan kaisar.Elsa awalnya ingin berbicara, tetapi mata kaisar penuh dengan garis merah dan agresif seperti ingin membunuh orang.Jantung Elsa berdebar-debar.Sebelumnya, Kaisar hanya memberikan kesan yang tegas dan serius. Tidak menakutkan seperti hari ini."Ada apa?" Aura Yohan dingin, seperti dapat membekukan kehangatan yang tersisa di sekeliling.Elsa segera tersadarkan. Dia bersoja dan berkata,"Aku punya satu sketsa senjata dan ingin kupersembahkan kepada Kaisar!"Angin dingin bertiup dan meninggalkan rasa sakit pada wajah.Sebagai kaisar, Yohan segera menarik perhatiannya dari urusan pribadi.Yohan mengambil sketsa senjata itu

DMCA.com Protection Status