Share

Bab 8

Author: Shana
Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.

Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.

Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.

Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.

Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.

Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.

Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.

Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.

Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat wajah secantik itu harus tersiksa dengan serangkaian kegiatan militer.

Sifa berjalan di belakang Nabila dengan bangga.

Setelah tiba di depan Ibu Suri, Nabila membungkuk dan memberi hormat.

"Salam hormat, Ibu Suri."

Ibu Suri yang duduk di sana, wajahnya lembut dan meneduhkan.

"Cukup, kamu bisa duduk sekarang."

Saat mereka membicarakan tentang Kaisar, Ibu Suri mencoba menghibur Nabila.

"Kaisar masih sibuk dengan urusan kerajaan, ada banyak hal yang harus dia kerjakan."

"Aku harap Ratu tidak perlu bersedih."

"Baik," jawab Nabila dengan ekspresi tenang.

Setelah mengobrol cukup lama, Ibu Suri merasa heran mengapa ekspresi "Nadine" begitu datar. Dia terlihat seperti wanita yang mempunyai sifat dingin dan jarang tersenyum.

Dulu, waktu Ibu Suri bertemu dengannya di acara ulang tahunnya tahun lalu, bukankah Nadine adalah seorang gadis lembut dan periang?

Nabila memang jarang tersenyum.

Waktu kecil, istri gurunya selalu bermain dan bercanda dengannya, tapi Nabila malah merasa kalau hal itu membosankan.

Setelah dirinya diangkat menjadi Mayor Jenderal di kamp militer, dia sengaja menjaga jarak dengan bawahannya untuk menjaga wibawanya sebagai pemimpin. Sebagai perempuan, dia berusaha menjaga ekspresi wajahnya agar selalu terlihat tegas. Kalau tidak, dia khawatir dirinya tidak bisa menjalankan perintah dan menjauhi larangan di dunia militer.

"Ratu, apa akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Nabila mendongakkan kepalanya dan menjawabnya dengan tegas.

"Tidak ada."

Setelah itu dia tidak berkata apa-apa lagi.

Ibu Suri menggerakkan bibirnya.

Pantas saja Kaisar tidak suka padanya. Gadis yang berada di depannya itu terlalu kaku. Bahkan Ibu Suri juga merasa bahwa Ratu yang baru itu sangat membosankan.

Bagaimanapun juga, selir-selir yang berada di istana harem adalah wanita yang murah senyum dan pandai mengobrol.

Tidak seperti ratu yang sangat hemat bicara.

"Bunga-bunga di taman kerajaan sedang bermekaran. Ratu, apa kamu bisa menemaniku melihat-lihat keindahan taman?"

"Baik."

Ibu Suri mengira kalau ratu akan lebih banyak berbicara saat sedang menikmati keindahan taman.

Tapi ternyata dia masih kaku seperti biasanya.

Ratu benar-benar sulit didekati.

Mereka terus berjalan mengitari taman. Saat mereka tiba di arena pacuan kuda, Ibu Suri sudah tidak bisa menahannya lagi. Dia mencari alasan untuk bisa kembali ke Istana Giok.

Tiba-tiba, seekor kuda berlari kencang ke arah mereka dengan liar.

Para pengawal langsung mengelilingi Ibu Suri dengan sigap, tapi para pengawal tidak mampu menahannya dalam waktu yang cukup lama.

Ibu Suri sudah dimanja sejak kecil, dia tidak pernah melihat kejadian seperti ini sebelumnya.

Gawatnya, kuda itu seolah mengincar Ibu Suri. Kuda itu terus berlari ke arahnya. Ibu Suri hanya diam mematung karena ketakutan. Dia membelalakkan matanya, bibirnya terlihat pucat.

"Cepat lindungi Ibu Suri!" teriak Asih dengan panik.

Melihat Ibu Suri dalam bahaya, sesosok bayangan tiba-tiba muncul dengan cepat.

Dalam kekacauan itu, Ibu Suri bisa merasakan kekuatan besar. Seseorang meraih pinggangnya dan membawanya ke samping dengan sigap.

Setelah berdiri dengan stabil, Ibu Suri melihat bahwa yang tadi menyelamatkannya adalah Ratu!

Nadine yang dia kira lemah itu ternyata mempunyai kekuatan yang begitu besar!

Bahkan saat dia memegang pinggangnya dan membawanya ke samping, Ibu Suri merasakan perasaan yang begitu menenangkan.

Ibu Suri tercengang. Saat dia hendak mengajak Ratu untuk pergi, tiba-tiba Ibu Suri melihat Ratu menaiki kuda itu.

Di Perkemahan Utara, kemampuan mengendalikan kuda yang dimiliki Nabila memang tidak ada tandingannya.

Dia juga bisa menjinakkan kuda yang paling liar sekalipun.

Nabila memegang tali kendali kuda dengan kedua tangannya dan menjepit perut kuda dengan kedua kakinya. Dia masih bisa mengendarai kuda itu dengan tenang meski binatang itu memberontak.

Semua orang tercengang dan ketakutan saat melihat Nabila yang berada di atas punggung seekor kuda yang tidak bisa dijinakkan.

"Gawat! Ratu dalam bahaya!"

"Cepat tolong Ratu!" teriak Ibu Suri dengan panik.

Tidak disangka, dalam waktu singkat, Ratu kembali dengan menunggangi kuda itu.

Bahkan kuda itu berhasil dijinakkan dan tidak lagi berlari dengan liar.

Nabila menghentikan kuda itu dan turun dengan santai.

Sifa segera mendekat.

"Apa Ratu tidak apa-apa?"

Nabila menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah Ibu Suri. "Ibu Suri tidak perlu takut, kuda ini sudah berhasil dijinakkan."

Kali ini, Ibu Suri menatap Ratu dengan senang.

"Ratu, dari mana kamu mempelajari keterampilan ini? Kenapa aku tidak pernah tahu tentang hal ini?"

Nabila tidak bereaksi apa-apa meski Ibu Suri memujinya.

"Aku mempelajarinya secara diam-diam dari pamanku. Aku merasa terhormat karena ilmu yang kupelajari ini sudah berhasil menyelamatkan Anda."

Pada saat ini, pawang kuda istana pun datang.

Dia langsung tercengang saat tahu bahwa Ratu berhasil menjinakkan seekor kuda liar.

"Mungkin Ratu tidak tahu kalau kuda liar ini berasal dari Daerah Barat. Di antara kuda-kuda lainnya, kuda ini yang paling sulit dijinakkan, tidak ada satu pun pawang kuda yang berhasil menjinakkannya."

Nabila menyerahkan tali kendali kuda pada pawang itu dan menjelaskan dengan serius.

"Kuda ini jadi agresif karena sedang mengandung. Ditambah lagi Negara Naki dan Daerah Barat sedang berkonflik, mungkin alasan itu juga yang membuatnya menjadi sensitif dan tidak terkendali. Bawa kuda ini kembali ke kandangnya, jangan memukul atau memarahinya, berikan daun osmanthus lebih banyak padanya. Siapkan kandang pribadi untuknya. Sebaiknya jangan biarkan dia keluar kandang selama tiga sampai lima hari demi keamanan."

Pawang itu merasa takjub karena ternyata ratu tahu banyak hal tentang kuda.

Nabila mengelus kuda itu dan bergumam pelan.

"Sayang sekali, padahal ini kuda yang sangat unggul."

Kuda seunggul itu seharusnya berlari kencang di padang rumput yang luas, bukan terjebak di lapangan pacuan kuda yang sempit.

Sementara itu di tempat yang tidak terlalu jauh dari arena pacuan kuda.

Tepatnya di sebuah podium.

Seorang laki-laki berpakaian putih berdiri di tempat itu sambil memperhatikan gerak-gerik Nabila. Dia dengan jujur berkata, "Kaisar, jarang sekali ada seorang Ratu yang bisa menjinakkan seekor kuda."

Suara tenang dan berwibawa terdengar dari belakang laki-laki itu.

"Kamu tertarik dengan keterampilan sepele macam itu?"

"Kuda itu nyaris mencelakai Ibu Suri, penggal saja kuda itu. Selain itu, biarkan Ratu menyaksikan eksekusi itu secara langsung."

Related chapters

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 9

    Rio merasa sedikit kesal dan mencoba menasihatinya."Apa yang Kaisar lakukan terhadap Ratu itu kejam."Yohan sudah pergi, hanya punggungnya yang terlihat. Meski demikian, wibawanya tetap terasa.Ujung pakaian Yohan tertiup angin, dia menuruni tangga dan melihat ke arah yang jauh. Dia dapat melihat pemandangan seluruh taman istana dan peternakan kuda, termasuk Ratu yang berhasil menaklukkan kuda.Nabila yang menunggangi kuda itu terlihat seperti gadis dalam ingatannya....Karena masih merasa syok, Ibu Suri kembali ke Istana Giok terlebih dulu.Sementara Nabila kembali ke istananya sendiri, Istana Rubi.Menurut aturan kerajaan, para selir harus memberi hormat pada Ratu.Tapi selir yang datang untuk memberi hormat pada Nabila hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit atau sedang mempunyai urusan lain.Nabila juga tidak mau berbasa-basi dengan mereka. Setelah menyapa sebentar, dia lantas menyuruh mereka untuk pergi.Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyampai

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 10

    Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat."Salam hormat, Kakak Ipar!"Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.Sifa tercengang saat melihat Rio.Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!Andai saja Nabila menikah dengannya ....Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara."Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak.""Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 11

    Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 12

    Ruang Kerja Istana.Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin."Ratu menginginkan Cap Emas?"Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran."Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang."Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya.""Hamba mengerti!"....Di luar Ruang Kerja Istana.Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila."Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja.""

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 13

    Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 14

    Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 15

    Ibu Suri kemudian bertanya kepada pelayan yang melaporkan kejadian itu, "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ribut begini? Siapa yang memulai?"Pelayan itu pun menjawab."Beberapa selir ... mereka kesal dengan Selir Nita. Awalnya mereka berdebat, tapi kemudian malah bertengkar secara fisik. Selir Nita dikepung beberapa orang sampai tidak bisa membela diri ....""Begitu rupanya!" Ibu Suri yang hanya menyaksikan dari jauh, langsung merasa cemas setelah mendengar sang keponakan mengalami kesulitan."Di mana Ratu? Apa dia cuma diam saja?"...Istana Rubi.Nita yang lahir di keluarga kaya jelas tidak pernah mendapat penghinaan seperti ini.Sejak masuk istana, Kaisar tak pernah mengasihinya, itu membuat gadis sepertinya begitu menderita.Kini, ada yang berani mengolok-oloknya. Mereka mengatakan bahwa dia tak pantas berada di posisinya, terlebih lagi karena hanya mengandalkan Ibu Suri, yang merupakan bibinya.Tentu saja hal itu membuatnya tak mampu menahan amarahnya.Entah siapa yang mem

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 16

    Dalam ruang bawah tanah yang gelap dan sempit, mereka bertemu pada saat yang tidak seharusnya.Sebuah pertarungan antara hidup dan mati.Alis pria itu menukik tajam. Mata sipitnya menyiratkan hasrat membunuh yang terasa begitu nyata.Nabila tidak mengenakan jubah untuk menyamar ataupun penutup wajah.Jika tak yakin mampu membunuhnya dalam sekali serangan, ada baiknya dia tak bergerak. Andai terbongkar bahwa dirinya mahir bela diri, maka identitasnya sebagai pembunuh pasti akan terbongkar.Terlebih lagi, dia berbeda dengan Kaisar. Dia tak pernah membunuh seseorang yang tak bersalah.Pria ini bukanlah orang yang kejam dan jahat, dia hanya sekadar menjalankan perintah.Sembari berpacu dengan pikirannya, Nabila mencari celah untuk melarikan diri."Siapa kamu? Kenapa bisa ada di sini?"Yohan menatap dengan tajam.Ternyata sang Ratu tak mengenali dirinya.Wajar saja, mereka hanya pernah bertemu dua kali.Pada malam pernikahan, di dalam tenda yang remang-remang.Lalu, pada malam saat menangka

Latest chapter

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 980

    Mirna buru-buru memberi penjelasan pada Marisa yang salah paham."Tidak, tidak, kamu salah paham. Bukan aku, tapi Ratu. Aku menginginkan obat itu untuk Ratu."Mustahil Nadine dapat mempunyai anak.Akan tetapi, Nabila masih memiliki harapan.Sebagai ibu, Mirna tidak dapat melakukan sesuatu untuknya di saat Nabila masih kecil. Sekarang, Mirna sudah terbebas dari segala belenggu dan akhirnya dapat melakukan sesuatu untuk putri-putrinya.Meskipun Mirna hanya sendiri, tidak punya pemahaman tentang ilmu pengobatan, dan bertenaga kecil, Mirna punya sepasang kaki yang dapat berkelana di seluruh negara, juga punya mulut yang bisa menanyai semua tabib genius.Warga Provinsi Zenas juga mendengar kabar bahwa ratu keguguran selama perang berlangsung dan tidak dapat hamil lagi.Marisa merenung sejenak, lalu berucap dengan waswas."Fisik setiap orang berbeda. Harus didiagnosis dulu untuk bisa mengobati penyakit Yang Mulia Ratu secara akurat.""Jadi, aku tidak bisa memberi kepastian untuk saat ini.""

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 979

    Meskipun Meisi berhasil menemukan konde giok, dia tidak tahu apa rahasia yang ada di baliknya.Meisi hanya ingat bahwa ayah dan ibu mengatakan konde giok itu sangat penting.Jika tidak, Meisi pasti sudah membuangnya sejak lama.Sekarang, pemerintah mengadakan pencarian berhadiah untuk konde giok itu. Itu pasti bukan barang biasa.Meisi pun berangan-angan ....Di sampingnya, Jaila menggerutu.Apa gunanya konde giok itu? Itu tidak dapat membantunya menjadi selir kaisar."Kita kembali ke Kota Zordo besok!" Meisi sangat mementingkan separuh konde giok itu. Dia secara khusus menyimpannya ke dalam kotak cantik.Jaila sudah tidak sabar ingin kembali ke Kota Zordo.Jaila bertanya dengan cemberut,"Ibu sudah menemukan cara untuk berbaikan dengan Ayah?"...Di Kota Zordo.Perjamuan Musim Gugur sedang diadakan di istana.Kaisar dan ratu duduk di atas panggung, memandangi semua pejabat.Perjamuan Musim Gugur kali ini sangat ramai. Kaisar secara resmi memberi penghargaan pada para pejabat yang tela

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 978

    Di Ruang Kerja Istana.Usai memberi laporan, Pangeran Rio mengutarakan kekhawatirannya."Kaisar, Kerajaan Jaming dengan spontan setuju untuk memberikan kompensasi berupa tanah. Pasti ada motif tersembunyi. Dengar-dengar, ada sejumlah besar pengungsi dari Kerajaan Jaming yang sedang menuju ke wilayah selatan akhir-akhir ini. Itu adalah kota baru yang akan menjadi wilayah Negara Naki.""Kalau Kerajaan Jaming sengaja melakukannya, Negara Naki akan menemui banyak kesulitan dalam mengelola kota-kota itu di masa mendatang."Yohan mengangguk dengan tenang.Yohan juga sudah mendengar tentang itu.Tidak hanya Kerajaan Jaming, kerajaan-kerajaan lain juga menirunya.Mereka mengungkapkan motif mereka secara terbuka.Akan tetapi, itu lebih baik daripada mereka mengambil tindakan secara diam-diam sehingga tidak dapat diantisipasi.Masalah-masalah yang dihadapi Negara Naki saat ini adalah masalah yang terlihat, yaitu migrasi pengungsi.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Ada banyak hambatan dalam

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 977

    Nadif keluar dari istana dengan linglung. Wajahnya pucat dan kakinya lemas.Nadif ingin memohon ratu untuk jangan menugaskannya ke daerah.Akan tetapi, ratu menolak untuk menemui Nadif.Sepulangnya ke Kediaman Feno, Nadif jatuh sakit."Aku ayah kandungnya! Kenapa dia bisa begitu kejam?"Pengurus kediaman mengusulkan, "Tuan, Yang Mulia Ratu mungkin akan patuh pada omongan Nyonya."Nyonya yang dimaksud adalah Mirna yang telah bercerai dengan Nadif.Meskipun Mirna sudah bukan nyonya majikan Keluarga Feno, Mirna yang adalah ibu ratu tetap memegang gelar kehormatan. Oleh karena itu, Mirna dihormati dengan panggilan "nyonya".Mendengar itu, mata Nadif berbinar.Benar.Dia bisa pergi mencari Mirna dan menyuruh Mirna memohon belas kasihan untuknya.Akan tetapi, sekarang Mirna sudah dikirim ke Provinsi Zenas, sedangkan dia akan segera berangkat ke kota lain untuk menjalankan tugas dinas ....Berpikir demikian, hati Nadif menegang."Jangan menunda waktu lagi. Siapkan kuas dan tinta!"...Sehari

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 976

    "Begitu pulang ke Kota Zordo, aku akan mengajukan perceraian pada Kaisar!" Pangeran Rio membulatkan hati.Dia bahkan tidak bisa menghabiskan waktu satu hari pun bersamanya!Ekspresi Fiona berubah dari "lembut dan pengertian" menjadi ganas."Apa katamu? Cerai?"Pangeran Rio benar-benar berani memiliki niat seperti itu!"Tidak bisa! Aku tidak setuju!" Tebersit kedinginan di mata Fiona.Bagi Fiona, tidak ada perceraian, hanya ada menjadi janda karena ditinggal mati!Fiona ingin membunuh Pangeran Rio. Muncul seekor kalajengking beracun di mansetnya.Pangeran Rio tidak gentar ketika menyadari niat membunuh Fiona."Kamu ingin membunuh suamimu? Kamu pikir semua prajuritku buta?"Mendengar itu, ekspresi Fiona berubah seketika.Fiona tiba-tiba menangkap kalajengking beracun itu dan memperlihatkannya pada Pangeran Rio sembari tersenyum."Kamu salah paham. Mana mungkin aku membunuhmu? Aku sangat menyayangimu.""Kalajengking banyak nutrisi. Aku ingin memasaknya untukmu."Kalajengking beracun itu m

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 975

    Meisi sama sekali tidak tergiur oleh hadiah yang ditawarkan.Pada poster pencarian berhadiah, tidak dicantumkan siapa pemilik konde giok itu.Akan tetapi, Meisi yang telah berbisnis selama bertahun-tahun dengan peka menyadari bahwa ada rahasia besar di balik pencarian berhadiah tersebut.Oleh karena itu, Meisi segera kembali ke penginapan."Kita pulang ke Kota Gido sekarang juga!"Setelah kematian orang tua dan adiknya, Meisi telah mengirim semua barang peninggalan mereka ke rumahnya di Kota Gido.Meisi hanya membawa harta uang dalam perjalanan ke Kota Zordo kali ini.Dengan demikian, Meisi harus kembali ke Kota Gido untuk menemukan separuh konde giok itu.Jaila kebingungan. Dia bertanya dengan cemas,"Ibu, kenapa harus pulang ke Kota Gido? Kita baru pergi dari Kota Gido .... Apakah karena Ayah? Apakah Ayah tidak menginginkan aku? Apakah Ayah memaksa kita pergi?"Meisi ingin berbicara dengan Jaila di luar karena khawatir ada yang menguping.Akan tetapi, Jaila menangis dengan sedih."Ya

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 974

    Tak terpikir oleh Yohan bahwa Meisi dan Jaila berani mengincarnya!Yohan berpikir, dia terlalu baik hanya menyuruh pengawal mengusir mereka dari istana!Berpikir demikian, Yohan merasa kesal terhadap Nabila."Kenapa kamu tidak beritahukan hal sepenting ini padaku dari awal?"Yohan khawatir Meisi dan Jaila akan mencoba segala cara untuk mencelakai Nabila.Nabila berujar dengan cuek, "Dibanding dengan urusan pemerintah, ini tidak penting."Apalagi dia bisa mengatasinya sendiri.Yohan duduk di sebelah Nabila dan merangkul bahunya. Lalu, dia mengecup kening Nabila."Jadi, aku terlindungi dari jebakan mereka berkat kepintaranmu."Nabila tersenyum. "Baguslah kalau kamu tahu.""Tidak heran kamu mengusulkan agar ayahmu menjadi sekretaris daerah Kota Gido. Ternyata, saat itu kamu sudah tahu dua wanita itu menyusun rencana jahat." Yohan baru sadar.Awalnya, Yohan mengira Nabila tidak senang Nadif menikah lagi, bahkan dengan bibinya.Pada saat yang sama, Yohan juga bingung. "Apa yang ayahmu pikir

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 973

    Wajah Meisi dan Jaila menjadi pucat.Mereka tidak tahu bahwa ada mata-mata ratu di penginapan yang mereka tinggali!Tidak heran ratu mengetahui segalanya.Tidak heran ratu tidak memercayai mereka.Mampus!Jaila teringat akan apa yang telah dia katakan. Napasnya menjadi cepat, telapak tangan dibasahi keringat, dan punggungnya kedinginan.Jaila menggandeng lengan Meisi."Ibu, apa yang harus kita lakukan ...."Meisi juga ingin tahu apa yang bisa mereka lakukan untuk membalikkan keadaan.Dia terlalu ceroboh. Tak terpikir olehnya bahwa ratu memiliki banyak orang berbakat dan dapat menyadap percakapan mereka dengan mudah!Mengapa dia bisa lupa? Ini Kota Zordo, bukan kota kecil seperti Kota Gido!Persaingan antar wanita di Kota Gido sama sekali tidak sebanding dengan kemampuan ratu!Meisi telah meremehkan ratu. Tidak, dia telah meremehkan keluarga kekaisaran!Meisi terlalu buru-buru dan tidak cukup berhati-hati.Sekarang, semuanya sudah terlambat.Nadif menatap Meisi dan Jaila, lalu menoleh p

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 972

    Meisi cerdik dan berpengalaman. Dibanding dengan Jaila jelas tampak panik, dia sangat tenang.Meisi menatap Nabila dan bertanya dengan tenang,"Yang Mulia Ratu, Kakak tahu tentang masalahku dan Nadif kala itu. Kakak juga sudah memberitahukannya padamu. Itu hanya salah paham .... Aku terlalu muda saat itu.""Tapi, apa yang Ratu maksud dengan 'mengikuti jejak' aku? Aku tidak paham apa maksudmu!""Jangan-jangan Ratu mengira kami ingin menghadiri Perjamuan Musim Gugur untuk mendekati Kaisar? Ini terlalu konyol!""Yang Mulia Ratu, semua orang tahu Kaisar hanya mencintaimu. Siapa yang bisa menggantikanmu? Jaila sudah pernah menikah di Kota Gido. Sayangnya, Jaila bernasib malang sepertiku. Suami Jaila mati muda. Jaila punya dua anak laki-laki dan satu anak perempuan, tapi semuanya direbut oleh keluarga suaminya. Mereka bahkan mengusir Jaila.""Kami datang ke Kota Zordo hanya untuk mencari orang yang dapat diandalkan!"Jaila menundukkan kepala. Matanya melirik ke mana-mana karena gugup.Tiba-t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status