Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat."Salam hormat, Kakak Ipar!"Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.Sifa tercengang saat melihat Rio.Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!Andai saja Nabila menikah dengannya ....Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara."Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak.""Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi
Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak
Ruang Kerja Istana.Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin."Ratu menginginkan Cap Emas?"Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran."Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang."Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya.""Hamba mengerti!"....Di luar Ruang Kerja Istana.Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila."Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja.""
Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k
Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega
Ibu Suri kemudian bertanya kepada pelayan yang melaporkan kejadian itu, "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ribut begini? Siapa yang memulai?"Pelayan itu pun menjawab."Beberapa selir ... mereka kesal dengan Selir Nita. Awalnya mereka berdebat, tapi kemudian malah bertengkar secara fisik. Selir Nita dikepung beberapa orang sampai tidak bisa membela diri ....""Begitu rupanya!" Ibu Suri yang hanya menyaksikan dari jauh, langsung merasa cemas setelah mendengar sang keponakan mengalami kesulitan."Di mana Ratu? Apa dia cuma diam saja?"...Istana Rubi.Nita yang lahir di keluarga kaya jelas tidak pernah mendapat penghinaan seperti ini.Sejak masuk istana, Kaisar tak pernah mengasihinya, itu membuat gadis sepertinya begitu menderita.Kini, ada yang berani mengolok-oloknya. Mereka mengatakan bahwa dia tak pantas berada di posisinya, terlebih lagi karena hanya mengandalkan Ibu Suri, yang merupakan bibinya.Tentu saja hal itu membuatnya tak mampu menahan amarahnya.Entah siapa yang mem
Dalam ruang bawah tanah yang gelap dan sempit, mereka bertemu pada saat yang tidak seharusnya.Sebuah pertarungan antara hidup dan mati.Alis pria itu menukik tajam. Mata sipitnya menyiratkan hasrat membunuh yang terasa begitu nyata.Nabila tidak mengenakan jubah untuk menyamar ataupun penutup wajah.Jika tak yakin mampu membunuhnya dalam sekali serangan, ada baiknya dia tak bergerak. Andai terbongkar bahwa dirinya mahir bela diri, maka identitasnya sebagai pembunuh pasti akan terbongkar.Terlebih lagi, dia berbeda dengan Kaisar. Dia tak pernah membunuh seseorang yang tak bersalah.Pria ini bukanlah orang yang kejam dan jahat, dia hanya sekadar menjalankan perintah.Sembari berpacu dengan pikirannya, Nabila mencari celah untuk melarikan diri."Siapa kamu? Kenapa bisa ada di sini?"Yohan menatap dengan tajam.Ternyata sang Ratu tak mengenali dirinya.Wajar saja, mereka hanya pernah bertemu dua kali.Pada malam pernikahan, di dalam tenda yang remang-remang.Lalu, pada malam saat menangka
Tatapan Nabila menjadi dingin.Nabila tidak ingin melakukan banyak penjelasan. Meski dia mau menawarkan racun ini, tidak mungkin semudah itu, dia butuh melakukan akupunktur berkala sesuai kondisi pasien. Pertama-tama, dia tidak mungkin menawar racun dalam sekali pengobatan. Kedua, orang yang terkena racun, juga tidak bisa tahan kalau langsung menawar racun."Beri tahu aku siapa yang memberimu racun ini?"Ancam dia?Nada bicara Yohan juga sangat tegas."Tawar racun ini dulu."Keduanya sangat keras kepala hanya karena tidak percaya.Tatapan Yohan menjadi dingin. "Kalau tidak menawarkan racun ini, kamu tidak perlu keluar dari sini lagi ...."Karena Nabila sudah mengetahui rahasianya, dia tidak berencana membiarkan Nabila hidup.Setelah mendengar ini, tatapan Nabila menjadi dingin.Benar-benar bocah yang tak tahu berterima kasih!Tiba-tiba, tatapan Nabila menatap ke kasur yang putih.Dia menemukan kalau pembuka pintu rahasia itu ada di kasur.Setelah dia tekan, tiba-tiba keluar lubang.Saa
Menghadapi bibi yang tiba-tiba muncul ini, Nabila terlebih dahulu menyuruh orang untuk memastikan identitasnya.Pemeriksaan ini memakan waktu lebih dari setengah hari.Di luar gerbang istana, berdiri seorang ibu dan anak perempuannya, serta pelayan mereka.Para pengawal melihat mereka mengaku sebagai kerabat keluarga Ratu, tidak berani membuat mereka tersinggung. Mereka lalu dibawa ke tempat teduh untuk duduk dan menunggu panggilan Ratu.Saat senja.Arin memasuki aula dalam.Saat itu, Nabila sedang membaca surat dari gurunya, yang mengabarkan bahwa pertahanan di perbatasan utara telah diperkuat, sehingga tidak perlu khawatir serangan dari Kerajaan Jaming.Arin membungkuk memberi salam."Yang Mulia, sudah ditemukan. Wanita itu bernama 'Meisi', memang benar bibi Anda, tapi ...."Dia mengubah nada bicaranya, "Para pengawal juga menemukan bahwa ibu Anda sudah putuskan hubungan dengan keluarga asalnya lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Bibi ini, entah pantas atau tidak Anda ditemui?"Nab
Sean lebih dulu menjelaskan, "Tentang jalur dagang gelap itu, Keluarga Utomo kami juga gunakannya. Tapi, urusan manusia obat, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Keluarga Utomo."Nabila memainkan jari-jarinya dan memutar-mutar cangkir anggur, tatapannya tetap tenang dan dingin."Lanjutkan, bagaimana ceritanya?"Sean menguatkan hatinya dan mulai bicara."Aku takut kamu akan berpikir macam-macam, jadi selama ini tidak berani bilang padamu.""Jalur dagang gelap itu sudah ada puluhan tahun. Keluarga Utomo kadang-kadang juga gunakan dalam bisnisnya.""Yang kutemukan adalah, beberapa tahun lalu, perdagangan manusia obat sangat merajalela. Tapi belakangan ini, entah kenapa, seolah sudah mendapatkan peringatan, tidak ada pergerakan lagi.""Aku sudah kirim orang untuk mengawasi. Kalau ditemukan transaksi yang berkaitan dengan manusia obat, pasti akan segera beri tahukan kamu.""Tapi, untuk saat ini, belum ada temuan apa pun."Setelah mendengarnya, Nabila setidaknya bisa memastikan satu hal
Boom!Hanya dengan satu gerakan tangan, Tenji membuat Zerito yang tak berwaspada terpental karena kekuatan dalam yang begitu dahsyat.Dia segera bereaksi, menyesuaikan tenaga dalamnya untuk menstabilkan diri, tetapi tetap saja dia tidak bisa berdiri tegak.Dia terhuyung mundur beberapa langkah, punggungnya membentur pintu sel di belakangnya.Saat kembali mengangkat kepala, Zerito melihat Tenji sudah memecahkan kunci sel dan perlahan mendekatinya ....Zerito menutupi dadanya dengan tangan, matanya menyipit, kelopak matanya sedikit bergetar.Kekuatan orang ini ... ternyata sehebat ini!Dalam beberapa detik, Tenji sudah berdiri di depannya. Dia mengangkat satu tangan dan meletakkannya di bahu Zerito.Zerito mengira dia akan menyerangnya, tetapi yang dilakukan Tenji justru hanya menepiskan debu di bahunya.Perlakuan itu sepertinya Tenji masih guru yang dulu, yang selalu lembut terhadap murid-muridnya.Setelah itu, Tenji merapikan kerutan di lengan bajunya. Hubungan guru dan murid mereka ta
Sipir itu, meski telah ditangkap, tetap tidak mau mengakui kesalahannya."Ratu, hamba salah apa ...."Nabila tidak menatapnya sedikit pun, sorot matanya dingin."Sebagai sipir, terima suap dan bersekongkol dengan musuh, itu hukuman mati!"Wajah sipir itu seketika pucat pasi.Bagaimana bisa?Kenapa Ratu bisa tahu perbuatannya di belakang layar?Siapa yang mengkhianatinya!Sipir itu segera bersujud ke tanah, menghantamkan kepalanya berulang kali ke tanah sambil memohon ampun."Yang Mulia, ampun! Hamba tidak akan berani lagi! Mohon paduka beri hamba kesempatan, mohon ...."Nabila tidak mau mendengarkan omong kosongnya dan langsung memerintahkan pejabat yang mengelola penjara."Aku beri kamu waktu tiga hari untuk selidiki orang-orang di bawahmu.""Hamba mengerti!" Pejabat itu menundukkan kepala, merasa bersalah dan berkeringat dingin.Setelah itu, Nabila menatap sipir-sipir lainnya yang gemetar ketakutan."Dalam waktu tiga hari, siapa yang mengaku sendiri, akan mendapat hukuman ringan. Kal
Nabila kembali bertemu dengan Tenji. Tatapan matanya meskipun tenang, tetapi tidak lagi terlihat tidak bersemangat seperti sebelumnya."Tenji, tahukah kamu bahwa Kerajaan Verto sudah kirim utusan untuk bawa kamu kembali dan jalankan hukuman?"Tenji dengan tenang menjawab."Sudah kuduga akan seperti ini.""Mereka bukan inginkan aku, melainkan 'Jaring Laba-laba' Keluarga Kitana."Ekspresi Nabila menjadi serius."Kamu sudah memanfaatkan semua orang, termasuk Kerajaan Verto."Tenji tersenyum mengejek dirinya sendiri."Jadi hidupku sudah tak lama lagi, tinggal menunggu nasib saja."Tenji sangat sadar bahwa jika kembali ke Kerajaan Verto, nasibnya tidak akan berakhir dengan baik.Namun, dirinya tidak takut mati, justru menunjukkan ketenangan seseorang yang siap menghadapi akhir hidupnya.Nabila langsung bertanya."Apa kamu sudah pikirkan semuanya?"Alis dan mata Tenji yang tampan menunjukkan ketegasan.Jika belum memikirkannya, mana mungkin dia meminta bertemu dengan Nabila."Aku bersedia me
Leno tercengang.Perdagangan?Masalah ini sukar.Kerajaan Verto tidak pernah berdagang dengan kerajaan lain.Akan tetapi, jika mereka tidak setuju, Kaisar Negara Naki akan menyuruh mereka memberikan tanah sebagai kompensasi!Dia salah berbicara hingga memunculkan krisis ini!Leno sangat menyesal. Dia menoleh pada Zerito yang berdiri di sampingnya.Zerito mengangguk.Setelah mendapat persetujuan, Leno maju selangkah."Perdagangan menguntungkan kedua negara. Kami pasti akan menyampaikan hal ini pada kaisar kami!"Situasi akan berubah jika ditunda lama-lama. Nabila tidak akan memberi mereka kesempatan untuk mengubah keputusan."Kaisar, meski hal ini harus didiskusikan baik-baik, aku khawatir waktu tidak menunggu kita. Sebaiknya suruh orang buat surat perjanjian. Suruh duta tanda tangan dan bawa pulang ke Kerajaan Verto, lalu tetapkan surat negara secara resmi?"Duta yang diutus mewakili kaisar mereka.Setelah ditandatangani, hal itu tidak dapat disesali.Yohan tersenyum. Dia menggenggam t
Ada dua duta dari Kerajaan Verto.Leno jatuh dalam jebakan kata dan hampir membahayakan Kerajaan Verto. Dia mulai panik.Leno menoleh pada rekannya, Zerito Yanata.Pemuda kurus itu tampak tenang. Dari awal sampai sekarang, dia hanya diam saja.Pada saat ini, Zerito berkata dengan suara pelan,"Dengar-dengar, Negara Naki dapat mengalahkan blok sekutu berkat 'jaring laba-laba' yang telah direkayasa oleh Keluarga Kirta. Tenji juga berkontribusi dalam menemukan 'jaring laba-laba' tersebut.""Jadi, aku curiga Tenji memicu peperangan untuk memusatkan kekuatan perang kerajaan-kerajaan lain ke Negara Naki supaya Negara Naki dapat memusnahkan kerajaan-kerajaan lain.""Kalau tidak, apa penjelasannya? Secara logika, Negara Naki harusnya benci kesumat terhadap Tenji. Tapi sekarang kalian hanya memenjarakan Tenji?""Artinya, Negara Naki menolak untuk menyerahkan Tenji karena ingin melindunginya."Para pejabat Negara Naki gusar."Fitnah! Maling teriak maling!""Tadi kalian bilang Tenji adalah rakyat
Duta Kerajaan Verto membawakan kain dan kuda, serta bersikap sopan."Kerajaan Verto tidak pernah terlibat dalam peperangan antar negara. Tentang persekutuan untuk menyerang Negara Naki kali ini, kaisar kami juga mendengar desas-desus. Dikatakan bahwa peperangan ini adalah hasil provokasi dari Kerajaan Verto."Duta dari kerajaan lain bertatapan satu sama lain.Apa maksud duta Kerajaan Verto? Ingin menjauh dari masalah?Bukankah Kerajaan Verto yang mengirim orang untuk mempersuasi mereka di awal bahwa mereka dapat membagi Negara Naki apabila bersekutu untuk menyerang Negara Naki?Duta Kerajaan Verto, Leno Lianto, berkata lagi,"Melalui berbagai penyelidikan yang dilakukan, ditemukan bahwa semua ini adalah ulah Tenji.""Tenji menggunakan tipu muslihat untuk memenangkan kepercayaan kaisar kami. Dia pun dihormati sebagai guru kaisar dan dijunjung tinggi di Kerajaan Verto.""Alhasil, Tenji terlalu serakah. Tenji mencoba menghasut kaisar kami untuk menyerang Negara Naki dan mempersatukan duni
Saat Nabila kembali dari kunjungan ke Kerajaan Puanin, Yohan telah mengusulkan agar Pasukan Elang dipimpin oleh Nabila.Kemudian, terjadi peperangan besar. Masalah itu pun ditunda.Yohan mengungkit hal itu lagi dan sudah mengatur semuanya. Ketulusan Yohan tak diragukan lagi.Akan tetapi, Nabila merasa khawatir."Apakah pemerintah tahu tentang ini?"Yohan memeluk Nabila dari belakang, seperti memiliki seluruh dunia."Aku sudah membahas hal ini dengan beberapa menteri penting. Mereka setuju denganku.""Aku secara resmi mengumumkan hal ini pada rapat pagi ini. Ada pejabat yang menolak, tapi aku hanya bilang 'sekarang, Negara Naki akan menyerang kerajaan-kerajaan lain. Siapa pun yang menolak, pergi ke medan perang.' Mereka semua langsung diam."Lihat, masalah ini juga tidak sukar."Meskipun Yohan berbicara dengan santai, Nabila tahu Yohan pasti telah berupaya keras demi token militer ini.Para pejabat pemerintah, terutama pejabat senior, semuanya berlidah tajam dan ketus. Sulit untuk mempe