Share

Bab 12

Penulis: Shana
Ruang Kerja Istana.

Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin.

"Ratu menginginkan Cap Emas?"

Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran.

"Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."

Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.

Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!

Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.

Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.

Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang.

"Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya."

"Hamba mengerti!"

....

Di luar Ruang Kerja Istana.

Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.

Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila.

"Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja."

"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (112)
goodnovel comment avatar
Susan Umm Beyza
penasaran kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Clara
Aku suka alur ceritax
goodnovel comment avatar
Anna Halawa
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 13

    Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 14

    Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 15

    Ibu Suri kemudian bertanya kepada pelayan yang melaporkan kejadian itu, "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ribut begini? Siapa yang memulai?"Pelayan itu pun menjawab."Beberapa selir ... mereka kesal dengan Selir Nita. Awalnya mereka berdebat, tapi kemudian malah bertengkar secara fisik. Selir Nita dikepung beberapa orang sampai tidak bisa membela diri ....""Begitu rupanya!" Ibu Suri yang hanya menyaksikan dari jauh, langsung merasa cemas setelah mendengar sang keponakan mengalami kesulitan."Di mana Ratu? Apa dia cuma diam saja?"...Istana Rubi.Nita yang lahir di keluarga kaya jelas tidak pernah mendapat penghinaan seperti ini.Sejak masuk istana, Kaisar tak pernah mengasihinya, itu membuat gadis sepertinya begitu menderita.Kini, ada yang berani mengolok-oloknya. Mereka mengatakan bahwa dia tak pantas berada di posisinya, terlebih lagi karena hanya mengandalkan Ibu Suri, yang merupakan bibinya.Tentu saja hal itu membuatnya tak mampu menahan amarahnya.Entah siapa yang mem

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 16

    Dalam ruang bawah tanah yang gelap dan sempit, mereka bertemu pada saat yang tidak seharusnya.Sebuah pertarungan antara hidup dan mati.Alis pria itu menukik tajam. Mata sipitnya menyiratkan hasrat membunuh yang terasa begitu nyata.Nabila tidak mengenakan jubah untuk menyamar ataupun penutup wajah.Jika tak yakin mampu membunuhnya dalam sekali serangan, ada baiknya dia tak bergerak. Andai terbongkar bahwa dirinya mahir bela diri, maka identitasnya sebagai pembunuh pasti akan terbongkar.Terlebih lagi, dia berbeda dengan Kaisar. Dia tak pernah membunuh seseorang yang tak bersalah.Pria ini bukanlah orang yang kejam dan jahat, dia hanya sekadar menjalankan perintah.Sembari berpacu dengan pikirannya, Nabila mencari celah untuk melarikan diri."Siapa kamu? Kenapa bisa ada di sini?"Yohan menatap dengan tajam.Ternyata sang Ratu tak mengenali dirinya.Wajar saja, mereka hanya pernah bertemu dua kali.Pada malam pernikahan, di dalam tenda yang remang-remang.Lalu, pada malam saat menangka

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 17

    Tatapan Nabila menjadi dingin.Nabila tidak ingin melakukan banyak penjelasan. Meski dia mau menawarkan racun ini, tidak mungkin semudah itu, dia butuh melakukan akupunktur berkala sesuai kondisi pasien. Pertama-tama, dia tidak mungkin menawar racun dalam sekali pengobatan. Kedua, orang yang terkena racun, juga tidak bisa tahan kalau langsung menawar racun."Beri tahu aku siapa yang memberimu racun ini?"Ancam dia?Nada bicara Yohan juga sangat tegas."Tawar racun ini dulu."Keduanya sangat keras kepala hanya karena tidak percaya.Tatapan Yohan menjadi dingin. "Kalau tidak menawarkan racun ini, kamu tidak perlu keluar dari sini lagi ...."Karena Nabila sudah mengetahui rahasianya, dia tidak berencana membiarkan Nabila hidup.Setelah mendengar ini, tatapan Nabila menjadi dingin.Benar-benar bocah yang tak tahu berterima kasih!Tiba-tiba, tatapan Nabila menatap ke kasur yang putih.Dia menemukan kalau pembuka pintu rahasia itu ada di kasur.Setelah dia tekan, tiba-tiba keluar lubang.Saa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 18

    Nabila hanya mengetahui informasi yang disampaikan ibunya pada hari pernikahan saat itu.Kali ini, Yumba mengungkapkan lebih banyak."Setelah nona dikembalikan, dia terus muntah-muntah.""Yang dia muntahkan bukanlah sisa makanan, melainkan sisa kotoran manusia.""Mereka memaksa nona menelan semua itu ....""Bahkan, tidak cuma sekadar menghina nona, mereka juga dengan kejamnya memakai penjepit besi yang dipanaskan buat menyiksa nona ... tabib mengatakan, nona tidak akan bisa punya anak lagi!"Tidak bisa memiliki anak adalah sebuah bencana besar bagi seorang wanita.Yumba tersedak beberapa kali hingga tak mampu melanjutkan perkataannya.Pada akhirnya, dia hanya bisa menutupi wajahnya sambil menangis pilu.Bibir Nabila mengeras hingga membentuk sebuah garis lurus, matanya dipenuhi dengan amarah, yang memancarkan hasrat untuk membunuh.Ruangan yang sempit itu pun dipenuhi aura dingin yang mengerikan.Perlu waktu yang lama sebelum emosi Yumba akhirnya mereda.Lalu, dia kembali berlutut di h

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 19

    Meskipun Qairun menyebut dirinya seorang pelayan, cara bicaranya menyiratkan keangkuhan.Seolah-olah Ratu harus memberikan apa yang dia minta.Namun, setelah memanggil sekian lama, dia tak kunjung mendapat jawaban dari pintu.Sebaliknya, yang datang justru seorang pelayan senior yang tinggalnya lebih jauh.Wajah pelayan senior itu terlihat letih.Sang majikan tidaklah disukai. Alhasil, sekalipun dia adalah pelayan senior, itu tidaklah berpengaruh di hadapan pelayan rendahan dari Paviliun Dharma Senja.Saat melihat Qairun, dia menundukkan kepala dengan hormat."Qairun, tenang dulu, mungkin Ratu belum bangun. Aku akan coba memanggilnya."Qairun menatapnya dengan sombong seraya menegakkan dagunya."Kalau begitu cepatlah!""Iya, ya, aku akan segera masuk."Pelayan senior itu berlari memasuki ruangan dan melihat bahwa sang Ratu sedang berdandan.Dia pun langsung menghampiri sambil tersenyum lebar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Kalau Anda kasih obatnya sekarang, mungkin Kaisar akan

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 20

    Bibir Yohan menipis bagaikan pisau, dengan kemarahan yang tertahan dalam matanya.Obat yang sebelumnya Ratu berikan sangat efektif. Jadi, dia meminta tabib istana untuk membuatnya. Hanya saja, ada beberapa bahan yang masih belum diketahui, sehingga masih belum ada hasil sampai sekarang.Awalnya, dia mengira bahwa sang Ratu memang baik hati. Namun, ternyata inilah saat-saat yang ditunggunya.Menggunakan obat untuk mengancamnya!Dia memang sangat "baik"!Wajah Yohan tampak acuh tak acuh."Dia bilang apa lagi?"Dahi Qairun dipenuhi bulir-bulir keringat."Ratu bilang, semakin Anda ragu, maka Selir Utama akan semakin menderita.""Kalau Anda tidak setuju, dia akan menghancurkan obatnya, alih-alih menyerahkan obatnya pada Anda.""Ratu juga mengatakan ... seorang pria terhormat akan memegang janjinya dengan teguh, dekret tetap lebih bisa diandalkan. Janji lisan saja tidak cukup, Anda harus ... mengeluarkan dekret."Tubuh Qairun terasa meluruh.Habislah sudah! Mungkinkah Kaisar akan membunuhnya

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 852

    Istana Kerajaan Puanin.Di aula samping Istana Talina, beberapa pengawal rahasia berjaga di luar aula. Tabib kekaisaran sedang merawat Nabila di dalam aula.Dia mengalami beberapa luka dalam, tetapi untungnya tidak ada luka vital.Nabila hendak bangun setelah tabib kekaisaran pergi, tetapi bahunya dipegang oleh pemimpin Kerajaan Puanin."Duduklah, aku akan menyuruh seseorang mengoleskan obat untuk melancarkan peredaran darah dan menghilangkan penyumbatan."Nabila mengangguk."Terima kasih, Yang Mulia."Pemimpin Kerajaan Puanin berbicara dengan tenang.R"Sekarang kita telah mengurangi korban jiwa, juga bisa menyingkirkan Wulan dan Teresia palsu. Mengatasi tiga hal dalam satu upaya, bagus sekali."Nabila mengingatkannya."Wulan bersikeras untuk bergabung dengan Kerajaan Verto untuk menghancurkan Negara Naki karena takut akan kehilangan keuntungan dari Kerajaan Verto.""Adalah langkah yang bijak untuk menginterogasinya sebelum membunuhnya."Niat membunuh berkilat di mata pemimpin Kerajaa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 851

    Pemimpin Kerajaan Puanin menatap Nabila dengan tenang. Sikapnya biasa, tetapi nadanya lebih lembut dari biasanya."Nanti ikutlah aku kembali ke istana dan aku akan menyuruh tabib kekaisaran untuk memeriksamu."Nabila menjalankan misi rahasia ke Kerajaan Puanin. Selain pemimpin negara dan Dayang Meriana sang orang kepercayaan, tidak ada seorang pun di Kerajaan Puanin yang mengetahui identitasnya.Nabila ingin menolak kebaikan pemimpin negara.Akan tetapi saat hendak berbicara, Dayang Meriana meminta perintah lebih dulu."Yang Mulia, para pejabat itu ...."Pemimpin negara menatap para pejabat sipil dan militer yang ditangkap.Ketika Wulan hendak menembak semua orang dengan anak panah, dia mendengar teriakan mereka."Tangkap semua rekan Wulan dan antarkan yang lainnya pulang dengan selamat.""Baik!"Seketika sekelompok pemberontak yang mengetahui mereka akan menghadapi bencana berlutut dan memohon belas kasihan."Yang Mulia, ampunilah nyawaku!""Yang Mulia! Aku buta sesaat!""Benar, Yang

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 850

    Nabila melayang di udara, langkah kakinya yang cepat tampak kacau tanpa aturan. Namun sebenarnya, dengan kecepatan luar biasa, dia terus menendang lawannya.Orang yang ahli ilmu meringankan tubuh, biasanya juga ahli dalam ilmu tendangan.Terlebih lagi, Nabila sangat mahir dalam ilmu meringankan tubuh.Kecepatan kakinya membuat Wulan tak mampu menangkis. Kedua tangannya tidak cukup untuk bertahan. Dia berusaha berdiri stabil, tetapi secara naluriah terus mundur.Dalam prosesnya, wajah Wulan terkena beberapa tendangan, hingga langsung memar dan bengkak.Nabila mendarat, ujung pakaiannya jatuh perlahan. Satu tangan disembunyikan di belakang, tangan lainnya diulurkan ke depan. Dia menunjuk dengan jari telunjuk, lalu menggerakkan jarinya ke arah Wulan, jelas menunjukkan sikap menantang.Hidung Wulan mengeluarkan dua aliran darah.Dia mengangkat lengannya, mengusap darah dengan lengan bajunya. Matanya penuh kebencian, menatap Nabila tanpa berkedip, seolah-olah ada api yang menyala di tenggor

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 849

    Nabila menatap Wulan dengan tatapan dingin. Matanya memancarkan semangat tempur.Teknik Kulit Besi.Salah satu seni bela diri terkuat di dunia.Dia ingin melihat sendiri kehebatannya.Dalam sekejap, Nabila melompat maju dengan ujung kakinya, tubuhnya melayang di udara.Wulan berdiri di tempat, mengambil sikap kuda-kuda, menahan napas dan berkonsentrasi. Tubuhnya dipenuhi energi, ototnya menegang, membentuk pertahanan seperti tembok besi.Nabila melancarkan pukulan, tetapi Wulan tidak bergeming."Ambil tombak!" Ratu Kerajaan Puanin tahu Nabila ahli menggunakan tombak panjang, lalu melemparkan senjata itu kepadanya.Nabila menangkapnya dengan tangan dari arah belakang. Tanpa menoleh dia berkata, "Terima kasih."Wajah Wulan berubah serius, tangannya terulur ke depan, energinya kembali menguat.Tombak panjang itu menghantam bahunya, tetapi tak melukainya sedikit pun.Nabila melancarkan serangan bertubi-tubi, ujung tombak diarahkan ke dada Wulan.Namun, Teknik Kulit Besi Wulan telah mencapa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 848

    Para prajurit di sisi Wulan sudah menarik busur mereka, siap untuk melepaskan anak panah.Tiba-tiba, seseorang berteriak."Berhenti!"Wulan bingung dan menoleh ke arah suara itu.Namun, dia hanya melihat banyak orang didorong keluar dari gerbang besar Kuil Kemilau, langsung ke hadapan para pemberontak.Mereka semua adalah pejabat Kerajaan Puanin!Para pejabat sipil dan militer, hampir semuanya telah diikat dan dibawa ke sana.Tampaknya, ini adalah perbuatan si bajingan Chelsea!Mata Wulan memancarkan kebencian yang dingin."Chelsea, kamu pikir dengan menyandera mereka bisa buat aku terancam? Biar kamu tahu, aku tetap akan membunuh!"Para pejabat itu, melihat keadaan gila Wulan, sebagian ketakutan, sebagian lagi marah."Yang Mulia Wali Penguasa! Tak kusangka Anda orang seperti ini!""Wulan, Anda ternyata berkhianat!""Kalau Anda membunuh kami semua, bagaimana Anda akan menjelaskan kepada dunia! Tanpa satu pun pejabat di istana mendukungmu. Meskipun Anda menjadi penguasa, itu semua sia-s

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 847

    Di luar Kuil Kemilau.Wulan membawa pasukannya dan berhadapan dengan pasukan Yukina."Yukina, kamu tinggalkan pos tanpa izin dan berencana mencelakai Ratu! Aku, sebagai Wali Penguasa, akan mengeksekusimu di tempat!"Yukina tertawa dingin karena marah."Aku jalankan perintah Ratu untuk menjaga Kuil Kemilau, apa salahku? Wulan, jelas kamu yang berencana melakukan pengkhianatan! Dan kalian semua, satu per satu telah bersekongkol dengannya! Apa kalian tidak malu pada Ratu kita?"Di sisi Wulan berdiri dua jenderal, wajah mereka tak menunjukkan emosi sedikit pun."Yukina, kamu justru yang menuduh duluan! Kalau kamu tidak bersalah, izinkan kami masuk untuk memastikan keselamatan Ratu!"Yukina berdiri tegak di gerbang kuil, suaranya dingin dan tegas."Membiarkan kalian masuk? Jangan harap!"Tatapan Wulan menjadi dingin, lalu dia mengibaskan tangan memberi perintah."Lepaskan panah!"Pasukan Wulan jauh lebih banyak dibanding pasukan di bawah Yukina.Dia yakin, Yukina tidak akan mampu menahan me

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 846

    Di luar Kuil Kemilau, para penjaga berjaga untuk melindungi Sang Ratu.Di tempat tersembunyi, pasukan bayangan juga siaga untuk melindungi Nabila.Semua mata-mata fokus mengawasi kuil, kecuali Neil, yang menundukkan kepala dan sibuk menulis dengan penuh semangat."Yang Mulia menyamar dan diam-diam bertemu dengan Ratu hingga larut malam ...."Stefano, yang berdiri di sebelahnya, melirik tulisannya dan langsung meninju kepala Neil."Bertemu apanya, dasar bodoh!"Sekejap, benjol besar muncul di kepala Neil.Neil langsung merasa terzalimi."Kak Stefano, kenapa juga kamu pukul aku?"Stefano memberikan tinju lainnya dan menegurnya dengan suara rendah."Sekarang aku tahu kenapa Kak Tobias suruh akau mengawasi kamu! Neil, aku tidak sangka, kamu suka melebih-lebihkan seperti ini! Kamu sengaja, ya? Mau merusak hubungan Kaisar dan Yang Mulia? Mau memecah belah mereka, ya?"Neil menangis dengan suara tertahan."Uuhh ... kalian semua jahat padaku! Aku akan laporkan ini ke Kaisar!"Dia meneteskan ai

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 845

    Kuil Kemilau.Ratu Kerajaan Puanin turun dari kereta, dan kepala biara membimbingnya masuk.Dia menoleh ke belakang, memperhatikan para pengawal yang mengikutinya ke kuil, dan menemukan beberapa wajah asing di antara mereka.Sepertinya, ini adalah pengaturan dari Wulan.Ekspresi Sang Ratu tetap tenang. Jubah kuning keemasannya berkilauan di bawah sinar matahari, membuat Kuil Kemilau tampak lebih terang dari biasanya.Setelah memasuki kamar meditasi, Dayang Meriana, pelayan setianya, menutup pintu dan berbicara dengan suara pelan."Yang Mulia, kuil ini terasa aneh."Ratu Kerajaan Puanin berdiri di depan altar kecil, menatap patung Buddha dengan tangan terlipat di belakang, suaranya dingin dan suram."Kuil ini adalah penjara yang mereka buat untukku."Para biksu di sini, kemungkinan besar, sudah diganti.Tangan Perdana Menteri benar-benar telah merentang ke segala penjuru.Dia menyeringai dingin, dengan ejekan di bibirnya.Malam hari.Di Istana Kekaisaran, di dalam ruang kerja kerajaan.

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 844

    Di Puri Seruni, istana kecil kerajaan, Kaisar Agung sadar bahwa situasinya buruk dan mengeluarkan teriakan marah yang memilukan."Bajingan! Apa yang kamu mau lakukan? Aku ini ayah kandungmu! Aku adalah Kaisar Kerajaan Jaming!"Namun, putranya ... kaisar baru ... sudah tidak peduli pada hubungan keluarga. Yang dia inginkan hanyalah token militer.Karena para pria kekar itu tahu bahwa Kaisar Agung memiliki keterampilan bela diri yang tinggi, mereka memberinya obat pelemah otot.Usianya yang sudah tua, ditambah kondisinya yang lemah, membuatnya tidak mampu melawan mereka.Mata Kaisar Agung penuh ketakutan saat melihat kaisar baru telah bersiap-siap untuk pergi, membiarkan dirinya dipermalukan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasakan ketakutan dan kepanikan yang mendalam."Tidak ... jangan ...."Sang kaisar baru menatap ayahnya dengan dingin."Token militer, berikan atau tidak?"Kaisar Agung merintih dengan putus asa, "Takdir hendak menghancurkan Kerajaan Jaming!"Tatapan kaisa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status