Share

Bab 19

Meskipun Qairun menyebut dirinya seorang pelayan, cara bicaranya menyiratkan keangkuhan.

Seolah-olah Ratu harus memberikan apa yang dia minta.

Namun, setelah memanggil sekian lama, dia tak kunjung mendapat jawaban dari pintu.

Sebaliknya, yang datang justru seorang pelayan senior yang tinggalnya lebih jauh.

Wajah pelayan senior itu terlihat letih.

Sang majikan tidaklah disukai. Alhasil, sekalipun dia adalah pelayan senior, itu tidaklah berpengaruh di hadapan pelayan rendahan dari Paviliun Dharma Senja.

Saat melihat Qairun, dia menundukkan kepala dengan hormat.

"Qairun, tenang dulu, mungkin Ratu belum bangun. Aku akan coba memanggilnya."

Qairun menatapnya dengan sombong seraya menegakkan dagunya.

"Kalau begitu cepatlah!"

"Iya, ya, aku akan segera masuk."

Pelayan senior itu berlari memasuki ruangan dan melihat bahwa sang Ratu sedang berdandan.

Dia pun langsung menghampiri sambil tersenyum lebar.

"Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Kalau Anda kasih obatnya sekarang, mungkin Kaisar akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status